Belajar toleransi di Jerman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

Perempuan dalam pandangan Islam

Meneropong perkembangan Islam di China

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

Ahmadiyah selalu mencari kesempatan untuk bisa melakukan aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

pelajar non-muslim yang berkunjung ke pesantren Tebuireng

BAB I PENDAHULUAN. dicontoh atau ditiru seseorang dari orang lain (Armai Arief, 2002: 117).

Suasana Hangat Warnai Halal Bi Halal Civitas UNAIR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

OBSERVASI KELAS. 1) Pendahuluan Guru mengucapkan salam Guru mengabsensi kehadiran siswa Siswa mengumpulkan Buku dan LKS

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

Agama Resmi dalam RUU PUB: Solusi konflik agama? Tobias Basuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Berawal dari pernikahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

STUDY EXCURSIE TEMA : DIALOG PERADABAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA : KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA KELOMPOK 4 ANANDA MUCHAMMAD D N AULIA ARIENDA HENY FITRIANI

Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro

BAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

STUDY EXCURSIE PERBEDAAN LINTAS AGAMA DAN BUDAYA: KEBHINEKAAN, ETNISITAS, GAYA HIDUP, DAN SOLIDARITAS SOSIAL TERBUKA

Firman Allah SWT :... Bawalah bekal (jika berpergian) karena sebaik-baiknya adalah Taqwa... (Surah Al Baqarah ayat 197)

BAB I PENDAHULUAN. Jerman adalah negara federal yang terdiri dari 16 Negara Bagian, dengan

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

Indonesia-Afghanistan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Kamis, 06 April 2017

BAB IV ANALISA DATA MENGENAI PERILAKU KEAGAMAAN SISWA TUNANETRA DI SMPLB A YPAB SURABAYA. A. Pengetahuan Keagamaan Siswa Tunanetra di SMPLB A YPAB

Ahmad Khalid, Sempat Merasa Kesepian Ketika Hari Raya Tiba

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

31. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dimana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

ESSAY BEBAS STUDY EXCURSIE Kebhinekaan dan Solidaritas Sosial Masyarakat Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

Written by Imam S. Arizal Sunday, 06 February :39 - Last Updated Sunday, 06 February :49

BAB V PEMBAHASAN. tersebut selanjutnya peneliti sajikan dengan teori-teori pada tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya pengakuan dari negara lain,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

Albania Negeri Muslim di Benua Biru?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

PENERAPAN PANCASILA SILA 1 DALAM PELAKSANAAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL MUHTAR DEKSO OLEH GENERSI MUDA

PANCASILA MENGATASI KONFLIK IDEOLOGI-IDEOLOGI NEGARA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

Trump is USA President. Now What? (PENNA Januari 2017)

BAB VI KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

Sebelas omongan ngawur Donald Trump

Kusman Sadik, Peneliti SEM Institute

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

METODOLOGI PLURALISME. M. Qasim Mathar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

Polemik di balik istiiah 'Islam Nusantara'

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

HIKMAH HALAL BIHALAL

[2013] PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN TENTANG JUMAT KHUSYU. [salinan] Pemerintah Kabupaten Bima Bagian Hukum Setda.

HTI Berdakwah di Kampus ISI Yogya, Haramkan

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

Mewaspadai Syi ah. Syaikh Habib Zein al-kaaf. Editor : Tim Islamhouse.com

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tresno Bapak. Saya menghabiskan hari pertama untuk keliling kota bersama Big Bro, maklum

Buatlah pertanyaan tentang bermain gobak sodor! Sampaikan kepada gurumu dan teman-temanmu!

Teropong Edisi 7: Membincang Sekolah Khusus Puteri di Inggris Raya. Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 22 Juni :26 -

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN DEMOKRASI

PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PADA EKS PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Kasus di Balai Rehabilitasi Sosial Wanita Utama Surakarta)

3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan

FKG Kenalkan Kesehatan Gigi pada Anak-Anak

Transkripsi:

Belajar toleransi di Jerman Minggu, 15 Oktober 2017 13:31 WIB 556 Views Oleh Juwita Trisna Rahayu Sejumlah umat muslim tengah menunaikan ibadah sholat Dzuhur berjamaah di Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam NBS di Berlin, Jerman, Sabtu (14/11/2017). (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu) Gottingen, Jerman (ANTARA News) - Jerman merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di Eropa. Berdasarkan data Pew Research Center, terdapat 4,8 juta Muslim atau 5,8 persen di Jerman dari total populasi 82,67 juta penduduk. Artinya Muslim merupakan kaum minoritas terbesar di Jerman. Sebagai minoritas di negara sekuler, seperti Jerman, tentu kehidupan seorang Muslim tidak semudah di negara yang mayoritas Muslim, seperti Indonesia. Salah satu mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Georg-August Universitat Gottingen, Elifas Omega Yusufadisyukur, mengaku Jerman merupakan negara yang sangat toleran terhadap semua agama, termasuk Muslim. "Di sini sangat menghormati orang lain, selama dia enggak mengurusi aku, aku juga enggak mengurusi dia, kita fair saja, untuk Muslim pun sangat dihormati di sini," ujarnya. Ia pun menceritakan pengalamannya ketika akan menunaikan ibadah Shalat Idul Adha yang bertepatan dengan jam perkuliahan. "Saya bilang ke profesor dan mempersilakan, bahkan bilang silakan bersenang-senang, setelah shalat paling satu jam, saya balik lagi ke kampus juga bisa," ujarnya. 1

Mahasiswa double degree Program Master Agribisnis di Institut Pertanian Bogor dan Georg-August Universitat Gottingen itu mengaku hingga saat ini belum pernah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan atau diskriminasi di Jerman. Bahkan, lanjut dia, akses untuk beribadah, seperti masjid dan mendapatkan makanan halal pun sangat mudah. Terdapat lima masjid di Kota Gottingen dan supermarket makanan halal bisa didapatkan, terutama di restoran atau supermarket yang didirikan oleh orang-orang Turki sebagai komunitas Islam terbesar di Jerman. Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam NBS yang terletak Flughafenstr. 43 Berlin, Jerman. (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu). Islam sendiri dibawa oleh orang-orang Turki mulai abad ke-17. Tidak heran jumlahnya pun dominan dibanding dengan Muslim dari negara lainnya. Berdasarkan data dari Goethe Institut, Turki menempati 50,6 persen atau 2,2 juta orang dalam komunitas Muslim di Jerman, kemudian diikuti Timur Tengah 17,1 persen atau 774.975 orang, Eropa Tenggara 11,5 persen atau 518.938 orang, Afrika Utara 5,8 persen atau 264.429 orang, Asia Tengah 2,4 persen atau 106.540 orang dan Iran 1,9 persen atau 84.956 orang. Muslim di Jerman juga menunjukan beragam pula aliran yang dianutnya, yang terbanyak adalah Sunni, yaitu 74 persen, Alawi 13 persen, Syiah tujuh persen, Ahmadiyah dua persen dan lainnya empat persen. Karena itu, Yoga mengatakan, karakter serta kebiasaannya bisa berbeda dengan Muslim pada umumnya di Indonesia. 2

"Saya pernah ditanya tempat membeli ganja, saya bilang saya tidak seperti itu, mungkin Muslim yang Anda temukan berbeda dengan saya, tapi kami saling menghargai," ujarnya. Pria asal Solo itu mengatakan perbedaan yang sangat terlihat di negara sekuler adalah bukan dari agama apa yang dianut, tetapi dari sikap yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari, seperti berkata jujur, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara atau mempersilakan orang tua untuk duduk di transportasi umum. Dia mengaku benar-benar dituntut untuk menjadi orang yang baik di Jerman, bukan karena dia minoritas. Orang tidak akan peduli dia Muslim atau bukan. Menurut dia, yang terpenting adalah bagaimana bisa menarapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, bersosialisasi dengan komunitas dan sebagainya. Nilai-nilai Islam itu, kata dia, juga bukan hanya sembahyang, tetapi jujur, tepat waktu. Orang-orang di sini mayoritas bukan Islam, tetapi terkadang nilai-nilai keislamannya lebih terlihat. Muslimah beribadah sholat Dzuhur berjamaah di Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam NBS di Berlin, Jerman.(ANTARA/Juwita Trisna Rahayu). Menghargai hak individu Saling menghargai pilihan dan hak individu juga tercermin di negara federal itu, termasuk terhadap anak-anak. Deniey Adi Purwanto, Kandidat doktor Fakultas Ilmu Ekonomi Georg-August Universitat Gottingen itu sudah lima tahun tinggal di kota Gottingen, Jerman, bersama keluarganya. Ketika putrinya yang masih sekolah dasar memilih untuk menggunakan jilbab, guru 3

menanyakan apakah itu adalah perintah dari orang tua atau pilihannya sendiri. Saya jelaskan bahwa itu keputusannya sendiri karena pihak sekolah ingin memastikan jilbab itu pilihan anak dan aman untuk melakukan aktivitas, katanya. Dosen Institut Pertanian Bogor itu mengatakan di sekolah juga diajarkan materi agama, tetapi tidak spesifik agama tertentu. Mereka diajarkan kisah, jadi ketika pulang sekolah terjadi diskusi kenapa Nabi Isa di sekolah dan yang Ayah ceritakan berbeda. Selama lima tahun tinggal di Jerman, Deniey mengatakan jarang sekali mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Menurut dia, pada umumnya orang Jerman menerima semua agama, hanya beberapa gesekan yang muncul karena adanya kecemburuan terhadap imigran, terutama dari segi finansial karena mereka juga dijamin oleh negara. Berkaca pada kehidupan toleransi beragama yang tengah terusik di Indonesia, Deniey menilai bahwa sebetulnya Indonesia sudah dipayungi oleh demokrasi. "Negara mana yang paling demokratis selain Indonesia? Di Amerika pun yang disebut negara paling demokratis, pemilihan presidennya tidak bisa secara langsung seperti kita," ujarnya. Namun, menurut Deniey, memang membutuhkan waktu untuk memaknai, memahami serta megimplementasikan dengan baik demokrasi yang dimiliki oleh Indonesia saat ini. Belajar menjadi minoritas Fadhli Lukman, mahasiswa Studi Keislaman Freiburg University menilai terkadang untuk bisa menerapkan toleransi itu, seseorang perlu belajar menjadi minoritas. Dengan menjadi minoritas, menurut dia, seseorang lebih bisa memahami esensi beragama, baik hubungannya dengan manusia maupun dengan Tuhan. Seperti pengalamnya, ketika menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan sendiri dan jauh dari keluarga dan suasana yang biasanya ia rasakan. 4

"Merasakan puasa di sini sendiri, jauh dari keriaan berpuasa di Indonesia dan itu benar-benar intim," ujarnya. Ibadah sholat Dzuhur berjamaah di Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam NBS di Berlin, Jerman. (ANTARA/Juwita Trisna Rahayu) Pakar Sejarah Islam di Asia Tenggara, khususnya Indonesia Georg-August Universitat Gottingen Fritz Schulze mengatakan Islam di Indonesia memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan Islam di negeri Timur Tengah karena adanya demokrasi. "Ada banyak yang mempengaruhi perkembangan Islam di Indonesia dan membuatnya berbeda, yaitu Pancasila, demokrasi dan banyaknya aliran Nahdatul Ulama, Muhammadiyah yang membuat lebih terbuka," ujar profesor yang juga pernah melakukan penelitian kerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan Universitas Indonesia itu. Sementara itu, menurut Managing Director Institut untuk Studi Budaya dan Agama Islam Goethe Universitat Frankfurt Am Main Profesor Bekim Agai, negara berupaya untuk memfasilitasi pendidikan Islam di Jerman yang berbeda antarsatu aliran dengan yang lainnya. Misalnya, Kelompok Syiah menginginkan pelajaran Agama Islam yang sesuai dengan ajarannya, begitu juga untuk Sunni dan Ahmadiyah. "Kami berupaya mengakomodir pembelajaran agama bagi semua aliran, meskipun tidak mudah karena harus menyesuaikan gurunya, tetapi kami menghargai perbedaan itu. Ini lah Islam di Jerman," tuturnya. Editor: Gilang Galiartha 5