BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan


BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN KONSTRUKSI


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

Owner (Pemilik Proyek)

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DRAINASE PERKOTAAN BAB I TATA CARA PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE DESKRIPSI

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB IV PEMBAHASAN. Siklus pekerjaan yang dibuat adalah siklus pekerjaan per-zone dan siklus

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PASIR - GARAM, AIR KENCING SAPI, BATU KAPUR HALUS DAN KOTORAN AYAM TERNAK TERHADAP NILAI TAHANAN PEMBUMIAN PADA SAAT KONDISI TANAH BASAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN DED KEINDAHAN KOTA SE KABUPATEN WONOGIRI

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengendalian proyek yaitu Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB I SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

BAB I PENDAHULUAN. kita berada dalam bangunan baik rumah tinggal, kantor, pabrik, hotel, rumah sakit dll.

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan waktu serta evaluasi atau pengambilan langkah-langkah yang diperlukan pada saat pelaksanaan, agar proyek dapat selesai sesuai dengan yang direncanakan. Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau lazim disebut monitoring (Pengendalian Mutu, Waktu dan Biaya) suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi secara tepat dan cepat dapat diketahui. Umumnya pengendalian tersebut dipakai media jaringan kerja, curve S, formulir disamping Kontrak (spesifikasi Teknis, Gambar dll). Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh yang berwenang. Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Pengendalian Biaya 2. Pengendalian Mutu 3. Pengendalian Waktu 4.1.1. Tinjauan Umum Pada pelaksanaan suatu proyek selalu ada kemungkinan terjadinya suatu penyimpangan terhadap peraturan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Pengendalian proyek dimaksudkan untuk menjamin kesesuaian hasil karya pembangunan dengan rencana pelaksanaan proyek, program pelaksanaan proyek, perintah atau wewenang dari pengelola proyek, serta ketentuan lain yang telah ditetapkan dan disyaratkan dalam dokumen kontrak, termasuk tindakan korektif terhadap penyimpangan. 43

Selama pekerjaan pelaksanaan masih berjalan, pengendalian proyek digunakan sebagai alat untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang lebih sesuai dengan rencana pelaksanaan proyek. Setelah pekerjaan berakhir pengendalian proyek berfungsi untuk mengevaluasi hasil proyek. Pengendalian proyek bukan berarti untuk menunjukkan keburukan atau kekurangan dari sistem manajemen yang sudah ada, sebab wujud nyata suatu pengendalian adalah tindakan pengawasan terhadap semua pekerjaan yang dilaksanakan. Hasil dari pengawasan dapat dijadikan bahan untuk mengoreksi serta menilai suatu pekerjaan yang selanjutnya dapat dijadikan program atau ketentuan pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Teknik pengendalian proyek dilakukan dengan cara tertentu dan teliti agar bisa dimanfaatkan kembali serta diperoleh biaya, mutu dan waktu yang lebih ekonomis. Dengan merumuskan suatu metode pengendalian proyek yang cermat dan efisien diharapkan dapat membantu perencanaan proyek agar lebih terarah dan berkembang. 4.1.2. Pengendalian Mutu Pelaksanaan Pengendalian mutu pelaksanaan dimaksudkan agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan syarat syarat teknis ( RKS ). Kegiatan pengendalian dilakukan mulai dari pengawasan mutu bahan pada saat pelaksanaan sampai dengan perawatan terhadap hasil pekerjaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi mutu pekerjaan karena berkaitan dengan jangka waktu dan biaya pelaksanaan. Pelaksanaan pengendalian di lapangan antara lain dengan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan secara langsung dan melakukan pengawasan terhadap mutu bahan bangunan yang digunakan pada proyek tersebut, apakah telah sesuai dengan yang diinginkan atau sebaliknya. 1. Pengujian Instalasi Listrik Pengujian instalasi listrik dilakukan pada tiap panel nya dan di setiap lantai terdapat dua panel. Alat yang digunakan untuk menguji 44

bernama merger test instalasi. Kisaran nilai pengukuran adalah 500 ohm hingga 1000 ohm, jika nilainya kurang dari 500 ohm maka perlu ditunjau lagi. Karena sambungan tersebut dinyatakan baik jika memiliki nilai minimal 500 ohm, jika nilainya lebih dari 1000 ohm malah lebih baik. Karena semakin sedikit nilainya berarti jarak semakin pendek dan berpotensi terjadi hubungan singkat. Terdiri dari 3 kabel, yaitu : fasa, netral dan grounding R 1 group, terdiri dari 3 kabel S F N G 1 group T P 1 group R 1 group S Tidak Boleh Berhubungan 1 group Terdiri dari beberapa group Gambar 4.1 Skema instalasi kabel menuju panel 2. Pengawasan Pekerjaan di Lapangan Pada Proyek Pembangunan Stadion Madya Magelang, tugas pengawasan dilakukan oleh dua pihak baik dari kontraktor sendiri maupun kepada konsultan pengawas PT. PAKUBUWONO DEVELOPMENT. Semua pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari tim pengawas sehingga peran tim pengawas sangat menentukan dalam keberhasilan pengendalian mutu pekerjaan. Tindakan korektif diambil dalam usaha mengatasi kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh tim pengawas terhadap keseluruhan proyek yang sedang berlangsung. 45

4.1.3. Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan membandingkan hasil pekerjaan proyek dengan rencana kerja yang dibuat oleh tim pelaksana proyek. Tujuan dari pengendalian waktu pelaksanaan proyek ini adalah agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan jangka waktu yang direncanakan dan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar karena setiap keterlambatan suatu pekerjaan berarti kerugian dari segi waktu dan segi biaya. Pengendalian proyek berupa penyusunan Rencana Kerja time schedule yang berbentuk kurva S. Prestasi dalam pelaksanaan pekerjaan dievaluasi terhadap time schedule yang sudah ada. Hasil evaluasinya setiap mingguan diplotkan dalam kurva S sehingga perkembangan proyek dapat diketahui. Dalam diagram kurva-s tercantum aktivitas aktivitas beserta durasi penyelesaian pekerjaan dan logika ketergantungannya dari masing masing item pekerjaan setiap event pada jaringan tersebut. Dari semua event diperhitungkan durasi yang diperlukan dalam memesan, membeli maupun mendatangkan material dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. 4.1.4. Penyediaan Logistik Pengendalian logistik merupakan bagian proyek yang menangani ketersediaan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi material, alat dan tenaga kerja. Logistik memegang peranan penting dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan karena keterlambatan penyediaan logistik dapat menjadi penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. 1. Penyediaan Material Dalam menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan, perlu mengadakan monitoring di lapangan secara terus menerus untuk mengetahui pekerjaan yang akan dilaksanakan dan material yang dibutuhkan baik jenis maupun jumlahnya. Dengan demikian pada saat 46

pekerjaan tersebut dilaksanakan, material yang diperlukan telah tersedia, hal ini terutama untuk material yang memerlukan pemesanan terlebih dahulu. Pada umumnya penyediaan material di proyek dilaksanakan secara bertahap. Hal ini erat kaitannya dengan penyediaan tempat atau gudang penyimpanan material dan segi pembayaran. Yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar kelancaran pekerjaan tidak terganggu akibat adanya keterlambatan dalam penyediaan material. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan logistik antara lain : a. Penempatan material di lokasi harus diatur sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan, b. Penyimpanan material harus diperhatikan sehingga kualitasnya tetap terjaga. c. Kebutuhan material pada proyek ini dipasok oleh para supplier, dimana hubungan kerjanya berupa kontrak jual beli antara pelaksana proyek dan suplier. d. Pengontrolan terhadap penggunaan material atau bahan dengan cara melihat berdasarkan gambar rencana. Dari hasil hitungan akan dapat diperkirakan jumlah bahan yang dibutuhkan oleh seorang manajer borong untuk mengerjakan suatu bagian pekerjaan tertentu. Disamping itu untuk mengeluarkan barang dari gudang, seorang manajer borong harus mendapat persetujuan dari staf pelaksana di lapangan, berupa bon pengeluaran bahan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pengambilan bahan atau material dapat dikontrol dengan baik, serta dapat mencegah pemborosan penggunaan bahan atau material. 2. Penyediaan Tenaga Kerja Yang dimaksud dengan penyediaan tenaga kerja ialah pemenuhan kebutuhan terhadap tenaga kerja yang meliputi jenis atau macam tenaga kerja maupun jumlah tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan. Untuk setiap jenis pekerjaan memerlukan tenaga kerja tertentu baik mengenai jumlah maupun keahliannya dalam mengerjakan atau pada saat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Penyediaan tenaga kerja meliputi 47

tenaga ahli, tenaga menengah, dan tenaga tukang akan dijelaskan sebagai berikut ini. a. Tenaga Ahli Tenaga ahli merupakan tenaga tenaga yang berpendidikan dan berpengalaman dalam bidang konstruksi, arsitektur dan manajemen. Tugasnya adalah mengkoordinir pekerjaan, mengusulkan gambar gambar revisi ( jika ada ) serta mengatasi masalah yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. b. Tenaga Menengah Tenaga menengah mencakup tenaga administrasi dan tenaga teknik. Tenaga administrasi yaitu berhubungan dengan administrasi keuangan, dimana tenaga ini bertugas mengatur dan menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan keuangan. Tenaga teknik terdiri dari koordinator pelaksana, pelaksana M.E., mekanik dan pelaksana pekerjaan lainnya. Tenaga tenaga ini bertugas melaksanakan atau mengontrol setiap pekerjaan proyek, melakukan pengukuran, membuat gambar kerja shop drawing dan pekerjaan lainnya. c. Tenaga Tukang Tenaga tukang dalam suatu pelaksanaan proyek merupakan bagian pekerja yang terbanyak, meliputi tukang kayu, tukang besi, tukang cor, tukang batu dan lain lain. Tenaga tukang biasanya merupakan tenaga yang berpendidikan rendah, dimana keterampilan dan keahliannya diperoleh dari pengalaman selama dia bekerja. Kebutuhan tenaga kerja ini jumlahnya dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan volume pekerjaan yang sedang dikerjakan. Berdasarkan status kepegawaiannya, tenaga kerja proyek dibagi menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut ini. a. Tenaga Tetap Pelaksana Tenaga tetap adalah tenaga kerja yang secara langsung menjadi karyawan dari suatu perusahaan secara tetap, sedangkan penempatan dan pengaturannya dilakukan oleh pelaksana. b. Tenaga Kerja Harian 48

Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dibutuhkan pada suatu proyek untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dan setiap saat dapat dihentikan. c. Tenaga Borongan Tenaga borongan adalah tenaga kerja yang koordinir oleh seorang mandor sebagai pemimpin kelompok dan merupakan tenaga lepas. d. Tenaga Sub Pelaksana Merupakan tenaga kerja yang secara tidak langsung berada di bawah pelaksana dan digaji oleh masing masing sub-pelaksana berdasarkan atas pekerjaan borongan yang telah dilakukan. Pembagian jumlah tenaga kerja pada tiap bagian pekerjaan dengan tepat akan berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan. Maka dituntut keahlian dalam mengatur tenaga kerja yang dibutuhkan agar mencapai hasil yang optimal, mengingat kelebihan tenaga kerja juga akan mengurangi efisiensi kerja. Pada proyek pembangunan Stadion Madya Magelang pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan sistem borongan dengan menunjuk salah seorang manager borongan (subkon) dan keputusan untuk menambah atau mengurangi jumlah tenaga kerja adalah wewenang dari manager borongan tersebut untuk kegiatan di lapangan. Pelaksana wajib menugaskan seorang kepala pelaksana atau site coordinator yang cukup berpengalaman untuk lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan dan mendapat kuasa penuh dari pimpinan pelaksana. Petugas tersebut harus mempunyai latar belakang pendidikan salah satu dari yang tersebut dibawah ini : a. Sarjana teknik sipil / Arsitektur, dengan pengalaman lapangan minimum 5 (lima) tahun, b. Sarjana muda teknik sipil, dengan pengalaman lapangan minimum 7 (tujuh) tahun. Pelaksana wajib memberitahu secara tertulis kepada pemimpin proyek, pengelola teknis dan konsultan pengawas tentang penugasan 49

kepala pelaksana dengan dilampiri salinan ijazah yang disahkan dan pengalaman kerjanya untuk mendapatkan persetujuan. 4.1.5. Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pengendalian biaya sangat erat kaitannya dengan pengendalian mutu dan waktu pelaksanaan. Pengendalian biaya dibuat dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan ( RAP). RAP menggambarkan besarnya biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Unsur unsur biaya yang perlu diperhitungkan dalam RAP adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung. Yang termasuk biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan fisik pekerjaan seperti biaya bahan, upah pekerja, dan biaya alat. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mendukung jalannya proyek, seperti overhead proyek, gaji karyawan, penyusutan atau sewa alat, gaji direksi ( manajemen konstruksi ), bunga bank, asuransi, dan lain lain. 4.2. Penggunaan Meterial Pada material yang digunakan terdapat kesesuaian antara yang tercantum pada RKS pembangunan proyek pembangunan Stadion Madya Magelang terkait masalah elektrikal dengan PUIL 2000 maupun pada pelaksanaannya yaitu : a. Material yang digunakan untuk Elektrode Konduktor Pada RKS tercantum bahwa : Elektrode Konduktor Pengetanahan. Pipa Galvanized 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm2 dan dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan pengetanahan max. 1 ohm. Hal ini sesuai dengan salah satu isi PUIL pada Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan yaitu pada nomor : 3.18.4 Bahan dan ukuran elektrode 50

3.18.4.1 Sebagai bahan elektrode digunakan tembaga, atau baja yang digalvanisasi atau dilapisi tembaga sepanjang kondisi setempat tidak mengharuskan memakai bahan lain (misalnya pada perusahaan kimia). b. Jenis Kabel Yang Digunakan Kesesuaian yang ada pada pelaksanaan pembangunan proyek pembangunan Stadion Madya Magelang terkait masalah elektrikal dengan PUIL 2000 yaitu pada: Hal ini sesuai dengan salah satu isi PUIL pada Bagian 7 Penghantar dan pemasangannya yaitu pada nomor: 7.1.3.4.5 Lapisan selubung luar Untuk mencegah bahaya korosi haruslah digunakan kabel tanah yang mempunyai lapisan selubung luar yang terbuat dari bahan termoplastik, karet, yute dengan bitumen, atau bahan lainnya yang setaraf. Lapisan ini juga dapat berfungsi sebagai pelindung mekanis pada waktu pemasangan. Pada pelaksanaan : Hal ini terlihat dari kabel yang digunakan disana yaitu dengan merk Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka Kabel. Gambar 4.2 Contoh Kabel yang digunakan pada proyek Selain itu pada bagian 7 juga terdapat kesesuaian dengan PUIL yaitu pada nomor : 7.2.2 Penggunaan warna loreng hijau-kuning 7.2.2.1 Warna loreng hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, penghantar pengaman, dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama potensial ke bumi. 51

7.2.3 Penggunaan warna biru 7.2.3.1 Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian. c. Pekerjaan Pemasangan Pipa Instalasi Kesesuaian yang ada pada pekerjaan pemasangan pipa instalasi pada pelaksanaan pembangunan proyek pembangunan The Pakubuwono Signature terkait masalah elektrikal dengan PUIL 2000 yaitu pada Bagian 7 Penghantar dan pemasangannya yaitu pada nomor: 7.8.3 Pipa instalasi 7.8.3.1 Pipa instalasi harus memenuhi ketentuan dan persyaratan yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang. 7.8.3.2 Bahan Pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan mekanis, tahan terhadap panas, tidak menjalarkan nyala api, dan tahan kelembaban, misalnya baja, PVC atau bahan lain yang sederajat. 7.8.3.3 Syarat konstruksi 7.8.3.3.1 Pipa instalasi harus dibuat demikian rupa sehingga dapat melindungi secara mekanis penghantar yang ada di dalamnya dan harus tahan terhadap tekanan mekanis yang mungkin timbul selama pemasangan dan pemakaian. 7.8.3.3.2 Permukaan bagian dalam dan luar pipa instalasi haruslah licin dan rata, tidak boleh 52

terdapat lubang atau tonjolan yang tajam atau cacat lainnya yang sejenis. Bagian dalam maupun luar pipa tersebut harus dilindungi secara baik terhadap karat. 7.8.3.3.4 Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus dapat disambung dengan baik. 7.8.3.4 Syarat mekanis, termis dan elektris 7.8.3.4.1 Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus tahan terhadap tekanan mekanis. Pipa jika dibengkokkan, ditekan, kena pukulan, atau dalam suhu di atas normal selama ataupun sesudah pemasangan, tidak boleh menjadi retak atau pecah ataupun berubah bentuknya sehingga pemasangan penghantar di dalamnya menjadi sukar atau penghantar akan rusak di dalamnya. Pada pelaksanaan : Pada pelaksanaan, hal-hal yang tersebut diatas dapat dilihat pada saat pemasangan pipa seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.3 Proses Pembongkaran Gambar 4.4 Pipa PVC Gambar 4.5 Pembengkokan pipa yang tidak merusak kondisi pipa Gambar 4.6 Pipa yang sudah di bengkokan dan dipasang pada dinding 53

Selain itu pada bagian 7 juga terdapat kesesuaian dengan PUIL yaitu pada nomor : 7.8.5 Memasang pipa instalasi 7.8.5.4 Pipa instalasi harus dipasang tegak lurus atau mendatar. Pada pelaksanaan : Hal tersebut diatas dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 4.3. Permasalahan Non Teknis Setelah melakukan kerja praktek pada lapangan ditemukan permasalahan teknis dan non teknis terkait dengan elektrikalnya. Hal ini dapat dilihat dari : a. Non Teknis Permasalahan non teknis yang ada pada proyek pembangunan The Pakubuwono Signature adalah : Gambar 4.7 Pipa yang sudah terpasang tegak lurus sejajar pada dinding 1. Sub Kontraktor yang masih tidak mengikuti aturan kerja maikontraktor yaitu ACSET Indonusa. 2. Permasalahan pada terjadi kemunduran schedule selama 1 bulan Kemunduran schedule ini disebabkan karena sulitnya memperoleh material spesifik yang akan digunakan. Selain itu akibat kemunduran schedule juga berpengaruh pada penunjukan sub kontraktor elektrikal. 54