RANCANGAN PROPOSAL DISERTASI. Objektifitas Metodelogi Hadis Syiah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN PROPOSAL DISERTASI. Objektifitas Metodelogi Hadis Syiah"

Transkripsi

1 RANCANGAN PROPOSAL DISERTASI Objektifitas Metodelogi Hadis Syiah Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Beasiswa 5000 Doktor Oleh: Amir Mahmud, M.Th.I

2 Objektifitas Metodelogi Hadis Syiah A. Latar Belakang Hadis merupakan pedoman kedua umat Islam setelah al-qur an, sehingga ia berfungsi sebagai bahan rujukan atau jawaban terhadap setiap permasalahan umat islam jika dalam al-qur an tidak ditemukan dalil yang membicarakan persoalan tersebut. Kapasitas hadis tidak sama dengan al-qur an. Kedudukan al-qur an bagi orang Islam sudah diyakini sebagai kitab suci yang tidak diragukan lagi sedikitpun kebenarannya, baik dari surat, ayat dan hurufnya. Para ulama sepakat bahwa al-qur an bersifat qat} iyy al-wuru>d. Tidak demikian dengan kedudukan hadis. Hadis dianggap sebagai rujukan yang memerlukan penelitian terlebih dahulu tentang keabsahannya untuk dijadikan dalil. Karena kapasitas hadis tidak sama dengan al-qur an, sehingga ulama menyepakati bahwa hadis bersifat z}anniyy al-wuru>d. Kapasitas yang berbeda di antara keduanya ini tidak terlepas dari realitas kehidupan umat Islam dari satu generasi ke generasi berikutnya. Al- Qur an lebih cepat mendapatkan perhatian sahabat dengan cara mempercepat kodifikasi dan menetapkannya sebagai salah satu mushaf yang harus menjadi pegangan seluruh umat Islam. Sedangkan hadis perlu waktu yang relatif cukup lama untuk dikumpulkan kemudian dibukukan. Rentang waktu yang begitu panjang inilah

3 kemudian memicu adanya kerancuan antara hadis yang betul-betul datang dari Nabi Muhammad saw. dan yang bukan dari beliau. Karena keberadaan hadis sangat mutlak diperlukan oleh umat Islam sebagai penjelas al-qur an dan petunjuk untuk setiap urusan umat Islam, maka perlu sekali dilakukan penelitian hadis untuk mengetahui orisinalitas dan otentisitasnya. Dalam realitas kehidupan umat Islam, yang mengalami perpecahan sejak Rasulullah saw. wafat. Maka, seiring dengan perpecahan tersebut kemudian muncullah perbedaan dalam memandang al-qur an dan memahaminya. Perbedaan pandangan yang lebih parah dalam tubuh umat Islam adalah ketika hendak menempatkan sebuah hadis untuk dijadikan sebuah rujukan dalam setiap persoalan. 1 Ketika Rasulullah saw. berada di tengah-tengah sahabat belum ada halhal yang menyebabkan ulama memberi penilaian terhadap hadis-hadis yang mereka terima. Saat terjadi perselisihan di antara mereka tentang perihal apapun, diselesaikan dengan kembali kepada Nabi Muhammad saw. Setelah Nabi saw. wafat maka sahabat-sahabat besar yang menjadi panutan dan rujukan masyarakat, karena mereka dianggap paling memahami ajaran Islam. 1 Menurut Muhammed Arkoun, tiga golongan dalam Islam, yakni Sunni, Syiah dan Khawarij yang mempunyai kitab hadis sendiri-sendiri. Kelompok Sunni menganggap, kompilasi sah}ih}ain dari Bukhari (w. 870 M) dan Muslim (w. 875 M) sabagai yang paling otentik. Syiah dua belas (is}na Ash ariyah) mengklaim hasil kompilasi Kulaini (w. 939 M) sebagai suitable for the science of religion dan dilengkapi juga dengan koleksi Ibn Babuyah (w. 991 M) dan al-tusi (w M). sementara khawarij memakai koleksi Ibn Habib yang tercatat pada akhir abad ke 8 M. (Mohammaed Arkoun, Rethinking Islam; Common Question Uncommon Answers terj. Dan ed. Robert D. Lee [Colorado: Westview Press, Inc, 1994], 45).

4 Akan tetapi sejak terbunuhnya Usman bin Affan dan Ali bin Abi Talib, kaum muslimin dilanda bencana yang sangat besar sehingga peristiwa ini disebut dengan fitnah al-kubra. Pada saat itu umat islam mulai pecah menjadi beberapa golongan seperti Sunni, Syiah, Khawarij, Mu tazilah, Qadariyah, Jabariyah dan lain sebagainya. Hal ini berdampak terhadap segala aspek ajaran Islam baik itu Aqidah, Hukum, politik dan lain-lain. Karena pada masa ini golongan-golongan tertentu menjadikan dalil-dalil agama sebagai legitimasi terhadap kepentingan mereka sendiri. Khusus dalam diskursus hadis memunculkan perbedaan pandangan di antara golongan Islam, baik mengenai sumber periwayatan, jalur periwayatan, kriteria kesahihan maupun mengenai perawi dan standar kualitasnya. Seiring dengan semakin meluasnya kekuasan Islam, maka semakin banyak pula periwayatan hadis sehingga tingkat kekeliruan atau kesalahan semakin banyak pula, baik kekeliruan dan kesalahan itu berupa salah mendengar dan memahami riwayat atau bahkan dengan sengaja memalsukan hadis yang diatasnamakan Nabi saw. Kondisi yang demikian melatarbelakangi munculnya kritisisme hadis. Perlunya kritisisme terhadap hadis semakin terasa ketika hadis menyebar ke berbagai wilayah, sehingga sangat besar pula kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam periwayatan. Kritisisme hadis memperoleh momentum lebih kuat setelah terjadinya berbagai peristiwa fitnah al-kubra pertama pada tahun H/ M, fitnah perang saudara kedua pada tahun H/ M. oleh karena

5 itu pihak-pihak yang terlibat dalam pertikaian itu mulai menciptakan hadis untuk mendukung posisi masing-masing. Dengan kritisisme tersebut kemudian lahirlah buku-buku hadis melalui proses penelitian ilmiah yang rumit untuk meneliti otentisitasnya, sehingga menghasilkan kualitas hadis yang diinginkan oleh para penghimpunnya. Implikasinya adalah terdapat berbagai macam kitab hadis. Seperti di dalam mazhab Sunni terdapat kutub al-tis ah (Sah}ih} al-bukha>ri, Sah}ih Muslim, Sunan Abu> Dawud, Sunan al-tirmid}i, Sunan al-nasa> i, Musnad Ahmad, Muwatta, Sunan al-darimi, Sunan al-darqut}ni). Dalam mazhab Syiah terdapat kutub al- Arba ah (al-kafi al-kulaini, Man La Yad}urruh al-faqih, Tahzi al-ah}kam, dan al- Istibsar). Kitab-kitab inipun merupakan nuansa dan perbedaan penyusunnya dalam menggunakan pendekatan, metode dan kriteria, bahkan pada tekhnik penulisan. Perbedaan cara-cara penulisan tersebut lebih sangat terlihat antar penulis kitab hadis mazhab Sunni dan Syiah. Proses penulisan kitab-kitab hadis di atas, memiliki berbagai metode kritisisme yang dipakai oleh penulisnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan menyaring hadis yang otentik dari Nabi Muhammad saw. dengan mempertimbangkan kesempurnaan atau kecacatan sanad, ketiadaan illat dalam matan, penerimaan atau penolakan di kalangan sahabat, tabi in dan generasi sesudahnya. Dengan demikian maka diciptakanlah disiplin ilmu hadis (ulum al- Hadis). Kritisime ini pada akhirnya menghasilkan pembagian hadis ke dalam berbagai tingkatan sesuai dengan otentisitasnya dan reliabilitasnya.

6 Masing-masing mereka mempunyai metodelogi untuk menilai keabsahan hadis dari sisi sanad dan matan. Bahkan mereka telah menetapkan defenisi tentang hadis itu sendiri. Sehingga dengan metodelogi dan definisi tersebut setiap mereka yakin dengan hadis yang ada dalam kitab-kitab hadis yang menjadi pegangan mereka. 2 Kelompok Syiah mendefinisikan hadis sebagai perkataan, perbuatan dan persetujuan atau taqrir Nabi saw. dan para Imam Ma sum yang dua belas. 3 Kelompok Syiah mendefinisikan hadis sebagaimana tersebut, mengacu terhadap hadis saqalain. 4 Di samping hadis ini ada pernyataan para imam mereka bahwa ucapan mereka adalah hadis Nabi saw. dan apapun yang mereka ucapkan sesungguhnya sampai kepada mereka hingga Nabi saw. 5 Syiah menjadikan seorang imam sebagai orang yang ma shum seperti Nabi Muhammad saw. yang di utus Allah swt. dan hadis adalah perkataan orang ma shum, perbuatan atau ketetapannya, baik Nabi Muhammad saw atau salah satu imam Syiah. Mereka menjadikan imam seperti Nabi Muhammad saw. dalam menjelaskan al-qur an, dengan membatasi kemutlakannya dan mengkhususkan keumumannya. Mereka juga berpandangan bahwa para periwayat mereka melarang mengamalkan zahir al-qur an karena mereka tidak berpedoman dalam syari at kecuali dari para imam mereka. Imam bagi mereka adalah sumber 2 Orang sunni menjadikan kutub al-sittah sebagai pegangan. Sedangkan orang Syiah menjadikan kutu al-arba ah sebagai pegangan. 3 Murtada Mutahari, Pengantar Ilmu-ilmu Islam (Jakarta: Pustaka Zahra, 2003), Al-Turmuzi, Sunan al-turmuzi (Bairut: Dar al-fikr, 1994), Nasir Makarim Syirazi, Aqidah Syiah (Jakarta: al-huda, 1423 ),

7 syari at secara mandiri. Mereka mengatakan bahwa iamam mempunyai ilham yang sebanding dengan wahyu bagi Rasulullah saw. Dengan definisi di atas, disimpulkan bahwa sumber hadis bukan hanya Nabi Muhammad saw. saja, melainkan setiap imam yang ma shum juga dapat mengeluarkan hadis yang bisa dijadikan hujjah. Dengan demikian, syiah juga mempunyai keyakinan tentang berlangsungnya wahyu pasca wafatnya Nabi Muhammad saw. Ulama Syiah memberikan batasan kesahihan hadis dengan kriteriakriteria yang meliputi: 1) sanadnya bersambung dengan yang ma shum, 2) seluruh periwayat dalam sanad bersifat adil, dan 3) seluruh periwayat dalam sanad bersifat dabit. 6 Ketersambungan sanad dengan yang ma shum dalam syarat kriteria kesahihan hadis versi Syiah, adalah ketetapan bahwa sanad suatu hadis haruslah bersambung kepada yang ma shum; yakni Nabi Muhammad saw. Ali bin Abi Talib dan Imam sebelas. Pada sanad yang terakhir, yaitu imam kedua belas, tidak disyaratkan harus bersambung kepada Nabi Muhammad saw. karena pada hakikatnya segala yang disandarkan kepada imam dua belas adalah sunnah dan dapat dijadikan hujjah. 7 Selanjutnya tentang keadilan periwayat menurut pendapat yang masyhur dalam golongan Syiah adalah jiwa yang mendorong untuk selalu bertindak taqwa, menjauhi kebiasaan-kebiasaan melakukan dosa-dosa kecil, 6 Muhammad Abu Zahra, al-imam al-sadiq Hayatuhu wa Asruhu wa Fiqhuhu (Beirut: Dar al- Fikr, t.th), Ahmad Syarifuddin al-musawi, Abu Hurairah (Najaf: Masyurat Maktabat al-khidriyat, 1964), 174.

8 menjauhi dosa besar dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menodai keperwiraan (muru ah) juga menodai perhatiannya kepada agama. 8 Dalam keadilan seorang periwayat, ulama Syiah menambahkan harus dipenuhinya unsur lain sebagai pendukung dan tidak boleh tidak harus ada pada seorang periwayat. Unsur-unsur tersebut adalah: 1) beragama Islam. 2) Mukallaf. 3) Beriman; dalam hal ini Syiah membatasi pada kepercayaan terhadap keberadaan Imam yang dua belas. Artinya, sebuah hadis dinilai berkualitas sahih apabila riwayat itu disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Ali bin Abi Talib dan Imam sebelas. 4) al-wilayah (pengakuan bahwa kedua belas Imam sebagai pemimpin umat). 9 Kriteria terakhir tentang hadis yang dinilai sahih adalah ke-dabit-an periwayat. Syiah menilai perawi yang dianggap dabit adalah perawi yang hafal terhadap hadis yang diriwayatkan, yakni dengan benar-benar menjaga hafalannya dari kesalahan-kesalahan menerangkan serta menjaga dari ketimpanganketimpangan terhadap hadis-hadis yang diriwayatkannya. 10 Ketentuan-ketentuan yang dijadikan patokan penilaian tersebut di atas oleh golongan Syiah terhadap hadis, dikatakan sebagai metodologi. Dengan metodologi ini mereka menganggap sebuah hadis bisa diterima sebagai dalil setelah melewati uji keabsahan dengan rumusan dalam metodologi ilmu hadis versi Syiah. Termasuk definisi hadis yang dirumuskan oleh Syiah apakah sudah 8 Ja far al-subhani, Usul al-hadis wa Ahkamuha fi Ilm al-dirayah (Qom: Dar al-tauhid, 1414 H), Ibid, Ibid, 135.

9 mendapatkan validasi ukuran kebenaran dari sebuah keilmuan sehingga betulbetul bisa dipertanggungjawabkan, dan selanjutnya bisa diamalkan. Dalam wacana keilmuan metodologi sangat erat kaitannya dengan istilah objektifitas, artinya dengan objektifitas inilah sebuah kajian akan layak dinobatkan sebagai sebuah kebenaran. Sebuah ilmu atau pengetahuan akan dinyatakan sebagai sebuah kebenaran jika telah melewati tiga teori; 1) teori kebenaran korespondensi, 2) teori kebenaran koherensi, 3) teori kebenaran pragmatis. Selanjutnya tentang hadis yang lebih bersifat sebuah keyakinan maka hal ini juga bisa dikombinasikan dengan ukuran bahwa sebuah keyakinan akan menjadi pengetahuan yang sahih jika memenuhi dua kriteria sebagai berikut; pertama adalah adanya kesesuaian antara keyakinan dengan objeknya seperti apa adanya (ala ma huwa bihi). Kedua adalah keniscayaan jiwa (afektifitas; sukun alnafs). 11 Melihat Syiah mempunyai hadis sendiri yang berbeda secara definisi dan standard mengukur nilai keabsahan sebuah hadis dengan golongan lain. Maka, sangat penting untuk diteliti lebih lanjut mengenai objektifitas metodologinya. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Gambaran singkat dalam paparan di atas, menunjukkan bahwa penelitian ini akan difokuskan pada pengujian terhadap metodologi yang dirumuskan oleh kelompok Syiah dalam menguji keabsahan hadis yang mereka jadikan rujukan. 11 George F. Hourani, Islamic Rasionalism: The Ethics of Abd al-jabbar (Oxford: Clarendon Press, 1971), 17.

10 Metodologi yang sudah dirumuskan selanjutnya akan dibenturkan dengan hadis yang dijadikan pegangan oleh kelompok Syiah guna mengetahui apakah ada konsistensi dalam menerapkannya. C. Rumusan Masalah Rencana operasional penelitian ini diarahkan untuk membahas beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana metodologi ilmu hadis kelompok Syiah? 2. Bagaimana penerapan metodologi ilmu hadis kelompok Syiah terhadap hadis-hadis yang mereka yakini? D. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk; 1. Mengetahui rumusan metodologi ilmu hadis kelompok Syiah dalam mengukur kesahihan hadis 2. Mengerti cara Syiah dalam menerapkan metodologinya untuk menilai kesahihan hadis yang mereka yakini. E. Kegunaan Penelitian Manfaat atau kegunaan penelitian ini dari segi teoritis merupakan kegiatan untuk mendiskusikan ilmu pengetahuan hadis, khususnya pada bidang wacana metodelogi dan objektifitasnya. Sedangkan dari sisi praktis; akan diketahui sejauh mana kelompok Syiah menilai hadis-hadisnya sehingga mereka yakin terhadap hadis yang diamalkan.

11 F. Kajian Pustaka Membicarakan metodologi hadis, sudah banyak tulisan yang berupa buku, makalah, jurnal dan lain sebagainya. Di antara penelitian ilmiah yang telah ditulis adalah sebagai berikut: 1. Otentisitas Hadis Menurut Syiah (Studi atas Pemikiran Ja far al-subh}a>ni) Tulisan ini berbentuk Skripsi yang ditulis oleh Dadan Hermawan, Jurusan Tafsir dan Hadis Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Penelitian ilmiah ini memaparkan bagaimana hadis dinilai otentik oleh kelompok Syiah. Dalam tulisan yang ditulis oleh Dadan Hermawan ini, penelitiannya difokuskan pada pemikiran Ja far Al-Subh}a>ni. Kesimpulan ini tulisan ini adalah; Syiah menganggap Imam seperti kedudukan Nabi Muh}ammad saw. dalam menjelaskan al-qur an. Mereka juga mengatakan bahwa imam mempunyai ilham yang sebanding dengan wahyu bagi Rasulullah saw. 2. Epistemologi Hadis: Sunni dan Syiah Tulisan ini berbentuk Tesis yang diajukan kepada Pasca Sarjana UIN sunan Kalijaga Yogyakarta 2006 oleh Wahyuni Shifatur Rahmah. Kesimpulan isi dari tulisan ini adalah; epsitemologi hadis Sunni dan Syiah. Sunni menyatakan yang dianggap hadis adalah segala hal yang secara langsung disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan Syiah beranggapan bahwa wahyu tidak berhenti ketika Nabi Muhammad saw. wafat. Tetapi berlanjut hingga Imam yang dua belas.

12 3. Epistemologi ada>lah Sahabat (Tinjauan Perspektif Sunni dan Syi'ah) Tulisan ini juga berbentuk tesis yang disusun oleh Amir Mahmud dan diajukan kepada Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kesimpulan isi penelitian ini adalah adanya perbedaan antara Golongan Sunni dan Syiah dalam memandang sahabat. Golongan Sunni menganggap bahwa seluruh sahabat tanpa terkecuali dianggap adil. Sedangkan kelompok Syiah menganggap bahwa tidak semua sahabat dianggap sebagai orang yang adil. Melihat beberapa tulisan yang ada, penelitian lebih banyak dilakukan sebatas mengemukakan otensitas hadis yang diyakini kelompok Syiah. Penulis beranggapan masih perlunya penelitian mengenai objektifitas metodologi yang dimiliki Syiah agar supaya diketahui keabsahannya. G. Landasan Teori Dalam buku An Analysis of Knowledge and Valuation, C.I. Lewis menyatakan, all knowledge is knowledge of someone: and ultimately no one can have any ground for his belief which does not lie within his own experience. 12 Pernyataan ini berkaitan dengan apa yang disebut sebagai pembenaran secara internal dan eksternal. Meski memiliki asumsi yang berbeda, internalisme dan eksternalisme memiliki konsepsi umum tentang justifikasi, yaitu berupaya membedakan antara pengetahuan dan keyakinan. Kedua model justifikasi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 12 Roderick M. Chisholm, Theory of Knowledge (New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1989), 75.

13 Pertama, di dalam relasi antara keyakinan dan pengetahuan, internalisme mengasumsikan bahwa dengan merefleksikan kesadarannya sendiri, seseorang dapat memformulasikan seperangkat prinsip yang memungkinkannya untuk mengetahui apakah keyakinannya bisa dijustifikasi. Justifikasi internalistik ini muncul dari states of mind. 13 Yakni, keyakinan yang ada dalam diri manusia diperkuat oleh pengetahuan sendiri. Kedua, eksternalisme yang menguji kebenaran keyakinan dengan justifikasi eksternal. Dalam konteks ini, justifikasi berkaitan dengan dua hal; pertama teori reliabilitas yang merupakan justifikasi eksternal yang mengandaikan proses keilmuan sebagai proses yang reliable. Kedua teori penyebab (causation) bahwa suatu proposisi adalah benar jika menyebabkan keyakinan akan kebenarannya. Baik teori reliabilitas maupun teori penyebaban harus dikombinasikan, 14 sehingga keyakinan yang dianut sesuai dengan kebenaran dan diakui oleh masyarakat umum. H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan (library research), karena sumber-sumber datanya semata-mata berdasar dari berbagai karya tulis, baik yang berbentuk kitab, buku maupun artikel, khususnya yang berkaitan dengan 13 Ibid, Ibid,

14 tema penelitian ini. 15 Jika meminjam metode penelitian filsafat dalam kategorisasi Anton Bakker, 16 penelitian ini merupakan penelitian dengan model historis faktual mengenai tokoh atau kelompok, dengan pemikiran ilmu Syiah sebagai objek materialnya. Uraian dalam penelitian ini dikemukakan secara deskriptif-analisis. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menerapkan metode historis dengan pendekatan sistematisfilosofis atas dasar interrelasi dan interdependensi keduanya. Penelitian menjadi bisa dipertanyakan temuannya seandainya hanya bertumpu atas pendekatan sistematis, sehingga temuan konsep bersifat a-historis. Metode historis diterapkan karena akan melihat pemikiran tokoh atau kelompok yang bergerak dalam fase-fase perkembangan pemikirannya. Dalam konteks ini, metode historis dioperasionalkan dalam dua tataran: (1) tataran eksternal, yaitu kondisi sosio-historis dan iklim intelektual; (2) tataran internal, khususnya pemikiran ulama Syiah menyangkut metodologi yang dibuat untuk mengukur keabsahan hadisnya. 3. Teknik Pengupulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen perpustakaan yang terdiri dari dua jenis data, yakni primer dan sekunder. a. Data Primer, yaitu menggunakan buku-buku pokok yang berkaitan langsung dengan permasalahan dalam penelitian. Literature pokok yang 15 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin,1998), Anton Bakker, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1999),

15 digunakan adalah Abba>s Muh}ammad yang berjudul al-s{ah}a>bah fi> al- Mi>za>n, Us}u>l al-h{adi>th wa Ah}kamuhu fi> Ilm al-dirayah karya Ja far al- Subh}a>ni dan lain sebagainya. b. Data Sekunder, yaitu menggunakan literatur lainnya sebagai penunjang dalam penelitian ini yang berkaitan dengan topik yang dibahas seperti dari buku, jurnal, ensiklopedi, makalah, surat kabar, dan artikel yang terkait dengan pembahasan penelitian ini. Proses analisis diawali dengan mendiskripsikan, mempelajari dan menginterpretasikan data yang ada. Dengan metode di atas, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kesimpulan yang memadai. I. Estimasi Sistematika Pembahasan BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian D. Telaah Pustaka E. Kerangka Teori F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian 2. Pendekatan Penelitian 3. Teknik Pengumpulan Data G. Sistematika Pembahasan BAB II : Objektifitas Metodologi A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kebenaran yang Objektif B. Ukuran Objektifitas C. Parameter Metodologi

16 BAB III : Hadis dalam Pandangan Syiah A. Hadis pada masa sahabat Menurut Syiah B. Hadis setelah generasi sahabat menurut Syiah BAB IV : Kajian Ilmu Hadis menurut Syiah A. Rumusan Metodologi Ilmu Hadis Syiah B. Implikasi Metodologi Ilmu Hadis Syiah BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran J. Daftar Pustaka Arkoun, Mohammaed. Rethinking Islam; Common Question Uncommon Answers terj. Dan ed. Bakker, Anton. Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, Chisholm, Roderick M. Theory of Knowledge, New Jersey: Prentice Hall, Inc, Hourani, George F. Islamic Rasionalism: The Ethics of Abd al-jabbar, Oxford: Clarendon Press, Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,1998. al-musawi, Ahmad Syarifuddin. Abu Hurairah, Najaf: Masyurat Maktabat al- Khidriyat, Mutahari, Murtada. Pengantar Ilmu-ilmu Islam, Jakarta: Pustaka Zahra, Robert D. Lee, Colorado: Westview Press, Inc, al-subhani, Ja far. Usul al-hadis wa Ahkamuha fi Ilm al-dirayah, Qom: Dar al- Tauhid, 1414 H. Syirazi, Nasir Makarim. Aqidah Syiah, Jakarta: al-huda, Al-Turmuzi. Sunan al-turmuzi, Bairut: Dar al-fikr, Zahra, Muhammad Abu. al-imam al-sadiq Hayatuhu wa Asruhu wa Fiqhuhu, Beirut: Dar al-fikr, t.th.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan studi analisis pemikiran Imam Syafi i tentang kehujjahan hadis dalam kitab Ar-Risālah dapat ditarik kesimpulan menjadi beberapa point. Pertama, Hadis wajib

Lebih terperinci

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat kriteria-kriteria yang baku. Mungkin salah satu faktornya, karena ulama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Sedangkan hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqriri dan hal ihwal Nabi

Lebih terperinci

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag Pengertian Hadits : Menurut bahasa artinya baru atau kabar. Menurut istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw. baik berupa

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hadis merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1 Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, yaitu ada seorang anggota dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina.

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina. Istilah-istilah dalam hadits Sanad: Jalan menuju lafadh hadits. Misalnya, A meriwayatkan hadits dari B, ia meriwayatkan hadits dari C, ia meriwayatkan hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Jalan

Lebih terperinci

Mukadimah. Pengkajian

Mukadimah. Pengkajian Mukadimah Pembahasan tentang pengertian al-qur an (ta riful Qur an) mencakup tiga bagian pembahasan yaitu: definisi al-qur an, nama-nama al-qur an, dan fungsi atau kedudukan Al-Qur an Pemahaman kaum muslimin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memiliki 2 sumber dasar untuk ajarannya, yaitu al-quran dan Hadis. 1 Al-Quran mendefinisikan dirinya sebagai kitab yang benar, menjadi sebuah cahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ramli Abdul Wahid seorang pakar hadis, yang saat ini menjabat Direktur Pascasarjana Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Ia berkomentar terhadap pemikiran T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,

Lebih terperinci

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Pengertian Hadits Sunnah : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan,taqrir (peretujuan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang universal. Dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Karena keduanya saling berkaitan. Termasuk dalam kehidupan bernegara. Islam

Lebih terperinci

Kajian Hadis di Era Global -- M. Alfatih Suryadilaga

Kajian Hadis di Era Global -- M. Alfatih Suryadilaga Kajian Hadis di Era Global -- M. Alfatih Suryadilaga Dalam http://jis.oxfordjournals.org/content/18/1/97.extr act ditemukan juga kajian lain, hadis dalam perspektif orientalis, seperti kajian Harald Motzki:

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam struktur sumber hukum Islam, hadits (sunnah) bagi ummat Islam menempati urutan kedua sesudah al-qur an. karena, disamping sebagai ajaran Islam yang secara

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) SINOPSIS Matlamat modul ini ialah mendedahkan

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Kualitas sanad hadis-hadis tentang shalat dhuha dalam kitab al-targi>b. a. Hadis-Hadis Anjuran melaksanakan Shalat Dhuha

BAB V PENUTUP. 1. Kualitas sanad hadis-hadis tentang shalat dhuha dalam kitab al-targi>b. a. Hadis-Hadis Anjuran melaksanakan Shalat Dhuha BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: HADITS Level Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw. diyakini oleh umat islam sebagai sumber ajaran Islam. Kedua sumber ini tidak hanya dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, dengan rumusan masalah yang tercantum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan berikut: Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai 1. Manhaj Ibn al-jawzi dalam menentukan kepalsuan hadis dalam kitab al- Mawd{u< a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-qur a>n. Keduanya

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-qur a>n. Keduanya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah al-qur a>n. Keduanya memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. 1 Dalam penerapannya, hadis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Ilmu Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum acuan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat menunaikan ibadah

Lebih terperinci

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku (Oleh: J. algar. secondprince) Tulisan ini akan membahas hadis Kitabullah wa Sunnaty yang sering dijadikan dasar bahwa kita harus berpedoman kepada Al Quran dan Sunnah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA STUDI HADITS Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA UIN Sunan Ampel Press 2011 Judul Penulis : STUDI HADITS : 1. Dr. H. Zainuddin, Ml., Le. MA. 2. H. Arif Jamaluddin Malik, M. Ag. 3. Abdulloh Ubed,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Bahasa, shalat berarti do a. Dengan pengertian ini, shalat adalah ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban peribadatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam tradisi studi ushul fiqh dikenal lima macam hukum syar i yang menjadi titik poin pembahasan seluruh permasalahan di dalam ilmu fiqh, yaitu wajib, sunnah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah Al-Qur an adalah sumber ajaran utama dan pertama bagi agama islam, karena ia adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril

Lebih terperinci

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua Masing banyak orang yang ragu untuk melanjutkan aktivitas birrul wâlidain (berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua), setelah keduanya berpulang

Lebih terperinci

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS Dr. Khadijah, M.Ag. Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana KATA PENGANTAR Penulis: Dr. Khadijah, M.Ag. Copyright 2011, pada penulis Hak cipta dilindungi undang-undang All rigths reserved Penata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS 23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS A. Pengertian Waris Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris kepada ahli waris dikarenakan

Lebih terperinci

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29 Maksud Gugurnya Sanad Yang dimaksud gugurnya sanad adalah terputusnya rantai sanad (silsilatu as-sanad) dengan gugurnya sorang rawi atau lebih secara sengaja, baik dari sebagian perawi atau dari yang lainnya

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Tidak Sedikit manusia bertanya, bagaimanakah puasa sunah Asyura itu? Dan kapankah pelaksanaannya? Dalil-Dalilnya: Berikut ini adalah dalil-dalil puasa tersebut:

Lebih terperinci

KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail)

KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail) KAIDAH KEMUTTASILAN SANAD HADIS (Studi Kritis Terhadap Pendapat Syuhudi Ismail) Sahiron Syamsuddin Ilmu Al-Qur an dan Tafsir (IAT), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email: ssyams1@hotmail.com Abstract The

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG A. Analisis Terhadap Ketentuan Pasal 182 Kompilasi Hukum Islam Tentang

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Oleh: AHMAD RIFQI 082111046

Lebih terperinci

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung)

HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN. O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung) HIBAH, FUNGSI DAN KORELASINYA DENGAN KEWARISAN O l e h : Drs. Dede Ibin, SH. (Wkl. Ketua PA Rangkasbitung) Hibah sebagai Fungsi Sosial Hibah yang berarti pemberian atau hadiah memiliki fungsi sosial dalam

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perebutan harta warisan. Islam sebagai agama rahmatan li al- a>lami>n sudah

BAB I PENDAHULUAN. perebutan harta warisan. Islam sebagai agama rahmatan li al- a>lami>n sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum kewarisan merupakan salah satu tatanan hukum yang sangat penting dalam kehidupan manusia agar pasca meninggalnya seseorang tidak terjadi perselisihan

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama bagi umat Islam. Semua hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di samping al-qur an sebagai

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu

Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu Wawancara : ABDUL MALIK GHOZALI Dua Kelompok Penyebar Hadis Palsu T anpa kita sadari, mungkin kita sering mengamalkan sebuah ajaran yang tidak bersumber dari Allah dan Rasulullah SAW. Namun, hal itu sudah

Lebih terperinci

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak Paham Asy ariyah sangat kental sekali dalam tubuh umat Islam dan akidah tersebut terus menyebar di tengah kaum muslimin.

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS Berikut ini adalah beberapa istilah di dalam ilmu hadits: Ahad Hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir. Al-Hafizh Kedudukan yang lebih tinggi dari muhaddits, mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi yang kedua setelah al-qura>n yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. menempati posisi yang kedua setelah al-qura>n yang diturunkan kepada Nabi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hadis merupakan salah satu sandaran dasar agama Islam yang menempati posisi yang kedua setelah al-qura>n yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Ia diposisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang 373 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain. Menambahkan apa yang disampaikan Pak Baz, intinya seperti apa yang disampaikan Pak Baz. Pertanyaan : 1. Apakah ada hadits yg menyatakan bahwa jika ada keluarga yg meratapi mayit, dosanya akan ditimpakan

Lebih terperinci

SUMBER HUKUM ISLAM 1

SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER HUKUM ISLAM 1 SUMBER UTAMA HUKUM ISLAM (DALIL QAT EI) Sumber utama hukum Islam ialah dalildalil yang telah disepakati oleh para ulamak dengan secara putus sebagai sumber hukum Islam yang utama dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi yang berjudul Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz

Lebih terperinci

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor Ternyata Hari Jum at itu Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Penyusun: Ummu Aufa Muraja ah: Ustadz Abu Salman Saudariku, kabar gembira untuk kita

Lebih terperinci

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan:

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan: ILMU KALAM Aliran-Aliran dan Pemikiran Penyunting: Kontributor Penulisan: Ari Irwansyah*Arum Cahaya Utami*Endang Afriani*Heri Hermawan*Hariani*Lisa Racmawati*M. Ridho Sulthanik* Mayasari M* Musonip Saputro*Nurhasiyanti*Rabiatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP. A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SHAFI I TERHADAP UCAPAN ISTINSHA@ DALAM IKRAR TALAK A. Komparasi Pendapat Imam Malik dan Imam Shafi i terhadap Ucapan Istinsha> dalam Ikrar Talak Hukum Islam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 10% - 20% dari keberhasilan organisasinya, sedangkan sisanya 80% - 90%

BAB I PENDAHULUAN. 10% - 20% dari keberhasilan organisasinya, sedangkan sisanya 80% - 90% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, kesuksesan seorang pemimpin selalu behubungan dengan gerak bawahannya. Kesuksesan seorang pemimpin hanya menyumbang sekitar 10% - 20% dari keberhasilan

Lebih terperinci

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry : Article Review Judul Artikel : Perubahan Sosial dan Kaitannya Dengan Pembagian Harta Warisan Dalam Perspektif Hukum Islam Penulis Artikel : Zulham Wahyudani Reviewer : Anna Rizki Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19 DAFTAR ISI Daftar Isi.. 5 Kata Pengantar... 7 Bab I Pendahuluan. 10 Bab II Pengertian Manhaj Salaf... 15 2.1. Ahlussunnah wal Jama ah.... 15 2.2. Salaf.. 19 Bab III Salafi dan Wahabisme.. 22 3.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III BIOGRAFI AL-NASA> I> DAN DATA HADIS TENTANG BINATANG TERNAK BISA MENDENGAR SIKSA KUBUR

BAB III BIOGRAFI AL-NASA> I> DAN DATA HADIS TENTANG BINATANG TERNAK BISA MENDENGAR SIKSA KUBUR BAB III BIOGRAFI AL-NASA> I> DAN DATA HADIS TENTANG BINATANG TERNAK BISA MENDENGAR SIKSA KUBUR A. Biografi al-nasa> i> Nama lengkapnya adalah Abdur Rahman Ibn Syu aib Ibn Ali Ibn Sinan Ibn Bahr al-khurasani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesungguhnya usia anak merupakan usia yang paling subur dan panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang pendidik untuk menanamkan pondasi-pondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003), hlm Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis; Sebuah Tawaran Metodologis, (Yogyakarta: LESFI, 3 Muh. Zuhri, op. cit., hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 2003), hlm Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis; Sebuah Tawaran Metodologis, (Yogyakarta: LESFI, 3 Muh. Zuhri, op. cit., hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hal terpenting mempelajari sebuah agama adalah mempelajari sumber ajarannya. Bagi orang Islam, sumber ajarannya adalah al-qur an, yang dicatat dalam mushaf dan Sunnah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-qur a>n, hadis memiliki fungsi yang terkait dengan al-qur a>n itu sendiri, yaitu sebagai penjelas dari al-

Lebih terperinci

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) SINOPSIS Matlamat modul ini ialah mendedahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43 BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Guna menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami arti judul proposal Akad Syrirkah Menurut Perspektif Madzhab Maliki Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua Bab 5 Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua Pengertian As-Sunnah dan Hadits a. As-Sunnah. As-Sunnah secara lughawi (menurut bahasa) artinya kebiasaan atau tradisi. Sedangkan menurut istilah ilmu haidst adalah

Lebih terperinci

Hadis Sahih. Kamarul Azmi Jasmi

Hadis Sahih. Kamarul Azmi Jasmi Hadis Sahih Kamarul Azmi Jasmi Universiti Teknologi Malaysia, Johor Bahru, Malaysia, qamar@utm.my Suggested Citation: Jasmi, Kamarul Azmi. (2016). Hadis Sahih. In Kamarul Azmi Jasmi (Ed.), Ensiklopedia

Lebih terperinci

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Bahan atau sumber data yang digunakan untuk penyusunan skripsi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO A. Produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT. BRI Syari ah KCP Sidoarjo Memiliki logam mulia (LM)

Lebih terperinci