ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS 2013 Maya sari 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Yugo Susanto 3 Salah satu komponen yang memberikan andil dalam peningkatan biaya penyelenggaraan kesehatan adalah obat. Khusus pesertanya, PT. Askes menetapkan kebijakan dalam pelayanan obat berupa formularium yaitu DPHO. Penulisan resep bagi peserta harus berpedoman pada Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO). Kesesuaian resep adalah ketepatan penulisan resep sesuai dengan standar DPHO. Ketidaksesuain resep adalah penulisan resep yang tidak sesuai standar DPHO. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesesuaian dan ketidaksesuaian penulisan resep pasien Askes rawat jalan dengan DPHO di Apotek APPO Farma Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode pengambilan sampel retrospektif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Sampel dalam penelitian ini adalah semua data resep pasien Askes rawat jalan yang mengambil obat di Apotek APPO Farma Banjarmasin bulan Juli sampai Agustus 2013. Proses analisis data dilakukan dengan membandingkan resep terhadap DPHO, kemudian dilakukan pengolahan data dengan menghitung persentase resep yang sesuai dan tidak sesuai dengan parameter yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase kesesuaian resep berdasarkan jumlah lembar sebesar 83,17% (949 lembar) dengan ketidaksesuaian resep sebesar 16,83% (192 lembar). Berdasarkan jumlah R/ persentase kesesuaian dan ketidaksesuaian masing-masing 95,55% (4834 R/) dan 4,45% (225 R/). Jenisjenis atau kategori ketidaksesuaian resep berurutan dari kategori yang paling banyak yakni obat diluar DPHO 39,52% (98 kasus), lama pemakaian 23,39% (58 kasus), jumlah obat 22,58% (56 kasus), dosis/kekuatan obat 6,85% (17 kasus),kondisi khusus 4,03% (10 kasus), dan nama obat 3,63% (9 kasus). Kata Kunci: Kesesuaian Resep, Ketidaksesuaian resep, DPHO 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 3 Apotek APPO Farma Banjarmasin
ABSTRACT PREVIEW CONFORMITY AND NONCONFORMITY OUTPATIENT PRESCRIPTION ASKES PATIENTS WITH DPHO THE PHARMACY APPO FARMA BANJARMASIN PERIOD JULY-AUGUST 2013 Maya sari 1 ; Erna Prihandiwati ; Yugo Susanto 3 One of the components that contributed to the increase in the cost of providing health care is a drug. Special participants of PT. Askes, set policy in the service off medicine form the DPHO formularium. Writing prescriptions for participants to be guided by The Drug Price List and Ceiling (DPHO). Appropriateness of prescribing prescription is in accordance with the accuracy standards DPHO. Discrepancy recipe is not appropriate prescribing standards DPHO. This study aims to describe the suitability of prescribing and patient mismatch Askes outpatient pharmacy with Appo Farma DPHO at The Pharmacy APPO Farma Banjarmasin. This research is a descriptive study with retrospective sampling methods. The instrument used is the observation sheet. The samples in this study were all prescription data Askes ambulatory patients who take the medication at the Pharmacy APPO Farma Banjarmasin in July to August 2013. The process of data analysis in done by comparing recipes to DPHO, then the data processing performed by calculating the percentage of appropriate prescriibing and not conform to the parameters used. Based on the results obtained by a percentage based on the number of sheets of prescription appropriateness of 83,17% (949 shares) with a mismatch prescriptions of 16,83% (192 shares). Based on the number of R/ percentage of conformity and nonconformity, respectively 95,55% (4834 R/) and 4,45% (225 R/). The types or categories of sequence mismatches recipe category that most drugs outside DPHO 39,52% (98 cases), duration 23,39% (58 cases), the number of drug 22,58% (56 cases), the dose / strength drug 6,58% (17 cases), special conditions of 4,03% (10 cases), and the drug, 3,36% (9 cases). Keyword: Appropriateness of Prescriptions, Prescription Discrepancy, DPHO 1,2 Academy of Pharmaceutical ISFI Banjarmasin 3 The Pharmacy APPO Farma Banjarmasin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi atau Pertanggungan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan(uu,1992). Asuransi itu sendiri memiliki manfaat seperti memberikan rasa terjamin atau terlindungi dalam menjalankan usaha, mengurangi biaya kerugian, dan menguntungkan masyarakat umum (Idjard dan Ngani dalam Nurhayati, 2010). Jenis asuransi antara lain asuransi jiwa, pendidikan, kesehatan, kerugian, dan lain-lain. Salah satu jenis asuransi yang banyak dimiliki masyarakat sekarang ini adalah jenis asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan merupakan suatu sistem pengelolaan dana yang diperoleh dari uang iuran anggota secara teratur kepada suatu organisasi guna membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan (Prodjodikono dalam Nurhayati, 2010).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 PT. Askes (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyelenggarakan usaha perasuransian sosial. PT. Askes merupakan perusahaan asuransi kesehatan yang menyelenggarakan jaminan pelayanan kesehatan bagi suatu kelompok tertentu yaitu Golongan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun beserta keluarganya. Setiap orang dalam kelompok, memiliki peluang (atau resiko) yang berbeda untuk mengalami suatu masalah dan karena itu memerlukan layanan kesehatan (McKenzie, at.al, 2007). PT Askes (Persero) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan menerapkan system managed care. System managed care merupakan sekumpulan metode yang digunakan oleh atau demi kepentingan pembeli fasilitas layanan kesehatan untuk mengelola biaya layanan kesehatan dengan mempengaruhi pengambilan keputusan pasien melalui pengkajian kasus per kasus terhadap kelayakan layanan sebelum pemberiannya (McKenzie, at.al, 2007). PT. Askes mempunyai acuan dalam memberikan pelayanan terhadap pemberian obat kepada peserta askes berupa formularium. Formularium tersebut dikenal dengan nama DPHO (Daftar Plafon dan Harga Obat) yang revisi setiap tahun. DPHO hingga saat ini merupakan panduan bagi seluruh PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) Askes baik dokter maupun apotek untuk memberikan pelayanan obat yang bermutu, rasional dan efisien. Salah satu apotek PPK Askes adalah Apotek APPO Farma, yaitu apotek yang bekerja sama dengan PT. Askes dalam memberikan pelayanan obat yang sesuai dengan DPHO. Pelayanan obat merupakan salah satu komponen yang memberikan andil cukup besar di dalam peningkatan biaya. Hal ini disebabkan oleh kedudukan obat
sebagai salah satu mata rantai penting dari proses pengobatan. Kondisi ini juga didukung oleh maraknya produsen atau pabrikan obat yang memasarkan produknya di Indonesia. Keragaman merek serta sediaan tersebut memberikan pilihan yang cukup luas kepada konsumen yang memerlukannya namun disisi lain, hal ini menciptakan peluang terjadinya inefisiensi. Inefisiensi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kolusi antara penulis resep dan pabrikan, persaingan harga yang tidak rasional, penyalahgunaan dan faktor lainnya dimana keseluruhannya menimbulkan dampak signifikan pada biaya, kualitas serta tingkat keamanan pengobatan (Askes, 2010). Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di Apotek APPO Farma dan ditemukan bahwa penulisan resep dokter tidak sesuai dengan standar DPHO Askes yang mengakibatkan petugas apotek dalam memberikan pelayanan pasien tidak maksimal. Ketidaksesuaian penulisan resep penting untuk diperhatikan karena ketidaksesuaian tersebut membuat pasien gagal mendapatkan obat. Apabila pasien gagal mendapatkan obat maka tujuan terapi pasien tidak tercapai dan menimbulkan penambahan biaya bagi peserta askes dan menjadi beban bagi peserta askes. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejauh mana kesesuaian resep pasien askes dengan DPHO melalui penelitian yang berjudul Gambaran Kesesuaian dan Ketidaksesuaian Resep Pasien Askes Rawat Jalan Dengan DPHO Pada Apotek Appo Farma Banjarmasin Periode Juli-Agustus 2013.