BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan teknologi yang semakin pesat di era globalisasi akan

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. Pada awalnya, perekonomian Indonesia lebih mengandalkan dalam sektor

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan industri baik dari segi manufaktur maupun jasa. Salah satu strategi

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta pengaruh perekonomian global. pemerintah yaitu Indonesia Desain Power yang bertujuan menggali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB VI INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. tersebut pada saat ini dikatakan sebagai era ekonomi kreatif yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi (e-commerce), dan akhirnya ke ekonomi kreatif (creative economy).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1"Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia sampai saat ini adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri Kecil Menengah (IKM). Sektor industri di Indonesia merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas sehingga tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berkembang begitu pesatnya seiring dengan adanya. mengembangkan ekonomi dan industri di Indonesia yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia. (

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : id.wikibooks.org/wiki/wisata:solo PUSAT KULINER KHAS SOLO

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

IV. KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF SEBAGAI PENGGERAK INDOSTRI PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan ekonomi terhadap sektor lainnya sangat besar. Pembangunan kepariwisataan perlu ditingkatkan dan dikembangkan karena sektor pariwisata mampu meningkatkan cadangan devisa negara, memperluas lapangan kerja, meningkatkan pemerataan pendapatan, meningkatkan penerimaan pajak, meningkatkan GDP negara, memperkuat posisi neraca pembayaran, dan meningkatkan pembangunan ekonomi. Banyak negara termasuk salah satunya adalah negara Indonesia bergantung dari industri pariwisata sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi non-pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang non-lokal. Secara sederhana, pengembangan industri pariwisata selalu bertumpu pada komponen penawaran kepariwisataan. Menurut Vanhove, terdapat 3 komponen penawaran pariwisata yaitu Attraction (daya tarik), Tourism Services/Facilities (meliputi sistem transpotasi, travel agent, 1

hotel), dan Infrastructure (jaringan air bersih, telekomunikasi, jaringan listrik, dan layanan pendukung lainnya). Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Berbagai studi wisata menunjukkan bahwa daya tarik alam dan budaya dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai merupakan alasan utama dalam setiap pemilihan destinasi wisata, sebagai contoh wisata di pulau Bali. Pulau yang terletak di bagian timur negara Indonesia ini memiliki kekayaan alam sangat indah yang menjadi tempat destinasi wisata baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara seperti Pura Tanah Lot, Pantai Kuta, Danau Beratan Bedugul, Tanjung Benoa, Garuda Wisnu Kencana (GWK), dan masih banyak lagi. Selain itu, Bali juga menyuguhkan kebudayaan khas yang dapat disaksikan oleh wisatawan yang berkunjung seperti Tari Kecak dan Tari Pendet. Pariwisata di Pulau Bali sangat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung karena pulau Bali didukung oleh fasilitas dan infrastruktur yang baik. Tersedia berbagai hotel dengan harga yang beragam untuk para pengunjung pulau Bali, transportasi umum yang memadai dan sistem telekomunikasi dengan jaringan yang baik juga menyempurnakan pariwisata di pulau Bali. Perkembangan pariwisata di pulau Bali juga didukung oleh masyarakat setempat sehingga pariwisata di Pulau Bali berkembang lebih cepat dibanding pariwisata lain di Indonesia. 2

Proses perkembangan industri pariwisata juga mempunyai dampak atau pengaruh terhadap kehidupan masyarakat setempat. Pengaruh positif yang muncul dengan adanya perkembangan pariwisata adalah pelestarian kebudayaan yang melibatkan industri kreatif untuk memanfaatkan daya kreasi dan daya cipta individu didalamnya. Adanya daya cipta dan daya kreasi individu tersebut dapat menciptakan lapangan usaha baru untuk masyarakat di sekitar daerah wisata. Laju pertumbuhan Industri Kreatif memang menunjukkan jumlah yang lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan perbandingan antara laju pertumbuhan industri kreatif dengan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Tabel 1.1. Perbandingan Laju Pertumbuhan Industri Kreatif dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2004-2008 (persen) Tahun Pertumbuhan Industri Pertumbuhan Kreatif Ekonomi 2004 8,4 5,1 2005 7,7 5,6 2006 7,7 5,5 2007 7,5 6,3 2008 7,3 6,2 Sumber: BPS Tahun 2009. Industri kreatif nasional di Indonesia pada tahun 2004 mengalami pertumbuhan 8,4% jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,1%. Meskipun pada tahun 2005 mengalami penurunan, namun laju pertumbuhan industri kreatif tetap lebih unggul dibanding laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan industri 3

kreatif yang mampu berkembang dengan baik memang menunjukkan kontribusi positif di masa mendatang. Selain memberikan dampak ekonomi yang positif, industri kreatif juga mendorong penciptaan lapangan kerja dan lapangan usaha baru. Di sisi lain, industri kreatif juga dapat berperan dalam meningkatkan citra dan identitas bangsa melalui kualitas dan kekayaan produk kreatif yang dihasilkan, menciptakan landasan karakter dan budaya lokal yang kuat, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia, serta ramah lingkungan. Studi pemetaan industri kreatif yang dilakukan Departemen Perdagangan Republik Indonesia mencantumkan 14 subsektor dari industri berbasis kreativitas ini, diantaranya adalah Arsitektur; Desain; Fashion; Film, Video, dan Fotografi; Kerajinan; Layanan Komputer dan Piranti Lunak; Musik; Pasar dan Barang Seni; Penerbitan dan Percetakan; Periklanan; Permainan Interaktif; Riset dan Pengembangan; Seni Pertunjukan; serta Televisi dan Radio. Terlihat bahwa sektor-sektor industri kreatif cukup banyak dan selama ini menunjukkan kegairahan yang luar biasa dan menciptakan peluang usaha yang cukup besar. Sesuai data dari BPS dapat diketahui bahwa industri kreatif di Indonesia memberikan peranan besar dalam penyerapan tenaga kerja. Pada tabel 1.2 dapat dilihat banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh industri kreatif selama tahun 2004-2008. 4

Tabel 1. 2. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2004-2008 (orang) No Lapangan Usaha Industri Kreatif 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-Rata 1 Arsitektur 24.373 23.856 25.963 28.037 30.349 26.516 2 Desain 500.134 47.335 36.983 390.298 408.923 276.735 3 Fashion 4.057.493 4.037.705 3.851.949 4.052.329 4.209.920 4.041.879 4 Film, Video, dan Fotografi 23.169 2.264 26.032 27.759 29.502 21.745 5 Kerajinan 2.268.898 2.144.951 2.173.502 2.304.037 2.388.536 2.255.985 6 Layanan Komputer dan Piranti Lunak 18.083 17.506 16.448 18.247 20.543 18.165 7 Musik 206.962 234.128 111.298 115.773 116.438 156.920 8 Pasar dan Barang Seni 40.644 40.309 42.812 45.755 48.759 43.656 9 Penerbitan dan Percetakan 14.128 159.932 173.149 180.637 182.544 142.078 10 Periklanan 59.656 5.195 54.792 59.169 64.047 48.572 11 Permainan Interaktif 2.267 2.036 2.662 3.032 3.537 2.707 12 13 14 Riset & Pengemban gan Seni Pertunjukan Televisi dan Radio 8.588 8.034 8.473 915 9.904 7.183 842 8.216 8.559 919 9.821 5.671 137.918 13.542 143.882 153.499 163.586 122.485 Total 7.497.885 7.360.032 7.009.392 7.396.913 7.686.410 7.390.126 Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa selama tahun 2004-2008 jumlah tenaga kerja rata-rata yang terserap oleh industri kreatif 5

sebanyak 7.391.642 orang. Ini mengindikasikan bahwa industri kreatif dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia dalam jangka panjang. Upaya negara Indonesia dalam mengembangkan industri pariwisata yang berkolaborasi dengan industri kreatif memiliki arahan yang positif karena Indonesia dilimpahi oleh pesona alam dan kekayaan budaya yang amat beragam. Adanya sosio-kultural di Indonesia yang sudah dikenal dunia menjadikan Indonesia sebagai destinasi kunjungan wisata para wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin mengenal indahnya kebudayaan di Indonesia. Para wisatawan domestik maupun mancanegara tertarik untuk menonton pagelaran budaya yang telah mendapat sentuhan lebih modern dan populer dari desainer, arsitek, komposer musik, dan koreografer. Usaha-usaha pemanfaatan kearifan serta warisan budaya ini perlu perhatian dan kerja sama antara pemerintah dengan pelaku-pelaku industri kreatif, sehingga warisan budaya tradisional bangsa Indonesia dapat terlestarikan dan menjadi kebanggaan nasional. Salah satu kota di negara Indonesia yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi bagi sebagian wisatawan domestik adalah kota Surakarta. Surakarta atau yang lebih terkenal dengan kota Solo adalah kota yang memiliki kebudayaan yang sangat kental dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Jawa, oleh karena itu kota Surakarta menjadi destinasi tujuan wisata yang diminati wisatawan domestik di Indonesia. Kota Solo sarat akan kebudayaan Jawa sehingga kota Solo memiliki berbagai obyek wisata budaya dan sejarah masa lampau. Faktor inilah yang mendasari 6

Pemerintah Kota Surakarta berusaha untuk mengembangkan sektor pariwisatanya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih banyak pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memberikan dampak ekonomi pada masyarakat kota Solo sehingga secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat Solo. Kenyataannya, kota Solo memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Kota ini memiliki banyak obyek wisata budaya dan sejarah yang layak dikunjungi baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara seperti Kraton Kasunanan, Kraton Mangkunegaran, Museum Radya Pustaka, Museum Batik Kuno Danar Hadi, Kampung Batik Laweyan, dan masih banyak lagi.wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara dapat mengunjungi berbagai obyek wisata yang ada di kota Solo dengan transportasi umum yang aman dan mudah ditemui karena letak obyek wisata di kota Solo sangat strategis dengan lokasi yang berdekatan. Wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wisata dan melihat keindahan kota Solo dapat menggunakan transportasi umum seperti becak, bus Batik Solo Trans, Bus Werkudara, dan Railbus Bathara Kresna. Bus Werkudara merupakan bus tingkat yang menjadi ikon transportasi kebanggaan kota Solo karena bus tersebut hanya ditawarkan pada wisatawan yang ingin berkeliling kota Solo. Railbus merupakan kereta api desain modern yang mempunyai rute perjalanan dari kota Solo ke Wonogiri dengan melewati jalur ditengah kota Solo sehingga wisatawan dapat menikmati pemandangan jalan utama kota Solo dengan mengendarai kereta api. Pada tabel 1. 3 perkembangan wisatawan di kota Solo dapat 7

dilihat dari jumlah wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang datang ke objek wisata yang ada di kota Solo. Tabel 1.3. Jumlah Pengunjung Objek Wisata di Kota Surakarta Tahun 2012-2014 (orang) No 1 2 3 4 Objek Wisata Kraton Kasunanan Kraton Mangkunegaran Museum Radya Pustaka Taman Sriwedari 2012 2013 2014 Wisman Wisdom Wisman Wisdom Wisman Wisdom 810 47.331 1.504 66.652 5.251 63.410 23.413 27.051 19.650 17.678 19.934 24.720 3.092 13.500 520 6.996 686 7.750 5.039-6.995 - - - 5 Wayang Orang Sriwedari 136 27.222 250 29.644 169 31.094 6 THR Sriwedari 46 309.391 73 255.798 34 308.916 7 Museum Batik 1.177 12.601 1.220 109.417 1.759 13.275 8 9 Taman Satwataru Taman Balekambang Sumber: Surakarta Dalam Angka Tahun 2015. - 272.197-326.338-305.295 2.084 1.387.832 288 1.541.665 782 2.482.002 Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah wisatawan domestik dengan wisatawan mancanegara sangat jauh. Pada kenyataannya wisatawan domestik masih mendominasi dibandingkan wisatawan mancanegara. Hal ini perlu diperhatikan karena kota Surakarta belum mampu mendatangkan wisatawan mancanegara dalam jumlah yang besar. Kota Surakarta harus merencanakan strategi dan inovasi baru untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara. 8

Pemerintah Kota Solo dapat mengembangkan inovasi baru untuk menarik wisatawan asing berkunjung ke kota Solo dengan menampilkan budaya batik yang merupakan ciri khas dari kota Solo. Tak asing bila kota Solo dijuluki sebagai Kota Batik karena buah tangan yang paling menarik wisatawan adalah oleh-oleh kain batik tulis khas Solo. Oleh karena itu, tujuan wisata yang biasa didatangi oleh wisatawan adalah kampungkampung batik serta pasar tradisional yang juga menjual aneka macam batik. Julukan untuk kota Solo sebagai Kota Batik dan Kota Budaya di Indonesia harus terus dilestarikan agar image tersebut tidak hilang oleh jaman. Pelestarian tersebut terkait dengan wawasan identitas yang terbentuk dari lingkungan budaya yang beraneka ragam. Cara masyarakat Solo untuk melestarikan image sebagai Kota Batik adalah dengan mengadakan event-event yang menampilkan keindahan batik sebagai icon kota Surakarta. Salah satu event tersebut adalah festival tahunan yang diagendakan oleh masyarakat Solo yaitu Karnaval Batik Solo atau sering disebut Solo Batik Carnival (SBC). Pada event Karnaval Batik Solo tersebut bahan utama pembuatan kostum yang ditampilkan adalah batik. Para peserta karnaval akan membuat kostumkostum karnaval dengan kreatifitasnya sendiri sesuai dengan tema yang ditentukan. Selain event Solo Batik Carnival, ada pula event Solo Batik Fashion. Solo Batik Fashion merupakan peragaan batik tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Solo ditempat-tempat terbuka supaya dapat dinikmati oleh segenap warga Solo. Para peserta baik peserta Solo Batik Carnival maupun Solo Batik Fashion akan menampilkan 9

kostumnya dan berjalan diatas catwalk yang berada di jalan Slamet Riyadi Solo. Ketrampilan dan kreativitas masyarakat dalam mengolah batik sebagai sesuatu yang menarik untuk ditampilkan ke wisatawan tersebut yang memacu adanya komunitas Red Batik Solo. Komunitas Red Batik Solo ingin mengenalkan budaya dengan menyatukan batik, alam, dan pasar tradisional menjadi satu yang dikemas menjadi sebuah kostum karnaval yang tentunya lebih ramah lingkungan. Red Batik Solo ingin menampilkan sebuah karya budaya yang tidak hanya mengangkat citra Indonesia sebagai negeri yang memiliki keanekaragaman budaya, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat Indonesia tentang kreativitas terutama para kaum muda untuk melestarikan akar budayanya sendiri. Selain itu, komunitas Red Batik Solo juga memberikan manfaat-manfaat positif terutama dalam hal ekonomi untuk kaum komunitas maupun warga sekitar yang turut berpartisipasi saat event komunitas Red Batik Solo diadakan. Adanya event tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kota Solo yang berbasis masyarakat dengan menggunakan batik sebagai sumber ide dasar dan semangat kreativitas masyarakat seperti diadakannya event Solo Batik Carnival (SBC) tersebut dapat meningkatkan jumlah pengunjung ke kota Surakarta. Adanya penambahan jumlah pengunjung yang datang tersebut akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah di Kota Surakarta. Komunitas Red Batik Solo juga salah satu pendukung dari event tahunan yang diadakan Kota Surakarta yaitu Solo 10

Batik Carnival (SBC) sehingga Red Batik Solo dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian di Kota Surakarta terutama pada sektor pariwisata. Dengan dasar tersebut diatas dan untuk mengetahui lebih jelas mengenai manfaat yang diberikan komunitas Red Batik Solo dalam kegiatan untuk melestarikan budaya dan meningkatkan perekonomian di kota Surakarta, maka penulis tertarik untuk meneliti hal ini sebagai bahan skripsi dengan judul Kontribusi Industri Kreatif Terhadap Perekonomian & Pariwisata Kota Surakarta (Studi Kasus Red Batik Solo) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana profil komunitas Red Batik Solo sebagai bagian dari industri kreatif? 2. Bagaimana kontribusi komunitas Red Batik Solo terhadap perekonomian di Kota Surakarta? 3. Bagaimana kontribusi komunitas Red Batik Solo terhadap Pemerintah Kota Surakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1. Mengetahui profil komunitas Red Batik Solo sebagai bagian dari industri kreatif. 11

2. Mengetahui kontribusi komunitas Red Batik Solo terhadap perekonomian di Kota Surakarta. 3. Mengetahui kontribusi komunitas Red Batik Solo terhadap Pemerintah Kota Surakarta. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Pengelola Menjadi masukan dan saran untuk lebih mengoptimalkan potensi yang ada pada anggota komunitas Red Batik Solo dan para warga masyarakat Solo, sehingga dapat menciptakan karya yang baik dan menarik bagi para wisatawan. 2. Bagi Penulis Penulis dapat mengetahui proses pembuatan karya Red Batik Solo dan manfaat yag diberikan dengan adanya karya tersebut bagi anggota komunitas dan warga masyarakat Solo yang ikut terlibat dalam pembuatan karya tersebut. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat menjadi referensi bacaan dan informasi bagi mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan, khususnya untuk mempelajari masalah ekonomi pariwisata. 12