BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

Hadis Sahih. Kamarul Azmi Jasmi

DAFTAR PUSTAKA. Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III.

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

BAB III BIOGRAFI AL-NASA> I> DAN DATA HADIS TENTANG BINATANG TERNAK BISA MENDENGAR SIKSA KUBUR

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari periwayatannya hadits berbeda dengan Al-Qur an yang semua

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

SILABUS BAHASA ARAB I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR`AN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT. Mata Kuliah.

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4)

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina.

KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail)

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2)

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku

BAB I PENDAHULUAN. bumi juga harus mampu menghambakan diri di hadapan Allâh Subhânahu

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3)

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-qur a>n. Keduanya

BAB II PEMBAGIAN HADITS

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya. Para Ulama dan tokoh- tokoh Islam dalam kitab. karangannya begitu banyak mencantumkan al- Qur`an dan hadits karena

Ulumul Hadist I. Written by Administrator. 1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6.

Written by Andi Rahmanto Friday, 28 November :43 - Last Updated Friday, 28 November :55

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu berisi beberapa perintah yang harus dijalankan oleh semua umat

Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL QURAN DAN AL SUNNAH 2014 MINGGU KE-4

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h vol. I (Majma al-lugah al- Arabiyyah, 1409), h

PENDAHULUAN. menetapkan hal tersebut melalui jalan perkawinan yang sah.

BAB I PENDAHULUAN. sesudah diangkat menjadi rasul, baik membawa konsekuensi hukum syara

BAB I PENDAHULUAN. Sementara al-hadis merupakan dasar kedua setelah al-qur a>n. Keberadaan al-

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi.

BAB II TINJAUAN UMUM SEPUTAR SANAD HADIS. Sanad disebut juga dengan Thariq (Jalan), karena sanad merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, 1 sebagaimana

DAFTAR PUSTAKA. M. Isa H.A. Salam Bustamin, Metodologi Kritik Hadis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, 2004

al- mut}lak), mengkhususkan yang umum (takhs}i>s} al- a>m), serta menjelaskan yang RESUME TESIS

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis

BAB III METODE PENELITIAN. cara membaca, menalaah dan meneliti berbagai literatur-literatur yang

Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi hasil-hasil pertanian baik sayuran dan buah-buahan, biji-bijian

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TAKHRIJ DAN METODE KRITIK HADIS. keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata al-ikhraj yang

Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan

METODOLOGI KRITIK MATAN HADIS MENURUT AL-ADLABIDARI TEORI KE APLIKASI

TAKHRI<J DAN I TIBA<R HADIS

BAB II SEKILAS TENTANG KITAB SHAHIH AL-BUKHARI. Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-mughirahibnbardizbahal-ju fi al-bukhari,

BAB V PENUTUP. 1. Kualitas sanad hadis-hadis tentang shalat dhuha dalam kitab al-targi>b. a. Hadis-Hadis Anjuran melaksanakan Shalat Dhuha

MANUAL SHEET PETUNJUK PENGGUNAAN CD ENSIKLOPEDI HADIST 9 IMAM

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

SILABUS TAKHRIJUL HADIST SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR`AN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT KODE MATA KULIAH : MKK THU 63209

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

BAB V PENUTUP. pada Surah al-baqarah dalam Tafsir al-mishbah dan Abdul Hayei A.S. dalam Tafsir

BAB I PENDAHULUAN. sumber ajaran yang telah terlembagakan yaitu al-qur an dan hadis. Hadis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK

Pembagian hadits ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya sebuah hadits terbagi menjadi dua, yaitu:

Al Fikra, Vol: 02, Nomor: 01, 2003, (18 28) Al Fikra, Vol: 02, Nomor: 01, 2003, (18 28)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TAKHRIJ HADIS, KRITIK SANAD, KRITIK MATAN, DAN METODE PEMAHAMAN HADIS NABI

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

Metodologi Imam Tirmizi DR MUHAMAD ROZAIMI RAMLE

BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

RANCANGAN PROPOSAL DISERTASI. Objektifitas Metodelogi Hadis Syiah

Kajian Hadis di Era Global -- M. Alfatih Suryadilaga

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

URGENSI METODOLOGI TAKHRIJ HADIS DALAM STUDI KEISLAMAN. Askolan Lubis

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi yang kedua setelah al-qura>n yang diturunkan kepada Nabi

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut istilah ulama ahli hadis, hadis yaitu apapun yang diriwayatkan dari

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS

HADÎTS DLA ÎF DAN KEHUJJAHANNYA (Telaah terhadap Kontroversi Penerapan Ulama sebagai Sumber Hukum)

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan

Ilmu Qira at. Oleh: Eka Safitri Anasari (C ) Faisal Abdillah (C ) Jurusan Sastra Arab. Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Analisis Terhadap Hadis Larangan Menikah Ketika Ihram

BAB IV PEMAKNAAN DAN PENYELESAIAN HADIS TENTANG TATA CARA SUJUD DALAM SUNAN ABU DAWUD NO INDEKS 838 DAN 840

Perihal Sujud Syahwi Yang Benar

BAB I PENDAHULUAN. Kematian merupakan sesuatu yang pasti bagi manusia di dunia. Dan hal

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL- QURAN DAN AL-SUNNAH 2014 MINGGU KE-3

احليدث ااصحيح :اهوامااتحلاسنيدهاباصعيدلااصضابطامناغرياشاذاوالاعلة

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki fungsi yang terkait dengan al-qur a>n itu sendiri, yaitu sebagai penjelas dari al- Qur a>n, sebagai jawaban dari sebuah hukum yang tidak disebutkan dalam al- Qur a>n, dan sebagai penguat terhadap apa yang ada dalam al-qur a>n. 1 Pengkodifikasian al-qur a>n, berbeda dengan hadis. Periwayatan al-qur a>n dilakukan Nabi SAW kepada sahabat secara umum, sehingga banyak sahabat menghafalnya, bahkan ada yang menulisnya, baik atas perintah Nabi ataupun inisiatif sendiri. Sedangkan hadis lebih banyak terpelihara dalam ingatan para sahabat dari pada dalam catatan yang dimiliki para sahabat. Setelah Nabi wafat, al-qur a>n yang qat} i> al-dila>lah, diriwayatkan secara mutawa>tir, yang pada akhirnya seluruh ayat al-qur a>n adalah s}ah}i>h}. Sedangkan hadis Nabi, tidak semuanya diriwayatkan secara mutawa>tir, 2 melainkan lebih banyak diriwayatkan secara ah}a>d 3, sehingga tidak semua hadis berkualitas s}ah}i>h}, tetapi ada yang h}asan dan dha i>f, bahkan tidak sedikit yang dihukumi maudu> 4. Kualitas hadis yang mutawa>tir ke-s}ah}i>h}an-nya sudah tidak diragukan lagi, namun 1 Aja>j al-khat}ib, Us}u>l al-h{adi>th ulu>muha wa Mus}t}ala>h}uhu, (Beirut: Da>r al-fikr,1409 H/1989 M), 46 2 Mutawa>tir adalah hadis yang diriwayatkan banyak orang pada setiap t}abaqat sanad-nya yang menurut tradisi mereka mustahil untuk berdusta. Mah}mu>d al-t{ah}h}an, Taisi>r Mus}talah} al-h{adi>th, (Beirut: Da>r al-fikr, t.th), 19 3 ah}a>d adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah periwayat yang tidak mencapai tingkat Mutawa>tir. Mah}mu>d al-t{ah}h}an, Taisi>r Mus}talah} al-h{adi>th., 21 4 Maud}u> adalah satu hadis yang di ada-adakan orang atas Nabi saw., dengan sengaja atau dengan tidak sengaja. Mah}mu>d al-t{ah}h}an, Taisi>r Mus}talah} al-h{adi>th., 35 1

hadis-hadis yang ah}a>d, perlu diadakan penelitian ulang untuk mengetahui kualitas hadis tersebut. Melihat posisi hadis yang sangat sentral dan signifikan dalam ajaran Islam, maka penelitian dan pengkajian menjadi bagian penting, dalam rangka menjaga dan melestarikan hadis Nabi SAW. Proses penelitian dan pengkajian suatu hadis, memerlukan tiga macam ilmu yang berkaitan dengan ilmu hadis itu sendiri, yaitu ilmu mus}talah al-h}adi>th, ilmu rija>l al-h}adi>th, dan ilmu takhri>j al-h}adi>th. Kualitas suatu hadis dapat diketahui dengan adanya penelitian melalui takhri>j al-h}adi>th. Dalam kitab Us}u>l al-takhri>j, Mah}mud al-t{ah}h}an mengatakan bahwa secara etimologi, takhri>j berarti berkumpulnya dua hal yang saling berlawanan. 5 Secara terminologi, takhri>j yang disinonimkan dengan al-ikhra>j yang berarti mengungkapkan suatu hadis kepada orang lain, dengan mengemukakan periwayatnya. Kedua, mengeluarkan atau menampakkan hadis-hadis dari kitab induknya beserta periwayatnya. Ketiga, bermakna al-dila>lah, yaitu mengeluarkan hadis-hadis dari kitab induk dan meriwayatkannya kembali. 6 Mah}mud al-t{ah}h}an sendiri lebih memilih arti takhri>j, yaitu memberikan petunjuk tentang atau letak hadis pada sumber-sumber aslinya, dengan menyebutkan sanad-nya, kemudian menjelaskan hukum hadis tersebut bila diperlukan. 7 5 Mah}mu>d al-t{ah}h}an, Us}u>l al-takhri>j wa Dira>sah al-asa>ni>d, (Riya>d: Maktabah al-ma a>rif, 1412 H/1991 M) hlm.7 6 Ibid., 8-9 7 Ibid., 10 2

Oleh karenanya, penulis mencoba untuk meneliti dan mengkaji hadishadis yang terdapat dalam kitab Bida>yat al-hida>yah pada bab al-t{a> a>h karya al- Ghaza>li, melalui ilmu Takhri>j al-h{adi>th, sebagaimana definisi yang disebutkan Mah}mu>d al-t{ah}h}an. Bida>yat al-hida>yah adalah salah satu karya tulis al-ghaza>li di bidang pendidikan tas}awwuf, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Syekh Abd. Al-Shamad Falemba>ni, yaitu Hida>yat al-sa>liki>n fi Sulu>k Maslak al- Muttaqin, terbitan Syirkah Maktabah al-madaniyah, Indonesia tanpa tahun. Kitab ini terdiri dari pendahuluan (Muqaddi>mah) yang berisi keutamaan (Fadhi>lah) ilmu yang manfaat, dan keutamaan mencari ilmu yang bermanfaat tersebut. Setelah pendahuluan, dia melanjutkan pembahasan dengan tiga bab pembahasan yang disudahi dengan penutup (Kha>tima>h). Umumnya setiap penjelasan tersebut, diiringi oleh ayat-ayat al-qur a>n al-h{adi>th sebagai penguat. Hadis-hadis yang termuat di dalam kitab Bida>yat al-hida>yah, khususnya pada bab al-t{a> a>h tersebut, sebanyak tiga puluh lima hadis, dikemukakan tanpa dilengkapi dengan sanad dan sumber yang jelas. Di sisi lain, ada anggapan bahwa hadis yang ditulis tanpa sanad yang jelas, diragukan kelayakannya, sebab hadis sangat berbeda dengan al-qur a>n. Seandainyalah Rasulullah Muh}ammad Saw. masih hidup saat ini, klasifikasi kualitas suatu hadis dapat diselesaikan dengan mudah. Sementara untuk mengetahui kualitas suatu hadis membutuhkan kajian yang cukup cermat dan selektif. Seiring dengan perubahan situasi, berbagai istilah hadis juga bermunculan, sehingga istilah-istilah tersebut, akan dapat diketahui setelah mempelajari ra>wi, sanad, dan matan. Selain mengetahui hal-hal tersebut, 3

untuk kajian hadis perlu juga mengetahui ilmu yang khusus mempelajari riwayat hidup, atau biografi para penyampai (agent) yang layak diterima sebagai sandaran penuturan dalam hadis. 8 Adanya penelitian hadis, baik dari aspek sanad maupun aspek matan-nya merupakan langkah penting untuk mengetahui ke-orisinal-an hadis itu sendiri. Penelitian yang dihasilkan pada aspek sanad akan melahirkan berbagai klasifikasi ekstrim, seperti hadis s}ah}i>h}, h}asan, dan dha i>f. 9 Sedangkan penelitian pada aspek matan, melahirkan klasifikasi muqallab, 10 mut}t}araf dan sebagainya. Ilmu hadis yang berkembang sedemikian cepat, baik dalam bentuk must}ala>h} al-hadis maupun ilmu hadis lainnya, yang terkait dengan sejarah para periwayat hadis, ilmu sejarah (tari>kh) itu sendiri misalnya, tidak hanya sebatas riwayat hidup yang terkait langsung dengan para sahabat, namun juga orang-orang yang mengiringinya dari orang yang terkait dengan periwayatan. Secara khusus, dapat dikemukakan berbagai kitab yang membicarakan sejarah hidup para sahabat, seperti kitab al-isti ab karya Ibn Abd al-barr (w. 403 H). selain kitab tersebut, juga kitab Us}hu>d al-gha>bah karya Ibn al-atsi>r (w. 606). Kemudian kitab al-is}a>bah fi> Tamyi>z al-s{ah}a>bah karya tulis Ibn H{ajar al-asqalani (w. 852). Untuk menguji orisinalitas eksistensi hadis-hadis yang berkembang belakangan, maka karya tulis hadis di atas dirasakan benar sebagai suatu khazanah 8 Ah}mad husnan, Kajian Hadis Metode Takhri>j, (Jakarta: al-kautsar, 1993), 15 9 Pada mulanya klasifikasi ini hanyalah s}ah}i>h} dan dha i>f kemudian al-turmidzi> menambahnya dengan klasifikasi h}asan. 10 Muqallab atau maqlu>b, yaitu hadis yang terjadi padanya mendahulukan yang seharusnya kemudian ( taqdim al-mu akhkhar ) atau mengakhirkan yang seharusnya didahulukan (Ta khir al- Muqaddam). Artinya, bahwa ada pemutarbalikan pada teks (matan) hadis. Maqlu>b bisa juga terjadi pada sanad. Mah}mu>d al-t{ah}h}an, Taysir Must}alah al-h{adi>th, (Beirut: Da>r al-qur a>n al- Karim, 1981), 345. 4

ilmu pengetahuan yang efektif dan signifikan. Betapa tidak, ilmu-ilmu tersebut telah pernah digunakan dalam menilai dan menguji hadis yang termuat dalam berbagai kitab yang ditulis kemudian. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli hadis modern telah cukup membuktikan bahwa dari aspek kualitas hadis, dua kitab S{ah}i>h} al-bukha>ri dan Muslim (S{ah}i>h}ayn) menduduki peringkat teratas dari kitab lainnya yang memuat hadis. Hal ini didasari atas beratnya syarat-syarat hadis s}ah}i>h} menurut Imam al-bukha>ri. 11 Melihat kepada kitab Bida>yat al-hida>yah karya tulis al-ghaza>li, sebagai fokus kajian tulisan ini, wajar kalau muncul pertanyaan bagaimana ke-s}ah}i>h}-an hadis-hadis yang termuat di dalamnya, sebab sistematika yang dipakai dalam pemuatan hadis pada setiap pembahasan bab maupun pasal demi pasal, tidak satu pun hadis yang dilengkapi dengan sanad-nya. Sementara ada anggapan bahwa hadis yang ditulis belakangan dan tanpa dilengkapi dengan sanad adalah palsu. Hadis yang tidak dilengkapi dengan sanad yang jelas, perlu dikaji untuk mengetahui sumber asli dan kualitas sanad-nya. Dengan memperhatikan uraian di atas, kelihatannya perlu dikaji khusus terhadap kualitas hadis-hadis yang termuat dalam kitab Bida>yat al-hida>yah karya tulis al-ghaza>li tersebut. Penelitian terasa semakin penting mengingat bahwa kitab tersebut dimaksudkan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah, dan kehebatan al-ghaza>li yang tidak diragukan lagi oleh para tokoh, baik yang terdahulu (mutaqaddimi>n) maupun yang datang kemudian (muta akhkhiri>n). Hal ini dibuktikan dengan komentar yang pernah 11 Muh}ammad Abu> Syu>hbah, Kitab Hadis S{ah}ih yang Enam, terj. Drs. Maulana Hasanudin, (Jakarta: Litera Antar Nusa, 1999), 52-54 5

diberikan oleh Ta>j al-di>n al-subki, misalnya, dalam buku karya tulisnya, T{abaqa>t al-sya>fi iyah. Al-Subki memberikan julukan kehormatan kepada al-ghaza>li sebagai pemberi h}ujjah tentang agama (h}ujjatul al-islam) yang mencapai posisi tempat tinggal yang damai sejahtera (da>r al-sala>m). Kitab Bida>yat al-hida>yah menjadi kitab primer di pondok-pondok salaf, sehingga penelitian ini menjadi sangat urgen untuk dilakukan, agar hasilnya nantinya bisa menjadi pedoman bagi orang yang menginginkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam pengamalan kitab tersebut. Mereka menjadi tahu asal muasal hadis-hadis yang ada dalam kitab tersebut, sehingga tidak mengambil h}ujjah dari sebuah hadis, yang pada kenyataannya bukan hadis Nabi. B. Batasan Masalah Berdasarkan pemikiran diatas, maka yang akan dikaji dalam tulisan ini terfokus pada kualitas hadis-hadis al-t{a> a>h yang termuat dalam kitab Bida>yat al- Hida>yah karya al-ghaza>li. Untuk mengkajianya, akan diteliti melalui sanad dan matan hadis, yang akan ditelusuri ke berbagai kitab sumber hadis. Pembatasan ini dilandasi oleh kerangka berpikir, bahwa kitab Bida>yat al-hida>yah merupakan kitab yang membicarakan persoalan pendidikan tas}awwuf, yang telah banyak dipakai di berbagai lembaga pendidikan, seperti pesantren-pesantren walaupun hanya bersifat pelajaran tambahan (ekstra). 6

C. Perumusan Masalah Setelah diberikan pembatasan masalah, maka dalam penelitian hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Bida>yat al-hida>yah karya Syekh al-ghaza>li, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas sanad hadis pada bab al-t{a> a>h yang terdapat dalam kitab Bida>yat al-hida>yah karya al-ghaza>li? 2. Bagaimana kualitas matan hadis pada bab al-t{a> a>h yang terdapat dalam kitab Bida>yat al-hida>yah karya al-ghaza>li? D. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui secara pasti bagaimana hadis-hadis yang membahas tentang pendidikan Tas}awwuf yang dapat disajikan secara ilmiah sebagai salah satu cara untuk mengembangkan pengetahuan. Akan tetapi selain tujuan umum tersebut, penelitian ini mempunyai tujuan khusus di antaranya adalah: 1. Ingin mengetahui kualitas sanad hadis-hadis al-t{a> a>h yang tidak disebut sumbernya di dalam kitab Bida>yat al-hida>yah karya tulis al- Ghaza>li. 2. Ingin mengetahui kualitas matan hadis-hadis al-t{a> a>h dalam kitab Bida>yat al-hida>yah karya tulis al-ghaza>li. 7

E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat Teoritis penelitian ini antara lain: 1. Menambah khazanah keilmuan dalam memahami hadis. 2. Tulisan ini diharapkan berguna sebagai acuan, khususnya dalam memahami hadis-hadis Nabi Muh}ammad Saw. Dan disiplin ilmuilmunya. Sedangkan manfaat Praktis penelitian ini antara lain: 1. Sebagai ajang penerapan ilmu hadis yang diperoleh selama perkuliahan dan sekaligus untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Magister. 2. Mengungkap pemikiran-pemikiran al-ghaza>li dalam Bida>yat al- Hida>yah bagi para pembaca tentang pendidikan tas}awwuf lewat hadishadis yang dimuat didalamnya baik kalangan intelektual maupun para sufi. F. Penelitian Terdahulu Dilihat dari aspek ketokohan al-ghaza>li, di Indonesia pada khususnya, di dunia Islam pada umumnya, ternyata tulisan atau hasil penelitian tentang ulama yang terkenal dengan pengembaraan intelektualnya dari segi filsafat ke Theology yang pada tas}awwuf ini cukup banyak. Namun yang menyorot sisi tertentu, seperti kualitas hadis yang dikemukakan dalam berbagai karya tulisnya, masih sangat minim. Sejauh yang penulis ketahui selama ini, penelitian atau tulisan yang menyoroti secara khusus kualitas hadis yang dikemukakan oleh al-ghaza>li adalah 8

Takhri>j Ah}adi>th al-ihya, yang ditulis oleh Abu> Abdilla>h Mah}mu>d Ibn Muh}ammad al-h{addad. 12 Sesuai dengan namanya, buku ini berisi penilaian terhadap kualitas hadis-hadis yang dikemukakan dalam kitab Ihya Ulumuddi>n, karya al-ghaza>li secara umum juga dapat dijumpai dalam karyanya tersebut. Kemudian tulisan orang lain tentang kualitas hadis, sepanjang yang penulis ketahui, yang bisa dijadikan sebagai sumber pelengkap dalam penelitian ini adalah: Desertasi UIN Jakarta, Kajian hadis Kitab Durrat al-nas}ihi>n karya tulis Ah}mad Lutfi, yang tertumpu pada kajian hadis-hadis yang marfu> dan mempunyai hukum marfu> seperti Asba>b al-nuzu>l. Hadis-hadis marfu> tersebut, terdiri dari 800 hadis yang selesai ditulis pada tahun 2000 M. 13 G. Metode Penelitian Dalam melakukan pengkajian dan penelitian terhadap hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Bida>yat al-hida>yah karya al-ghaza>li, penulis sepenuhnya menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research). Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif analitis dengan pendekatan korelasi melalui cara-cara dan disiplin yang telah ditetapkan oleh Muh}additsin, dalam mentakhri>j sesuatu hadis, sebagai berikut: 12 Abu> Abdilla>h Mah}mu>d Ibn Muh}ammad al-h{addad, Takhri>j Ahadis al-ihya, (Beirut: Da>r al- Fikr, t.th). 35 13 Lutfi Ah}mad, (Kajian H{adi>th Kitab Durrat al-na>shihi>n, Desertasi Yang dikemukakan Untuk Memperoleh Doktor Falsafah), Fak. Pengajian Agama Islam UKM, Bangi, tahun 2000. 9

1. Pengumpulan Data yaitu: a. Mengumpulkan seluruh hadis pada bab al-t{a> a>h dalam kitab Bida>yat al-hida>yah. b. Mengumpulkan semua periwayat yang terlibat dalam hadis tersebut. c. Meletakkan dasar-dasar sebagai tolak ukur yang digunakan dalam periwayatan-periwayatan tadi. d. Mencari sanad hadis ke dalam rujukan, sebagai kitab sumber induk, yaitu: S{ah}i>h} al-bukha>ri, S{ah}ih Muslim, Sunan Abi> Da>ud, al-turmudzi>, al-nasa> i, al-darimi, Ibn Maja>h, Musna>d Ah}mad dan Muwaththa Imam Mali>k (al-kutub al-tis ah). Ditambah dengan kitab lain yang ada kaitannya dengan data yang dimaksud, seperti Kanz al- Umma>l fi Sunan al-aqwa>l wa al-af al karya Ali Ibn Hisyam al-din al-muttaqi al-hindi dan Takhri>j Ahadis al-ih}ya> karya Abu> Abdilla>h Mah}mu>d Ibn Muh}ammad al-h{addad dan sebagainya. 2. Teknik Pembahasan a. Penulis akan berusaha semaksmal mungkin mengumpulkan dan mengungkapkan penjelasan suatu hadis yang diteliti dengan mencatat nama buku, pengarang, ba>b, nomer hadis, perawi, jilid, halaman dan kualitas sanad hadis. b. Dalam mencari hadis, penulis menggunakan buku-buku panduan melacak hadis, seperti kitab Mausu> ah At}ra>f Al- 10

H{adi>th al-nabawi karya al-sa i>d Zaghlu>l, al-mu jam al- Mufahras li Alfa>dz al-h{adi>th al-nabawi karya A.J. Wensinck serta Taisi>r al-manfa ah bi Kita>bai Mifta>h Kunu>z al-sunnah karya A.J. Wensinck. Disamping itu, penulis juga menggunakan CD hadis seperti al-maktaba>h al-syamila>h. 3. Metode Analisis Data a. Kritik sanad, yaitu menelusuri data setiap periwayat hadis, meliputi biografi, hubungan guru dan murid, serta komentar para ulama jarh} dan ta dil, melalui kitab-kitab Ulumul H{adi>th dan Jarh} wa Ta dil. Penulis akan memberikan nilai s}ah}i>h} bagi sesuatu hadis, bilamana memenuhi kriteria atau syarat, yaitu perawinya dipandang adil, sempurna ingatan (dhabit}), sanad-nya tidak terputus (muttasil, bersambung-sambung), terhindar dari illah dan sya>dz baik sanad maupun matan-nya. Adapun jika syarat s}ah}i>h} terpenuhi, namun ingatannya kurang handal, maka penulis menilainya h}asan li dza>tihi. Seandainya t}uruq hadisnya cukup banyak dan dapat diterima maqbu>l, maka akan dipandang s}ah}i>h} li ghairih}i. 14 kualitas sanad akan dipandang dha i>f, apabila salah satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadis s}ah}i>h} dan h}asan di atas tidak terpenuhi. 15 14 Ibn H{ajar al-asqala>ni, Syarh Nukhbat al-fikr, (Kairo: Maktabah al- Qa>hirah, t.th), 25 15 Jala>luddin Abd al-rahma>n, Ibn Abu Baka>r al-suyu>ti, Alfiya>t al-suyu>ti fi ilm al-h{adi>th, ( Kairo: Da>r al-salam, 2002), 26 11

Penulis akan memandang kualitas sanad h}asan li gha>irihi, apabila t}uruq-nya banyak selama ia tidak dha i>f jiddan. b. Penilaian kualitas sanad akan didasari sepenuhnya kepada mazhab Ibn H{ajar melalui karya-karyanya, seperti Tah}dzib al- Tah}dzib, Taqrib al-tah}zib. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan hasil penelitian, penulis membagi pembahasan ke dalam empat bab, dan masing-masing bab mempunyai spesifikasi pembahasan mengenai topik tertentu, yaitu: BAB I : Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah,Pembatasan, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : Pembahasan tentang al-ghaza>li dan kitab Bida>yat al-hida>yah, yang meliputi Biografi al-ghaza>li, Karya dan Pemikirannya serta Metodelogi kitab Bida>yat al-hida>yah. BAB III : Pembahasan tentang Takhri>j dan Metode ke S{ah}ih-an serta Kriteria penilaian hadis-hadis Bida>yat al-hida>yah. BAB IV : Penilaian terhadap sanad dan matan hadis-hadis al-t{a> a>h dalam kitab Bida>yat al-hidaya>h. BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan, Saran-saran dan diakhiri dengan Daftar Pustaka. 12