Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro
|
|
- Iwan Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter Siswa SMKN 2 Metro Disusun Oleh : Nama : Dr. Armina, M.Pd. NIP : Unit Kerja : SMK Negeri 2 Metro DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
2 OPTIMALISASI TRI PUSAT PENDIDIKAN DALAM PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) SISWA SMK NEGERI 2 METRO (Sebuah Ide/Gagasan) ABSTRAK Oleh Dr. Armina, M.Pd.*) Kata Kunci : Tri Pusat Pendidikan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Siswa SMK Negeri 2 Metro. Tulisan ini merupakan sebuah ide atau gagasan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam dunia pendidikan terutama optimalisasi Tri Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di lingkungan sekolah. Tulisan ini disusun berdasarkan pengalaman nyata di SMKN 2 Metro. Optimalisasi Tri Pusat Pendidikan di SMK Negeri 2 Metro Lampung dilaksanakan dengan kegiatan yang meliputi (1) rapat komite Plus ; (2) masjid sebagai laboratorium moral; (3) masyarakat sebagai stake holder antara lain praktik kerja industri sebagai partisipasi aktif masyarakat DU/DI dan kerjasama sekolah dengan masyarakat boarding house. Meskipun belum diteliti secara mendalam, pendidikan karakter yang sudah dilakukan dengan melibatkan sekolah, keluarga, masyarakat, dan industri menunjukkan hasil yang memuaskan dengan beberapa indikator sebagai berikut: (1) meningkatnya mutu lulusan yang memiliki sikap dan etos kerja serta pengetahuan yang dapat diandalkan, (2) tingkat kepercayaan orang tua yang tinggi terhadap produk layanan sekolah karena sikap anaknya yang semakin membaik, (3) tingkat kepercayaan industri berbanding lurus dengan peningkatan kerjasama karena mutu lulusan yang memilik etos kerja yang baik, (4) meningkatnya peran serta masyarakat sekitar sekolah untuk terciptanya lingkungan pendidikan yang baik. Akhirnya, pengalaman tersebut diharapkan mampu menjawab pertanyaan tentang kegiatan apa yang dilakukan untuk mengoptimalkan Tri Pusat Pendidikan sehingga menjadi penguatan pendidikan karakter siswa SMK Negeri 2 Metro dan bagaimana dampak optimalisasi Tri Pusat Pendidikan pada program PPK di SMK Negeri 2 Metro. *) Kepala SMKN 2 Metro_Lampung I. PENDAHULUAN Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tri Pusat Pendidikan dipopulerkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang mengemukakan bahwa di dalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan
3 yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda. Menurut UU No 20 tahun 2003 Tri Pusat Pendidikan meliputi pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarkat. Kita mengetahui bahwa pendidikan yang berkembang di rumah (keluarga) termasuk pada pendidikan informal. Pendidikan yang berkembang di sekolah termasuk pada pendidikan formal. Guru, keluarga, dan masyarakat mempunyai peran penting dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pengembangan Karakter, Arie Budhiman (2017) mengatakan, guru, keluarga, dan masyarakat yang sering disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan, harus saling bekerja sama dalam menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, menguraikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tri pusat pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam membentuk karakter anak yang dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai karakter secara konsisten, baik ketika anak berada dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Dengan adanya konsistensi tersebut, karakter yang diharapkan dapat tertanam dengan baik sehingga terbentuk karakter yang baik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai karakter kepada anak yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran pada anak yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai karakter yang baik. (Pandani, 2013). Program PPK mempunyai peran penting untuk membentuk generasi muda yang tangguh, cerdas dan berkarakter. Dalam mencapai tujuan tersebut bukan hanya guru yang menjadi ujung tombak untuk mewujudkan tujuan dari Program PPK, tetapi keluarga dan masyarakat ikut serta dalam mewujudkan tujuan tersebut. Tidak bisa jika hanya salah satu yang berperan, karena semua saling berpengaruh. Tri pusat pendidikan tersebut harus sejalan dan senantiasa beriringan dalam melaksanakan proses
4 pendidikan. Dengan kata lain, visi dan misi ketiganya harus sama, atau setidaknya dapat diselaraskan dan disinergikan sehingga satu sama lain dapat saling mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi kegiatan masing-masing. Dengan adanya kesinergian, maka komunikasi yang terjalin pun menjadi lancar. Dari ketiga unsur tadi, tentunya yang mudah dilakukan dalam proses komunikasi adalah rumah (keluarga) dengan sekolah (guru). Terlebih lagi pada saat sekarang, sudah banyak media dan sarana yang memfasilitasi hubungan/komunikasi antara guru dan orang tua, sehingga dapat terjalin dengan mudah. Namun, untuk komunikasi dengan masyarakat dan lingkungan anak, tentunya tidak semudah komunikasi dengan pihak sekolah. Orang tua harus mengetahui detil tentang pergaulan anak di luar sekolah dan rumah. Yang menjadi pertanyaan adalah (1) Bagaimana optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam program penguatan pendidikan karakter peserta didik di SMK Negeri 2 Metro? dan (2) Apa dampak optimalisasi Tri Pusat pendidikan pada program Penguatan Pendidikan Karakter di SMK Negeri 2 Metro? II. PEMBAHASAN Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, SMK Negeri 2 Metro sudah mendesain, mencoba, dan menerapkan kegiatan futuristik yang berorientasi jauh ke depan, kemudian diikuti langkah-langkah strategis dalam pelaksanaannya. Beberapa program yang sudah dilakukan dan dampak kegiatan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Rapat Komite Plus Rapat Komite merupakan pertemuan orang tua peserta didik dan pihak sekolah yang diwakili oleh manajemen sekolah. Hal ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun pada awal Semester Ganjil sebagai ajang sosialisasi hasil pembelajaran, target program pembelajaran berikutnya, rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran, dan sebagainya. Dalam rapat komite ini tim manajemen SMK Negeri 2 Metro selalu mendesain rapat ini menjadi hal yang berbeda dan luar biasa yaitu dengan melibatkan banyak pihak, seperti (1) siswa dan orang tua siswa, (2) narasumber pendidikan dan (3) perwakilan industri, (4) manajemen sekolah, dan (5) alumni yang sudah sukses sehingga ikut memberi warna positif terhadap hasil keputusan rapat.
5 Rapat Komite dengan mengundang siswa didampingi orang tuanya, lalu mendengarkan masukan narasumber pendidikan yang berkompeten (berskala nasional), kemudian dilanjutkan dengan paparan pelaku bisnis dari dunia industri ternyata memberikan pencerahan tersendiri terhadap semua pihak sehingga tumbuh rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan program rencana kegiatan sekolah. Hal yang sangat sensitif dalam rapat adalah ketika pembahasan masalah sumbangan pendidikan. Jargon sekolah gratis propaganda pemerintah pusat dan Daerah sangat melekat di kepala para orang tua/wali siswa sehingga mereka beranggapan semua dapat terpenuhi dengan mengandalkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) saja. Kenyataannya tidak semua kebutuhan di SMK Negeri 2 Metro dapat dianggarkan menggunakan dana BOS. Dibutuhkan sumber dana lainnya berupa sumbangan pendidikan agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Pada hampir semua rapat komite yang dilakukan di SMK Negeri 2 Metro, tidak dilaporkan adanya deadlock pada diskusi yang dilakukan. Semua menjadi jelas, terang benderang, dan dapat diterima logika ketika penggunaan dana pemerintah (BOS) dipaparkan secara bijaksana, diikuti dengan bukti nyata pengembangan fisk dan nonfisik yang dilakukan dengan memaparkan RKAS, penguatan dari dunia industri tentang mutu lulusan, dan motivasi pendidikan dari narasumber yang terpercaya. Selain itu, para orang tua/wali siswa tidak merasa membeli kucing dalam karung ketika mereka juga mendapatkan informasi yang jelas tentang visi, misi, tujuan, dan program sekolah. Hal ini akan berdampak pada keikhlasan mereka dalam memberikan kontribusi positifnya demi pendidikan anak-anaknya. Sekolah juga mengetahui arah kebijakan dan kebutuhan industri sehingga menjadi bahan dalam menentukan muatan pendidikan. Inilah sinkronisasi Tri Pusat Pendidikan yang didesain secara detail dalam Rapat Komite Plus di SMK Negeri 2 Metro. Adapun dampak dari kegiatan optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam PPK siswa SMK Negeri 2 Metro melalui Rapat Komite Plus ini adalah orang tua/wali siswa, selain mengetahui tentang program sekolah bagi putra-putrinya, juga mendapatkan pencerahan tentang kebijakan pendidikan, motivasi mendidik anak, dan spesifikasi kebutuhan lulusan sehingga akan berguna dalam mengarahkan pendidikan putra
6 putrinya. Dampak lain yang dirasakan adalah persamaan visi antara orang tua/wali siswa, sekolah, dan masyarakat pengguna lulusan sehingga arah kebijakan pendidikan lebih fokus. 2. Masjid sebagai Laboratorium Moral SMK Negeri 2 Metro bukan sekolah berbasis agama, namun pendidikan agama dipraktikkan secara nyata dan merupakan bagian dari proses pembelajaran. Masjid Nurul Ihsan digunakan untuk umum dan dibangun di lingkungan SMK Negeri 2 Metro dengan melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat sekitar sekolah. Tidak hanya dalam penggalangan dana pada proses pembangunannya, masyarakat sekitar sekolah juga terlibat aktif dalam organisasi kepengurusan masjid, berkolaborasi dengan guru dan siswa SMK Negeri 2 Metro. Jam ke nol pada pukul WIB merupakan kegiatan rutin setiap hari yaitu para siswa yang beragama Islam mendapatkan bimbingan rohani dan kajian agama dengan melibatkan guru dan ulama (masyarakat) di luar sekolah. Demikian juga dengan siswa yang beragama non-muslim juga diberikan pembelajaran di ruang yang sudah ditentukan dibimbing oleh guru agama masing-masing dalam durasi waktu yang sama. Tidak ada diskriminasi dan perbedaan dalam kehidupan beragama di SMK Negeri 2 Metro. Kegiatan sholat Dzuhur dan Ashar secara berjamaah di masjid adalah keharusan yang dilakukan siswa Muslim. Kegiatan ini melibatkan guru agama, wali kelas, guru Bimbingan Konseling, dan Tim Manajemen SMK Negeri 2 Metro sebagai pendamping. Peran masyarakat sekitar dalam pengkondisian siswa juga menunjukkan sinergisitas yang perlu dipelihara. Masyarakat ternyata juga ikut mengawasi dan memberi masukan pada praktik pembelajaran beragama di sekolah. Dampak yang ditimbulkan adalah peningkatan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan kewajiban agamanya, penurunan tingkat kenakalan siswa, munculnya budaya antri, kesadaran akan pentingnya menjalankan kewajiban sebagai makhluk Tuhan, semangat dalam hal beribadah secara berjamaah, dan sebagainya. 3. Masyarakat sebagai stake holder a. Praktik Kerja Industri Sebagai Partisipasi Aktif Masyarakat Industri (Dunia Kerja dan Industri)
7 Pada praktik kerja industri (Prakerin) sekolah bukan hanya sekadar mengirimkan siswa ke industri untuk tujuan magang, namun juga sarana sinkronisasi kurikulum sekolah sehingga menjawab kebutuhan spesifikasi tenaga kerja dan keterampilan yang harus dikuasai lulusan SMK Negeri 2 Metro. Kegiatan selanjutnya dapat diteruskan manjadi magang guru dan teknisi sekolah di industri, bursa kerja industri di sekolah, sinkronisasi muatan lokal berbasis kebutuhan industri, industri sebagai assessor uji kompetensi siswa, dan lain sebagainya. Dampak yang dirasakan adalah peningkatan skill dan pengalaman siswa, guru dan teknisi sekolah karena praktik nyata di industri yang relevan dengan program keahlian, sedangkan industri memperoleh lulusan dengan spesifikasi yang diharapkan. Kedisiplinan, kreativitas dan memiliki mental wirausaha adalah dampak psikis yang diperoleh dari program ini. b. Kerjasama Sekolah dan Masyarakat Boarding House Mayoritas siswa SMK Negeri 2 Metro berasal dari luar daerah. Tentu saja mereka membutuhkan sarana pendukung pendidikan seperti kamar kos, warung makan, dan loundry. Atau kebutuhan lainnnya seperti keberadaan warung fotokopi, warung peralatan tulis, warung internet, dan sebagainya. Di sinilah diharapkan peran serta masyarakat sekitar sekolah. Keberadaan siswa SMK Negeri 2 Metro ternyata menjadi peluang bisnis tersendiri bagi masyarakat sekitar sekolah sehingga membantu peningkatan ekonomi dan pendapatan mereka. Sekolah akan membantu mengarahkan orang tua dan siswa untuk mencari tempat kos yang kondusif bagi pendidikan dengan syarat pemilik kos harus juga berperan aktif dalam membina para siswa SMK Negeri 2 Metro di luar sekolah di lingkungan kos mereka. Segala hal yang dinilai buruk dan tidak pantas yang dilakukan siswa di luar sekolah juga menjadi kepedulian bersama dan diinformasikan ke sekolah untuk proses pembinaan siswa. Dampak dari sinergisitas ini adalah adanya kontrol bersama terhadap proses pendidikan sikap dan etika siswa baik di dalam maupun di luar tembok sekolah. Selanjutnya dapat dibuat kesepakatan bersama antara sekolah dan masyarakat boarding house sehingga lebih menjamin keterlaksanaan implementasi Tri Pusat Pendidikan pada program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMK Negeri 2 Metro.
8 III. PENUTUP 3.1 Simpulan Membangun karakter merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai pendukung pendidikan yang disebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Sinergisitas dan kolaborasi Tri Pusat Pendidikan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMK Negeri 2 Metro sudah dilaksanakan dan memiliki dampak yang cukup baik untuk semua pihak. Ternyata hal-hal yang tampaknya menjadi rutinitas kegiatan pendidikan di sekolah dapat didesain sedemikian rupa sehingga menjadi lebih bermakna karena mengundang partisipasi orang tua, masyarakat sekitar dan masyarakat industri dalam proses pendidikan anak bangsa. Hal yang sudah dilakukan adalah : (1) Rapat Komite Plus, (2) Masjid sebagai laboraturium Moral, (3) Praktik Kerja Sebagai Partisipasi Aktif Masyarakat Industri, serta Kerjasama Sekolah dan Masyarakat Boarding House. Dampak positif dalam perubahan perilaku yang lebih baik tumbuh dan berkembang pada peserta didik karena optimalisasi Tri Pusat Pendidikan dalam Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMK Negeri 2 Metro, seperti (1) etos dan budaya kerja peserta didik yang baik, (2) kedisiplinan, kreativitas dan mental wirausaha peserta didik yang semakin tumbuh, (3) meningkatnya peran serta aktif masyarakat industri dalam peningkatan keterampilan dan etos kerja peserta didik, dan (4) meningkatnya partisipasi aktif dan kerjasama orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar sekolah dalam pembinaan sikap dan ahlak peserta didik. Fungsi dan peran Tri Pusat Pendidikan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia yang bermutu dan berkarakter. 3.2 Saran a. Bagi Sekolah Sekolah sebagai bagian dari Tri Pusat Pendidikan, maka dapat disarankan kepada pihak sekolah antara lain : 1. Membuka akses komunikasi yang rutin dengan orang tua/wali siswa dengan menciptakan momen-momen penting yang melibatkan siswa, orang tua/wali
9 siswa, masyarakat industri dan masyarakat sekitar sekolah dan manajemen sekolah. 2. Momen penting pertemuan pihak sekolah dengan orang tua/wali siswa, masyarakat industri dan masyarakat sekitar sekolah harus didesain dengan baik sehingga menumbuhkan kesadaran dan pengertian bersama akan pentingnya pendidikan bagi peserta didik b.bagi Orang Tua Adapun saran untuk orang tua/wali siswa sebagai bagian dari Tri Pusat Pendidikan yaitu: 1. Membuka diri terhadap komunikasi yang diberikan pihak sekolah sehingga keberadaan orang tua/wali siswa karena undangan sekolah tidak dianggap negatif karena umumnya hanya untuk penyelesaian administrasi atau penyelesaian kesalahan siswa saja. 2. Membuka akses terhadap perkembangan informasi pendidikan dan peranan orang tua dalam menyukseskan proses pendidikan peserta didik. c. Bagi Masyarakat Industri dan Masyarakat Sekitar Sekolah Saran untuk masyarakat industri dan masyarakat sekitar sekolah antara lain : 1. Masyarakat industri harus membuka diri seluas-luasnya bahwa mereka juga ikut bertanggung jawab terhadap upaya pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa dengan cara pembimbingan siswa dalam Praktik Kerja Industri. 2. Masyarakat industri dalam pembimbingan siswa praktik seyogyanya bukan hanya sekedar memanfaatkan tenaga siswa saja, namun juga pembimbingan skill dan sikap etos kerja yang baik. 3. Masyarakat sekitar sekolah harus membuka diri dan berkolaborasi dengan sekolah dalam upaya menjaga proses pendidikan karakter dan mendukung program-program pendidikan yang dilakukan sekolah dengan tetap memberikan kontrol terhadap siswa yang ada di sekitar mereka.
10 Daftar Pustaka DEPDIKNAS Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun Jakarta Pandani Pengertian Karakter. Pustakapandani.web.id/2013/03.html. on line. diakses pada tanggal 31 Oktober diakses pada tanggal 2 November 2017.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berjamaah di SMP Assalaam Bandung secara umum adalah sebuah upaya untuk
148 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, tujuan program pembiasaan disiplin melalui
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo
179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo maka pembahasannya dilakukan terhadap 6 (enam) fokus penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan
Lebih terperinciPROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG
PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang mempelajari tentang moral, etika maupun tingkah laku selain itu Pendidikan Kewarganegaraan mengandung
Lebih terperinci2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN
2014/05/04 10:09 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan GERAKAN BANGGA PENYULUH PERIKANAN KEBUMEN (4/5/2014) www.pusluh.kkp.go.id Dalam upaya mendorong optimalisasi pemanfaatan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, khususnya siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Pendidikan mengatur siswa untuk menjadi manusia seutuhnya. Mampu menjadi makhluk yang secara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu bahwa manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Begitu juga dengan
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGARAAN PROGRAM MEMBANGUN SINERGI PENDIDIKAN BERBASIS HARMONIS DI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.
1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan
I. PENDAHULUAN Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal fundamental yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan, manusia akan terangkat derajat dan martabatnya. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang sifatnya umum bagi kehidupan manusia di bumi ini, dan tidak terlepas dari segala aktifitas yang dilakukan manusia itu sendiri. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan dalam memajukan kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya termasuk mengenyam pendidikan. Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal mempunyai proses bimbingan yang terencana dan sistematis mengacu pada kurikulum. Kurikulum merupakan unsur yang siknifikan dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dibidang peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan tertutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada umumnya dimulai dari tahapan perencanaan, proses pelaksanaan sampai dengan evaluasi pelaksanaan, partisipasi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti ini perkembagan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti ini perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat khususnya di dalam bidang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Sebuah efek langsung pendidikan adalah mendapat pengetahuan. Pendidikan memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAM BELAJAR BAGI PELAJAR DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional merupakan bagian dari sistem pembangunan Nasional Indonesia, karena itu pendidikan mempunyai peran dan tujuan untuk mencerdasan kehidupan
Lebih terperinciPERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa, karena
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG
LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah masalah penting keberhasilan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolak ukur suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam dunia internasional.
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
161 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda Pelaksanaan pendidikan di SMK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa, dengan pendidikan maka bangsa Indonesia diharapkan mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas secara intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Negara
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam
171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam tesis ini maka penulis dapat mengemukakan isi dari keseluruhan inti penelitian berupa kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Hal ini berarti juga bahwa Indonesia masih memiliki banyak kekurangan. Kurangnya infrastruktur yang memadai di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Absen Guru Tahun Diklat 2010/2011 2012/2013 di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, adalah Sebagai berikut : Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat 2010 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
106 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan, dan pembahasan peran komite sekolah dalam peningkatan mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam membentuk kualitas manusia. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter sangat penting dalam membangun sebuah peradaban bangsa yang kuat dan berahlak mulia. Tanpa karakter sebuah bangsa yang dibangun atas seseorang dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya manusia. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak mungkin terlepas dari kehidupan manusia. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting bagi manusia supaya memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
Lebih terperinciSekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman
Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan di Negara Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN
RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 25 orang yang diambil dari pengurus komite sekolah dari 3 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Musuk, Kabupaten
Lebih terperinciberpikir global (think globally), dan mampu bertindak lokal (act loccaly), serta
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang masalah, 2) identifikasi masalah, 3) pembatasan masalah, 4) rumusan masalah, 5) tujuan dan manfaat penelitian, dan 6) ruang lingkup penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk mengembangkan daya kreatifitas anak, sehingga anak tersebut berperan aktif. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam proses pembangunan dari suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu bagian dari Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan formal yang terstruktur dan membentuk sebuah sistem yang saling
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Pengembangan SDM membawa misi peningkatan ketahanan dan kompetensi setiap individu yang
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang berlangsung sepanjang masa. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan tidak dapat hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Manusia membutuhkan kerjasama antara
Lebih terperinciSiaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017
Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017 Mendikbud: Pembentukan Karakter Harus Menjadi Prioritas     Jakarta, Kemendikbud â Peringatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari konsep tersebut, terdapat. beberapa hal yang perlu diperhatikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2) implikasi, dan 3) saran. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Konsep Pendidikan Moral Siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan penting bagi kehidupan seseorang. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk menjadikan manusia yang lebih baik dan berkualitas.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan negara secara berkelanjutan. Proses pendidikan merupakan upaya sadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan yang amat menentukan dalam meningkatkan kualitas manusia seutuhnya yaitu sebagai modal dasar untuk pembangunan bangsa dan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question
1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang pendidikan merupakan satu hal yang penting bagi semua warga Negara, karena lewat pendidikan manusia dididik agar dapat mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh
Lebih terperinci