BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan suatu metode yang tepat. Ini dimaksudkan agar kegiatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ketepatan penggunaan metode penelitian. Nawawi (2007: 65) mengatakan:

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Mengacu pada

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian menurut Nana Sudjana menekankan kepada cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Orientasi teori dan kajian lapangan. Perencanaan 1. Tes siklus I. Perencanaan 2. Tes siklus II.

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Peer Teaching dalam pembelajaran aktivitas permainan bolatangan

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian secara umum membahas bagaimana penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Hasil penelitian yang untuk mendapatkan gambaran secara

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas berkolaborasi dengan guru kelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian mengenai penerapan asesmen kinerja untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dari penelitian tindakan kelas adalah adanya tindakan atau aksi tertentu melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana kegiatan yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III 3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dari hasilnya. dengan April / semester II / 2011/2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Persada, 1996), hlm.10. Rosdakarya, 2009), hlm. 13. hlm Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja Grafindo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tindakan 1. MetodePenelitian Dalam upaya memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu metode yang tepat. Ini dimaksudkan agar kegiatan yang dilakukan lebih jelas, terarah, terukur serta mudah dipahami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran. Menurut Hamid Darmadi, (2011 :244) penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat di akses orang lain. Menurut Hopkins (Sarwiji Suwandi, 2011:10) menyatakan bahwa penelitian tindakan (Action Research) adalah kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktik yang mereka lakukan dan melalui refleksi atas hasil tindakan tersebut. Sedangkan menurut Kunandar (Iskandar, 2009:21) penelitian tindakan (Action Research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang 22

23 bertujuan untuk memperbaiki/meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian tindakan adalah kajian sistematis tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktik dalam pembelajaran untuk memecahkan masalah berdasarkan fakta yang ada pada saat penelitian dilaksanakan. 2. BentukPenelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian tindakan kolaboratif. Menurut Trianto (2011:15) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kolaboratif adalah penelitian tindakan ini melibatkan beberapa pihak, yaitu guru, kepala sekolah, dosen dan orang lain yang terlibat menjadi satu tim secara serentak melakukan penelitian dengan tiga tujuan, yaitu: (1) meningkatkan praktik pembelajaran. (2) menyumbang pada perkembangan teori, dan (3) meningkatkan karier guru. Dalam Penelitian ini peneliti akan berkolaborasi dengan seorang guru sejarah, di mana guru tersebut yang akan melaksakan praktik pembelajaran dan peneliti sebagai pengamat. Menurut Susilo (2009:16) PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam

24 pembelajaran. Menurut Sarwiji Suwandi (2011:10) PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Menurut Suharsimi Arikunto dkk (2014:104) PTK adalah suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diantaranya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas secara kolaboratif dan partisipatif, dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian kolaboratif. 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengolah data dari hasil penelitian tentu memerlukan teknik analisis dan alat tersendiri yang menjadi ciri dari suatu penelitian. Data yang diperoleh juga harus memenuhi ketentuan dalam artinya datanya harus baik dan lengkap. Teknik dan alat pengumpulan data yang diperlukan harus sesuai dengan masalah yang dibahas, kesalahan dalam menentukan teknik dan alat pengumpulan data akan membawa kesulitan dalam melaksanakan pengelolaan data untuk

25 tahap berikutnya. Agar dapat gambaran yang jelas mengenai teknik yang akan digunakan. Menurut Hadari Nawawi (2007:100) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data digolongkan menjadi 6 (enam) bentuk, yaitu sebagai berikut: a. Teknik observasi langsung b. Teknik observasi tidak langsung c. Teknik komunikasi langsung d. Teknik komunikasi tidak langsung e. Teknik pengukuran f. Teknik studi dokumenter Penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung, teknik komunikasi langsung, teknik pengukuran dan teknik studi dokumenter. Adapun penjelasan teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: a. Teknik Observasi langsung Menurut Hadari Nawawi (2007:100) Teknik observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. Peneliti menggunakan teknik observasi langsung untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan instrumen panduan observasi yang telah disesuaikan dengan kegiatan dalam pelaksanaan tindakan baik pada pra tindakan maupun siklus.

26 b. Teknik Pengukuran Menurut Hadari Nawawi (2007:101) Teknik pengukuran adalah cara mengumpulkandata yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur relevan. Peneliti menggunakan teknik pengukuran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan instrument tes soal pilihan ganda. c. Teknik Studi Dokumenter Teknik studi dokumenter adalah cara pengumpulan data yang bersumber dari bahan-bahan tertulis, gambar dan dokumen lainnya yang memiliki hubungan dengan masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi (2007:101), Teknik studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen maupun buku-buku koran, majalah, dan lain-lain. Peneliti menggunakan teknik dokumenter berupa silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan instrumen pedoman telaah.

27 b. AlatPengumpula Data a. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman observasi yang dilengkapi dengan catatan lapangan. Lembar observasi ini digunakan saat pelaksanaan tindakan PTK berlangsung. b. Tes HasilBelajar Alat pengumpul data yang digunakan dalam teknik pengukuran penelitian ini berupa tes hasil belajar. Tes hasil belajar dalam penelitian ini mengukur siswa terhadap materi. Tes diuji setelah siswa diberikan perlakuan menggunakan metode cooperative script. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan pada hasil jawaban post-test berjumlah 20 soal. c. Dokumentasi Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian ini misalnya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Silabus dan foto yang ada kaitannya dengan penelitian sebagai pelengkap data penelitian. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Guru sebagai kolaborator yang mengajar pelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 Negeri I Selimbau. Berdasarkan penjelasan tersebut yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa di kelas XI IPS 3 Negeri I Selimbau, dengan jumlah siswa 34

28 orang, terdiri dari 19 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa melalui metode cooperative script dalam pembelajaran sejarah. Dalam penelitian ini guru yang menerapkan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode cooperative script. Tabel 3.1 Distribusi Subjek Siswa Kelas Putra Jumlah Putri Total XI 15 19 34 Sumber :Tata Usaha SMA Selimbau Berdasarkan pada saat pra observasi, peneliti melihat nilai hasil belajar kelas XI yang peneliti lakukan pada tanggal 11 februari 2015 dengan mewawancarai guru sejarah SMA Negeri I Selimbau, diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3 Selimbau masih ada 50 % siswa yang nilainya dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. C. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengmbil lokasi di Selimbau, tepatnya di SMA Negeri I Selimbau. Tepatnya di kelas XI IPS 3 yang berlokasi di Jalan Mungguk Batu Desa Gudang Hulu Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian tindakan kelas ini dimulai pada tanggal 08 September 2015 sampai 22 september 2015 di SMA Negeri I Selimbau.

29 D. Indikator Kinerja Untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dilakukan karena ada data kuantitatif dalam teknik pengukuran hasil belajar, analisis kuantitatif dikonsultasikan pada pedoman konversi. Maka ditetapkan indikator kinerja menggunakan rumusan persentse tingkat ketuntasan klasikal sebagai berikut : Ketuntasan belajar = x100% (depdikbud dalam trianto, 2010:241) Jika siswa telah berhasil mencapai 75% tingkat penguasaan materi dengan kriteria ketuntasan minimal individu 75 atau tingkat ketuntasan klasikal telah terpenuhi maka peneliti dihentikan. E. ProsedurPenelitian 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan berisi tentang rancangan serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini pada tahap perencanaan hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan. b. Menyiapkan lembar observasi c. Menyiapkan materi pembelajaran yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar pada metode cooperative script d. Menyiapkan soal tes yang diberikan pada akhir siklus

30 2. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru sejarah kelas XI IPS 3 sebagai pelaksanaan tindakan yang telah disusun pelaksanaan tindakan yaitu berupa penggunaan metode Cooperative Script dalam pembelajaran Sejarah. Adapun secara garis besar langkah-langkah pelaksanaan setiap siklusnya sebagai berikut : a. Pendahuluan b. Kegiatan Inti c. Penutup 3. Observasi/Pengamatan Observasi dilaksanaakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.dalam proses observasi data yang akan didokumentasikan diambil dengan cara mengisi lembar observasi dalam bentuk daftar ceklist. Sedangkan data hasil belajar akan di dokumentasikan dengan instrument test. 4. Analisis Data dan Refleksi a. Analisis Data Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; a. Untuk menjawab masalah 1 melalui teknik obervasi langsung dengan menggunakan lembar observasi, akan di analisis dari indikator kinerja yang terdiri atas kemampuan yang akan

31 ditingkatkan dengan mendeskripsikan peningkatan yang terjadi dan obsevasi awal sebelum diberi tindakan hingga pada (siklus 1) dan (siklus 2) setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode cooperative script. Analisis data Penelitian Tindakan Kelas, dapat dilakukan melalui tiga tahap menurut Iskandar (2009:76), yaitu reduksi data, display data/penyajian data, dan mengambil kesimpulan/verifikasi. Tahap-tahap diatas menurut Iskandar (2009:76) dijabarkan sebagai berikut : 1. Reduksi data Reduksi data adalah memilah-milah data yang diperlukan dengan data yang tidak diperlukan dengan menyederhanakan, mengklasifikasikan dan mengabstraksi data. Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan melalui penyeleksian data, memfokuskan data mentah menjadi informasi yang bermakna. Berkenaan dengan hal tersebut, menurut Iskandar (2009:76) mengemukakan bahwa reduksi data merupakan proses pengumpulan data peneliti, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan subjek yang diteliti.

32 2. Display data atau penyajian data Penyajian data adalah tindakan peneliti mengorganisir data-data yang bertumpuk agar lebih mudah untuk membuat kesimpulan. Penyajian data dapat berupa gambar, tabel atau narasi. Mengorganisir data dapat dilakukan dengan cara membuat diagram, ringkasan-ringkasan terstruktur, atau membuat skema-skema. Dengan dilakukannya penyajian data, peneliti dapat menguasai data dan tidak akan tenggelam dalam tumpukan data tersebut. 3. Mengambil kesimpulan atau verifikasi Mengambil kesimpulan merupakan upaya peneliti untuk mengartikan data yang telah disajikan. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk mencari jawaban akhir dari data yang disajikan. Kesimpulan mengarah pengambilan keputusan dari masalah yang diketahui. Selanjutnya proses analisis dapat dilakukan sejak awal hingga akhir tindakan diberikan. Analisis data dilakukan melalui kegiatan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu observasi, catatan kegiatan lapangan, dan dokumentasi. b. Untuk menjawab masalah 2 dan 3 menggunakan data peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format penilaian. Data dianalisis dengan mendeskripsikan hasil skor yang di dapat pada

33 saat proses pembelajaran berlangsung baik sebelum diberi tindakan hingga siklus 1 dan 2 setelah diberi tindakan dengan penggunaan meode cooperative script dalam pembelajaran sejarah. Dengan mengunakan rumus rata-rata (Mean). a. Mean. Rumus yang akan digunakan dalam pengolahan data kuantitatif adalah analisis rata-rata hitung atau mean menurut Nana Sudjana (2009:109) sebagai berikut: X X N Keterangan X = rata-rata (mean) = Jumlah seluruh skor = Banyaknya subjek b. Ketuntasan Klasikal Rumus yang akan digunakan untuk mengolah hasil belajar berupa nilai siswa digunakan rumus sebagai berikut : KB= x100 Keterangan : KB : Ketuntasan Belajar T : Jumlah skor yang diperoleh siswa Tt : Jumlah skor total ( trianto, 2009:241 )

34 Untuk melihat persentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus persentase, yaitu: % = Keterangan : % : Persentase siswa A : Jumlah siswa yang tuntas B : Jumlah siswa seluruhnya (Trianto, 2009:243) b.refleksi Refleksi di sini meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam tahap ini hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, sehingga peneliti dapat merefleksikan teori tentang berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan untuk perbaikan pada setiap siklus selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan akhir. Diharapkan setelah akhir siklus II, dari sajian data diambil kesimpulan bahwa pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Selimbau. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digambarkan dengan skema siklus menurut Iskandar (2009:49). Tahap-tahap dibawah membentuk siklus yang dapat dilanjutkan kesiklus-siklus berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan tergantung apakah

35 permasalahan penelitian yang dihadapi sudah dapat dipecahkan. Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai pada siklus adalah Siklus I : Pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode cooperative script. Siklus II :Jika pembelajaran sejarah belum mencapai indikator yang diinginkan, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. Identifikasi Refleksi Perencanaan SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Permasalahan Baru Hasil Refleksi Refleksi Perbaikan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pengamatan Pelaksanaan Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber : Iskandar (2009:49)