BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Dulalowo Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggambarkan distribusi frekuensi dari responden.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rukun Tetangga (RT) dan 3 Rukun Warga (RW). Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tapa Kecamatan Kota Utara

B A B I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif yang berkembang pesat saat ini salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkadang tidak disadari penderitanya sebelum memeriksakan tekanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrofi/left ventricle

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diresmikan pada tanggal 24 Maret Lahirnya Kecamatan Kota Tengah Kota

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB 6 HASIL ANALISA DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK JAKARTA BARAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI METRO UTARA TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

Biaya rental dan print proposal Rp Biaya internet Rp Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengetahui Hipertensi secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 6 PEMBAHASAN. disebabkan proses degenerasi akibat bertambahnya usia. Faktor-faktor risiko

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Geografi Puskesmas Dulalowo adalah puskesmas yang berada di Kecamatan Kota Tengah dengan luas wilayah kerja 307,125 km2 yang terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kel.Wumialo, Kel.Dulalowo Timur, Kel.Dulalowo, Kel.Liluwo, Kel.Pulubala dan Kel.Paguyaman, 36 RW, 136 RT, dengan jarak dari ibukota Kota Gorontalo ± 6 km. Letak geografis wilayah kerja Puskesmas Dulalowo yaitu Terletak pada 00º 28' 17" - 00º 35' 56" Lintang Utara dan 122º 59' 44" - 123º 05' 59" Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kecamatan Kota Utara b. Sebelah Timur : Kecamatan Kota Timur c. Sebelah Selatan : Kecamatan Kota Selatan d. Sebelah Barat : Kecamatan Dungingi dan Kota Barat 4.1.2 Demografi penduduk pada tahun 2012 adalah 24.658 Jiwa dan jumlah KK adalah 6.489 KK, dengan jumlah masyarakat miskin 4.574 jiwa, jumlah KK miskin 1.120 kk,jumlah peserta Askes Sosial 572 kk, Ibu Hamil 605, Ibu Menyusui/Bersalin 570, Bayi 0 1 thn 648 Anak Balita 1 5 thn 3241 orang. penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo tahun 2011 berdasarkan data SP2TP berjumlah 24.658 jiwa, dimana penyebarannya di 6 37

(kelurahan) kelurahan belum merata, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah. Kelurahan Tabel 4.1 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2012 Penduduk 2011 2012 (Km²) Kepadatan Per Km² 2008 2009 Wumialo 3053 4612 7,86 504,33 504,33 Dulalowo 4397 3319 135,96 40,10 40,10 Liluwo 4451 4813 9,735 359,01 359,01 Pulubala 5254 5601 74,58 56,03 56,03 Paguyaman 2438 2703 78,99 28,09 28,09 Dulalowo Timur 2398 3610 21.991 24.658 307,125 987,57 987,57 Sumber Data : SP2TP 2012 Ratio kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo menunjukkan bahwa tingkat persebaran penduduk antar kelurahan berbeda dimana tampak penduduk terkonsentrasi di Kelurahan Dulalowo dan Kelurahan Wumialo. Kepadatan penduduk diwilayah kerja Puskesmas Dulalowo tahun 2012 adalah 987.57 jiwa per kilometer persegi, terpadat di Kelurahan Wumialo dan terendah kepadatannya adalah Kelurahan Paguyaman seperti yang terdapat dalam lampiran tabel 4.1 profil. 4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan Analisis univariat atau analisis deskriptif. Analisis univariat dilakukan untuk mendskripsikan dan melihat distribusi dari 38

jenis kelamin responden, umur responden, pendidikan responden, lokasi tempat tinggal responden. Analis data univariat disajikan dalam bentuk tabel. 4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di bawah ini. Distribusi dari jenis kelamin sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 41 38.7 Perempuan 65 61.3 Dari hasil analisis dapat disimpulkan jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki. 4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur responden dibagi menjadi delapan kelompok yaitu kelompok umur 36-40 tahun, 41-45 tahun, 46-50 tahun, 51-55 tahun, 56-60 tahun, 61-65 tahun, 66-70 tahun dan 71-75 tahun. Distribusi umur respondennya bisa dilihat pada tabel 4.3 39

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) 36-40 6 5.7 41-45 7 6.6 46-50 10 9.4 51-55 21 19.8 56-60 31 29.2 61-65 23 21.7 66-70 6 5.7 70-75 2 1.9 Total 106 100 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden paling banyak berumur 56-60 tahun sebanyak 31 responden (29.2%) dan paling sedikit berumur 70-75 tahun sebanyak 2 responden (1.9%). 4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan responden dibagi menjadi lima kelompok yaitu kelompok SD, SMP, SMA, D1-D4 dan S1-S3. Distribusi pendidikan respondennya bisa dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Terakhir SD 58 54.7 SMP 12 11.3 SMA 24 22.6 D1-D4 4 3.8 S1-S3 8 7.5 40

Dari hasil analisis didapatkan jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD paling banyak yaitu sebanyak 58 responden (54.7%) dan tingkat pendidikan D1-D4 yang paling sedikit yaitu sebanyak 4 responden (3.8%). 4.2.4 Distribusi Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Kelurahan Responden penelitian berasal dari enam kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dulalowo yaitu Kelurahan Dulalowo Timur, Kelurahan Dulalowo, Kelurahan Liluwo, Kelurahan Paguyaman, Kelurahan Pulubala dan Kelurahan Wumialo. Distribusi respondennya bisa dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Lokasi Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Kelurahan Tempat tinggal (Kelurahan) Dulalowo Timur 9 8.5 Dulalowo 16 15.1 Liluwo 19 17.9 Paguyaman 17 16.0 Pulubala 31 29.2 Wumialo 14 13.2 Dari hasil analisis didapatkan responden paling banyak dari Kelurahan Pulubala sebanyak 31 responden (29.2%) dan paling sedikit dari Kelurahan Dulalowo Timur sebanyak 9 responden (8.5%). 41

4.2.5 Distribusi Pengetahuan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Dalam variabel jenis Pengetahuan Responden, Pengetahuan Responden dikatakan baik apabila responden dapat menjawab sama dengan atau lebih dari nilai median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai median data. Distribusi Pengetahuan Responden dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Baik 59 55.7 Kurang 47 44.3 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 59 responden (55.7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 47 responden (44.3%). Jadi lebih banyak responden yang memilik pengetahuan baik dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan kurang. 4.2.6 Distribusi Sikap Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Dalam variabel jenis Sikap Responden, Sikap Responden dikatakan baik apabila responden menjawab sama dengan atau lebih dari nilai median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai median data. Distribusi Sikap Responden dapat dilihat pada tabel 4.7. 42

Tabel 4.7 Distribusi Sikap Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Baik 56 52.8 Kurang 50 47.2 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki sikap baik sebanyak 56 responden (52.8%) dan sikap kurang sebanyak 50 responden (47.2%). Jadi lebih banyak responden yang memilik sikap baik dibandingakan responden yang memiliki sikap kurang. 4.2.7 Distribusi Tindakan Responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi. Dalam variabel jenis Tindakan Responden, Tindakan Responden dikatakan baik apabila responden menjawab sama dengan atau lebih dari nilai median data, dikatakan kurang apabila responden menjawab kurang dari nilai median data. Distribusi Sikap Responden dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Distribusi Tindakan responden dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Ulang Penyakit Hipertensi Baik 42 39.6 Kurang 64 60.4 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 42 responden (39.6%) dan tindakan kurang sebanyak 64 responden 43

(60.4%). Jadi lebih banyak responden yang memiliki tindakan kurang dibandingakan responden yang memiliki tindakan baik. 4.2.8 Distribusi kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah Pada saat Penelitian. Dalam kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah menggunakan Klasifikasi Derajat Tekanan Darah berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure,1997, dimana Normal <130/<85 mmhg, Perbatasan 130-139/85-89 mmhg, Hipertensi tingkat 1 140-159/90-99 mmhg, Hipertensi tingkat 2 160-179/100-109 mmhg dan Hipertensi tingkat 3 180/ 110 mmhg. Pada saat Penelitian ini dikatakan Tidak kambuh apabila TD responden dalam kategori normal dan perbatasan, dan dikatakan mengalami kekambuhan apabila tekanan darah responden dalam kategori hipertensi 1,2 dan 3. Tabel 4.9 Distribusi kejadian kekambuhan berdasarkan Pengukuran Tekanan Darah (mmhg) Pada saat Penelitian Tekanan Darah (mmhg) <130/<85 2 1.9 130-139/85-89 18 17.0 140-159/90-99 32 39.6 160-179/100-109 26 24.5 180/ 110 18 17.0 Dari hasil analisis didapatkan bahwa lebih banyak responden yang mengalami kekambuhan penyakit hipertensi dibandingakan responden yang tidak 44

mengalami kekambuhan yaitu sebanyak 86 responden, dan rata-rata responden yang mengalami kekambuhan, memiliki tekanan darah dalam kategori Hipertensi tingkat 1 (140-159/90-99 mmhg). 4.2.9 Distribusi pengetahuan responden berdasarkan jawaban pada kuisioner. Gambaran pengetahuan responden berdasarkan jawaban dalam pengisian kuisioner yang disebarkan. Tabel 4.10 Definis penyakit hipertensi Benar 70 66 Salah 36 34 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (66%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang definisi penyakit hipertensi. Tabel 4.11 Klasifikasi penyakit hipertensi Benar 49 46.2 Salah 57 58.3 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (58.3%) responden yang memiliki pengetahuan yang salah tentang klasifikasi penyakit hipertensi. 45

Tabel 4.13 Diagnosa penyakit hipertensi Benar 99 93.4 Salah 7 6.6 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (93.4%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang Diagnosa penyakit hipertensi. Tabel 4.14 Diagnosa penyakit hipertensi berdasrakan pengukuran tekanan darah Benar 88 83.0 Salah 18 17.0 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (83%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang Diagnosa penyakit hipertensi berdasrakan pengukuran tekanan darah. Tabel 4.15 Komplikasi penyakit hipertensi Benar 71 67.0 Salah 35 33.0 46

Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (67%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang Komplikasi penyakit hipertensi. Tabel 4.16 Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi Benar 35 33.0 Salah 71 67.0 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (67%) responden yang memiliki pengetahuan yang salah tentang Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.17 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Benar 69 65.1 Salah 37 34.9 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (65.1%) responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi. 47

Tabel 4.18 Komplikasi penyakit hipertensi pada organ tubuh Benar 90 84.9 Salah 16 15.1 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (84.9%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang komplikasi penyakit hipertensi pada organ tubuh. Tabel 4.19 penatalaksanaan penyakit hipertensi Benar 69 65.1 Salah 37 34.9 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (65.1%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang penatalaksanaan penyakit hipertensi. Tabel 4.20 pengobatan penyakit hipertensi Benar 90 84.9 Salah 16 15.1 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (84.9%) responden yang memiliki pengetahuan yang benar tentang pengobatan penyakit hipertensi. 48

4.2.10 Distribusi sikap responden berdasarkan jawaban pada kuisioner. Gambaran sikap responden berdasarkan jawaban dalam pengisian kuisioner yang disebarkan. Tabel 4.21 Pemeriksaan gejala hipertensi Sangat setuju 27 25.5 Setuju 64 60.4 Tidak setuju 10 9.4 Sangat tidak setuju 5 4.7 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (60.4%) responden yang memiliki sikap setuju tentang Pemeriksaan gejala hipertensi. Tabel 4.22 Penatalaksanaan penyakit hipertensi Sangat setuju 28 26.4 Setuju 40 37.7 Tidak setuju 33 31.1 Sangat tidak setuju 5 4.7 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (37.7%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pelaksanaan penyakit hipertensi yaitu perilaku hidup sehat. 49

Tabel 4.23 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju 13 12.3 Setuju 38 35.8 Tidak setuju 34 32.1 Sangat tidak setuju 21 19.8 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (35.8%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.24 Pentalaksanaan penyakit hipertensi Sangat setuju 7 6.6 Setuju 35 33.0 Tidak setuju 25 23.6 Sangat tidak setuju 39 36.8 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (36.8%) responden yang memiliki sikap sangat tidak setuju tentang pelaksanaan penyakit hipertensi yaitu aktifitas fisik. 50

Tabel 4.25 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju 7 6.6 Setuju 22 20.8 Tidak setuju 30 28.3 Sangat tidak setuju 47 44.3 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (44.3%) responden yang memiliki sikap sangat tidak setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi yaitu konsumsi garam. Tabel 4.26 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju 21 19.8 Setuju 52 50 Tidak setuju 15 14.2 Sangat tidak setuju 17 16.0 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (50%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi yaitu pola makan. 51

Tabel 4.27 Diagnosa penyakit hipertensi Sangat setuju 9 8.5 Setuju 28 26.4 Tidak setuju 34 32.1 Sangat tidak setuju 35 33.0 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (33%) responden yang memiliki sikap sangat tidak setuju tentang diagnosa penyakit hipertensi yaitu pemeriksaan diri kepuskesmas. Tabel 4.28 pencegahan penyakit hipertensi Sangat setuju 12 21.7 Setuju 45 42.5 Tidak setuju 26 24.5 Sangat tidak setuju 23 21.7 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (42.5%) responden yang memiliki sikap setuju tentang pencegahan penyakit hipertensi yaitu faktor resiko. 52

Tabel 4.29 Penyebab kekambuhan penyakit hipertensi Sangat setuju 30 28.3 Setuju 68 64.2 Tidak setuju 6 5.7 Sangat tidak setuju 2 1.9 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (64.2%) responden yang memiliki sikap setuju tentang penyebab kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.30 Dukungan keluarga dalam upaya pencegahan kekambuhan Sangat setuju 27 25.5 Setuju 47 44.3 Tidak setuju 23 21.7 Sangat tidak setuju 9 8.5 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (44.3%) responden yang memiliki sikap setuju tentang Dukungan keluarga dalam upaya pencegahan kekambuhan. 4.2.11 Distribusi tindakan responden berdasarkan jawaban pada kuisioner. Gambaran tindakan responden berdasarkan jawaban dalam pengisian kuisioner yang disebarkan. 53

Tabel 4.31 Pengukuran tekandarah dalam upaya pencegahan kekambuhan Selalu 18 17 Kadang-kadang 81 76.4 Tidak pernah 7 6.6 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (76.4%) responden yang hanya kadang-kadang mengukur tekanan darah dalam upaya pencegahan kekambuhan. Tabel 4.32 pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 11 54.7 Kadang-kadang 37 34.9 Tidak pernah 58 54.7 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (54.7%) responden yang tidak pernah menghindari makanan yang mengndung kolesterol tinggi sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 54

Tabel 4.33 pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 28 26.4 Kadang-kadang 75 70.8 Tidak pernah 3 2.8 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (70.8%) responden yang hanya kadang-kadang konsumsi buah dan sayur sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.34 Pengobatan penyakit hipertensi Selalu 34 32.1 Kadang-kadang 16 15.1 Tidak pernah 56 52.8 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (52.8%) responden yang tidak pernah mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi 55

Tabel 4.35 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 16 15.1 Kadang-kadang 26 24.5 Tidak pernah 64 60.4 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (60.4%) responden yang tidak pernah meluangkan waktu untuk istirahat walaupun pekerjaan menumpuk sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.36 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 11 10.4 Kadang-kadang 41 38.7 Tidak pernah 54 50.9 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (50.9%) responden yang tidak pernah berolahraga secara teratur sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 56

Tabel 4.37 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 66 62.3 Kadang-kadang 23 21.7 Tidak pernah 17 16.0 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (62.3%) responden yang selalu menghindari konsumsi alkohol sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.38 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 28 26.4 Kadang-kadang 39 36.8 Tidak pernah 39 36.8 Dari hasil penelitian didapatkan responden yang hanya kadang-kadang dan tidak pernah (36.8%) menghindari merokok dan konsumsi garam sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 57

Tabel 4.39 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 11 10.4 Kadang-kadang 40 37.7 Tidak pernah 55 51.9 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (51.9%) responden yang tidak pernah berekreasi setelah mengerjakan pekerjaan berat sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Tabel 4.40 Pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi Selalu 17 16 Kadang-kadang 31 29.2 Tidak pernah 58 54.7 Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak (54.7%) responden yang tidak pernah mengontrol emosi jika marah sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. 4.2.12 Distribusi Pengetahuan, Sikap dan tindakan Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan. Gambarkan distribusi pengetahuan, sikap dan tindakan responden berdasarkan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 58

Tabel 4.41 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Tingkat Pendidikan PENGETAHUAN Tingkat TOTAL BAIK KURANG Pendidikan SD 14 24.1 44 75.9 58 100.0 SMP 10 83.3 2 16.7 12 100.0 SMA 23 95.8 1 4.2 124 100.0 D1-D4 4 100.0 0 0.0 4 100.0 S1-S3 8 100.0 0 0.0 8 100.0 TOTAL 59 55.7 47 44.3 106 100.0 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki pengetahuan baik dan responden dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 44 responden (75.9%). Tabel 4.42 Distribusi Sikap Responden Menurut Tingkat Pendidikan PENGETAHUAN Tingkat TOTAL BAIK KURANG Pendidikan SD 17 29.3 41 70.7 58 100.0 SMP 7 58.3 5 41.7 12 100.0 SMA 20 83.3 4 16.7 24 100.0 D1-D4 4 100.0 0 0.0 4 100.0 S1-S3 8 100.0 0 0.0 8 100.0 TOTAL 56 52.8 50 47.2 106 100.0 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki sikap baik dan responden dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki sikap yang kurang yaitu sebanyak 41 responden (70.7%). 59

Tabel 4.43 Distribusi Tindakan Responden Menurut Tingkat Pendidikan PENGETAHUAN Tingkat TOTAL BAIK KURANG Pendidikan SD 14 24.1 44 75.9 58 100.0 SMP 4 33.3 8 66.7 12 100.0 SMA 14 58.3 10 41.7 124 100.0 D1-D4 3 75.5 1 25.0 4 100.0 S1-S3 7 87.5 1 12.5 8 100.0 TOTAL 42 39.6 64 60.4 106 100.0 Dari hasil analisis didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki sikap baik dan responden dengan tingkat pendidikan SD sebagian besar memiliki sikap yang kurang yaitu sebanyak 41 responden (70.7%). 4.3 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kec.Kota Tengah Gorontalo. Sampel pada penelitian ini berjumlah 106 sampel yang tersebar di enam kelurahan (Kel.Dulalowo Timur 9 sampel, Kel.Dulalowo 16 sampel, Kel.Liluwo 19 sampel, Kel.Paguyaman 17 sampel, Kel.Pulubala 31 sampel dan Kel.Wumialo 14 sampel). Dalam menganalisis data peneliti menggunakan nilai median data sebagai acuan penentuan kriteria. Sehingga untuk variabel pengetahuan, didapatkan 5,5 sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang kurang dari 5,5 dikategorikan kurang, dan jumlah nilai yang lebih dari 5,5 dikategorikan baik. Begitupun untuk variabel sikap, didapatkan 20,5 sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang 60

kurang dari 20,5 dikategorikan kurang dan sebaliknya untuk jumlah nilai yang lebih dari 15,5 dikategorikan baik dan untuk variabel tindakan, didapatkan 15,5 sebagai nilai median. Jadi, jumlah nilai yang kurang dari 15,5 dikategorikan kurang dan sebaliknya untuk jumlah nilai yang lebih dari 15,5 dikategorikan baik. Setelah mendapatkan hasil penelitian, maka selanjutnya dilakukan pembahasan berdasarkan hasil penelitian tersebut. 4.3.1 Gambaran Pengetahuan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Pengetahuan kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari hasil pengalaman serta penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah responden dengan pengetahuan baik sebanyak 59 responden (55.7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 47 responden (44.3%). Jadi lebih banyak responden yang memilik pengetahuan baik dibandingakan responden yang memiliki pengetahuan kurang, Hal ini disebabkan karena pengetahuan responden dipengaruhi salah satunya tingkat pendidikan, responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang redah. Dalam hal ini responden memiliki pengetahuan yang baik tentang definisi, diagnosa, pengukuran tekan darah, komplikasi, pencegahan, penatalaksanaan penyakit hipertensi dan memiliki 61

pengetahuan yang kurang tentang klasifikasi penyakit hipertensi dan penyebab kekambuhan penyakit hipertensi. Penelitian tentang pengetahuan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ini di dukung oleh hasil yang diperoleh peneliti yang disajikan pada tabel 4.10, dimana responden yang memiliki tingkat pendidikan D1-D4 dan S1-S3 semuanya memiliki pengetahuan baik dan responden yang paling banyak memiliki pengetahuan kurang memiliki tingkat pendidikan hanya sampai Sekolah Dasar. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu, didapatkan 54 responden (61,36%) memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 34 responden (38,64%). Menurut Lawrence Green (1989) dalam Notoatmodjo (2010) peningkatan pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan, seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas. 4.3.2 Gambaran Sikap Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Menurut Notoatmodjo (2010) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya bisa ditafsirkan terlebih dahulu dan perilaku yang tertutup. 62

Dari hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki sikap baik sebanyak 56 responden (52.8%) dan sikap kurang sebanyak 50 responden (47.2%), menurut asumsi peneliti, responden yang memiliki sikap yang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dikarenakan mereka mengetahui tentang penyakit hipertensi dan dampak yang ditimbulkan jika penyakit tersebut tidak ditangani dengan baik. Berdasrkan hasil penelitian juga didaptkan responden memiliki sikap yang baik dalam hal pemeriksaan tekan darah, pencegahan kekambuhan dalam hal mengontrol pola makan dan dukungan keluarga dalam keberhasilan diet penderita hipertensi dan responden memiliki sikap yang kurang dalam hal aktifitas fisik yang bisa dilakukan oleh penderita hipertensi dan faktor resiko penyebab penyakit hipertensi. Penelitian tentang sikap penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu, didaptkan hasilnya yaitu penderita hipertensi yang memiliki sikap positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sejumlah 54 responden (61,36%) dan negatif sejumlah 34 responden (38,64%). sikap sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka konsep pemikirannya akan lebih bijaksana dan matang karena pendidikan individu merupakan landasan dasar untuk menentukan kepercayaan, apakah menyetujui atau menolak (Azwar, 2009). 63

4.3.3 Gambaran Tindakan Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Hipertensi Menurut Notoatmodjo (2010) suatu sikap belum otomatis terwujudnya dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya suatu sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki tindakan yang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi sebanyak 42 responden (39.6%) dan kurang sebanyak 64 responden (60.4%). Jadi lebih banyak responden yang memiliki tindakan kurang dibandingakan responden yang memiliki tindakan baik, menurut peneliti hal yang menyebabkan responden lebih banyak yang mempunyai tindakan yang kurang dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dikarenakan kurangnya kesadaran dari responden akan pentingnya upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dan sulitnya meluangkan waktu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan sebagian responden memiliki tindakan yang kurang baik dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi, dalam hal ini dapat dilihat bahwa responden hanya kadang-kadang mengukur tekan darahnya dan mengonsumsi buah dan sayur setiap hari. Responden paling banyak tidak pernah menghindari makanan berkolestrol tinggi dan mengandung garam tinggi, minum obat antihipertensi secara teratur, 64

beristirahat walaupun pekerjaan menumpuk, berolahraga secara teratur, bereksreaski dan mengontrol emosi jika sedang marah sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertesni dan tindakan yang yang paling banyak selalu dilakukan oleh responden yaitu menghindari konsumsi minuman beralkohol. Penelitian tentang tindakan penderita hipertensi dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ningsih (2009) di Kelurahan Saung Naga Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun di dapatkan tindakan penderita hipertensi tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi baik sejumlah 32 responden (36,36%) dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 56 responden (63,64%). 65