PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: pembelajaran, project based learning, audiovisual, hasil belajar, geografi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci: model pembelajaran, examples non examples, hasil belajar, geografi

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA LECTORA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMAN 2 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GALLERY WALK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X-B SMA NEGERI 7 TAKENGON ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

ABSTRAK. Kata kunci: PTK, Team Game Tournamen (TGT), Media Gambar Cetak, Hasil Belajar, Geografi

PENGGUNAAN MULTIMEDIA SMARTPHONE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA LABORATORIUM UNSYIAH BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMPN 7 BANDA ACEH ABSTRAK

PENERAPAN METODE DRILLS BERBASIS MULTIMEDIA UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMPN 2 BANDA ACEH

2. Pendidikan Geografi, FKIP Unsyiah, 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2, Hal 70-77, Mei 2017

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN RODA KEBERUNTUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MEDIA MOVIE MAKER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 BANDA ACEH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 004 Pulau

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVD Sekolah

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

III. METODE PENELITIAN. sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2009:3). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 007

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, terdiri dari 10 orang laki-laki dan 27 orang perempuan. membaca pemahaman (variabel Y) sebagai variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VA Madrasah Ibtidaiyah

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah 20 orang siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 17 orang yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe pasangan dalam praktik pengulangan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun pelajaran

Efektivitas Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Sistem Koloid dengan Menggunakan Model Pembelajaran Partner Switch

p BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

PEMANFAATAN MUSEUM TSUNAMI SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA TUNA RUNGU KELAS X-B SMALB BUKESRA BANDA ACEH

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang. Sedangkan objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Kata kunci: Model Inkuiri Terbimbing, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB III METODE PENELITIAN dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang. Sedangkan objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif. berusaha menyelesaikan masalah bersama.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. SDN 103 Pekanbaru. Dengan jumlah 24 siswa.sedangkan yang menjadi objek

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACIEVEMENT DIVISION

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB tahun pelajaran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SDN 002

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GIRING QUESTION AND GETTING ANSWER DENGAN BERBANTUAN TAKTIK PENGHASIL PERTANYAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SMAN 16 BANDA ACEH Mia Zakian Yusuf 1, Hasmunir 2, Daska Aziz 3 1 Email: zakianmia@gmail.com 2 Pendidikan Geografi, FKIP Unsyiah, email: hasmunir@unsyiah.ac.id 3 Pendidikan Geografi, FKIP Unsyiah, daskaazis.geo@fkip.unsyiah.ac.id ABSTRAK Metode pembelajaran Giving Question and Getting Answer adalah metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif yang memfokuskan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Taktik penghasil pertanyaan merupakan gaya yang dilakukan untuk mempermudah guru dalam mengajar dan menjadikan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar siswa; (2) Aktivitas guru dan siswa; (3) Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan (4) Respon siswa terhadap metode pembelajaran Giving Question and Getting Answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IS SMAN 16 Banda Aceh yang berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) Lembar pre-test dan posttest; (2) Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa; (3) Lembar pengamatan keterampilan guru; dan (4) lembar respon siswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase ketuntasan secara individual meningkat dari 14 siswa yang tuntas pada siklus I, 16 siswa tuntas pada siklus II, dan 19 tuntas pada siklus III, persentase ketuntasan klasikal pun meningkat dari 50% pada siklus I, 70% pada siklus II, dan 90% pada siklus III; (2) Aktivitas guru dan siswa meningkat menjadi sesuai dengan persentase waktu ideal; (3) Keterampilan guru meningkat dari perolehan skor 2,64 pada siklus I dengan kategori baik, skor 3,42 pada siklus II dengan kategori baik, dan 3,55 pada siklus III dengan kategori sangat baik; (4) Respon siswa, terhadap metode pembelajaran Giving Question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat dikatakan baik. 95 persen dari 20 siswa berpendapat bahwa dengan belajar melalui metode Giving Question and Getting Answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi dasar-dasar ilmu geografi yang telah dipelajari. Kata Kunci: Giving Question and Getting Answer, Taktik Penghasil pertanyaan, Hasil Belajar, Geografi 146

PENDAHULUAN Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan unsur-unsur yang diharapkan meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa. Salah satu upaya yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, selain itu perlu juga ditingkatkan kualitas tenaga pengajar untuk semua tingkat dan jenis pendidikan. Seorang pendidik dituntu tuntuk menguasai model pembelajaran karena dapat membantu pendidik untuk mempermudah tugasnya dalam menyampaikan mata pelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan pembelajaran berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan hasil belajar siswa. Penggunaan metode yang tepat akan menentukan keefektifan dalam proses pembelajaran. Guru harus senantiasa mampu memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang dipelajari. Pemberian pembelajaran di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode tertentu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dan memperkuat siswat terhadap materi yang diajarkan, apalagi jika dibantu dengan adanya media pembelajaran. Dengan demikian adanya suatu inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengalaman selama PPL di SMAN 16 Banda Aceh, terlihat bahwa kualitas proses pembelajaran di kelas masih kurang optimal baik dari segi siswa, maupun metode pembelajaran. Guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan kurangnya minat siswa dalam mata pelajaran Geografi. 147

Salah satu metode yang dianggap tepat dalam meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu dengan penerapan metode giving question and getting answer. Menurut Agus Suprijono (2012:107) Giving question and getting answer digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih maksimal dengan melatih siswa memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, sehingga siswa terpotivasi dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Penerapan metode pembelajaran giving question and getting answer akan lebih inovatif apabila dalam pelaksanaannya ditambahkan penggunaan taktik atau trik pembelajaran sebagai pendukung dalam penerapan model tersebut. Dengan adanya taktik pembelajaran proses pembelajaran akan sangat inovatif, menambah minat siswa dan perhatian siswa, adanya bantuan taktik tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kepada kegiatan pembelajaran. Salah satu taktik yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah taktik penghasil pertanyaan. Taktik penghasil pertanyaan merupakan sarana yang pendidik meminta siswa untuk membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang mereka bisa mengenai topik yang diajarkan. Berkaitan dengan masalah tersebut, dengan penggunaan metode dan taktik yang beragam tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa termasuk hal nya dalam mata pelajaran geografi. Dari uraian di atas, penelitian ini mencoba mengkaji keberhasilan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMAN 16 Banda Aceh. METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPS SMAN 16 Banda Aceh tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah 20 orang yang terdiri dari. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Tes (pre-test dan Post-test), Observasi (Lembar pengamatan ketrampilan guru, aktivitas guru dan siswa), dan Angket. Pada penelitian ini digunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan sesuai dengan data yang 148

diperoleh untuk mengetahui proses pembelajaran dengan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. Analisis Hasil Belajar Siswa Hasil belajar dianalisis dengan menganalisis nilai post-test individual dan klasikal, kemudian di kategorikan dalam klasifikasi tuntas dan belum tuntas berdasarkan Kentutasan Kriteria Minimal (KKM) yaitu 70 (Kemendikbud No. 53 Tahun 2015). Nilai = Jumlah soal yang dijawabbenar x 100% Jumlah soal keseluruhan Setiap siswa dikatakan tuntas (ketuntasan klasikal) jika ada di dalam kelas tersebut tersebut terdapat 85% siswa yang tuntas belajarnya (Suryosubroto, 2009:77). Untuk mengetahui ketuntasan klasikal digunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010: 43): P = F N x 100% Keterangan : P = Persentase yang dicari F = Frekuensi siswa yang tuntas N = Jumlah siswa Analisis Aktivitas Guru dan Siswa Data aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010:43), yaitu: P = F x 100% N Keterangan : P = Persentase yang dicari F = Frekuensi aktivitas guru 149

N = Jumlah aktivitas keseluruhan Analisis Data Keterampilan Guru Data keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan statistic deskriptif sesuai yang dikemukakano leh Sudjana (2005:77), yaitu: Respon Siswa Skor 1,00-1,69 : kurangbaik Skor1,70-2,59: sedang Skor2,60-3,50: baik Skor 3,51-4,00 :baik sekali Untuk mengetahui persentase respon siswa digunakan analisis statistic deskriptif persentase menurut Sudijono (2010:43): P = Keterangan : F N x 100% P = Persentase yang dicari F = Frekuensi respon siswa N = Jumlah siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar, Aktivitas Guru dan Siswa, dan Keterampilan Guru Siklus I Ketuntasan individual setelah penerapan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan pada siklus I yaitu 70 persen atau dari 20 siswa hanya 14 siswa yang tuntas secara individual, sedangkan ketuntasan klasikal yaitu sebesar 50 persen atau hanya 5 soal dari 10 soal yang dijawab tuntas oleh siswa. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada siklus I ini masih banyak siswa yang hasil belajar secara klasikal masih belum tuntas. Adapun hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus I setelah penerapan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan bahwa keterampilan guru pada kegiatan 150

awal adalah 2,5 dengan kategori sedang. Melaksanakan kegiatan inti 2,6 dikategorikan baik. Kegiatan akhir adalah 2,83 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamat bahwa keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran dikategorikan sedang dengan rata-rata 2,64. Hasil Belajar, Aktivitas Guru dan Siswa, dan Keterampilan Guru Siklus II Ketuntasan individual setelah penerapan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan pada siklus II yaitu 80 persen atau dari 20 siswa hanya 16 siswa yang tuntas secara individual, sedangkan ketuntasan klasikal yaitu sebesar 70 persen atau hanya 7 soal dari 10 soal yang dijawab tuntas oleh siswa. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada siklus II ini masih banyak siswa yang hasil belajar secara klasikal masih belum tuntas. Adapun hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus I setelah penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan bahwa keterampilan guru pada kegiatan awal adalah 3,6 dengan kategori sangat baik. Melaksanakan kegiatan inti 3,34 dikategorikan sangat baik. Kegiatan akhir adalah 3,33 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamat bahwa keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran dikategorikan sedang dengan rata-rata 3,42. Hasil Belajar, Aktivitas Guru dan Siswa, dan Keterampilan Guru Siklus III Ketuntasan individual setelah penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan pada siklus II yaitu 95 persen atau dari 20 siswa hanya 19 siswa yang tuntas secara individual, sedangkan ketuntasan klasikal yaitu sebesar 90 persen atau hanya 9 soal dari 10 soal yang dijawab tuntas oleh siswa. Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada siklus III ini terdapat peningkatan dan dikatakan tuntas secara individual dan klasikal. Adapun hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus III setelah penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan menunjukkan dapat dijelaskan bahwa keterampilan guru 151

mengalami peningkatan pada siklus III. Hal ini terlihat pada perolehan skor pada kegiatan awal adalah 3,6 dengan kategori sangat baik. Kegiatan inti keterampilan guru mendapat skor 3,62 dikategorikan sangat baik. Kegiatan akhir keterampilan guru mendapat skor 3,43 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil pengamatan dari 2 observer bahwa keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada siklus III dikategorikan sangat baik dengan rata-rata 3,55. Hal ini menunjukan guru mengalami peningkatan pada siklus III dari hasil siklus I dengan skor 2,64 kategori baik dan siklus II dengan skor 3,42 kategori baik. Respon Siswa Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase siswa yang berpendapat bahwa dengan belajar melalui penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan yang telah dipelajari. Ditinjau dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan tiga siklus, maka dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas X IS SMAN 16 Banda Aceh mengenai materi dasar-dasar ilmu geografi. Secara individual siswa mengalami peningkatan pengetahuan dan hasil belajar ketuntasan klasikal dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil belajar ketuntasan individual pada siklus I yaitu 70 persen dari 20 siswa yang tuntas 14 siswa dan yang tidak tuntas 6 siswa, pada siklus II hasil belajar ketuntasan individual mengalami peningkatan menjadi 80 persen dari 20 siswa yang tuntas 16 siswa dan yang tidak tuntas 4 siswa. Pada siklus III mengalami peningkatan lebih tinggi yaitu menjadi 95 persen dari 20 siswa yang tuntas 19 siswa dan yang tidak tuntas 1 siswa. Adapun persentase ketuntasan individual pada ketiga siklus hasilnya seperti terlihat pada Gambar 1. 152

Gambar 1. Persentase Ketuntasan Individual Berdasarkan hasil ketuntasan individual, maka persentase ketuntasan klasikal dapat dihitung dan hasilnya seperti terlihat pada Gambar 2. 100% 80% 60% 40% 20% 0% Gambar 2. Persentase Ketuntasan Klasikal Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa adanya peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I ketuntasan secara klasikal persentase mencapai 50 persen dari 10 soal ada 5 soal yang belum tuntas dijawab siswa yakni soal nomor 4, nomor 6, nomor 8, nomor 9 dan nomor 10 Siklus I dikatakan belum tuntas secara klasikal karena hasil persentase yang diperoleh oleh siswa secara klasikal masih di bawah ketuntasan minimum klasikal yang ditetapkan yaitu 85 persen. Pada siklus II ketuntasan secara klasikal mencapai 70 persen dari 10 soal hanya 3 soal yang belum tuntas yaitu soal nomor 8, nomor 9 dan nomor 10. Pada siklus II dikatakan hasil belajar siswa secara klasikal dikatakan belum tuntas karena persentase yang didapatkan di atas ketuntasan minimum klasikal yang ditetapkan yaitu 85 persen. Pada siklus III ketuntasan secara klasikal mencapai 90 persen dari 10 soal hanya 1 soal yang belum tuntas yaitu soal nomor 9. Pada siklus III dikatakan hasil belajar siswa secara klasikal dikatakan tuntas karena persentase yang didapatkan di atas ketuntasan minimum klasikal yang ditetapkan yaitu 85 persen. Ketuntasan Individual 100 80 60 40 20 0 1 2 3 Siklus I 70 70 70 Siklus II 80 80 80 Siklus III 95 95 95 50% Ketuntasan Klasikal 90% 70% Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Ketuntasan Klasikal 153

Persentase Waktu Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Aktivitas Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa pada pembelajaran dengan metode pembelajaran giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan diamati dengan menggunakan instrumen mulai dari siklus I, siklus II hingga siklus III. Aktivitas guru dan siswa pada siklus I secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 3. 30 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I 20 Guru 10 Siswa 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Kegiatan Gambar 3. Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan persentase aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan pada siklus I. Pada aktivitas guru, ada 4 aktivitas yang belum sesuai dengan waktu ideal pada RPP. Pada saat guru memberikan pre-test telah melewati batas waktu sebagaimana waktu ideal yang telah tertera pada RPP yaitu yaitu 10 menit atau 11 persen. Pada saat guru menyampaikan materi dengan mengaitkannya dengan kehidupan seharihari banyak menghabiskan waktu 13 menit dengan persentase 14,4 persen dan melebihi waktu yang telah ditetapkan. Pada saat aktivitas guru membimbing siswa dalam pembuatan soal dan pemilihan beberapa soal dari sekian banyak soal yang mereka buat untuk pertanyaan tidak menghabiskan waktu 16 menit dengan persentase 17,7 persen dan melebihi waktu yang telah ditetapkan. Selanjutnya pada saat guru membimbing dan berperan serta dalam proses tanya jawab di dalam kelas tidak menghabiskan waktu 24 menit dengan persentase 26,6 persen kurang dari waktu yang telah ditetapkan. 154

Persentase Waktu Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Pada aktivitas siswa, juga terdapat 4 aktivitas yang belum sesuai dengan waktu ideal pada RPP. Pada saat aktivitas siswa pada saat mengerjakan pre-test menghabiskan waktu 10 menit dengan persentase 11,1 persen dan melebihi waktu yang telah ditetapkan. Selanjutnya aktivitas siswa pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari menghabiskan waktu 13 menit dengan persentase 14,4 persen dan melebihi waktu yang telah ditetapkan. Pada saat siswa membuat soal dan memilih beberapa soal untuk di pertanyakan menghabiskan waktu yaitu 14 menit dengan persentase 15,5 persen kurang dari waktu yang telah ditetapkan. Pada saat siswa bertanya dan menjawab pertanyaan menghabiskan waktu selama 20 menit dengan persentase 22,2 persen kurang dari waktu yang telah ditetapkan. Dari Gambar 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa guru dan siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. Aktivitas guru dan siswa pada siklus II secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 4. 30 25 20 15 10 5 0 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Kegiatan Gambar 4. Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II Guru Siswa Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan persentase aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan pada siklus II. Pada aktivitas guru, ada 2 aktivitas yang belum sesuai dengan waktu ideal pada RPP. Pada saat guru menyampaikan ringkasan materi pembelajaran 155

Persentase Waktu Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari menghabiskan waktu 13 menit dengan persentase 14,4 persen lebh dari waktu yang telah ditetapkan. Kemudian pada saat guru membimbing siswa dalam pembuatan soal dan pemilihan beberapa soal dari sekian banyak soal yang mereka buat untuk pertanyaan tidak menghabiskan waktu 16 menit dengan persentase 17,7 persen kurang dari waktu yang di telah ditetapkan. Pada aktivitas siswa, juga terdapat 2 aktivitas yang belum sesuai dengan waktu ideal pada RPP. Pada saat siswa mendengarkan penjelasan tentang materi penjalasan menghabiskan waktu yaitu 13 menit dengan persentase 14,4 persen lebih dari waktu yang telah ditetapkan. Pada saat siswa membuat soal dan memilih beberapa soal untuk di pertanyakan mengahabiskan waktu selama 14 menit dengan persentase 15,5 persen kurang dari waktu yang telah ditetapkan. Dari Gambar 4 di atas dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru dan siswa pada siklus II sudah adanya peningkatan dari siklus I dengan menggunakan metode pembelajaran giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. Aktivitas guru dan siswa pada siklus III secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 5. 30 25 20 15 10 5 0 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Kegiatan Guru Siswa Gambar 5. Persentase Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III Berdasarkan Gambar 5 dapat jelaskan bahwa pada siklus III rata-rata aktivitas guru dan siswa secara keseluruhan sudah sesuai dengan standar waktu pada RPP. Pada siklus III aktivitas guru dan siswa sudah meningkat dari pada siklus II, ini ditandai oleh sudah meningkatnya persentase aktivitas guru dan siswa 156

yang sesuai dengan persentase ideal. Dari Gambar 5 di atas dapat dijelaskan bahwa guru dan siswa sudah mulai terbiasa melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. Keterampilan Guru Mengelola Pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, terlihat adanya peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I, siklus II dan siklus III dengan menggunakan metode pembelajaran giving question and getting answer dengan berbantuan taktik pengahasil pertanyaan. Keterampilan guru pada ketiga siklus dapat dilihat secara rinci diperlihatkan pada Gambar 6. 4 Keterampilan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran 2 0 Siklus I Siklus II Siklus III Keterampilan Guru Gambar 6. Keterampilan Guru Mengelola Pembelajaran Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dikategorikan baik (2,64) pada siklus I, dikategorikan baik (3,42) pada siklus II, dan dikategorikan sangat baik (3,55) pada siklus III. Dari Gambar 6 terlihat bahwa guru semakin terampil dalam mengelola pembelajaran melalui metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. 157

Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berdasarkan analisis respon siswa terhadap proses pembelajaran melalui penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan sangat bervariasi. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 7. 96% 95% 95% 95% 95% 1. Respon siswa terhadap cara guru menerangkan materi 94% 92% 93% 2. Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang baru diikuti 90% 88% 86% 84% 82% 80% 85% 1 2 3 4 5 6 3. Pendapat siswa terhadap pembelajaran metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan 4. Respon siswa terhadap komponen-komponen pembelajaran 5. Minat belajar terhadap metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan 6. Penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan terhadap tingkat pemahaman materi Gambar 7. Grafik Respon Siswa Berdasarkan Gambar 7 dapat dijelaskan bahwa respon siswa terhadap cara guru menerangkan materi pelajaran yaitu 95 persen yang menjawab masih baru. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang baru diikuti yaitu 85 persen. Kemudian siswa mengatakan bahwa penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan menarik sebanyak 95 persen. Respon siswa terhadap komponen-komponen pembelajaran rata-rata 93 persen. Selanjutnya minat untuk mengikuti kegiatan belajar seperti yang telah diikuti 95 persen, dan penerapan metode giving question and getting 158

answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan terhadap tingkat pemahaman materi pelajaran sebesar 95 persen. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, maka dapat diambil simpulan bahwa dengan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IS SMAN 16 Banda Aceh dalam pembelajaran Geografi pada materi dasar-dasar ilmu geografi. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan individual, pada siklus I dari 20 siswa ada 14 siswa yang tuntas dan 6 siswa yang belum tuntas kemudian pada siklus II terjadi peningkatan, dari 20 siswa ada 16 siswa yang tuntas dan hanya 4 siswa yang belum tuntas, dan pada siklus III dari 20 siswa ada 19 siswa yang tuntas dan 1 siswa yang belum tuntas. Ketuntasan klasikal, pada siklus I mencapai 50 persen kemudian meningkat pada siklus II menjadi 70 persen dan pada siklus III menjadi 90 persen. Aktivitas guru dan siswa antara siklus I sampai siklus III telah mencerminkan penerapan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas guru dan siswa yang telah sesuai dengan waktu dan kriteria yang telah ditentukan. Pada siklus I dari 11 aktivitas, ada 7 aktivitas berkategori sesuai dan 4 berkategori tidak sesuai, sedangkan pada siklus II dari 11 aktivitas, ada 9 aktivitas berkategori sesuai dan 2 berkategori tidak sesuai, dan pada siklus III terjadi peningkatan yaitu secara keseluruhan aktivitas berkategori sesuai. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan selama siklus I hingga siklus III mengalami peningkatan yaitu pada siklus I dapat dikategorikan sedang dengan perolehan skor rata-rata 2,64 kemudian pada siklus II meningkat dengan perolehan skor rata-rata 3,42 dan dapat dikategorikan baik hingga pada siklus III meningkat menjadi 3,55 dengan kategori baik. 159

Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase siswa yang berpendapat bahwa dengan belajar melalui metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dasar-dasar ilmu geografi yang telah dipelajari. Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat disarankan bahwa mengingat metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Geografi pada materi dasar-dasar ilmu geografi, maka disarankan kepada guru Geografi untuk menggunakan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan ini dalam materi dasar-dasar ilmu geografi dan juga pada materi-materi Geografi lainnya yang dianggap sesuai. Diharapkan kepada peneliti lain untuk dapat memvariasikan metode giving question and getting answer dengan berbantuan taktik penghasil pertanyaan dengan komponen pembelajaran lainnya. Diharapkan kepada instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan Provinsi Aceh maupun daerah agar lebih banyak memberikan pelatihan dan penataran kepada guru, dalam hal pelaksanaan metode-metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan mutu pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Hasbullah, 2006. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT Grafindopersada. Kemendikbud. 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. 160