BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat golongan sulfonamida digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim, yang lebih dikenal sebagai kotrimoksazol bekerja sebagai antibakteri yang digunakan secara luas pada infeksi saluran kencing, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan (Sohrabi et al., 2009). Dua obat yang dikombinasikan ini dilaporkan lebih efektif sebagai antibakteri karena bekerja secara sinergis (Shamsa and Amani, 2006). Saat ini, di pasaran ditemui berbagai macam sediaan kotrimoksazol baik generik maupun paten. Untuk menjamin kotrimoksazol yang dikonsumsi masyarakat merupakan obat yang bermutu, aman, dan berkhasiat maka diperlukan pemantauan kandungannya dengan metode analisis yang valid. Berbagai metode penentuan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim telah dilaporkan antara lain kromatografi (Agbaba et al., 1996; Okine et al., 2006; Harmita et al., 2012) dan elektroforesis kapiler (Qianfeng et al., 2000; Qing-Cui et al., 2008). Metode tersebut memerlukan reagen yang mahal dan waktu yang lama sehingga kurang sesuai untuk kontrol kualitas secara rutin. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan pengembangan metode analisis yang sederhana, cepat dan ekonomis (Khanmohammadi et al., 2011; Givianrad and Mohagheghian, 2011). Spektrofotometri merupakan metode analisis yang lebih mudah dan ekonomis dibandingkan metode instrumental yang lain (Givianrad and 1
Mohagheghian, 2011; Bano et al., 2013; Islam et al., 2013). Namun terdapat kekurangan metode spektrofotometri, terutama terkait dengan selektivitasnya dan terbatasnya analit yang mempunyai gugus kromofor serta adanya overlapping beberapa analit pada daerah UV. Meskipun demikian, seiring dengan berkembangnya perangkat lunak komputer terutama analisis multivariat, spektrofotometri UV/Vis telah banyak digunakan untuk menganalisis campuran beberapa senyawa obat secara simultan (Andrade et al., 2003; Givianrad and Mohagheghian, 2011). Spektrofotometri UV/Vis yang digabungkan dengan kemometrika merupakan teknik yang sangat baik untuk analisis suatu komponen dalam campuran. Penelitian terhadap sediaan obat kombinasi menggunakan metode ini yang telah berhasil diantaranya penetapan enam komponen obat secara simultan yaitu teofilin, guaifenesin, difenhidramin HCl, metilparaben, propilparaben dan natrium benzoat menggunakan spektrofotometri UV digabungkan dengan metode kemometrika partial least square (PLS) dan principal component regression (PCR) (El-Gindy et al., 2006); penetapan kadar parasetamol, ibuprofen, dan kafein secara simultan menggunakan spektrofotometri UV dengan metode kemometrika PLS, genetic algorithm (GA-PLS), dan principal componentartificial neural network (PC-ANN) (Khosayand et al., 2008); serta penetapan kadar asam folat, riboflavin, thiamin dan piridoksal dengan metode regresi PLS (Ghasemi and Vosough, 2002). Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan jenis kromatografi yang paling luas penggunaannya. Kegunaan umum KCKT adalah untuk 2
pemisahan, pemurnian dan analisis kuantitatif senyawa obat dalam sediaan farmasi. Analisis obat di industri farmasi banyak menggunakan KCKT dengan detektor UV/Vis. Metode KCKT dapat menentukan beberapa senyawa obat secara bersama-sama karena adanya proses pemisahan. United States Pharmacopeia 35 (2012) dan Farmakope Indonesia edisi IV (1995) mencantumkan bahwa metode standar untuk penetapan kadar kotrimoksazol tablet adalah metode KCKT. Meskipun demikian, terdapat kekurangan metode KCKT yaitu penggunaan reagen yang banyak dan mahal sehingga tidak ekonomis untuk kegunaan analisis rutin, selain itu membutuhkan waktu yang lama dengan tahapan proses yang cukup rumit (El-Gindy et al., 2006; Shamsa and Amani, 2006). Hal tersebut menjadi dasar pemikiran perlu dikembangkan metode analisis yang lebih ekonomis, mudah dan cepat tetapi mempunyai akurasi sebaik KCKT. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan adalah: a. Bagaimanakah optimasi dan validasi metode spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan teknik kemometrika kalibrasi multivariat untuk penetapan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim secara simultan dalam sediaan tablet dan dalam larutan disolusinya? b. Bagaimanakah perbandingan akurasi hasil analisis sulfametoksazol dan trimetoprim secara spektrofotometri UV dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi? 3
C. Keaslian Penelitian Berbagai metode analisis telah dikembangkan untuk menganalisis kadar sulfametoksazol dan trimetoprim secara simultan dalam sediaan tablet antara lain menggunakan kromatografi lapis tipis (Agbaba et al., 1996), spektrofotometri FTIR (Kargosha et al., 1999), elektroforesis kapiler (Qianfeng et al., 2000), spektrofotometri UV-Vis derivatif (Balyejjusaa et al., 2002), spektrofotometri UV/Vis dengan diazotasi (Shamsa and Amani, 2006) dan kromatografi cair fase terbalik/rp-lc (Okine et al., 2006). Ni et al. (2005) menggunakan spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan teknik kemometrika classical least square (CLS), PCR dan PLS untuk penetapan kadar secara simultan senyawa sulfonamida (seperti sulfadiazin, sulfadimidin, sulfametoksazol, dan sulfanilamid) dan trimetoprim dalam sediaan tablet. Sohrabi et al. (2009) telah berhasil menggunakan metode spektrofotometri UV yang digabungkan dengan teknik kemometrika kalibrasi multivariat PLS dan PCR untuk analisis campuran sulfametoksazol dan trimetoprim dalam sediaan tablet, tetapi belum pernah dilaporkan hasil analisis terhadap kadar larutan disolusinya. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengembangan metode tersebut untuk penetapan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim dalam tablet kotrimoksazol dan larutan disolusinya menggunakan sampel sediaan obat yang beredar di Indonesia, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. 4
D. Urgensi Penelitian Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai instansi. Bagi pemerintah (dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan RI), metode yang dikembangkan dapat digunakan untuk pengujian dalam rangka pengawasan obat post market secara sederhana, singkat dan murah serta lebih aman bagi analis. Bagi industri, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk analisis rutin (penjaminan mutu) produk yang dihasilkan. Bagi ilmu pengetahuan, hasil ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terkait dengan suatu metode yang cepat dan akurat untuk penetapan kadar senyawa dalam sediaan tablet kombinasi secara simultan, tanpa dilakukan pemisahan terlebih dahulu. E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode spektrofotometri UV untuk analisis campuran sulfametoksazol dan trimetoprim dalam sediaan tablet secara langsung tanpa melakukan pemisahan terlebih dahulu. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Melakukan optimasi dan validasi metode spektrofotometri UV yang dikombinasikan dengan teknik kemometrika kalibrasi multivariat untuk penetapan kadar sulfametoksazol dan trimetoprim secara simultan dalam sediaan tablet dan dalam larutan disolusinya. 5
2. Membandingkan akurasi hasil analisis sulfametoksazol dan trimetoprim secara spektrofotometri UV kombinasi kalibrasi multivariat dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. 6