III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII. RENCANA KEUANGAN

V. ANALISA MANFAAT DAN BIAYA BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

VII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN PERLUASAN USAHA PEMASOK IKAN HIAS AIR TAWAR Budi Fish Farm Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Oleh: DWIASIH AGUSTIKA A

IV. METODE PENELITIAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

IV. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal

BAB III LANDASAN TEORI

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam pengertian yang lebih terbatas, dan ada juga yang mengertikan dalam artian yang lebih luas (Husnan dan Muhammad 2000). Dalam arti terbatas dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan pihak pemerintah, atau lembaga non profit, dilihat apakah bermanfaat bagi masyarakat luas yang bisa penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah, dan penghematan devisa atau penambahan devisa yang diperlukan oleh pemerintah. Hal-hal yang mendasari menjalankan studi kelayakan proyek investasi jika suatu pihak atau seseorang dengan melihat suatu kesempatan usaha, apakah kesempatan usaha tesebut bisa bermanfaat secara ekonomis serta apakah bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang layak dari usaha tersebut. Semakin luas skala proyek maka dampak yang dihasilkan baik secara ekonomi maupu sosial semakin luas. Oleh karena itu, studi kelayakan dilengkapi dengan analiss yang disebut dengan analisa manfaat (cost and benefit analysis), dan analisa pengorbanan sosial (social cost and social benefit). Pada suatu studi kelayakan proyek akan menyangkut tiga aspek (Husnan dan Muhammad 2000) yaitu : 1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri atau manfaat finansial. Artinya apakah proyek itu panjang dan menguntukan apabila dengan risiko proyek. 2) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan atau manfaat ekonomi nasional, yang menunjukan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara. 3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek.

Proyek investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka tujuan dalam melakukan studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Banyaknya sebab yang mengakibatkan suatu proyek ternyata menjadi tidak menguntukan (gagal) antara lain adalah : (1) kesalahan perencanaan, (2) kesalahan dalam penaksirkan pasar yang tersedia, (3) kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat pakai, (4) kesalahan dalam memperkirakan kontinyuitas bahan baku, dan kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, serta (5) pelaksanaan proyek yang tidak terkendalikan, sehingga biaya pembangunan proyek menjadi membengkak serta penyelesaian proyek menjadi tertunda. Dalam teori, tujuan dari pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan tingkat keuntungan dari pemilik modal itu sendiri. Namun tujuan tersebut apabila dipandang dari aspek yang lebih luas mungkin menjadi tidak begitu dipegang teguh lagi. Jika proyek akan dinilai dari perspektif yang lebih luas, maka tujuannya adalah memaksimumkan net present value dari semua social and benefit. 3.1.2 Aspek Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa yang akan dipelajari. Aspek-aspek yang harus diperhatikan adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek keuangan, aspek manajemen dan aspek hukum. Menurut Kadariah et al (1999) menyebutkan bahwa proyek dapat dievaluasikan dari enam aspek, yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomi.

3.1.2.1 Aspek Pasar Menurut Husnan dan Muhammad (2000) peranan analisa aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan pemasaran. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Sehingga diperlukan proyeksi permintaan. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun dari luar negeri (impor), dan bagaimana perkembangan di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi penawaran, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, dan perlindungan dari pemerintah. Harga, dilakukan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler 1997). 3.1.2.2 Aspek Teknis Husnan dan Muhammad (2000) mengatakan bahwa aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Analisis secara teknis berhubungan dengan proyek (penyediaan) dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa. Hal ini sangat penting, dan kerangka kerja proyek harus dibuat secara jelas supaya analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti (Gittinger 1986). Aspek-aspek lain dari analisa proyek hanya akan dapat berjalan bila analisis secara teknis dapat dilakukan, walaupun asumsi-asumsi teknis dari suatu perencanaan proyek mungkin sekali perlu direvisi sebagaimana aspek-aspek yang lain diteliti secara terpelinci.

3.1.2.3 Aspek Manajemen Aspek manajemen meliputi manajemen pembangunan dalam proyek dan manajemen dalam operasi. Manajemen pembangunan proyek adalah proses untuk merencanakan penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang direncanakan tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya (Husnan dan Muhammad 2000). Pelaksanaan pembangunan proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai ide proyek itu, umumnya diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapapun yang akan melaksanakan proyek tersebut, perusahaan yang mempunyai ide membuat proyek perlu mengetahui kapan proyek itu akan mulai bisa beroperasi secara komersial. Aspek manajemen dalam operasi meliputi bagaimana merencanakan pengelolaan proyek operasional. 3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Analisis ekonomi (economic analysis) suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, akan tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Analisis ekonomi penting dilakukan unutuk proyek-proyek yang berskala besar, yang menimbulkan perubahan dalam penambahan supply dan demand akan produk-produk tertentu, oleh karena itu dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti (Husnan dan Muhammad 2000). 3.1.2.5 Aspek Finansial 1. Teori Biaya dan Manfaat Analisis finansial diawali dengan biaya dan manfaat dari suatu proyek. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue earning proyek. apakah proyek itu terjamin dengan dana yang diperlukan. Apakah proyek akan mampu membayar kembali dan tersebut dan apakah proyek akan berkembang sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah et al, 1999). Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya

proyek. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi manfaat yang akan diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil yang diharapkan akan berguna bagi individu, lembaga, ataupun masyarakat yang merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan biaya dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung. Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek, sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung dan merupakan utama dan tujuan utama dari suatu proyek. Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis proyek adalah biaya dan manfaat yang bersifat langsung. Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek terdiri dari biaya modal, biaya operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang, dengan contoh tanah, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesinmesin, biaya pendahuluan sebelum operasi, serta biaya-biaya lainnya adalah penelitian. 2. Laba Rugi Menurut Gittinger (1986) laporan rugi laba adalah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba merupakan sejumlah nilai yang tersisa setelah dikurangkannya pengeluaranpengeluaran yang timbul didalam memproduksi barang dan jasa dari penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut. Dengan kata lain, pendapatan (laba) merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan netto timbul dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan penjualan, barang yang dikembalikan dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku. Pengurangan biaya langsung untuk memproduksi suatu barang dengan total penerimaan bersih akan menghasilkan pendapatan bruto.

Komponen lain dalam laporan rugi laba adalah adanya biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan merupakan pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta tetap ke tiap periode operasi yang menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak. Komponen selanjutnya dalam laporan rugi laba adalah komponen pendapatan atau beban di luar operasi seperti bunga yang diterima, bunga yang dibayar, subsidi dan cukai. Penambahan pendapatan diluar operasi dan pengurangan beban diluar operasi akan menghasilkan laba sebelum pajak. Pengurangan pajak penghasilan terhadap pendapatan sebelum pajak akan menghasilkan laba bersih (net benefit). Hal inilah yang merupakan pengembaliam kepada pemilik usaha yang tersedia baik untuk dibagikan ataupun untuk diinvestasikan kembali. 3. Analisis Kriteria Investasi Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan rugi laba menunjukan hasil operasi perusahaan selama periode operasi. Menurut Husnan dan Muhammad (2000), bahwa dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relavan terhadap kas bukan terhadap laba, karena dengan kas seseorang bisa berinvestasi dan membayar kewajibannya, sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan finansial perusahaan, perlu dilakukan analisis aliran kas (Cashflow). Analisis kriteria investasi merupakan analisis untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usaha yang telah dikembangkan. Setiap kriteria investasi menggunakan Present Value (pv) yang telah di-discount dari arus-arus benefit dan biaya selama umur suatu usaha (Kadariah et al 1999). Penilaian investasi dalam suatu usaha dilakukan dengan memperbandingkan antara semua manfaat yang diperoleh akibat investasi dengan semua biaya yang dikeluarkan selama proses investasi dilaksanakan.

Analisis kelayakan usaha adalah penelitian tentang pengevaluasian apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan atau dilanjutkan, dilihat dari sudut pandang badan-badan atau orang-orang yang menanamkan modalnya. Suatu usaha dikatakan layak apabila usaha tersebut mendatangkan keuntungan (Kadariah et al 1999). Suatu usaha atau proyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan jika sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang ada (Kadariah et al 1999). Beberapa metode pengukuran dalam kriteria investasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : (1) Net Present Value (manfaat sekarang neto) adalah nilai kini dari keuntungan bersih yang ada diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih kini dari benefit dengan nilai kini dari biaya. (2) Net Benefit-Cost Ratio (ratio manfaat dan biaya) adalah perbandingan antara jumlah nilai kini dari keuntungan bersih pada tuhan dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif. (3) Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal) adalah tingkat bunga dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan, yaitu setiap selisih benefit (Bt) dan cost (Ct) yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. (4) Payback Period (masa pembayaran kembali) digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang digunakan untuk melunasi investasi yang ditanamkan. Metode Payback Period merupakan metode yang menghitung seberapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali, karena itu hasil perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan (Husnan dan Muhammad 2000). 4. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan salah satu perlakuan terhadap ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa

dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabelvariabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan, niali besarnya nilai NPV, IRR, dan nilai Net B/C (Gittinger 1986). Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan, karena dalam analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perlunya perhitungan umumnya didasarkan pada proyeksiproyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Analisis ini juga merupakan analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisis bisnis jika terjadi perubahan atau ketidakpastian dalam perhitungan biaya atau manfaat (Kadariah et al 1999). Perubahan-perubahan yang sering terjadi dalam menjalankan proyek atau usaha umumnya dikarenakan oleh : a. Harga b. Keterlambatan pelaksanaan (contoh ; mundurnya waktu implementasi) c. Kenaikan dalam biaya (Cos Over Run) d. Hasil produksi. Faktor-faktor perubahan tersebut tentunya akan mempengaruhi kelayakan suatu aktivitas usaha atau proyek. oleh karena itu, diperlukan analisis dan identifikasi kondisi yang mungkin akan terjadi dari informasi-informasi yang sesuai dengan usaha yang dijalankan. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Usaha di bidang perikanan sangat berpotensi dan diperkirakan akan semakin berkembang, hal ini tercermin pada jumlah data perkembangan produksi ikan hias di Kota Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya. Peningkatan jumlah produksi ini menggambarkan bahwa permintaan ikan hias air tawar semakin meningkat. Hal ini dilihat dari data permintaan ikan hias air tawar terhadap Arifin Fish Farm. Afirin Fish Farm adalah salah satu usaha budidaya ikan hias yang bergerak di bidang perikanan. Berdasarkan atas kondisi permintaan terhadap ikan hias air

tawar semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dengan produksi ikan hias air tawar. Untuk itu perlu dilakukan perkembangan usaha agar permintaan tersebut dapat dipenuhi dan Arifin Fish Farm dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Teknis budidaya ikan hias air tawar yang diproduksi oleh Arifin Fish Farm mudah untuk dibudidayakan. Selain itu, ikan hias air tawar yang diproduksi tahan terhadap hama dan penyakit, hal ini terlihat dari mortalitas yang rendah dari ikan hias yang diproduksi oleh Arifin Fish Farm. Arifin Fish Farm dalam tergabung dengan kelompok budidaya dan mendapat penghargaan juara 1 terbaik se Jawa Barat, hal ini terlihat dari cara pengelolaan ikan hias. Pengembangan usaha yang akan direncanakan oleh Arifin Fish Farm dengan pembelian lahan seluas 300 m 2 untuk menambah kapasitas produksi, sehingga perusahaan akan memenuhi permintaan untuk ikan Black Ghost 68 persen, ikan Ctenopoma 95 persen sedangkan untuk ikan Patin akan terpenuhi 81 persen. Hal ini dilakukan karena kapasitas produksi perusahaan sudah maksimal dan lahan yang digunakan tidak bisa untuk menambahkan kapasitas. Kebutuhan lahan 300 m 2 digunakan untuk bangunan, mess karyawan seluas 3 m x 4 m, ruang pengepakan seluas 2 m x 2 m, gudang 2 m x 2 m, pembuatan bak penampungan air dengan luas 6 m 2, bak semen pemeliharaan larva seluas 10 m x 5 m, bak semen untuk pemeliharaan induk seluas 3 m x 2 m, ruang akuarium seluas 8,5 m x 5,5 m. Pengembangan lahan 300 m 2 dilakukan berdasarkan alasan keterbatasan modal yang dimiliki perusahaan. Selain itu manajerial perusahaan hanya mampu melakukan pengembangan seluas 300 m 2. Berdasarkan hal tersebut, maka Arifin Fish Farm ingin melakukan perkembangan usaha, agar dapat meningkatkan keuntungan. Namun sebelumnya diperlukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui usaha layak atau tidak untuk dijalankan, dengan dilakukan pembahasan tentang analisis non finansial dan non finansial. Analisis non finansial termasuk aspek-aspek yang berkaitan dengan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial. Kriteria kelayakan yang digunakan untuk aspek pasar yaitu bahwa produk ikan hias yang dihasilkan mempunyai peluang pasar. Kriteria kelayakan pada

aspek teknis ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi dan pemeliharaan yang intensif seperti pemberian pakan teratur dan perawatan media budidaya, sehingga produk yang dihasilkan perusahaan berkualitas dan mengurangi resiko kematian ikan hias. Aspek sosial agar respon masyarakat sekitar yang tidak mempunyai keluhan apapun terhadap Arifin Fish Farm selama usaha berjalan, sedangkan dilihat dari aspek manajemen menggunakan kriteria kelayakan supaya pengelolaan dan pemeliharaan manajemen yang baik dan benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aspek finansial menggunakan kriteria kelayakan NPV > 0, Net B/C > 1, sedangkan IRR > tingkat discount rate yang ditetapkan. Jika NPV > 0, maka proyek dinyatakan layak atau bermanfaat karena dapat menghasilkan laba lebih besar dari modal opportunity cost faktor produksi modal. Apabila NPV= 0, berarti proyek menghasilkan sebesar opportunity cost faktor produksi modal, dalam kondisi ini proyek tidak untung dan tidak rugi. Jika nilai NPV< 0, maka proyek tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang digunakan sehingga menunjukan bahwa proyek tersebut tidak layak dijalankan. Penilaian tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis finansial untuk melihat nilai NPV, IRR, Net B/C, Incremental Net B/C dan Payback Period. Menurut Kadariah et al (1978). NPV merupakan selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menentukan nilai sekarang diperlukan tingkat suku bunga yang relevan. Aspek finansial menggunakan analisis cashflow melalui perhitungan NPV, Net B/C dan IRR. Nilai Net B/C menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek dinyatakan layak untuk dijalankan apabila nilai nilai Net B/C ratio menunjukan angka lebih dari satu, sebaliknya apabila Net B/C rationya menunjukan angka kurang dari satu angka maka proyek dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Incremental Net benefit dihitung menggunakan manfaat bersih dengan bisnis dan dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor produksi yang sebelumnya tidak tergunakan atau tidak terpakai ataupun belum termanfaatkan sehingga pada saat ada bisnis apakah faktor ini

memberikan manfaat/benefit atau tidak bagi bisnis yang dijalankan (Nurmalina et al 2009). Untuk mengetahui periode pengembalian modal dapat menggunakan payback period. Analisis sensitivitas digunakan dalam penelitian ini untuk melihat dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap kelayakan investasi hasil dari analisis ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tentang rencana perluasan skala usaha yang akan dilakukan. Apabila dari hasil evaluasi analisis kelayakan usaha menunjukan bahwa usaha ikan hias air tawar yang dilakukan oleh Arifin Fish Farm layak untuk dilaksanakan, maka perusahaan akan melakukan pengembangan untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Jika hasil dari evaluasi analisis kelayakan yang dilakukan menunjukan bahwa usaha ikan hias air tawar tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, maka perusahaan sebaiknya mengadakan perbaikan-perbaikan dilihat dari aspek pasar yaitu bahwa produk ikan hias yang dihasilkan harus memenuhi permintaan perusahaan melakukan segmen pasar. Secara sederhana, penjelasan di atas digambarkan dalam bentuk diagram kerangka pemikiran operasional seperti disajikan pada Gambar 1.

Prospek Usaha Ikan Hias Air Tawar Arifin Fish Farm: Permintaan ikan hias air tawar yang terus meningkat Kemudahan teknis budidaya ikan hias air tawar jenis black ghost, ctenopoma, dan patin. Tergabung dalam kelompok budidaya terbaik se Jawa Barat Ikan Hias yang dihasilkan tahan terhadap gangguan hama dan penyakit Pengembangan Usaha Penambahan lahan seluas 300 m 2 dan kapasitas produksi Aspek Nonfinansial Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial Aspek Ekonomi Aspek Lingkungan Aspek Finansial Analisis NPV Analisis IRR Analisis Net B/C Incremental Net Benefit Analisis Payback Period Analisis Sensitivitas Layak/Tidak Rekomendasi Gambar 1. Kerangka Permikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Ikan Hias Air Tawar.