BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaannya yang mendukung penelitian ini. yang berjudul Measuring customer-based brand equity : empirical evidence

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I LATAR BELAKANG. dilakukan oleh Rio, Vazquez, dan Iglesias (2001) yang berfokus pada sepatu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

Produksi Media PR Cetak. Modul ke: 05FIKOM. Brand Image. Fakultas. Program Studi HUMAS. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara baru dalam mempertahankan pelanggan atau mencari pembeli-pembeli

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lebih diminati oleh konsumen, seluruh cara dan berbagai macam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Keputusan Pembelian. akan dikemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut para ahli.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi positif bagi eksistensi bisnis di masa yang akan datang. Loyalitas

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Budaya mementingkan merek merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari merek yang tertera pada produk tersebut. penjual dan untuk mendiferensikannya dari barang atau jasa pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan lahan subur bagi pemasaran berbagi macam produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. Manfaat merek adalah nilai personal produk yang diberikan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Integrated Marketing Communication I

BAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain.

Transkripsi:

BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, merek sudah menjadi salah satu fokus pemasaran. Upaya membangun suatu merek yang kuat pun perlu dilakukan. Merek dapat juga didefinisikan sebagai sebuah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk membedakan dari para pesaing. Merek yang sudah terbangun secara kuat dapat dikatakan memiliki ekuitas merek. Perusahaan perlu melakukan upaya dalam meningkatkan ekuitas merek, karena ekuitas merek sangat penting untuk memperkuat reputasi perusahaan. Perusahaan yang mampu mengembangkan preferensi merek akan mampu melawan serangan dari para pesaing. Preferensi merek terbaik dapat memberikan jaminan kualitas bagi konsumennya (Khan et al., 2014). Merek yang kuat akan mempengaruhi sikap konsumen dan menciptakan asosiasi produk yang kuat (Sudomo, 2013). Seperti yang diklaim oleh beberapa ahli, pentingnya merek pada dasarnya adalah untuk mengukur dampak dari merek yang terpilih dan tingkat loyalitas konsumen terhadap merek tersebut (Khan et al., 2014). Selain itu ada pula pernyataan yang menunjukkan bahwa ketika sebuah merek mampu menarik perhatian dan minat pelanggan, maka terjadilah proses yang disebut sebagai strategi inovasi dalam pengenalan merek (Chi, 2009). Apabila konsumen sudah mengenal suatu merek maka bukanlah hal yang sulit bagi merek tersebut untuk terus mengembangkan ekuitas merek yang dimilikinya. 1

Dalam hal ekuitas merek, pada sebuah literatur terdapat pernyataan bahwa model asli dari ekuitas merek pelanggan melibatkan lima dimensi yakni, kesadaran merek, citra merek, persepsi kualitas, loyalitas terhadap merek, dan aset-aset lain yang dimiliki oleh sebuah merek (Aaker, 1991). Khan et al., (2014) menambahkan bahwa dengan meneliti lima dimensi di dalam ekuitas merek maka akan menunjukkan hubungan kausal yang terjadi di dalam lima dimensi tersebut yang kemudian akan membangun ekuitas merek itu sendiri. Beliau menjelaskan hubungan kausal dalam penelitian ekuitas merek diartikan sebagai hubungan keterkaitan antara dimensi yang terdapat dalam ekuitas merek yang kemudian menyebabkan suatu akibat yang mempengaruhi variabel lain yang terdapat dalam penelitian. Sedangkan ekuitas merek sendiri didefinisikan sebagai seperangkat aset dan kewajiban yang terkait dengan merek, yang dapat menambah nilai atau bahkan dapat mengurangi nilai dari sebuah produk. Maka dapat dikatakan bahwa setelah memahami hubungan kausal yang terjadi dalam lima dimensi ekuitas merek tersebut, penelitian akan berlanjut pada meneliti pengaruh ekuitas merek terhadap variabel lain, yakni variabel minat beli ulang konsumen pada suatu merek. Menurut penelitian terdahulu, ekuitas merek dianggap sebagai diferensiasi merek di benak konsumen (Khan et al., 2014). Penelitian tersebut lebih lanjut mengkritik bahwa konsumen mampu mengenali dan mengingat merek hanya dengan melihat logo maupun gambar saja, dengan catatan bahwa mereka telah merasakan kesadaran merek dan memiliki pengetahuan tentang merek tersebut. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa perlu dibangun kesadaran 2

merek di dalam dimensi ekuitas merek agar produk tersebut dapat melekat ke dalam benak konsumen. Kesadaran merek adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1991). Sedangkan Liwe (2013) berpendapat bahwa kesadaran merek merupakan suatu penerimaan dari konsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka, dimana ditunjukkan dari kemampuan konsumen dalam mengingat kembali sebuah merek dan mengkaitkannya ke dalam kategori tertentu. Kesadaran merek tidak bisa berdiri sendiri (Mridanish, 2013). Khan et al. (2014) menyatakan bahwa di dalam penerapannya, kesadaran merek berdampingan dengan citra merek bersama-sama menciptakan pengetahuan tentang merek. Citra merek atau yang lebih dikenal dengan brand image adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu (Kotler dan Keller, 2009). Dalam perkembangannya citra merek juga dapat didefinisikan sebagai persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori konsumen yang mengandung makna bagi konsumen (Khan et al., 2014). Citra merek sendiri memegang peran penting dalam dimensi ekuitas merek. Di negara berkembang citra merek dijadikan sebagai pertimbangan utama konsumen dalam memilih suatu produk. Hal ini disebabkan karena konsumen di negara berkembang berpendapat bahwa merek dengan citra yang positif ataupun yang terkenal dianggap sudah pasti memiliki kualitas produk yang baik. Diyakini bahwa citra merek yang terkenal akan dapat menimbulkan keunikan tersendiri di pasar (Aaker, 1996). Khan et al. (2014) mengakui bahwa sangatlah penting untuk 3

membentuk citra positif pada sebuah merek, karena diharapkan dengan citra positif yang dimiliki maka di benak konsumen akan muncul sikap potif terhadap keberadaan merek tersebut. Misalnya saja muncul persepsi kualitas yang terbentuk pada konsumen bahwa merek yang dimaksud memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan merek lainnya. Persepsi kualitas suatu merek di benak konsumen dirasakan berpengaruh langsung kepada minat beli. Sebelum berniat untuk membeli suatu produk biasanya konsumen telah memiliki beberapa persepsi tentang kualitas produk tersebut. Bentuk persepsi kualitas yang dimaksud dapat berupa harga, bentuk, pilihan gaya, mutu produk, dan lain sebagainya. Konsumen kebanyakan menganggap persepsi kualitas sebagai konsep tertentu terhadap produk dan layanan fitur yang dimiliki suatu merek (Khan et al., 2014). Apabila konsumen merasakan kualitas suatu produk dari merek tersebut baik, maka kebanyakan dari mereka akan menganggap keseluruhan produk dari merek tersebut juga baik. Sehingga di masa yang akan datang akan terus muncul persepsi kualitas yang baik pula terhadap merek yang dimaksud. Persepsi kualitas semacam ini biasanya terjadi dalam jangka panjang. Saleem et al. (2015) mengatakan apabila telah muncul persepsi kualitas positif terhadap suatu merek, maka ada kemungkinan konsumen akan loyal terhadap merek tersebut dan memunculkan loyalitas terhadap suatu merek. Sudah pasti dalam hal ini minat beli konsumen terhadap merek yang dimaksud pun akan semakin kuat. Loyalitas merek sendiri didefinisikan sebagai bentuk dari menjaga kualitas suatu merek produk agar terus lebih baik dan memiliki tempat tersendiri di hati 4

konsumen. Konsumen yang telah loyal akan setia membeli merek tersebut bahkan akan rela membayar lebih (Mao, 2010). Konsumen yang di dalam benaknya telah terbentuk oleh loyalitas terhadap suatu merek akan merasa bahwa pilihan mereka lebih baik dari pada merek yang lain. Loyalitas merek dapat juga digambarkan sebagai suatu ukuran keterlibatan pelanggan kepada sebuah merek (Durianto, 2004). Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainya. Apabila perubahan yang terjadi arahnya positif tentunya konsumen akan semakin loyal. Loyalitas merek yang dinilai tinggi akan memperkuat minat beli ulang konsumen terhadap merek tersebut. Minat beli ulang dinilai sebagai aspek mendasar yang menentukan perilaku konsumen terhadap suatu merek. Secara umum minat beli datang ketika konsumen awalnya hanya coba-coba untuk membeli beberapa produk (Wee et al., 2014). Banyak pula pengaruh dari faktor yang terkadang tidak disadari yang dapat mempengaruhi minat beli (Rizwan, 2014). Minat beli yang muncul didasarkan oleh loyalitas akan menciptakan minat beli secara berulang. Khan et al. (2014) berpendapat bahwa semakin tinggi minat beli ulang maka semakin tinggi pula upaya konsumen untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan merek yang diminati. Minat beli ulang memiliki implikasi dan pengaruh yang baik terhadap tindakan seorang konsumen (Wee et al., 2014). Beberapa penelitian menyatakan bahwa pembelian yang didasari oleh minat beli ulang yang tinggi biasanya memunculkan sikap konsumen yang tidak peduli apakah merek tersebut 5

mahal ataupun murah dan tentunya hal tersebut sangat menguntungkan bagi merek yang dimaksud. Melihat dari penjelasan ekuitas merek dan dimensi yang ada di dalamnya dengan keterkaitannya terhadap minat beli ulang, serta dengan adanya perkembangan yang muncul dengan datangnya berbagai mode busana dari Barat yang ditujukan ke Asia yang kemudian memunculkan potensi besar untuk mengembangkan berbagai merek busana di pasaran, maka muncul ketertarikan untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh ekuitas merek terhadap minat beli ulang. Dengan adanya perkembangan semacam itu dapat mendorong kerjasama perantara lebih besar dan meningkatkan kemungkinan ekstensi merek lebih lanjut serta meningkatkan margin keuntungan (Khan et al., 2014). Maka dari itu akan sangat penting membangun ekuitas merek, agar kedepannya merek-merek yang ada dapat terus menunjukan eksistensi dan bersaing di pasar. Namun pada kenyataannya masih sedikit penelitian yang menganggap bahwa ekuitas merek adalah sebagai kombinasi yang berpengaruh pada minat pembelian. Khan et al. (2014) menambahkan bahwa sejumlah sastra ilmiah telah membuktikan bahwa di benak konsumen kualitas dan kesadaran merek merupakan prasyarat pembelian produk, sedangkan loyalitas merek berperan sebagai jaminan bahwa seorang konsumen akan membeli sebuah produk. Hingga kini masih belum ada penelitian komprehensif yang menyelidiki hubungan yang ada di dalam dimensi ekuitas merek tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengangkat salah satu merek fashion, yaitu Giordano untuk diteliti. 6

Giordano dianggap memiliki ekuitas merek yang baik dan banyak dikenal oleh konsumen. Giordano mewujudkan pilihan gaya hidup kontemporer dan kesederhanaan dalam desain serta kualitas dalam substansi. Dengan komitmen total untuk memberikan layanan yang unggul dan kualitas sangat baik, Giordano telah berhasil menarik hati banyak konsumen. Bahkan dalam keadaan industri fashion yang terus berkembang, Giordano mampu beradaptasi dengan perubahan tren dengan mengembangkan pendekatan ekuitas merek secara fleksibel untuk mode ritel. Minat beli konsumen Giordano pun terukur dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan yang pesat. Hal ini menimbulkan ketertarikan untuk mengangkat penelitian dengan judul Pengaruh Dimensi Ekuitas Merek (Kesadaran Merek, Citra Merek, Persepsi Kualitas, Dan Loyalitas Terhadap Merek) Giordano Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (di kota Yogyakarta). 7

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang menjelaskan mengenai hubungan kausal antara dimensi ekuitas merek dengan minat beli di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kesadaran merek dan citra merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap persepsi kualitas merek Giordano. 2. Apakah kesadaran merek, citra merek, dan persepsi kualitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas merek Giordano. 3. Apakah kesadaran merek, citra merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli ulang merek Giordano. 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka hasil yang ingin diperoleh dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan bahwa kesadaran merek dan citra merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap persepsi kualitas merek Giordano. 2. Untuk menjelaskan bahwa kesadaran merek, citra merek, dan persepsi kualitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas merek Giordano. 3. Untuk menjelaskan bahwa kesadaran merek, citra merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek berpengaruh signifikan dan positif terhadap minat beli ulang merek Giordano. 8

1.3. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya bidang pemasaran. 2. Manfaat Praktis Memberikan kontribusi terhadap pengembangan perusahaan melalui pengelolaan ekuitas merek sebagai salah satu intangible asset sehingga dapat dijadikan modal untuk menentukan keunggulan kompetitif perusahaan. 9