BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

Factors Associated with Health Care Utilization Health On BPJS Participants in PHC Paniki Mapanget Down District of Manado

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. dan produktif, untuk itu diperlukan penyelenggaraan pelayaanan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELOMPOK LANJUT USIA DALAM PEMILIHAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI BANTUL YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB III METODE PENELITIAN

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. memandang negara tersebut negara berkembang atau negara maju, namun pada

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA DI SEKOLAH DASAR GMIM 52 MAPANGET KECAMATAN TALAWAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memajukan kesehatan didalam Indonesia pemerintah membuat. sembilan prinsip menurut UU No 40/2004 tentang SJSN, agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kepuasan Pasien Kepuasan merupakan persepsi atau perasaan pasien yang timbul terhadap pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh warga Negara termasuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib (mandatory) dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang Undang Nomor 24 tahun 2011 mengatakan bahwa. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia angka kematian ibu

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Program Jaminan Kesehatan Nasional-kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan komitmen global sebagaimana amanat resolusi

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal 1-6 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EFEKTIVITAS JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RSUD ANUNTALOKO PARIGI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat harus memenuhi kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan, serta menyelenggarakan sistem asuransi kesehatan sehingga individu, keluarga, dan seluruh masyarakat yang sakit dapat disembuhkan. Salah satu program yang dibuat pemerintah adalah dengan menyelenggarakan BPJS Kesehatan. Kepesertaan BPJS Kesehatan adalah wajib bagi seluruh penduduk atau masyarakat Indonesia, meskipun demikian ditemukan banyak masyarakat yang tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan khususnya untuk Desa Wangon sebanyak 25.525 jiwa (46,21%) tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan dan sebanyak 29.707 jiwa (53,78%) telah mengikuti, angka tersebut tidak terlalu jauh berbeda, hampir mendekati 50% sehingga dapat dikatakan separuh dari masyarakat Desa Wangon tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah persepsi masyarakat tentang BPJS Kesehatan. Persepsi merupakan apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman yang pernah dialami seseorang untuk memilih sesuatu seperti mengambil keputusan untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan atau tidak.penelitian di luar negeri banyak menyatakan tentang pentingnya asuransi guna tercapainya derajat kesehatan. Penelitian di

Australia dan Inggris yang menyatakan bahwa asuransi kesehatan adalah pencegahan yang sangat besar dari segi kesehatan yang dapat membantu dan mengurangi beban masyarakat atau individu dalam pencapaian kesehatan secara maksimal (Harley et al, 2011). Penelitian lain tentang asuransi bagi imigran di Amerika khususnya anak-anak, tercatat bahwa 95% imigran di Amerika kekurangan asuransi kesehatan padahal mereka sangat mengandalkan asuransi sebagai cara mengatasi masalah kesehatan mereka (Pati & Ganagoulian, 2008), dan di Afrika Selatan lebih dari 80% penduduknya tidak mempunyai asuransi kesehatan, sehingga pencapaian derajat kesehatan mereka sangat kurang (Motsoaledi, 2012). Sedangkan penelitian lain menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor internal (pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi) dan persepsi terhadap program PJKMM (Noviansyah, 2006). Menurut Kurniawan, 2010 sebagian besar masyarakat Kabupaten Banyumas (72,3%) membutuhkan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Terdapat hubungan antara pendidikan, pengetahuan, pendapatan, dan keyakinan terhadap mutu pelayanan kesehatan serta pola pembiayaan kesehatan dengan kebutuhan Jamkesda. Persepsi berpengaruh terhadap tarif pelayanan kesehatan dengan kebutuhan Jamkesda. Dengan mempertimbangkan tingkat urgensi dari kesehatan, maka pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kemudahan akses pada fasilitas kesehatan, di antaranya

adalah dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS). Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan No.1 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan disebutkan bahwa jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Dengan diberlakukannya program ini sejak Januari 2014 diharapkan bahwa setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Tujuannya adalah agar seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan semakin memanfaatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan yang ada baik itu di Puskesmas, Rumah Sakit, maupun balai pengobatan yang bekerja sama dengan program ini. Membuat keputusan untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan adalah tindakan yang paling tepat sebagai warga Negara yang baik, mengingat kepesertaan BPJS Kesehatan adalah wajib. Keputusan menjadi peserta BPJS berarti membantu melancarkan program pemerintah karena ada banyak manfaat yang diperoleh dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan yaitu: 1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi kesehatan non

spesialistik, 2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan meliputi pelyanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap, 3. Fasilitas ambulance untuk pasien rujukan dari faskes satu ke faskes lainnya. Fenomena yang terjadi saat ini masih banyak masyarakat yang belum terdaftar atau menjadi peserta BPJS khususnya di Desa Wangon, hal ini di pengaruhi oleh banyak faktor. Kesadaran pada diri masyarakat baik individu maupun keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan salah satunya dipengaruhi oleh faktor persepsi dari masyarakat itu sendiri tentang pentingnya jaminan kesehatan. Persepsi adalah suatu pengenalan ataupun identifikasi dengan menggunakan pancaindra. Kesan yang diterima oleh individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berfikir dan belajar serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam individu, persepsi juga diartikan sebagai suatu proses dimana individu mencoba mengorganisasikan serta mengartikan stimulus yang diterima melalui indranya menjadi suatu makna (Arisandi, 2011). Persepsi masyarakat yang beragam tentang BPJS menjadi salah satu faktor dalam pengambilan keputusan untuk menjadi anggota BPJS atau tidak. Mengingat bahwa kejadian sakit merupakan peristiwa yang tidak pasti dan ireguler maka untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diseluruh lapisan setiap individu wajib menjadi peserta BPJS. Dengan ikutserta menjadi anggota BPJS berarti setiap individu terjamin dalam pelayanan kesehatan, karena disamping itu ada sanksi yang

diberikan kepada setiap individu yang tidak mendaftarkan diri dan anggota keluarganya ke BPJS Kesehatan, maka dikenakan sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu oleh pemerintah, pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, antara lain: izin mendirikan bangunan (IMB), surat izin mengemudi (SIM), sertifikat tanah, paspor, dan surat tanda nomor kendaraan (STNK) (Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013). Keberhasilan program BPJS Kesehatan terletak pada masyarakat dan juga pemerintah, masyarakat sebagai penguna jasa dan juga sekaligus menjadi tolak ukur sejauh mana keberhasilan program tersebut dan pemerintah merupakan instansi tertinggi yang mempunyai wewenang dalam program BPJS agar seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Berdasarkan data penunjang dari Puskesmas dan BPJS Kesehatan tahun 2015 di Desa Wangon Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas sebanyak 25.525 jiwa (46,21%) tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan dan sisanya 29.707 jiwa (53,78%) telah mengikuti BPJS Kesehatan. Angka tersebut tidak terlalu jauh berbeda hampir mendekati 50%, sehingga dapat dikatakan separuh dari masyarakat Desa Wangon tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan. Keputusan masyarakat untuk tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, untuk itu peneliti ingin meneliti bagaimana persepsi masyarakat terhadap ketidakikutsertaan BPJS

Kesehatan di Desa Wangon Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas?. B. Rumusan Masalah Keputusan individu, keluarga, dan masyarakat untuk tidak ikutserta dalam BPJS dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah karena persepsi masyarakat yang beragam tentang program BPJS. Berdasarkan data penunjang dari BPJS Kesehatan tahun 2015 di Kabupaten Banyumas sebanyak 1.026.260 jiwa telah ikutserta dalam BPJS Kesehatan, sedangkan untuk wilayah Kecamatan Wangon 1 sebanyak 25.525 jiwa (46,21%) tidak ikutserta dan sebanyak 29.707 jiwa (53,78%) telah ikutserta dalam BPJS dari total penduduk Wangon 1 adalah sebanyak 55.232 jiwa. Angka tersebut tidak terlalu jauh berbeda, hampir mendekati 50% sehingga dapat dikatakan separuh dari masyarakat di Desa Wangon tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan. Berkaitan dengan uraian tersebut maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Ketidakikutsertaan BPJS Kesehatan Di Desa Wangon Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap ketidakikutsertaan BPJS Kesehatan di Desa Wangon Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas. 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi). b. Mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap ketidakikutsertaan pada program BPJS Kesehatan di Desa Wangon. c. Mengetahui alasan-alasan masyarakat tidak ikutserta dalam BPJS Kesehatan di Desa Wangon. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan informasi lebih lanjut terkait sosialisasi atau penyebarluasan informasi mengenai BPJS di seluruh lapisan masyarakat. 2. Bagi Informan Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan program BPJS dalam hal pemanfaatan fasilitas kesehatan. 3. Bagi Institusi Kesehatan a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan kepustakaan bagi institusi kesehatan mengenai berbagai faktor pengaruh kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan khususnya dalam program BPJS di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang lebih lanjut dalam melakukan penelitian mengenai faktor-faktor paling

dominan yang mempengaruhi ketidakikutsertaan masyarakat dalam program BPJS. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul Persepsi Masyarakat Terhadap Ketidakikutsertaan BPJS Kesehatan Di Desa Wangon Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas belum pernah dilakukan oleh peneliti lain namun penelitian yang berhubungan dengan keberadaan program BPJS pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu: 1. Eka Widyasih,dkk (2014) berjudul Persepsi Masyarakat Terhadap Pelayanan BPJS di RSI Kendal. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan BPJS di RSI Kendal. Penelitian ini merupakan deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sedang berkunjung di Rumah Sakit Islam Kendal yang berjumlah 215 orang. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 123 orang (57,2%) sebagian besar responden berumur > 29 tahun sebanyak 154 orang (71,6%), sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 96 orang (44,7%), sebagian besar responden ibu rumah tangga sebanyak 106 orang (49,3%), sebagian besar responden mempunyai persepsi baik terhadap pelayanan BPJS sebanyak 97 orang (45,1%).

2. Prescilla Roesalya (2014) berjudul Hubungan Terpaan Sosialisasi BPJS Kesehatan Dan Sikap Masyarakat Pada Program Dengan Keputusan Masyarakat Sebagai Peserta BPJS Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terpaan sosialisasi BPJS Kesehatan dan sikap masyarakat pada program dengan keputusan masyarakat untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah warga Kecamatan Candisari, Kelurahan Jatingaleh, RT 02 RW 03 dengan rentan usia 20-60 tahun. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel. Didalam penelitian ini menggunakan teori difusi-inovasi dan Analisis yang digunakan adalah Analisis kuantitatif dengan menggunakan Korelasi kendall. Hasil dari analisis Korelasi kendall yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa antara variabel (X1) dengan variabel (Y) terdapat hubungan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,037 yang lebih kecil dari 5% dan besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0,179. Sedangkan variabel (X2) dan (Y) terdapat hubungan yang sangat signifikan. Hal itu ditunjukkan oleh nilai probabilitas kesalan (sig) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari sig 1%, dan nilai koefisien korelasi adalah 0,405. Variabel independen yang lebih memiliki hubungan ialah variabel sikap (0,405) yang terbukti memiliki hubungan positif dengan variabel dependen yaitu keputusan sebagai peserta.

3. Debra S.S. Rumengan, dkk (2015) berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta BPJS Kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Peserta BPJS Kesehatan golongan Penerima Bantuan Iuran (PBI) di wilayah kecamatan Mapanget yang berjumlah 1.877 peserta. Besar pengambilan sampel ditentukan menurut rumus Lemeshow dengan jumlah 163 sampel. Hasil uji analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square antara karakteristik responden yang terdiri atas jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan tingkat pendapatan dengan pemanfaatan puskesmas seluruhnya mendapatkan nilai p>0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik responden tersebut dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas. Hasil analisis menggunakan uji chi-square memperoleh nilai probabilitas/ signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05) dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara persepsi responden tentang JKN dengan pemanfaatn pelayanan kesehatan di Puskesmas. Hasil analisis hubungan menggunakan uji Chi-Square memperoleh nilai probabilitas (Signifikansi) sebesar 0,000 (p<0,05) dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara akses layanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Hasil analisis hubungan menggunakan uji Chi-Square memperoleh nilai probabilitas (Signifikansi) sebesar 0,000 (p<0,05) dengan tingkat kesalahan (α) 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara persepsi responden terhadap tindakan petugas dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa ketiga faktor memiliki nilai p<0,05 dengan demikian dinyatakan bahwa secara bersama-sama faktor-faktor persepsi terhadap JKN, akses layanan dan persepsi terhadap tindakan petugas kesehatan memiliki hubungan bermakna dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Hasil analisis mulitvariat ini dapat pula menentukan faktor yang paling dominan hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu dengan melihat pada nilai Odds Ratio (OR). faktor persepsi responden terhadap tindakan petugas merupakan faktor paling dominan dengan nilai OR sebesar 8,929 (95%CI : 3,367 23,675), kemudian diikuti oleh faktor persepsi tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan nilai OR sebesar 3,287 (95%CI: 1,381 7,821) serta faktor akses layanan memiliki nilai OR yang kecil sebesar 0,066 (95%CI: 0,025 0,176).