BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas II MI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kegiatan bersiklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

Bab III Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. ini adalah model Kemmis & MC Taggart dengan pertimbangan model penelitian

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Rencana Kerja Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Februari 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. No Uraian Kegiatan Bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Banioro, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Unit Kecamatan Karangsambung dengan NSS: 101030512016 beralamat Jl Ds Banioro, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. Pemilihan tempat itu didasarkan pada pertimbangan kelas dan sekolah tempat penelitian ini sesuai dengan tugas pokok peneliti sebagai guru di sekolah dan kelas yang dimaksud. Hal ini mempermudah dalam pelaksanaan penelitian karena penulis tidak harus meninggalkan tugas pokoknya selama penelitian dilakukan dan manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh siswa dan sekolah. SD Negeri Banioro, UPTD Dikpora Unit Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen yang berlokasi di Desa Banioro, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen. Letak geografis sekolah jauh dari perkotaan tepatnya di daerah pegunungan, dengan jalan setapak menurun dan menanjak licin pada kondisi apapun, sehingga siswa apabila mau berangkat sekolah menenteng sepatu, tas ataupun buku tanpa tas. Dengan jumlah siswa 23, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Siswa datang ke sekolah dengan jalan kaki waktu jarak tempuh minimal 30 menit bahkan ada yang 1 jam. Mata pencaharian orang tua siswa kebanyakan bertani buruh, peternak dan sebagian buruh urban atau migran. Sebagian siswa hidup tidak dengan orang tua karena menjadi buruh migran. Kondisi sangat menggenaskan jika musim hujan bamyak siswa sampai di sekolah basah kuyup. Sehingga dikala pelajaran dimulai menjadi kurang efektif. Tapi apapun karena panggilan peneliti menjadi guru maka merupakan tugas mulia untuk berupaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Setiap tahun nilai kelulusan selalu meningkat walaupun tidak sepesat daerah perkotaan. Tingkat melanjutkan ke tingkat diatasnya juga meningkat, setelah lulus SMP menyusul saudaranya yang terdahulu menjadi buruh urban diperkotaan. Tingkat kawin muda relatif tinggi karena faktor pendidikan yang masih kurang, sehingga perlu penjelasan yang arif supaya sekolah sampai SMA baru kemudian menikah. 23

24 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dimulai pada bulan Februari 2013 sampai dengan akhir bulan April 2013 dengan beberapa alasan materi yang mengalami hasil rendah pada rentang waktu ini dan peneliti melihat sendiri hasil yang diperoleh, kemudian terbatasnya waktu yang dipergunakan untuk mengadakan penelitian. Adapun rincian jadwalnya sebagai berikut: No Kegiatan 1. Penyusunan Proposal x x x 2. Pembimbingan Proposal x x 3. Pengajuan Proposal x x x 4. Penyusunan Perencanaan Tindakan I/Siklus 1 Februari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x x x 5. Pelaksanaan Siklus 1 xx x Penyusunan Perencanaan 6. x x x Tindakan II/Siklus 2 7. Pelaksanaan Siklus 2 xx x 9. Konsultasi Pembimbing x x 10. Penyusunan Laporan x x x 11. Penyempurnaan Laporan x x 12. Penyelesaian, Penyelidikan Laporan x 3.2 Variabel yang Diselidiki Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang menjadi penyebab adanya perubahan atau munculnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah penerapan metode demonstrasi. Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar IPA siswa pada siswa kelas 5 SDN Banioro semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Sedangkan hubungan antar

25 variabel bebas atau variabel independen dengan variabel terikat atau variabel dependen digambarkan sebagai berikut: + ) Gambar 1 Hubungan Antar Variabel 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 134) penelitian merupakan upaya untuk memecahkan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya dan dilakukan dengan tujuan, setting dan lokasi sebagai berikut : 1. Penelitian partisipatori, penelitian melibatkan masyarakat agar ikut aktif. 2. Penelitian kritis, menekankan adanya niat tinggi untuk bertindak memecahkan masalah dan menyempurnakan situasi. 3. Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), penelitian yang dilakukan di dalam, oleh guru kelas dengan penekanan perbaikan pembelajaran. 4. Penelitian tindakan intuisi yaitu dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai organisasi pendidikan untuk peningkatan kinerja, proses, dan produktivitas lembaga. Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam PTK, tetapi yang paing dikenal dan biasa dipergunkan yang dikemukakan oleh Kemmis dan MC Tagart, daur PTK diawali dengan kegiatan merencanakan. Tahap ini merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan dan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Tahap pelaksanaan/tindakan sebagai langkah yang kedua dan merupakan tindakan proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan. Kemudian tindakan perencanaan ini perlu observasi agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai suatu tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, hasil

26 pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat refleksi. Refleksi tersebut dipergunakan untuk menentukan perlu atau tidaknya tindakan pada tahap berikutnya, sehingga kegiatan tersebut berulang kembali dengan perbaikan yang disajikan dalam bentuk bagan tahapan kegiatan yang digambarkan berikut ini: Gambar 3.1 Skema Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Gambar 2 Skema Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Adapun tindakan-tindakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 3.3.1 Deskripsi Siklus 1 a. Tahap Perencanaan (Planning) Pada tahap ini penulis menyusun rencana penelitian berdasarkan masalah yang ada pada SD Negeri Banioro. Karena kompleknya masalah yang dihadapi pada SD Negeri Banioro, kemudian penulis mengambil suatu masalah yang akan diteliti yaitu pada kelas 5 mata pelajaran IPA dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan meliputi materi/bahan ajar yang akan disampaikan, metode dan media yang digunakan, instrumen evaluasi yang akan diujikan dan bagaimana cara melaksanakannya serta waktu dan tempat pelaksanaannya.

27 b. Tahap Tindakan (Acting) dan Observasi (Observing) Pelaksanaan tindakan yang dilakukan berdasarkan pada rencana awal yang telah disusun. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti berperan sebagai guru sekaligus sebagai pelaksana tindakan. Pelaksanaan tindakan dilakukan setelah rencana pelaksanaan pembelajaran tersusun dengan baik. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan merupakan penjabaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi yang dilaksanakan mencakup aspek, yaitu observasi perencanaan, dan tindakan. Pada tahap observasi ini, penulis mengamati sendiri yaitu pada saat KBM berlangsung dan observer yang berasal dari teman sejawat. c. Refleksi Tindakan (Reflecting) Pada tahap ini peneliti memproses data-data yang diperoleh pada saat observasi. Data yang diperoleh kemudian ditafsirkan dan dianalisis kemudian disimpulkan. Dalam tahap refleksi peneliti membandingkan antara rencana awal beserta harapan-harapan yang ingin dicapai beserta dampak yang ditimbulkannya dengan keadaan yang terjadi sebenarnya dilapangan. 3.3.2 Deskripsi Siklus 2 a. Tahap Perencanaan (Planning) Tidak berbeda dengan siklus sebelumnya yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyediakan media yang akan digunakan, penggandaan soal untuk penilaian dan tindak lanjut, serta mengkonfirmasikan dengan guru kelas tentang waktu dan tempat pelaksanaan dilaksanakannya Siklus 2. b. Tahap Tindakan (Acting) dan Observasi (Observing) Tahap pelaksanaan akan dilaksanakan setelah semua rencana pelaksanaan pembelajaran tersusun dengan baik, rapih dengan kelengkapan lainnya sehingga dikala memulai kegiatan tidak terjadi kegiatan baru yang dapat merusak proses perbaikan pembelajaran misalnya sudah dimulai mengajar ternyata alat peraganya masih kurang. Hal tersebut tentunya akan mengikuti jadwal yang ada pada kelas 5 SD Negeri Banioro Kecamatan Karangsambung.

28 Pelaksanaan observasi ini yaitu pada saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Observasi yang dilakukan meliputi kegiatan perencanaan, tindakan mengajar dan saat evaluasi. Observasi ini dilakukan oleh observer (teman sejawat). c. Refleksi Tindakan (Reflecting) Setelah kegiatan pada Siklus 2 selesai, maka data-data yang diperoleh baik oleh peneliti, observer dianalisis dan disimpulkan bahwa siklus yang dilaksanakan berhasil atau belum. Dalam tahap refleksi ini peneliti membandingkan antara hasil dari hasil Siklus 1 dan Siklus 2 di harapkan adanya peningkatan motivasi dan hasil sesuai yang diharapkan. 3.4 Data Penelitian dan Cara Pengumpulannya 3.4.1 Data Penelitian Data yang dikumpulkan berupa informasi kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA tentang cahaya yaitu siswa dan guru sebagai nara sumber atau informan, keadaan ruang kelas, kondisi siswa, ketepatan waktu dalam mengadakan tindakan dan dokumen lain yang berupa kurikulum, daftar nilai, dan hasil pekerjaan siswa apabila diperlukan. 3.4.2 Cara Pengumpulan Data Teknik atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut meliputi: observasi dan tes yang masing-masing dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut ini: 3.4.3 Observasi Observasi yang peneliti laksanakan adalah peran serta secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun tata kerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan berikutnya pengamatan yang dilakukan oleh rekan sejawat yang diminta sebagai observer. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran kenampakan dalam penggunaan metode demonstrasi dengan peningkatan keterampilan proses. Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru dalam mejelaskan pelajaran, memotivasi siswa,

29 mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penelitian terhadap hasil belajar siswa. Hal lain yang perlu dialksanakan adalah pengamatan terhadap siswa dipusatkan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi proses pembelajaran baik yang berasal dari guru maupun teman lain, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya. 3.4.4 Diskusi/wawancara Kegiatan berdiskusi/wawancara dilakukan setelah pelaksanaan pembelajaran dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Diskusi ini dilakukan antara observer dengan siswa, antara observer dengan peneliti. Diskusi/wawancara dengan siswa dilakukan setelah melakukan observasi pertama terhadap proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran IPA tentang cahaya. Dari wawancara tersebut dilakukan identifikasi kemudian disimpulkan dan dipergunakan untuk melaksanakan langkah berikutnya. Selanjutnya antara peneliti dan observer dimungkinkan supervisor melakukan diskusi balikan. Observer melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Meminta pendapat observer tentang penampilannya peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, antara lain dalam mengungkapkan kelebihan dan kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkutan dengan kegiatan tersebut; b. Mengemukakan catatan tentang hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan materi penelitian, mengemukakan segi kelebihan dan kekurangannya; c. Mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan baik oleh observer maupun peneliti untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam perbaikan pembelajaran tahap berikutnya. d. Menyimpulkan berbagai temuan yang diperoleh dari peneliti, observer. 3.4.5 Tes Tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang di peroleh siswa setelah kegiatan perbaikan pembelajaran dilaksanakan. Tes tentang energi diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengindentifikasikan kekurangan atau kelemahan siswa dalam

30 materi energi, dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tes disusun dan dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa sesuai dengan siklus yang ada. 3.4.6 Validitas Data Penelitian tindakan kelas ini dilakukan validasi data melalui triangulasi dengan cara kolaborasi yaitu konsultasi dengan pembimbing dan teman sejawat. Triangulasi dalam penelitian ini adalah: a. Triangulasi dengan sumber Dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasi teman sejawat dengan hasil wawancara tiap siklus pada pembelajaran IPA tentang energi. Kemudian peneliti dan teman sejawat (observer) melakukan diskusi untuk merencanakan tindakan berikutnya agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya. b. Triangulasi dengan metode Dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek baik suatu informasi yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan tes akhir tindakan tiap siklus dengan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar bidang studi IPA tentang kenampakan media-media langit. c. Triangulasi dengan teori Yaitu membandingkan data yang diperoleh melalui pelaksanaan tindakan, observasi, dan wawancara dengan teori yang terkait. 3.5 Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar di kelas. Indikator kinerja yang ditentukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekurang-kurangnya 80% siswa dapat mengerjakan dengan benar semua soal evaluasi yang diberikan tiap akhir siklus dengan KKM 70 dan nilai rata-rata kelas mencapai minimal 80. 3.6 Analisis/Interpretasi Data Penelitian Data yang dipergunakan dalam penelitian tindakan ini berupa data kualitatif yaitu data hasil observasi guru dalam melakukan tindakan dan data kuantitatif yaitu data nilai

31 pada studi awal, hasil tes siklus pertama dan siklus kedua. Pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini dengan teknik observasi. Adapun instrumen penelitian yang dipergunakan adalah lembar observasi dan naskah tes. Adapun lembar observasi dipergunakan untuk melihat perubahan kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan naskah tes dipergunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Cara-cara untuk meningkatkan validasi instrumen yaitu : 1. Validasi muka (Face Validity), yaitu peneliti bersama-sama teman sejawat (observer) saling mengecek/menilai validitas suatu instrumen dengan cara berdiskusi sehingga memperoleh instrumen atau data yang valid 2. Triangulasi (Triangulation) yaitu proses memastikan sesuatu menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian yang lebih sempurna. 3. Validitas isi (Content Validity) yaitu alat tes disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).