PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMAN BASA AMPEK BALAI TAPAN Mery Anita,Khairudin Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail :Meryanita@yahoo.co.id Abstract Based on of observations in classes X SMAN Basa Ampek Balai Tapan it appears that, at the beginning of learning the teacher had prepared conditions students and teacher tried to focus students by providing apersetion and motivation which can encourage student to keep learning but less than optimal, so that only some students who are serious and are actively involved in learning. One alternatif learning that can be used is Genius Learning strategies. Genius Learning strategies is a system designd with a highly efficient tangle which include students, teacher, teaching and learning environment. In Genius Learning we put the child at the center of the learning process and the subject of education. Tipe of research is experimental research. This study population is gradar X SMAN Basa Ampek Balai Tapan in the scholl year 03/04 which consist of four classes. The sampling is done by random sampling, so selected class X. as a class experiment and class X. as the control class. Based on the results showed that there are differences in learning outcomes of students who studied with using Genius Learning strategies with students learn by using conventional learning. To the mathematics learning outcomes in graders X SMAN Basa Ampek Balai Tapan who studied with Genius Learning strategies better then students who studied with conventional learning. Key words :Genius Learning, Convensional Learning Pendahuluan Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu sebagai alat bantu, pembentuk pola pikir dan pembentuk sikap. Matematika juga membangun karakter manusia, menciptakan manusia yang bisa berfikir logis, praktis, cermat, taat asas dan mampu memutuskan masalah dengan cepat dan tepat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diruang majelis guru SMAN BasaAmpekBalaiTapan dengan salah seorang guru matematika kelas X SMAN Basa Ampek Balai Tapan, beliau menyatakan dalam pembelajaran matematika terkadang digunakan metode diskusi kelompok tetapi pelaksanaan belum baik. Hal ini terlihat dari masih adanya siswa yang diam atau hanya menjadi pendengar dalam kelompoknya. Hal ini menyebabkan siswa kurang kreatif dalam proses pembelajaran, sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh belum seperti yang diharapkan. Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu diadakan
pembaharuan dalam pembelajaran matematika. Guru sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat di gunakan adalah strategi Genius Learning. Strategi Genius Learning merupakan suatu sistem yang merancang dengan satu jalinan yang sangat efisien yang meliputi siswa, guru, pembelajaran dan lingkungan pembelajaran. Dalam Genius Learningkita menempatkan anak sebagai pusat dari proses pembelajaran dan subyek pendidikan.dalam penerapan Genius Learning, guru memiliki keyakinan dan pengharapan bahwa apabila setiap siswa dapat dimotivasi dengan tepat dan diajarkan dengan cara yang benar atau cara yang dapat menghargai siswa maka dapat dicapai hasil pembelajaran yang maksimal. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa menggunakan strategi Genius Learning lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN Basa Ampek Balai Tapan. Menurut Slameto (00:) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Belajar menurut Hamalik (007:37) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Genius Learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Menurut Gunawan (007:) bahwa: Upaya peningkatan ini dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, neurolinguistic programming, motivasi, konsep diri, multiple intelegence, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainnya. Dasar dari Genius learning adalah Metode Accelerated learning (AL) atau gaya belajar yang dipercepat. Apabila ditelusuri sumber awal metode ini kita akan bertemu dengan nama Georgi Lazanov seorang psikiater Bulgaria yang dikenal sebagai bapak Accelerated Learning. Menurut Gunawan (007:333-36), alur pembelajaran Strategi Genius Learning memiliki 8 tahap, yaitu: (a) Suasana Kondusif, Inti dari Genius Learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Suasana kondusif merupakan suasana yang mendukung proses pembelajaran. Guru menciptakan iklim
belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk kedalam proses pembelajaran yang sesungguhnya. Untuk menciptakan suasana kondusif siswa harus terbebas dari rasa takut. Guru mengatasi rasa takut yang ada pada siswa dengan membangkitkan kepercayaan diri sendiri pada diri siswa. (b) Hubungkan, Dalam tahap ini, guru menghubungkan antara materi yang akan dipelajari dengan apa yang telah mereka ketahui. Guru bisa menghubungkan dengan pengetahuan yang diketahui oleh siswa atau dari pengalaman siswa itu sendiri.cara yang paling mudah adalah dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan selalu membutuhkan jawaban, untuk bisa menjawab siswa perlu berpikir, saat berpikir kita mengakses memori jangka pendek kita, dengan demikian memori terisi informasi baru dan menggeser informasi yang tidak ada gunanya keluar dari memori jangka pendek.upaya menghilangkan informasi yang tidak berguna ini siswa diminta untuk menghubungkan materi yang mereka pelajari saat ini dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. (c) Gambaran Besar (big picture) maksudnya sebelum proses pembelajaran dimulai guru memberikan gambaran dari keseluruhan materi yang akan disajikan saat itu. Pada tahapan ini guru dapat memberikan ringkasan materi yang akan dipelajari untuk memudahkan dengan cara menjelaskan materi secara garis besar berdasarkan indicator yang ingin dicapai. (d) Tetapkan Tujuan, pada tahap inilah proses pembelajaran baru dimulai. Apa hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus dijelaskan kepada siswa sehingga merupakan tahap goal-setting bagi siswa. Guru membuat kartu goal setting, dan membagikan kartu tersebut pada siswa, agar siswa dapat menulis goal setting mereka masing-masing sehingga mereka senantiasa dapat melihat tujuan dari proses pembelajaran. (e) Pemasukan Informasi, Informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan berbagai gaya belajar. Gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi (Gunawan,007:39). (f) Aktivasi merupakan proses yang membawa siswa kepada satu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan, untuk menimbulkan perasaan di hati siswa bahwa informasi yang disampaikan adalah benar-benar milik mereka. Aktivasi dilakukan dengan menggunakan kelompok belajar secara berpasangan guna membangun kemampuan komunikasi dan kerja sama atau kelompok. (g) Demonstrasi,guru menyediakan waktu yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada siswa menunjukan bahwa mereka mengerti materi yang dipelajari. Hal ini ditunjukan dengan cara mempersentasikan hasil kerja kelompok dengan pasangan belajarnya.(h)ulangi dan jangkarkan sebagai penutup dari proses pembelajaran Genius Lerning dilakukan 3
proses peninjauan ulang dan penjangkaran untuk melaksanakan proses ini dapat dilakukan dengan teknik membicarakan topik. Metodologi jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Pada kelas eksperimen menggunakan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Genius Learning dan kelas kontrol mengggunakan pembelajaran konvensional. Populasi adalah semua individu yang dijadikan subjek penelitian untuk memperoleh informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Arikunto (00 :73), Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi dan representatif. Artinya, segala karakteristik populasi tercermin dalam sampel yang diambil. Arikunto (00:74) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Arikunto (00 :6) Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar.data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar.tes yang diberikan adalah tes yang berbentuk tes uraian yang disesuaikan dengan pokok bahasan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah adalah: Tes Hasil Belajar Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar dari kedua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan strategi Genius Learning dan kelas kontrol dengan menerapkan pembelajran konvensional, maka dilakukan analisis terhadap hasil belajar yang dianalisis adalah hasil belajar yang diperoleh setelah pelaksanaan tes akhir. Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari kedua kelompok sampel tersebut, dilakukan uji perbedaan rata-rata. Pasangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H : Hasil belajar matematika 0 : : siswa yang menggunakan strategigenius Learningsama baiknya dengan hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional. H : Hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategigenius Learning lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional. 4
Jika data hasil belajar berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana (005:39) adalah: Di mana: t s x x dengan s n n n s n n n x =Nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen x =Nilai rata-rata hasil belajar kelas n = kontrol s Jumlah siswa hasil belajar kelas eksperimen n =Jumlah siswa hasil belajar kelas kontrol s =Variansi hasil belajar kelas ekperimen s =Variansi hasil belajar kelaskontrol. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Deskripsi Data Hasil Belajar Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada kelas sampel setelah beberapa kali proses pembelajaran. Tes yang diberikan berupa tes uraian yang terdiri dari 3 buah butir soal dengan waktu 90 menit. Setelah dilakukan tes maka diperoleh nilai rata-rata, simpangan baku dan variansi hasil belajar kedua kelas sampel yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. Hasil Tes Akhir Hasil Belajar Matematika Kel Skor Skor N as maks min s S Eks peri 39 00 67 83,3 3, 43, men Kon trol 39 84 39 64,5 83, 73 3, 55 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada ratarata hasil belajar siswa kelas kontrol. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SM AN Basa Ampek Balai Tapan untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Berdasarkan hasil tes akhir siswa maka diperoleh hasil ketuntasan seperti pada tabel 3: Tabel 3. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Jumlah siswa Kelas Siswa yang Tuntas 75 Siswa yang Tidak Tuntas < 75 Jml Persen Persen jml tase tase Eksperimen 39 9 74,36 0 5,64 Kontrol 39 3 33,33 6 66,67 5
Dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa untuk kelas eksperimen adalah 9 orang dengan persentase 74,36 % dan pada kelas kontrol 3 orang dengan persentase 33,33 %. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Untuk membuat kesimpulan tentang data yang diperoleh dari hasil belajar, dilakukan analisis secara statistik. Sebelum melakukan uji hipotesis dengan t-test terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.. Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat data hasil belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji Chi Kuadrat. Uji normalitas dilakukan pada kedua kelas sampel dan didapatkan harga x hitung dan x tabel, yang didapatkan pada tabel untuk taraf nyata 0,05 seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Jumlah siswa Eksperimen 39 7,84 9,49 Kontrol 39 7,0 9,49 Dari tabel di atas terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa untuk kelas eksperimen adalah 9 orang dengan persentase 74,36 % dan pada kelas kontrol 3 orang dengan persentase 33,33 %. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Untuk membuat kesimpulan tentang data yang diperoleh dari hasil belajar, dilakukan analisis secara statistik. Sebelum melakukan uji hipotesis dengan t-test terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.. Uji homogenitas variansi Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat data hasil belajar kedua kelas sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Dalam hal ini akan diuji: : =, dimana ² dan ² adalah variansi dari masing-masing kelompok. Untuk melakukan uji homogenitas variansi digunakan uji F dengan rumus: F = 68,03 97,60 =,7 Kemudian dicari harga F dengan melihat tabel distribusi F dengan taraf nyata = 0,0 dan dk pembilang: ( 39 ) = 38 serta dk penyebut: ( 39 ) = 38. Ternyata diperoleh hasil perhitungan tersebut adalah 6
f ( 0,05;38;38),56 dan F =,7. Karena didapat dari hasil perhitungan < (, ) yaitu,7<,56 maka terima hipotesis H 0 : dengan taraf nyata α = 0,0 sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar matematika kedua kelompok sampel memiliki variansi yang homogen. 3. Uji hipotesis Uji hipotesis bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari kedua kelas sampel tersebut. Untuk menguji hipotesis digunakan uji t-test dengan hipotesis H : dan H :. Dari 0 data yang diperoleh terlebih dahulu dihitung harga simpangan baku (S) yaitu:,5 dan t hitung yaitu 7,08. Pada taraf kepercayaan = 0,05 dan dk = 76, didapat t 0,95:76 =,67. Ternyata diperoleh t hitung t 0,95:76 yaitu 7,08 >,67sehingga hipotesis H 0 ditolak. Uraian di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan strategigenius Learning lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannyamenggunakan pembelajaran konvensional pada kelasx SMAN Basa Ampek Balai Tapan. Pembahasan Walaupun strategi pembelajaran aktif tipe Genius Learningdapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, tetapi selama proses pembelajaran peneliti memiliki beberapa kendala yaitu: a. Kesulitan siswa dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam mengisi kartu goal setting karena sebagian besar siswa belum memahami tujuan dari materi yang dipelajari. b. Kesulitan peneliti dalam mengontrol siswa. c. Keterbatasan waktu disaat peneliti melakukan proses peninjauan ulang dan penjakaran dengan menggunakan teknik membicarakan topik. d. Pada tahap menciptakan suasana kondusif, peneliti hanya melakukannya dengan cara mengabsen siswa dan berdoa. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:. Hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi Genius Learning lebih baik daripada Hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.. Persentase ketuntasan siswa pada kelas eksperimen yang telah menerapkan 7
strategi Genius Learning mengalami peningkatan dari persentase ketuntasan siswa sebelum menerapkan strategi Genius Learning, walaupun peningkatanpersentase klasikal belum mencapai 80%. Daftar Pustaka ketuntasan Arikunto, Suharsimi. 00. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Slameto. 00. Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Gunawan, Adi W. 007. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 8