Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

IDENTIFIKASI PROSES PRODUKSI UNTUK MEREDUKSI NON VALUE ADDING ACTIVITY

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

PENDAHULUAN. Pada masa sekarang inisudah banyak sekali industri manufaktur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

IMPLEMENTASI LEAN SIX SIGMA SEBAGAI UPAYA MEMINIMASI WASTE PADA PEMBUATAN WEBB DI PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIPA DENGAN PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PT. INVILON SAGITA. TUGAS SARJANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

IMPLEMENTASI METODE LEAN SIX SIGMA SEBAGAI UPAYA MEMINIMASI WASTE PADA PRODUKSI LINK BELT DI PT PINDAD PERSERO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

Universitas Sumatera Utara

EVALUASI PROSES PRODUKSI SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMASI WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA (Studi Kasus: PT Temprina Media Grafika Malang)

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan mampu memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen. Hal ini. sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

DEVIS ZENDY NPM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

OVER PRODUCTION. Toleransi 15 % Prosentase pernah mencapai 16 %

UPAYA MEMINIMALISASI CACAT PRODUK. KEMASAN CUP AIR MINERAL 240 ml (STUDI KASUS PERUSAHAAN AIR MINUM)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. bisnis dituntut untuk mampu menghasilkan output baik barang maupun

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENERAPAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR LINGKUNGAN STUDI KASUS : PT LOKA REFRACTORIES WIRA JATIM

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENJUALAN ALAT ALAT LISTRIK DENGAN METODE SIX SIGMA ( Studi kasus pada PT. X )

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Peningkatan kualitas..., Ririn Mulyani, FT UI, 2008.

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan yang dihadapi industri manufaktur dalam hal merebut pasar semakin pesat. Setiap perusahaan hendaknya meningkatkan kualitas perusahaannya dengan selalu berusaha untuk meminimalisasi ketidaksesuaian, pemborosan, dan meningkatkan efisiensi dari keseluruhan proses, sehingga proses dapat dikendalikan dengan tujuan untuk dapat meminimisasi pemborosan. Akan tetapi, dalam kenyataannya akan selalu ada ketidaksesuaian dari produk yang dihasilkan dan jenis-jenis pemborosan (waste) yang terdapat di lantai produksi. Sistem produksi memegang peranan besar terkait seberapa efisien sistem produksi yang dijalankan sangat berpengaruh terhadap performansi perusahaan tersebut. Pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidakefisienan atau pemborosan yang terjadi dalam sistem produksi suatu perusahaan adalah lean six sigma. Lean six sigma digunakan untuk memperbaiki kualitas produksi di perusahaan dengan memperhatikan waste. Waste secara umum merupakan pemborosan, segala sesuatu yang tidak memiliki manfaat. Apabila dikaitkan dengan produksi, waste merupakan hal-hal yang melibatkan penggunaan material atau resources lainnya yang tidak sesuai prosedur. Secara umum dalam proses produksi waste yang terjadi antara lain produksi yang berlebih (overproduction), menunggu (waiting), transportasi yang

tidak perlu (excessive transportation), ketidaksesuaian proses (inappropriate processing), persediaan yang berlebih (inventory), gerakan yang tidak perlu (motion), dan produk cacat (defect). PT. Industri Karet Nusantara merupakan pabrik industri karet yang berlokasi di jalan Medan Tanjung Morawa Km 9,5 Medan, Sumatera Utara. Pabrik ini terdiri dari Rubber Article Factory (RAF), memproduksi karet gelang, packing sterilizer, dock fender, conveyer belt dan Rubber Thread Factory (RTF) yang memproduksi benang karet yang dapat digunakan untuk bahan baku industri tekstil. Pada penelitian ini, yang menjadi objek adalah Rubber Thread Factory (RTF) dengan produk benang karet. Dalam proses produksi benang karet terdapat beberapa waste (pemborosan). Jenis pemborosan yang ditemukan antara lain Defect, overproduction, motion, transportation,,overproduction, waiting dan Inappropriate processyang cukup lama. Beberapa Waste pada proses produksi.. Beberapa pemborosan yang terjadi pada proses produksi dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Jenis Pemborosan Produk Benang Karet PT.Industri Karet Nusantara Jenis Pemborosan Jumlah Standar Perusahaan Defect 5% 3% Waiting 10-15 menit 5 menit Transportation 30 menit 10 Menit Motion 30 Menit 15 Menit Inventory 3% 0 Overproduction 4-5% 0 Inappropriate process 5 menit 0 Sumber: PT. Industri Karet Nusantara

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa rata-rata tiap satu siklus operasi menunjukkan tingginya waste yang dihasilkan. Perusahaan harus memperbaiki kinerjanya agar tetap unggul dalam menghadapi persaingan tersebut. Perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengurangi pemborosan (waste) yang terjadi selama proses produksi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengurangan waste tersebut adalah metode pendekatan Lean Six Sigma. 1 Penelitian terdahulu dilakukan oleh Abdul Halim, Mochamad Choiri dan Ceria Farela mengenai implementasi lean six sigma sebagai upaya meminimasi waste pada pembuatan webb di PT Temprina Media Grafika Ngajuk dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis waste yang terjadi dalam proses produksi, menganalisis faktor-faktor penyebab waste, serta memberikan usulan pebaikan untuk meminimasi waste. Penelitian ini dilakukan dengan tahap DMAIC sesuai dengan langkah dalam six sigma. Ketujuh jenis waste teridentifikasi terjadi pada proses produksi webb, yaitu waiting, unnecessary inventory, defect, overproduction, unnecessary motion inappropriate processing dan transportation. Rekonmendasi perbaikan yang diusulkan dalam penelitian ini didasarkan dari hasil identifikasi Critical To Waste yang telah dianalisis menggunakan fishbone diagram dan FMEA untuk menentukan waste mana yang menjadi prioritas diberikan usulan perbaikan. Dari hasil tabel FMEA didapatkan waste waiting dan defect yang menjadi prioritas untuk segera diperbaiki. Rekomdasi perbaikan yang 1 Abdul Halim, dkk. 2014. Implementasi Lean Six Sigma Sebagai Upaya Meminimasi Waste Pada Pembuatan Webb Di PT Temprina Media Grafika Ngajuk. Universitas Brawijaya: Malang.

diusulkan untuk kedua waste tersebut adalah melakukan checklist, preventive maintenance, konsep 5S, dan penambahan fasilitas kerja. 2 Penelitian lain juga dilakukan oleh Joshua Chan Ren Jie, Sharul Kamaruddin dan Ishak Abd Azid mengenai penarapan lean six sigma di usaha kecil menengah (UKM) study kasus di perusahaan percetakan dengan tujuan untuk memberikan kerangka LSS terstruktur yang dapat diadopsi pada UKM Percetakan untuk mengurangi limbah dan variasi dalam produksi mereka. Penerapan kerangka LSS telah menyediakan pendekatan yang sistematis dan dipandu untuk mengidentifikasi masalah dan untuk menyediakan solusi yang layak dan mempertahankan perbaikan dibuat. Setiap langkah yang diambil dalam pendekatan ini telah ditunjukkan dalam rincian dalam setiap fase studi. A1 mesin memiliki tambahan 869,000 kapasitas/jam untuk membantu perusahaan menghadapi permintaan pelanggan. Tambahan kapasitas ini bernilai 2 bulan saat ini kapasitas produksi pencetakan label. Peningkatan yang signifikan telah diamati dalam mesin A1, mana itu menghasilkan produktivitas dari kesan/jam 2,709 memberikan 3,303 kesan/jam 21,93% peningkatan. 3 Penelitian lain juga dilakukan oleh Jui Chin Jiang dan Thi Anh Tuyet mengenai perbaikan proses dengan mengaplikasikan metode lean six sigma dan TRIZ pada perusahan kopi untuk mengembangkan proses yang lebih baik yang menghasilkan produktivitas dan efektivitas yang tinggi, waiting time rendah 2 Kamaruddin Shahrul,dkk. 2014. Implementing the Lean Six Sigma Framework in a Small Medium Enterprise (SME) A Case Study in a Printing Company Pulau pinang: Malaysia 3 Jiang,jui-chin.2015. Process improvement by application of Lean Six Sigma and TRIZ methodology Case Study in Coffee Company.Chun Yuan Christian University: Taiwan

untuk menghilangkan waste yang tidak perlu pada inspeksi/transportasi produk selama sistem operasi, menghasilkan sistem proses yang lebih efektif yang menjadi lebih stabilitas dan dapat diandalkan. Hasil menunjukkan bahwa prediksi peningkatan model berhasil mengurangi pemborosan waktu tunggu untuk inspeksi 46,54% dan transportasi selama sistem operasi 38,12%. Hal ini menunjukkan reduksi non value added sebesar 38,12%. 4 Penelitian lain dilakukan Aditya Yanuar Dwi Pradita dan Hari Supriyanto mengenai penerapan lean six sigma untuk meningkatkan kualitas prooduksi dengan memperhatikan faktor lingkungan studi kasus : PT.Loka Refractories Wira Jatim dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas produksi di perusahaan dengan memperhatikan waste dan non-value adding activity untuk meminimasi sumber daya dalam meningkatkan kualitas produksi, dimana konsep lean akan mampu memunculkan E-DOWNTIME waste di perusahaan. Untuk metode pengukuran kinerja lingkungan dilakukan untuk menampilkan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan, sehingga alternatif perbaikan yang ditentukan bisa mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin dimunculkan. Tahapan pengukuran aspek lingkungan dilakukan pada besarnya emisi karbon yang dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan satuan konversi karbon. Sehingga penggabungan kedua metode ini mampu menunjukkan aktivitas produksi yang paling signifikan menimbulkan dampak lingkungan dan nantinya 4 Supriyanto,Hari,dkk.2014 Penerapan Lean Six Sigma Untuk Meningkatkan Kualitas Produksi Dengan Memperhatikan Faktor Lingkungan Studi Kasus: PT Loka Rerractories Wira Jatim. Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh November.

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perbaikan dalam masalah kualitas produksi di perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berencana untuk memperbaiki proses produksi dengan mengurangi waste (pemborosan). Lean Manufacturing merupakan metode untuk meningkatkan responsiveness melalui usaha pengurangan waste. Six sigma digunakan untuk memperbaiki proses produksi dengan minimalisasi variasi produk, sehingga dapat mengurangi waste pada proses produksi. 1.2. Perumusan Masalah Pokok permasalahan pada penelitian ini adalah banyaknya waste yang terdapat pada proses produksi mengurangi efesiensi lini produksi pabrik. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses produksi pada produk benang karet untuk meningkatkan kelancaran pada proses produksi. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi jenis-jenis waste (pemborosan) pada proses produksi benang karet. 2. Melakukan perbaikan pada proses produksi dengan DMAIC (Define, Measure, Analyze,Improve, Control) 3. Memberikan usulan perbaikan urutan proses dan prosedur kerja di lantai produksi.

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan manfaat terhadap : 1. Bagi Perusahaan Memberikan masukan bagi perusahaan dalam hal meminimalkan waste pada proses produksi benang karet. 2. Bagi Mahasiswa Mempertajam kemampuan analisis dan berfikir yang lebih sistematis, memberikan dan menambah pemahaman tentang cara melakukan suatu penelitian dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermanfaat. 3. Bagi Universitas Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan bahan referensi bagi program studi terutama dalam proses penilaian karya ilmiah. 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya satu produk yaitu benang karet 2. Jenis pemborosan yang menjadi objek penelitian ini adalah pemborosan yang ditentukan sesuai dengan fenomena pemborosan yang terjadi pada lantai produksi serta kesesuaian dengan tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini. 3. Data waste (pemborosan) yang digunakan adalah data waste selama periode 1 bulan yaitu bulan april 2016.

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Sistem produksi dan produk yang diamati tidak berubah (tetap) selama penelitian berlansung. 2. Pekerja sudah mengetahui dan mengusai bidang pekerjaanya sesuai dengan metode kerja. 3. Data kapasitas mesin yang digunakan adalah kapasitas normal. 4. Tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan perusahaan seperti bencana alam atau demonstrasi 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Sarjana Sistematika yang digunakan dalam penulian tugas sarjana ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari peneliti untuk membuat suatu rancangan perbaikan terhadap masalah lead time dan kualitas produksi di perusahaan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana. Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menjelaskan sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, organisasi dan manajemen, teknologi serta proses produksi. Bab III Landasan Teori, memaparkan teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah yaitu Teori Pengukuran Waktu, Teori Pengendalian Kualitas, dan Teori Pendekatan Lean Six Sigma dengan Metode DMAIC (Define,

Measure, Analyze, Improve, Control). Sumber teori atau literatur yang digunakan diambil dari referensi buku-buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan topik tersebut dan disertakan pada Daftar Pustaka. Bab IV Metodologi Penelitian, mengemukakan tahapan-tahapan pengurangan waste untuk meningkatkan kecepatan proses dan kualitas produk benang karet dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma Metode DMAIC, yang dimulai dari tempat dan waktu penelitian, objek penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian, analisis pemecahan masalah hingga kesimpulan dan saran yang diberikan kepada pihak perusahaan. Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengidentifikasi data primer yaitu data pengukuran waktu proses produksi, Rating factor dan Allowance, data atribut pemborosan, serta data sekunder yaitu jumlah permintaan produk Selain itu, juga terdapat tahap pengolahan data dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma metode DMAIC untuk mendapatkan pemecahan masalah. Tahap dari metode DMAIC yang digunakan dalam pengolahan data adalah Tahap Define, Tahap Measure, Tahap analyze, Tahap Improve dan Tahap Control. Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis dari hasil pengolahan data dan alternatif dari pemecahan masalah. Bab VII Kesimpulan dan Saran, memberikan kesimpulan perbaikan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah, dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.