PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KENDARI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA MALANG

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Jakarta. Data-data

BAB III METODE PENELITIAN. November 2007 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 132/PMK.01/2006

PENGARUH PENERAPAN MODERNISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA ACCOUNT REPRESENTATIVE DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Rendezvous,2012). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

ABSTRACT. Keywords: Perception Taxpayer s, Tax Penalties, Taxpayer s Compliance. viii

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PEKERJA BEBAS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KOTA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Kualitas Pelayanan Fiskus, Ketegasan Sanksi Perpajakan, Meningkatkan Penerimaan Pajak PPh Pasal 21. Universitas Kristen Maranatha

EFISIENSI PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN WAJIB PAJAK

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MELAPORKAN SPT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survai. Menurut Sugiyono (2013: 14)

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang

PENGARUH PENERAPAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MELAPORKAN SPT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODERNISASIADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Batu)

A. Populasi dan Sampel

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini adalah suatu rancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan membutuhkan peningkatan dalam penerimaan pajak. pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara.

ABSTRACT. Keywords: Modernization of tax administration, e-spt, satisfaction of taxpayer. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. oleh penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Pajak dipungut oleh negara baik

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2011:1). Untuk itu pemerintah melalui

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hasan (2002: 31), Desain penelitian adalah kerangka kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA KOTA SURAKARTA

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah KPP Pratama Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BATU

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menjawab rumusan masalah dan melakukan pengujian pada hipotesis.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah wajib pajakorang pribadi wilayah kota. Gorontalo yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian terhadap negara yang timbal baliknya tidak bisa dirasakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang Berjudul

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi di dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara sekitar 70-80%.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tanah Abang Dua yang beralamat di jalan K.H Mas Mansyur No.71.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena fenomena.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sekaran (2011), penelitian bisnis didefinisikan sebagai penyelidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara


BAB III OBJEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang merupakan inti dari penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

Disusun oleh: Eny Maryati/ /4EB11 Pembimbing : Dr. Raden Supriyanto, Msc

Transkripsi:

PENGARUH MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KENDARI Wa Ode Sitti Djumiati Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi Tenggara. ABSTRACT Tax Office Primary Kendari was established with the goal of improving taxpayer compliance / taxable employers in meeting their tax obligations so as to increase state revenue. One of the efforts to achieve its objectives, Tax Office Primary Kendari always making changes to the tax administration system. Factor that may affect the level of compliance of employers taxable one of which is to modernize the tax administration system. This study aimed to see whether or not the effect of taxation on the modernization variable rate taxable employer complianceat Tax Office Primary Kendari. The population of this research is all taxable employers listed on the Tax Office Primary Kendari. Samples were taken by using a method Convenience Sampling that was taken 40 taxable employers sampled. This study uses regression analysis to determine the effect of independent variables, namely the modernization of the tax administration system. The results showed that significant test of individual parameters (t t est) showed that the modernization of the tax administration system variables significant positive effect on the level of compliance of employers taxable at Tax Office Primary Kendari. Keywords: level of compliance, the modernization of the tax administration system. I. PENDAHULUAN Pajak merupakan sebagai sumber utama pendapatan dan saat ini sekitar 70% APBN Indonesia dibiayai dari penerimaan pajak, berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan skeptisisme wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Tuntutan akan peningkatan penerimaan, peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak serta perbaikan-perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan tersebut dapat berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga bisa meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam mematuhi kewajiban perpajakannya, meningkatkan tanggung jawab aparatur pemerintah agar tidak melakukan kecurangan dan melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya serta meningkatkan potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal. Peran serta wajib pajak dalam sistem pemungutan pajak sangat menentukan tercapainya target penerimaan pajak. Penerimaan pajak yang optimal dapat dilihat dari berimbangnya tingkat penerimaan pajak aktual dengan penerimaan pajak potensial atau tidak terjadi tax gap. Oleh karena itu, kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting yang mempengaruhi realisasi penerimaan pajak. Rahayu dan Lingga (2009), reformasi birokrasi yang dikenal dengan modernisasi merupakan pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel. Jurnal Akuntansi (JAk) 40

Program reformasi administrasi perpajakan diwujudkan dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus antara lain struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi, tidak lagi menurut seksiseksi berdasarkan jenis pajak, perbaikan pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui pembentukan account representative dan compliant center untuk menampung keberatan wajib pajak. Sistem administrasi perpajakan modern juga mengikuti kemajuan teknologi dengan pelayanan yang berbasis e-system seperti e-spt, e-filing, e-payment, dan e-registration yang diharapkan meningkatkan mekanisme kontrol yang lebih efektif yang ditunjang dengan penerapan kode etik pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang mengatur perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas yang dijalankan. Jumlah terdaftar pengusaha kena pajak tidak menjamin tingkat kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak itu dapat terlaksana dengan baik, hal ini bisa saja disebabkan oleh lemahnya control dalam pengawasan pembayaran pajak dan pelaporan SPT sehingga tingkat kepatuhan dalam membayar dan melaporkan SPT pajak pun mengalami penurunan. Dari data yang didapatkan menunjukkan tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak dalam melaporkan SPT terutama setelah adanya modernisasi sistem adaministrasi perpajakan, maka ditemukan bahwa jumlah tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak mengalami kenaikan dan penurunan jumlah PKP selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2011 persentase tingkat kepatuhan wajib pajak sebesar 45%, sedangkan pada tahun 2012 tingkat kepatuhan wajib pajak mengalami kenaikan sebesar 58% dan pada tahun 2013 kembali terjadi penurunan sebesar 48% untuk kepatuhan pelaporan SPT oleh pengusaha kena pajak. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan permasalahan bagaimana pengaruh modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modernisasi sistem perpajakan terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari. II. KAJIAN PUSTAKA 1. Reformasi Perpajakan Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Jadi, pajak merupakan hak prerogatif pemerintah, iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung berdasarkan undang-undang. Semenjak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah meluncurkan program perubahan (change program) atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat biasa disebut modernisasi. Adapun jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib pajak. Rosdiana dan Irianto (2011:5). Reformasi perpajakan tidak selalu identik dengan modernisasi perpajakan, terlebih jika modernisasi diartikan dalam Jurnal Akuntansi (JAk) 41

pengertian yang sempit, yaitu aplikasi teknologi informasi (TI) yang lebih canggih. Sesuai dengan esensinya, reformasi perpajakan, dalam hal ini reformasi administrasi perpajakan seharusnya merupakan perubahan yang sengaja dilakukan agar sistem administrasi dapat menjadi agen perubahan sosial sekaligus sebagai instrumen terjaminnya persamaan politik, keadaan sosial, dan pertumbuhan ekonomi. Rahayu (2009:98) tujuan dari reformasi administrasi perpajakan adalah bahwa administrasi perpajakan yang ada disuatu negara mengimplementasikan struktur perpajakan yang efisien dan efektif, guna mencapai sasaran penerimaan pajak yang optimal. Hal ini meliputi pengembangan sumber daya manusia baik itu peningkatan kuantitas dan kualitas pegawai pajak maupun peningkatan kesadaran wajib pajak untuk patuh dalam kewajiban perpajakannya. Selain itu juga pengembangan teknologi informasi pada instansi perpajakan untuk mengimbangi keberadaan teknologi informasi yang telah dimiliki terlebih dahulu oleh wajib pajak untuk menjawab tantangan globalisasi. Kemudian masalah perbaikan struktur organisasi instansi pajak, proses dan prosedur administrasi perpajakan, serta sumber daya finansial bagi pengembangan sarana dan prasarana yang menunjang perbaikan secara menyeluruh sistem perpajakan dan insentif yang cukup bagi pegawai pajak. Menurut Nasucha (dalam Rahayu dan Lingga, 2009), bahwa ada empat indikator reformasi administrasi perpajakan, yaitu: (1)Struktur organisasi, struktur organisasi adalah unsur yang berkaitan dengan pola-pola peran yang sudah ditentukan dan hubungan antar peran, alokasi kegiatan kepada sub unit-sub unit terpisah, pendistribusian wewenang di antara posisi administratif, dan jaringan komunikasi formal, (2) Prosedur organisasi, prosedur organisasi berkaitan dengan proses komunikasi, pengambilan keputusan, pemilihan prestasi, sosialisasi dan karier. Pembahasan dan pemahaman prosedur organisasi berpijak pada aktivitas organisasi yang dilakukan secara teratur, (3) Strategi organisasi, strategi organisasi dipandang sebagai siasat, sikap pandangan dan tindakan yang bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor, peluang, dan sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berhasil dan selamat. Strategi berkembang dari waktu ke waktu sebagai pola arus keputusan yang bermakna, dan (4) Budaya organisasi, budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi mewakili persepsi umum yang dimiliki oleh anggota organisasi. 2. Kepatuhan Pajak Rahayu (2009: 139) mengatakan bahwa pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Terdapat dua macam kepatuhan menurut Rahayu (2009:138), yakni: (1) Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan, (2) Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal. Rahayu (2009:140) kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak. Dari berbagai penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan pengusaha kena pajak adalah kepatuhan wajib Jurnal Akuntansi (JAk) 42

pajak dalam memenuhi semua peraturan perundang-undangan perpajakan, baik kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk melaporkan, kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang maupun kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran tunggakan pajak terutangnya. Adapun indikator kepatuhan pengusaha kena pajak, ialah: Praktik pelaksanaan yang berlangsung saat ini pada Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, indikator kepatuhan pengusaha kena pajak menurut Simanjuntak dan Mukhlis (2012:103) antara lain dapat dilihat dari: (1) Aspek ketepatan waktu, sebagai indikator kepatuhan adalah persentase pelaporan SPT yang disampaikan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku, (2) Aspek income atau penghasilan PKP, sebagai indikator kepatuhan adalah kesediaan membayar kewajiban angsuran pajak pertambahan nilai ( PPN) sesuai ketentuan yang berlaku, dan (3) Aspek law enforcement (pengenaan sanksi), sebagai indikator kepatuhan adalah pembayaran tunggakan pajak yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan pajak (SKP) sebelum jatuh tempo. Dalam perkembangannya indikator kepatuhan ini juga dapat dilihat dari aspek lainnya, misalnya aspek pembayaran dan aspek kewajiban pembukuan. 3. Peneliti Terdahulu Dalam penelitian ini terdapat dua peneliti terdahulu, yaitu: (1) Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Lingga (2009) dengan judul Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian survei. Penelitian ini dilaksanakan di KPP Pratama Bandung. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengujian adalah sistem administrasi perpajakan modern tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Dan (2) Lasnofa dan Misra (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Padang. Menyimpulkan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha Wajib Pajak pada KPP Pratama Padang. 4. Skema Kerangka Pikir dan Hipotesis a. Skema Kerangka pikir Penerapan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (X) Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (Y) b. Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah modernisasi sistem administrasi perpajakan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari. III. METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah modernisasi sistem administrasi perpajakan sebagai variabel X (independen) dan pengusaha kena pajak sebagai variabel Y (dependen), pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama kendari yang berlokasi di jalan Sao-Sao No. 188 Kendari, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengusaha kena pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari, dimana Jumlah yang Jurnal Akuntansi (JAk) 43

terdaftar sampai Desember 2013 sebanyak 3.302 pengusaha kena pajak. Sekaran (dalam jurnal Rahayu, 2009) teknik penentuan sampel adalah metode Convenience Sampling yaitu pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikan informasi dan untuk memperoleh sejumlah informasi dasar secara cepat dan efisien. Pemilihan metode ini sengaja diambil mengingat cukup sulitnya mendapatkan responden untuk penelitian terkait perpajakan, sehingga peneliti mengambi sampel sebanyak empat puluh orang (40 PKP/responden). Kondisi ini konsisten dengan apa yang dikemukan oleh Hanggana (dalam penelitian Lasnofa dan Misra: 2012). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang telah didokumentasikan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari dengan penelitian dan Kuisioner (Quisionaire), yang dibuat berdasarkan indikator, melihat dari penelitian terdahulu serta menyesuaikan dengan keadaan objek penelitian. Metode analisis yang digunakan ialah metode analisis deskriptif atau analisis deskriptif persentase. Analisis deskriptif memberikan gambaran mengenai variablevariabel penelitian (modernisasi sistem administrasi perpajakan dan tingkat kepatuhan kena pajak). Skala yang digunakan untuk menilai pertanyaan adalah skala Likert yang mempunyai skor 1 sampai 5. Persentase kecenderungan skor yang diperoleh selanjutnnya dibandingkan dengan kriteria interprestasi skor kuisioner seperti yang dikemukakan oleh (Riduwan,2008:89), sebagai berikut : 0%- 20% = Sangat lemah, 21%-40% = Lemah, 41%-60% = Cukup, 61%-80% = Kuat, 81%-100% = Sangat Kuat. Analisis inferensial juga di gunakan dalam penelitian ini,yaitu: analisis regresi sederhana, Wijaya (dalam jurnal L asnofa dan Misra, 2012) menjelaskan bahwa analisis regresi bertujuan menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat ( dependent). Selanjutnya Wijaya (dalam jurnal Lasnofa dan Misra, 2012) mengemukakan bahwa regresi linier sederhana digunakan apabila variabel dependent dipengaruhi hanya oleh satu variabel independent. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah: dimana, Y = kepatuhan pengusaha kena pajak, a = nilai intercept (konstanta), b = koefisien regresi, X = modernisasi sistem administrasi perpajakan, dan є (epselon) = variabel lain yang tidak ditelti. Dalam analisis regresi linear sederhana menggunakan kuisioner, terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan. Adapun tahap pengujian tersebut adalah sebagai berikut: uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Dari beberapa alat analisis uji validitas yang ada, peneliti memilih menggunakan korelasi product moment pearson untuk menguji validitas dari data yang diperoleh. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan hasil korelasi dibandingkan dengan angka kritis tabel korelasi untuk degree of freedom (df ) = n-2, dan taraf signifikan 5% yaitu jika nilai r yang diperoleh <0,30. Dasar pengambilan keputusan diambil, jika nilai hasil uji validitas lebih besar dari angka kritis tabel korelasi, maka item pernyataan tersebut dikatakan valid. Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih, terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α), dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (realibel), bila memiliki cronbach alpha Jurnal Akuntansi (JAk) 44

>0,6. Menurut Sugiyono (2011:121) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji hipotesis, yaitu: signifikan parameter individual (uji t) pengujian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung ditentukkan dengan tidak memperhatikan nilai positif atau negatif dari nilai t hitung tersebut karena nilai t hitung merupakan nilai mutlak t. Nilai t yang positif atau negatif merupakan arah dari pengaruh variabel independen tersebut baik itu berbanding lurus (positif) ataupun berbanding terbalik/berlawanan (negatif) terhadap nilai variabel terikat. Dan untuk menentukkan nilai t tabel ditentukkan nilai tabel terikat. Untuk menentukkan nilai t tabel ditentukkan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n -k) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Bila nilai t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < α = 0,05 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. Bila nilai t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > α = 0,05 berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat. Uji koefisien determinasi (R 2 ) pada intinnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan vsariasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai (R 2 ) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen Ghozali (dalam jurnal Lasnofa dan Misra, 2012). Definisi operasianal dari penelitian ini yaitu: modernisasi sistem administrasi perpajakan ( X) adalah proses dari penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban-kewajiban dan hak-hak wajib pajak yang berdasarkan fungsi dan bukan jenis pajak, dengan adanya pemisahan fungsi antara fungsi pelayanan, pengawasan, pemeriksaan, keberatan dan pembinaan yang tersebar pada masingmasing seksi teknis, serta dalam bidang teknologi informasi, diterapkan aplikasi elektronik SPT ( e-spt) untuk pelaporan SPT secara elektronik dan aplikasi On- Line Payment untuk pembayaran pajak. Dan tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak ( Y) adalah suatu sikap dari pengusaha kena pajak untuk melaksanakan semua kewajiban perpajakannya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi, baik sanksi hukum maupun sanksi administrasi. VI. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Distribusi kuesioner peneliti menyajikan distribusi kuesioner kepada responden. Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini berjumlah 50 kuesioner, dari total 50 kuesioner tersebut ada 8 kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden, sehingga total kuesioner yang kembali hanya sebanyak 42 kuesioner, dari total 42 kuesioner yang kembali tersebut ada 2 kuesioner yang tidak dapat diolah, hal ini dikarenakan kuesioner tersebut tidak diisi lengkap oleh responden, sehingga total kuesioner yang dapat diolah dan digunakan untuk tahap analisis berjumlah 40 kuesioner. Deskriptif variabel hasil penelitian kecenderungan skor jawaban untuk pernyataan variabel modernisasi dikategorikan sangat efektif (81,95%)dan sisanya 18,05% yang berarti masih ada persepsi responden yang menyatakan bahwa Jurnal Akuntansi (JAk) 45

modernisasi sistem administrasi perpajakan masih kurang efektif dalam penerapannya dan perlu ditingkatkan. Hal ini terbukti dari pertanyaan responden yang menjawab sangat setuju 36,33%, setuju 52,80%, netral 9,15%, tidak setuju sebesar 1,66% dan sangat tidak setuju 0,06%. Sedangkan hasil penelitian kecenderungan skor jawaban untuk pertanyaan variabel kepatuhan dikategorikan telah sangat kuat/ patuh (85,39%) dan sisanya 14,61% yang berarti masih ada persepsi responden yang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak masih terdapat WP atau pengusaha kena pajak yang tidak patuh dalam melaksanakan perpajakannya. Hal ini terbukti dari pernyataan responden yang menjawab sangat setuju 39,04%, setuju 56,47%, netral 4,49%, tidak setuju sebesar 0,00% dan sangat tidak setuju 0,00%. Hasil uji validitas dan reliabilitas semua indikator pada variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan menunjukkan hasil yang valid dan reliabel. Keputusan ini diambil karena nilai koefisien korelasi dari hasil cronbach alpha diatas 0,60, dengan tingkat sangat signifikan (0,000). Indik ator yang sangat kuat mencerminkan modernisasi sistem administrasi perpajakan secara berurutan adalah mengidentifikasi strukrur organisasi terhadap modernisasi sisitem administrasi perpajakan (X1.1) dengan nilai cronbach alpha adalah 0,899, prosedur organisasi (X1.2) dengan nilai cronbach alpha adalah 0,887, kemudian untuk indikator strategi organisasi (X1.3) dengan nilai cronbach alpha adalah 0,907, dan selanjutnya untuk indikator budaya terhadap modernisasi sistem administrasi sistem administrasi perpajakan(x1.4) dengan nilai cronbach alpha adalah 0,889. Sama halnya dengan variabel kepatuhan dimana, semua indikator pada variabel tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak menunjukkan hasil yang valid dan reliabel. Keputusan ini diambil karena nilai koefisien korelasi dari hasil cronbach alpha diatas 0,60, dengan tingkat sangat signifikan (0,000). Indikator yang sangat kuat mencerminkan tingkat kepatuhan PKP secara berurutan adalah mengidentifikasi ketepatan waktu (Y1.1) dengan nilai cronbach alpha adalah 0,952, tingkat penghasilan PKP (Y1.2) dengan nilai cronbach alpha adalah 0,978, kepatuhan pada pengenaan sanksi (Y1.3) dengan nilai cronbach adalah 0,866 dan kepatuhan kewajiban pembukuan (Y1.4) dengan nilai cronbach alpha adalah 0,960. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir (item) pernyataan yang digunakan adalah valid dan reliabel oleh karena itu, kuesioner yang digunakan dapat dikatakan layak sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran setiap variabel Tabel Hasil Estimasi Linear Sederhana Pengaruh Modernisasi terhadap Tingkat Kepatuhan Standardized Coefficients t Sig. R 2 D-W Model Beta 1 Moderenisasi 0,688 5,852 0,000 0,474 1,439 t- tabel 2,024 Sumber : data diolah SPSS 16 Berdasarkan hasil koefisien regresi pada tabel di atas dengan menggunakan program SPSS Versi 16 diperoleh persamaan sebagai berikut: Jurnal Akuntansi (JAk) 46

Hasil koefisien regresi mejelaskan bahwa, koefisien regresi untuk variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan adalah 0,688 yang dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak, sehingga dapat diartikan bahwa apabila variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan terjadi kenaikan 1 satuan dan variabel lainnya diasumsikan konstan, maka tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak akan naik sebesar 0,688 kali. Berdasarkan tabel di atas diperoleh t- hitung untuk modernisasi yaitu sebesar 5,852 > dari t- tabel yaitu sebesar 2,024, maka hipotesis diterima, yang berarti bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepatuhan kena pajak dan dari tabel di atas juga diketahui besarnya R 2 sebesar 0,474. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh langsung variabel modrnisasi sistem administrasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak adalah sebesar 47,4%. Hal ini berarti ada variabel lain sebesar 52,6% yang mempengaruhi variabel tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak (Y) namun tidak diukur dalam penelitian ini 2. Pembahasan Berdasarkan hasil di atas, dapat dijelaskan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan merupakan suatu sistem perubahan yang membawa pengaruh besar dalam proses perpajakan, khususnya tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap kewajiban perpajakannya. Indonesia memang telah melakukan penyempurnaan dalam tata cara atau sistem pemungutan pajak yang modern seiring dengan pesatnya teknologi. Dari berbagai analisis di atas dapat dilihat terdapat hubungan yang kuat dan positif antara modernisasi sistem administrasi perpajakan dengan tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Nilai positif artinya apabila modernisasi sistem administrasi perpajakan mengalami kenaikan, maka tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak juga akan mengalami kenaikan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Lasnova, Fauzan (2012) yang menyatakan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengusaha kena pajak pada KPP Pratama Padang. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak, yang berarti bahwa penerapan modernisasi sistem administrasi mempunyai pengaruh searah terhadap tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kendari. Dengan kata lain, modernisasi sistem administrasi perpajakan memiliki pengaruh dalam meningkatkan kepatuhan pengusaha kena pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Adapun saran pada penelitian ini adalah untuk para pengusaha kena pajak diharapkan senantiasa meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan kewajiban perpajaknnya, karena dengan meningkatkan kepatuhan wajib pajak tentu akan dapat meningkatkan pendapatan negara melalui pajak dan untuk penelitian selanjutnya hendaknya dapat mempertimbangkan variabel independen lainnya selain modernisasi sistem administrasi perpajaknnya, yang berkaitan dengan variabel tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Agar dapat diketahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Jurnal Akuntansi (JAk) 47

DAFTAR PUSTAKA lasnofa, Fasmi dan Misra, Fauzan. 2012. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena pajak pada KPP Pratama Padang. Jurnal Akuntansi. Padang. Universitas Andalas. Pemerintah RI. 2009. Undang-Undang No. 16 tahun 2009 tentang Perubahan keempat atas Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Jakarta Rahayu, Sri dan Lingga, Ita Salsalina. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, (Online), Vol.1 No.2, (majour.maranatha.edu/index.php/jurnal akuntansi/article/.../pdf, diakses 15 November 2012) Riduwan. 2008. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. Rahayu, Sri. 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama Bandung. Jurnal Akuntansi. Vol. 1, No. 2: 119-138 Rosdiana, Haula dan Irianto, Slamet Edi. 2011. Panduan Lengkap Tata Cara Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Visimedia. Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Mukhlis, Iman. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Raih Asa Sukses. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Santoso, Gempur. 2003 Metodologi Penelitian Kuantitatif & kuanlitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher http://www.scribd.com/doc/44568441/pengertian-pajak-secara-umum http://ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=13192%e2%80%8e Jurnal Akuntansi (JAk) 48

Jurnal Akuntansi (JAk) 49