Lampiran
Tahun 2016 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang
BAB I P E N D A H U L U A N I.1. LATAR BELAKANG Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), maka setiap daerah otonom diamanatkan untuk menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah merupakan perencanaan pembangunan yang periodenya 20 Tahunan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah merupakan perencanaan pembangunan yang periodenya 5 Tahunan, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana tahunan. Sebelumnya, BPPM telah menyusun Renja BPPM tahun 2016 yang telah diselaraskan dengann Renstra, selanjutnya disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi perekonomian maka Renja perubahan disusun sebagai langkah penyesuaian anggaran dengan kemampuan pembiayaan. Untuk memastikan keselarasannya dengan dokumen perancanaan lainnya, maka sub bagian perencanaan program dan keuangan beserta bidang-bidang yang ada di BPPM Kota Bontang melakukan pembahasan yang mencakup : Penentuan kegiatan prioritas yang disesuaikan dengan targett pengurangan anggaran dari DPPKA dengan tetap mempertimbangkan tugas dan fungsi BPPM Kota Bontang; Renja perubahan BPPM Tahun 2016 merupakan penjabaran program/kegiatan dari perkembangan situasi dan kondisi terkini yang dihadapi SKPD. Program dan kegiatan prioritas yang diusulkan dalam Renja perubahan ini menjadi salah satu bahan dasar bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Bontang untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatann dan Belanja Daerah Perubahan (RAPBD-P), Rancangan Kebijakan Umum Anggaran ( RKUA) dan Rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (RPPAS). 1
I.2. LANDASAN HUKUM Dasar Hukum penyusunan Rancangan Rencana Kerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang Tahun 2016 adalah : a. Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukann Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2000 (Lembaran Negara tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3962); b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunann Daerah j. Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bontang Tahun 2012-2016; 2
k. Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal dan Lembaga Teknis Daerah. l. Peraturan Walikota Bontang Nomor 53 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang dan perubahannya. I.3. MAKSUD DAN TUJUAN Rancangan Rencana Kerja Perubahan BPPM Kota Bontang tahun 2016 dimaksudkan menetapkan dokumen perencanaan yang memuat program dan kegiatan pembangunan daerah yang menjadi tolok ukur penilaian kinerja Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama tahun 2016. Sedangkan tujuan : 1. Acuan BPPM dalam mengoperasionalkan RKPD-P Kota Bontang tahun 2016 sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka mencapai visi dan misi Walikota. 2. Merumuskan program dan kegiatan pembangunan BPPM Kota Bontang selama masa semester II tahun 2016. I.4. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umumm penyusunan rancangan RENJA Peruabhan BPPM yang meliputi latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan, sehingga substansi pada bab bab berikutnya dapat dipahami dengan baik. 3
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RANCANGAN RENJA BPPM SEMESTER I 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rancangan RENJA Semester I Tahun 2016, memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RENJA BPPM mengacu pada APBD tahun berjalan. 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD, berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan, maupun terhadap IKK sesuai dengann Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007. Jika indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing- yang masing SKPD, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan kinerja pelayanan 2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD, berisikan uraian mengenai : Sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD, Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD, 2.4. Review terhadap Rancangan Awal 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat. Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi-asosiasi, perguruan tinggi maupun dari SKPD Kabupaten/Kota yang langsung ditujukan kepada SKPD maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kecamatan BAB III PROGRAM KEGIATAN 3.1. Program dan Kegiatan, berisikan penjelasan mengenai : faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan, rekapitulasi program dan kegiatan. 4
BAB IV PENUTUP menguraikan tentang catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun seandainya ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan, kaidah pelaksanaannya serta rencana tindak lanjut. 5
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN SEMESTER I TAHUN 2016 II.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BPPM SEMESTER I TAHUN 2016 Secara umum, tugas pokok dan fungsi BPPM Kota Bontang adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan perijinan dan penanaman modal. Adapun capaian pelaksanaan program dan kegiatan di BPPM disampaikan sebagai berikut : 1. PENDAPATAN SKPD Pendapatan Retribusi Daerah yang ditargetkan untuk tahun 2016 sebesar Rp.1.807.500.000,00 pada semester pertama telah terealisasi sebesar Rp.2.218.133.455,95 atau 122,72% telah melampaui target yang seharusnya mencapai 50%. 2. BELANJA SKPD Belanja SKPD Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal pada awalnya dianggarkan sebesar Rp. 10.837.381.825,00 yang meliputi Belanja Operasional dan Belanja Modal. Berdasarkan Hasil pencatatan pembukuan dan pelaporan keuangann Bendahara Pengeluaran, capaian Realisasi belanja sampai dengan akhir bulan Juni 2016 sebesar Rp.4.200.156.849,00 atau terealisasi sebesar 38,76% Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD terkait dengan hal-hal apa saja yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota Bontang dalam pelaksanaan kegiatan sesuai program kerja yang telah ditetapkan untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Kota Bontang dan Visi, Misi Kepala Daerah terpilih. Untuk tahun 2016, BPPM Kota Bontang akan melaksanakan 11 program dan 37 kegiatan dengan anggaran belanja langsung sebesar Rp. 6.361.149.800,-. Diproyeksikan bahwa semua program dan kegiatan akan dilaksanakan dengan keberhasilan kinerja mencapai 100% terutama untuk realisasi fisiknya, namun dengan 6
berubahnya kondisi perekonomian target pelaksanaan program juga mengalami perubahan. Permasalahan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada semester I adalah anggaran yang dibatasi penggunaannya karena adanya defisit anggaran di Pemerintah Kota Bontang sehingga berdampak pada pencapaian realisasi kegiatan. Berdasarkan Renstra BPPM Kota Bontang tahun 2011 2016, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh BPPM Kota Bontang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Strategi mengoptimalkan sarana dan prasarana penunjang dengan arah kebijakan : Penyediaan sarana dan prasarana penunjang untuk peningkatan kualitas pelayanan public. 2. Strategi melaksanakan pendidikan untuk menambah wawasan aparatur dengan arah kebijakan : Peningkatan kapasitas aparatur, perencanaan program dan pelaporan. 3. Strategi melakukan promosi potensi dan peluang investasi dilaksanakan dengan arah kebijakan : Peningkatan informasi potensi daerah melalui kegiatan pameran dan non pameran. 4. Strategi sosialisasi, koordinasi dan monitoring investor dilaksanakan dengan arah kebijakan : Peningkatan pengendalian dan pemantauan pelaksanaan investasi. II.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN SKPD Analisis kinerja pelayanan pada sub bab ini merupakan pengkajian terhadap capaian kinerja pelayanan BPPM dengan kinerja yang dibutuhkan sesuai standar yang telah ditetapkan. Untuk menganalisis kinerja pelayanan BPPM Kota Bontang selama semester I tahun 2016 tersebut di atas dapat disampaikan melalui tabel evaluasi renja (terlampir). 7
II.3. ISU ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI BPPM Berdasarkan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Badan Pelayanan Perijinann Terpadu dan Penanaman Modal mengadakan perubahan bentuk layanan kepada masyarakat dengan diterapkannya layanan perijinan satu atap dan terus dilakukan perbaikan pelayanan menjadi pelaksanaan PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) serta peningkatan iklim investasi dan iklim usaha. Fokus Pembangunan RPJPD Kota Bontang Periode ketiga ( 2015 2020 ) yaitu : 1. Memperkuat pertumbuhan sektor Industri non migas dan sektor maritim. 2. Menciptakan iklim Investasi yang kondusif dan peningkatan daya dukung infrastruktur dan suprastruktur penghubung, 3. Mendorong pelaku sektor industri migas untuk tetap mempertahankan kapasitas produksinya, 4. Meningkatkan peran industri Strategis Nasional yang beroperasi di Bontang, Dari empat fokus pembangunan tersebut Badan Pelayanann Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang berupaya menindaklanjuti dalam bentuk pelaksanaan program-program kegiatan yang mengarah khususnya menciptakan iklim investasi yang kondusif sesuai tugas dan fungsi melalui program-program diantaranya sebagai berikut : Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program Peningkatan Pelayanan Perizinan dan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Badan Pelayanan Perijinan terus meningkatkan promosi potensi daerah guna meningkatkan jumlah investasi di Kota Bontang dan memperkenalkan potensi Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) sehingga produk Bontang dapat lebih dikenal secara nasional. Untuk dapat mendukung kondisi yang diinginkan dan mendorong berkembangnya aspirasi masyarakat maka dihimpun usulan-usulan kerja dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang memang benar-benar dibutuhkan untuk membawa kearah yang lebih baik lagi. 8
Kondisi tersebut diatas sangat erat kaitannya dengann keberadaan institusi pelayanan dalam hal ini BPPM Kota Bontang yang membantu Walikota Bontang dalam Pelayanan Publik dan Investasi, sehingga semakin profesional dalam bidang tugasnya. Untuk itu kualitas aparatur dan sikap aparatur sangatlah menentukan dalam mewujudkan good governance. Pada umumnya kualitas pelaksanaan pelayanan masyarakat yang dilaksanakan di BPPM Kota Bontang cukup baik, hal ini dapat terlihat pada indikator berikut : 1. Tersedianya sarana/prasarana dan sumber pembiayaan yang cukup untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas BPPM Kota Bontang. 2. Prosentase Indeks Kepuasan Masyarakat di atas 80% 3. Adanya pengembangan teknologi dan system informasi yang mendukung dalam pengelolaan data, informasi dan pelayanan. Beberapa permasalahan yang dihadapi BPPM Kota Bontang dalam melaksanakan Tupoksinya adalah sebagai berikut : 1. Optimalnya pelayanan publik masih terhambat dengan jumlah dan kemampuan aparatur yang masih terbatas. 2. Penyelenggaraann PTSP belum dilaksanakan optimal karena SKPD terkait perijinan belum menyerahkan proses pengurusan ijin sepenuhnya ke BPPM seperti diatur dalam Perwali No. 3 tahun 2013; II.4. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT Badan Pelayanan Periijnan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang akan menambah usulan program dan kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompokk masyarakat terkait langsung dengan pelayanan maupun dari LSM dan asosiasi-asosiasi yang ditujukan pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal melalui Musrenbang, lokakarya maupun langsung pada sub bidang pengaduan masyarakat di evaluasi dan dipertimbangkan sebagai program/kegiatan. 9
BAB III PROGRAM KEGIATAN III.1. PROGRAM DAN KEGIATAN BPPM sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga teknis daerah yang melaksanakann penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan perijinan dan penanaman modal dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat namunn dengan perubahan kondisi keuangan daerah maka diperlukan penyesuaian pada program dan kegiatan SKPD. Program Penunjang 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi kepemerintahann daerah secara efisien dengan kegiatan antaraa lain : a. Penyediaan Jasa Surat Menyurat b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas/Operasional d. Penyediaan Jasa kebersihan Kantor e. Penyediaan Alat Tulis Kantor f. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan g. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor h. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan i. Penyediaan Bahan Logistik Kantor j. Penyediaan Makanan dan Minuman k. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah l. Penyediaan Jasa Tenaga Administrasi dan Teknis Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program ini untuk mendukung pelaksanaan tugas dan administrasi pemerintahan secara lebih efisien dan efektif serta terpadu, dengan kegiatan antara lain: a. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan b. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor c. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor 10
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Untuk mendukung peralatan maupun atribut aparatur sesuai dengan kebutuhan peningkatan disiplin aparat, dengan kegiatan berupa: a. Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan sumberdaya aparatur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan kegiatan berupa: a. Pendidikan dan Pelatihan Formal 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja pelaksanaan pembangunan dan transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah, dengan kegiatan antara lain: a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD b. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis Realisasi Anggaran c. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun d. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Keuangan SKPD e. Penyusunan Renja SKPD f. Penyusunan Renstra SKPD Program penunjang mengalami efisiensi anggaran dan beberapa kegiatan dihapus dari rencana kerja BPPM Tahun 2016, dari semula 25 kegiatan menjadi hanya 22 kegiatan. Program Wajib 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 3. Program Penyebarluasan Informasi Pembangunan Daerah 4. Program Peningkatan Pelayanan Perijinan 5. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 6. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Seluruh program wajib yang meliputi 12 kegiatan tidak dapat dilaksanakan sehingga ditiadakan karena defisit anggaran di Pemerintahan Kota Bontang. 11
BAB IV P E N U T U P Rencana Kerja (RENJA) Perubahan menjadi sangat penting artinya dalam mengakomodasi penyelesaian berbagai persoalan-persoalan terkait dengan pelayanan perijinan dan penanaman modal daerah sebagai wujud nyata dari tanggung jawab pemerintah dalam mengadopsi berbagai kebutuhan masyarakat dengan menyesuaikan kemampuan pemerintah dalam penganggaran kegiatan. Rencana kerja perubahan menjadi panduan dan pedoman tahap perencanaan kegiatan berikutnya yang sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dan penyusunan rencana di masa mendatang oleh para pimpinan manajemen dan seluruh staf BPPM Kota Bontang sehingga akan diperoleh peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik dimasa datang. Bontang, 14 Juli 2016 Kepala, Rachman, SE. Pembina Utama Muda NIP. 19570411 198503 1010 12