BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif khususnya industry otomotif truk di Indonesia memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama sebagai

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, KONFLIK PERAN, DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Supardi Uki S (2012: 248), siswa hanya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN PERSEPSI TENTANG KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN CV. SUMBER JATI SUKOHARJO SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH ANTARA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA SWALAYAN HARDJONO DI BATURETNO

BAB I PENDAHULUAN. agar sebuah perusahaan tersebut mampu bersaing di era globalisasi. Ardana, dkk

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tujuan. Mengelola karyawan tidak hanya sekedar memberi

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan kompetitif. Keputusan tersebut menyangkut keputusan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang penting dalam administrasi/manajemen pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menaksir bagaimana aktivitas kinerja dan hasil akhir yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. disusun manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. yang nyata-nyata lebih baik dibandingkan produk saingan. Salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya menghasilkan SDM yang bermutu tinggi, salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memerlukan suatu pembagian tugas atau. pembagian kerja yang jelas. Masing-masing bagian yang membangun

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan maupun kegagalan. Kondisi ini sangat ditentukan oleh sumber

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sorotan hangat oleh seluruh negara di dunia khususnya Indonesia. Isu globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang dimiliki perusahaan, tanpa dukungan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sebagai jenjang pendidikan paling tinggi dalam sistem pendidikan nasional maka

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. pemerintah maupun swasta. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan -

BAB I PENDAHULUAN. Efektifitas suatu perusahaan tergantung dari berbagai faktor salah satunya yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berupaya menjadi yang terbaik dan terdepan. Salah satunya adalah PT

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi yang menghadirkan kemudahan dan kecepatan berperan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia saaat ini

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk

1 Universitas Indonesia

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada masa sekarang ini, semakin banyak kemajuan yang dicapai manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik mempunyai peran penting dalam penyediaan informasi

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dan usaha manusia. Selama hampir satu abad, upaya peningkatan Produktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal ini didukung oleh perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Suatu perusahaan atau organisasi yang bergerak dibidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. kinerja yang tinggi dari seluruh karyawannya. Untuk tetap bertahan dan sukses,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DIDIK HERMAWAN B

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan adalah fenomena yang pasti terjadi, berkesinambungan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan berfungsi untuk menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah tercapainya produktivitas tenaga kerja yang baik. operasional perusahaan, bukan hanya perusahaan besar saja tetapi bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. demikian perhatian serius terhadap pengelolaan SDM adalah salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, dan integrasi ekonomi yang lebih umum. di dalam negeri, tetapi juga melibatakan persaingan dengan bank-bank asing baik

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh karyawan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

Mitsubishi Fuso Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan Niaga di Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merebut konsumen dari tangan pesaing dengan memberikan value yang lebih. seberapa banyaknya kepuasan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. itu, seberapa baik strategi organisasi dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat di dalam diri mereka. Sumber daya manusia juga harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif khususnya industry otomotif truk di Indonesia memiliki prospek sangat cerah. Pertumbuhannya cukup tinggi, yakni berkisar 10% per tahun. Industri truck di Indonesia diperkirakan akan tetap tumbuh secara signifikan (Market and Business Intelligent, PT. Volvo Indonesia). Gambar 1.1. Grafik Lingkungan Industri Estimasi Truck Sales Market Berdasarkan pada pandangan optimis pemerintah dan para analis tentang keadaaan ekonomi nasional yang akan tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya, maka perusahaan otomotif truk berpendapat bahwa gairah pertumbuhan sektor mining di 2014 diharapkan bisa lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Berdasarkan data aktual 1

yang diperoleh, perusahaan alat berat berharap momentum pertumbuhan yang selama ini terjadi bisa terus dijaga sehingga akhir tahun 2014 nanti bisa mencapai pertumbuhan diatas 25%, dan dengan gairah ekonomi yang semakin baik maka industri berharap di tahun-tahun mendatang bisa meraih pertumbuhan yang lebih signifikan lagi. Tabel 1.1 Estimasi kebutuhan konsumsi batubara 2006 2025 Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, terlihat estimasi kebutuhan konsumsi batubara menunjukan permintaan yang signifikan semakin besar. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, PT. Volvo Indonesia melalui dealer-dealernya harus dapat menjawab kebutuhan akan ketersediaan truk bagi perusahaan-perusahaan di industri tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan banyak tenaga-tenaga karyawan handal terutama di bagian sales maupun aftersales untuk mampu meningkatkan kinerja perusahaan. 2

Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam lingkungan bisnis, metode produksi, dan bertumbuhnya industri baru dan persaingan dagang telah meningkatkan persaingan setiap perusahaan atau organisasi. Untuk dapat bersaing, perusahaan dituntut untuk dapat mengembangkan kecakapan, pengetahuan, dan kompetensi karyawannya. Isu pengembangan merupakan isu kunci, sebagaimana diindikasikan dalam kutipan John Browne, CEO British Petroleum, sebagai berikut: Pembelajaran adalah kunci agar perusahaan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berubah sedemikian cepat ini. Pembelajaran adalah kunci agar bisa mengidentifikasi peluang yang mungkin tidak dapat dilihat orang lain dan agar bisa memanfaatkan peluang itu secara cepat dan lengkap.. Untuk menghasilkan nilai yang luar biasa bagi para pemegang sahamnya, perusahaan harus belajar secara lebih baik daripada pesaingnya dan menerapkan pengetahuan itu di seluruh jenjang perusahaan secara lebih cepat dan meluas daripada yang dilakukan pesaingnya (Rees & McBain, 2007). Hasil survey yang dilakukan oleh SWA menunjukan bahwa pembelajaran yang merupakan subfaktor (dimensi) dari key driver job enablement merupakan salah satu faktor dominan penunjang komitmen di Indonesia sebesar 17% (SWA 02/XXI/2006). Sementara itu, hasil riset juga menunjukan bahwa pembelajaran dan pengembangan manusia merupakan keunggulan bersaing yang sangat kuat bagi perusahaan (AHRD, 2002). Mengacu pada rujukan di atas, perusahaan perlu secara efektif mendukung dan mengarahkan pembelajaran pada level perseorangan dalam upaya menciptakan pembelajaran di level perusahaan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham. Melalui konteks ini, sangatlah penting karyawan dapat menikmati dan memperoleh keuntungan dari pelatihan yang disediakan oleh perusahaannya. Namun di sisi lain, ketatnya kompetisi mendorong organisasi untuk mengefisiensikan segala biaya operasional dan SDM, serta melaksanakan pelatihan yang tepat sasaran dan menghasilkan perilaku dan ketrampilan yang sesuai dan selaras dengan strategi bisnis sehingga dapat memenangkan pasar (Michael, 2006). Kondisi seperti ini menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk menciptakan suatu program pelatihan yang efektif namun juga efisien 3

dari sisi biaya. Salah satu langkah yang diambil banyak perusahaan antara lain melaksanakan pelatihan yang bersifat internal. Meskipun demikian, terdapat permasalahan yang muncul berkaitan dengan program pelatihan internal perusahaan. Salah satu permasalahan tersebut adalah masih kurang efektifnya program pelatihan internal dikarenakan kurangnya keaktifan (motivasi) peserta mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan yang menyebabkan ketidak-efektifan program pembelajaran secara keseluruhan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam suatu pelatihan, sangatlah penting suatu program pelatihan menerapkan prinsip-prinsip dasar untuk menciptakan suatu program pelatihan (Meier, 2000). Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah: 1. Pembelajaran melibatkan keseluruhan pikiran dan tubuh 2. Pembelajaran merupakan kreasi, bukan konsumsi. Pembelajaran terjadi ketika peserta mengintegrasikan pengetahuan dan skill baru ke dalam struktur dirinya saat ini. 3. Kolaborasi alat bantu pelatihan 4. Pembelajaran melibatkan keseluruhan diri secara simultan 5. Pembelajaran berasal dari pembelajaran atau pengalaman diri 6. Emosi positif sangat mempengaruhi pembelajaran 7. Image nyata mempermudah proses pembelajaran. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, tujuan pelatihan saat ini bukan sekedar memberikan pelatihan untuk suatu proses pekerjaan, namun untuk meningkatkan kekuatan psikologis dan mental peserta untuk berpikir, memecahkan masalah, inovasi dan belajar. Pelatihan saat ini diindikasikan dengan total keterlibatan peserta, genuine collaboration, variasi dan keaneka macam metode pelatihan, motivasi internal, kenyamanan dan kepuasan dalam pembelajaran (Meier, 2000). Alasannya adalah Pembelajaran bukan lagi persiapan untuk pekerjaan, namun pembelajaran merupakan suatu pekerjaan. Keberlangsungan dan kesejahteraan individu dan organisasi saat ini bergantung kepada kemampuan mereka untuk belajar. Penemuan cara untuk mengakselerasi dan mengoptimalkan pembelajaran merupakan hal yang sangat vital. Sikap seorang peserta pelatihan akan melibatkan kepentingan pribadi dalam subjek dan / tingkat keyakinan dalam / kemampuannya untuk 4

melakukan dengan baik dalam sains. Peserta pelatihan yang percaya mereka akan juga cenderung lebih berupaya pembelajaran mereka; mereka terlibat dan bersedia untuk bekerja keras dan berpikir kritis. Peserta pelatihan yang tidak yakin akan kemampuan mereka untuk berhasil akan kurang termotivasi untuk belajar. Singkatnya, peserta pelatihan sering membuat ramalan mereka sendiri yang akan mencerminkan prestasi mereka sebenarnya (Pintrich, 2003). Karena kepercayaan peserta pelatihan akan kemampuanya sendiri terkait dengan motivasi peserta pelatihan, system monitoring yang baik dapat memisahkan peserta pelatihan dengan motivasi yang tinggi dan rendah untuk belajar. Sebuah studi yang dilakukan oleh Nolen mengungkapkan bahwa peserta pelatihan dengan kemampuan yang lebih tinggi cenderung lebih termotivasi. Banyaknya peserta pelatihan dengan tingkat motivasi yang rendah akan menjadikan tantangan tersendiri untuk para Trainer. Situasi sering diperburuk oleh kebiasan pengajar terhadap peserta pelatihan yang mempunyai pencapain tinggi. Sepanjang pengalaman peneliti sebagai karyawan di department pelatihan dan instruktur selama kurang lebih 14 tahun, banyak peserta pelatihan tidak mendapatkan hasil yang optimal dari proses belajar selama pelatihan. Peserta pelatihan umumnya mengeluh bahwa mata pelajaran ini bosan dan / atau terlalu sulit bagi mereka untuk mengatasi. Apakah mungkin bahwa beberapa peserta pelatihan gagal untuk menjadi sukses di perusahaan karena metode pengajaran tidak melayani gaya belajar mereka? Banyak bacaan peneliti tentang topik ini menunjukkan bahwa kebosanan, kurangnya keberhasilan dan pengalaman frustrasi peserta pelatihan di perusahaan bisa disebabkan oleh ketidaksesuaian antara strategi mengajar pengajar dan gaya belajar yang mereka sukai. Masalah ini memunculkan ide untuk topik penelitian. Inilah alasan dari lahirnya keinginan peneliti untuk menguji efektifitas pelatihan ditinjau dari gaya belajar dan karakteristik peserta pelatihan. 5

1.2 Perumusan Masalah Riset menyatakan bahwa orang belajar melalui keseluruhan tubuh dan pikiran mereka secara verbal, non-verbal, rasional, emosional, fisik, dan secara intuitif secara bersamaan (Meier, 2000) menunjukan bahwa keefektifan pelatihan tidak hanya terukur dari konteks / isi pelatihan saja namun juga faktor-faktor lainnya. Hal ini di dukung juga oleh riset yang menyatakan bahwa kesuksesan suatu program pelatihan tergantung kepada penggunaan pendekatan sistematik instruksi penyampaian yang efektif kepada peserta maupun organisasi (Barbazette, 2006) dan Riset yang menunjukan bahwa orang akan memahami konsep pembelajaran lebih baik dan mengingat informasi lebih lama jika mereka terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (Lawson, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan efektifitas pelatihan ditinjau dari preferensi gaya belajar dan latar belakang pekerjaan, sebagai karakteristik peserta pelatihan, di PT. Volvo Indonesia berikut pertanyaan penelitian yang dikembangkan. 1. Apakah peserta pelatihan menjadi pembelajar yang lebih baik jika mereka dapat memperluas preferensi gaya belajar mereka? 2. Apakah peserta pelatihan akan lebih berhasil jika pengajar mengakomodasi preferensi mereka? Untuk itu, penelitian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dalam konteks ini diteliti di tempat peneliti bekerja yaitu PT. Volvo Indonesia. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam lagi penelitian-penelitian sebelumnya terutama penelitianpenelitian sebelumnya yang lebih menekankan pada segmen institusi pengajaran. Dalam penelitian kali ini peneliti berupaya untuk mengkaji apakah Penelitian itu sendiri dapat diduplikasi di institusi lain seperti perusahaan dan pengaturan lainnya. dengan peserta pelatihan dari berbagai usia, jenis kelamin dalam rangka untuk mengevaluasi pengaruh preferensi gaya belajar 6

1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil studi empiris yang dilakukan oleh penelitian ini diharapkan dapat memberikan setidaknya manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan manfaat secara teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang manajeman sumber daya manusia dibagian training and development. 2. Memberikan manfaat secara praktis khususnya dalam mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan meningkatkan kualitas dari pelatihan yang diberikan. 3. Bahan informasi bagi peneliti lainnya yang akan melakukan pengkajian berkaitan dengan gaya pengajaran dan gaya belajar peserta pelatihan di dalam suatu organisasi perusahaan. 1.5. Sistematika Penulisan 1. Bab I: Pendahuluan Pada awal pembahasan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. 2. Bab II: Tinjauan Literatur Dalam bab ini dikemukakan kerangka teoritik dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Dalam Bab ini akan ditarik hipotesis-hipotesis yang dikaitkan dalam landasan teori dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 3. Bab III: Metodologi Penelitian Bab ini berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi metode pengambilan sample dan metode pengolahan data dalam menguji hipotesis. 7

4. Bab IV: Analisis dan pembahasan Dalam bab ini dikemukakan hasil analisis data dari pengisian kuesioner yang telah dipilih sebelumnya dengan menggunakan teknik-teknik analisis yang dipilih. 5. Bab V: Kesimpulan Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembuktian untuk membuktikan kebenaran hipotesis. Pada bab ini juga akan dinyatakan saran berdasarkkan pertimbangan penulis yang ditujukan pada peneliti sejenis. 8