BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN

dokumen-dokumen yang mirip
GARIS SINGGUNG LINGKARAN

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS

TUGAS MATEMATIKA SMP NEGERI 9 CIMAHI. PYTHAGORAS dan LINGKARAN DISUSUN OLEH : ESTI KARTIKA W, 8 I. Sudah diperiksa.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB II PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru.

PEDOMAN JAWABAN SOAL UJI COBA TES DIAGNOSTIK. b) Tidak ada

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kemampuan pemahaman konsep matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Siswa Mengenal Bangun Datar Sederhana

BAB II MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKARAN

PEMBAHASAN. A. Bruner Dan Teorinya

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

Bab 3 Strategi Pengembangan Kemampuan Berpikir Matematik

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

11 tahun sampai dewasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Pembelajaran Generatif merupakan terjemahan dari Generative Learning.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dimanapun dan kapanpun di dunia pasti terdapat pendidikan. Hakikat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 3 Januari Pekan Ke-3, 2005 Nomor Soal: 21-30

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB II PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MATERI HIMPUNAN. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Problem Solving

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang tergolong ilmu dasar

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran reciprocal teaching pertama kali diterapkan oleh Brown

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

MAKALAH TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SMP DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 OKTI ANGGUN PASESI (A1C013010) NISA SETIAWATI (A1C013012) MAISYAH RAHMA (A1C013030)

BAB II MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI HIMPUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 MARET 2018 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB II KAJIAN PUSTAKA

p4tkmatematika.org Fenomena Hilangnya Tahap Melukis Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Pada Geometri SMP ditulis oleh Puji Iryanti

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN.. ABSTRAK... KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR BAGAN xvi. DAFTAR LAMPIRAN..

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sains berkaitan juga dengan bagaimana cara mencari tahu, baik fakta-fakta

Pertemuan 2 KOORDINAT CARTESIUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bidang pendidikan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING BAGI SISWA KELAS XI SEMESTER GASAL SMK HARAPAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagai usaha untuk mencerdaskan anak bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMPN 13 BIMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Derajat pemahaman ditentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD. Pembelajaran matematika pada tingkat SD berbeda dengan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manfaat Teori Belajar Bagi Guru

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB. GARIS SINGGUNG LINGKARAN. A. PENGERTIAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN B. GARIS SINGGUNG DUA LINGKARAN C. LINGKARAN LUAR DAN LINGKARAN DALAM SEGITIGA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

BAB II KAJIAN TEORI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 787), prestasi belajar diartikan

BAB II KAJIAN TEORITIK. mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang. sesuatu melalui akal dari hasil olahan informasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Corey, ( 1998 : 91 ) adalah suatu proses dimana. dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respons

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur

Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Transkripsi:

BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching 1. Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Menurut Nur dan Wikandri, (dalam Trianto 2010: 173) reciprocal teaching adalah model pembelajaran konstruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan, dimana keterampilanketerampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru untuk memperbaiki kinerja membaca siswa yang membaca pemahamannya rendah. Model pembelajaran reciprocal teaching ditujukan untuk mendorong siswa mengembangkan kemampuankemampuan yang dimiliki oleh pembaca dan pembelajar efektif, seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, dan memprediksi, dan merespon apa yang dibaca (Huda, 2013: 216). Model pembelajaran ini terdri dari empat strategi pemahaman yaitu meringkas/merangkum (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), menjelaskan (clarifying), dan memprediksi (predicting) (dalam Hafiza 2015). Adapun tujuan dari setiap strategi-strategi yang dipiih adalah sebagai berikut. a. Meringkas/merangkum (Summrizing) Kegiatan merangkum atau menyimpulkan membantu siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang penting dalam bacaan atau materi yang 9

10 akan dibaca. Dengan merangkum berarti seorang siswa menyediakan kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengintegrasi informasi yang penting dari suatu bacaan. b. Membuat pertanyaan (Questioing) Siswa dibimbing guru untuk membuat pertanyaan berdasarkan materi yang dibahas. Membuat pertanyaan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa, memotivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan daya pikir siswa. c. Menjelaskan (Clarifying) Siswa mencoba menjawab pertanyaan yang telah disusun atau diajukan. Menjelaskan merupakan suatu aktivitas yang penting ketika belajar secara kelompok. b. Memprediksi (Predicting) Membuat pertanyaan baru atau memprediksi membantu siswa untuk menentukan ide-ide penting dari materi atau bahan ajar. Memprediksi terjadi ketika siswa mengadakan kesimpulan apa yang akan didiskusikan berikutnya dari materi tersebut. 2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Adapun langkah-langkah model pembelajaran reciprocal teaching menurut Palinscar dan Brown (dalam Hasanah, 2012: 135) adalah sebagai berikut. a. Pada tahapan awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi

11 pembelajaran terbalik yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi. b. Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca. c. Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan empat stretegi reciprocal teaching, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas kepada siswa. d. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. e. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab ketingkat yang lebih tinggi. 3. Pelaksanaan model pembelajaran reciprocal teaching di kelas Menurut Istarani dan Ridwan (2015: 130) agar pembelajaran model reciprocal teaching efektif dilakukan di dalam kelas, maka harus dilakukan dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, dan hipotesa. Tabel 2. 1 Tahapan Model Reciprocal Teaching No 1 Tahapan Belajar Membaca bermakna 2 Merangkum Aktivitas Guru Membagikan bahan bacaan pada siswa sesuai dengan materi ajar yang mau diajarkan Memperhatikan dan mengamati siswa, dan memberikan bimbingan seperlunya Aktivitas Siswa Membaca, mencermati isi bahan bacaan yang diberikan pada masingmasing siswa Membuat rangkuman sebagai intisari daribahan bacaan yang dibagikan kepadanya

12 No Tahapan Belajar 3 Bertanya 4 Representasi 5 Hipotesa Aktivitas Guru Memberikan bimbingan kepada siswa untuk membuat pertanyaan Memperhatikan bagaimana cara siswa mengingat, berfikir, dan memotivasi dirinya sendiri Memperhatikan bagaimana kemampuan siswa dalam menyampaikan, ide dan gagasannya berdasarkan materi ajar yang diberikan Aktivitas Siswa Membuat pertanyaan untuk dijawabnya sendiri, atau pertanyaan dai hasil rangkuman yang dibuatnya Memerankan diri sebagai guru untuk menyampaikan makna pembelajaran yang telah dibuatnya Melakukan uji coba dari siswa untuk memodelkan diri sebagai guru 4. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran reciprocal teaching. Adapun kelebihan dan kelemahan pembelajaran reciprocal teaching menurut Istarani dan Ridwan (2015: 128) adalah sebagai berikut: a. Kelebihan 1) Dapat meningkatan kemampuan dan keinginan siswa untuk membaca. 2) Siswa yang memiliki cita-cita jadi guru, akan termotivasi dengan tersendirinya, karena ia diberikan kesempatan untuk memerankan jadi guru. 3) Dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap pengetahuan yang diperolehnya, karena ia menerapkan secara langsung melalui pemodelan yang diberikan kepadanya. 4) Membuat siswa aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. 5) Meminimal peranan guru dalam proses belajar mengajar.

13 b. Kelemahan 1) Munculnya ketidakpuasan dari beberapa orang siswa, karena yang berperan jadi guru adalah temannya sendiri. 2) Apa yang diperankan oleh siswa sebagai guru kurang relevan dengan harapan dan keinginan yang diharapkan dan diinginkan oleh guru. 3) Siswa kurang terbiasa dalam memerankan dirinya menjadi guru, jadi banyak yang takut dan tidak mau diperankan ia sebagai guru. 5. Teori yang Melandasi Model Reciprocal Teaching a. Kontruktivisme Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya dioleh melalui proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi. Piaget dan Vygotsky juga menekankan adanya hakekat sosial dari belajar dan keduanya menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan pengertian atau belajar (Nur M, 2000:1). Konstruktivisme menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri. Karena penekanannya pada siswa yang aktif. Strategi konstruktivisme disebut pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student centered instruction. Jadi peran guru

14 adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi siswa itu sendiri. Prinsip-prinsip konstruktivisme (Slavin, 2007: 269) yang digunakan dalam pendidikan antara lain : 1) Pengetahuan di bangun oleh siswa secara aktif. 2) Tekanan pada pembelajaran terletak pada siswa. 3) Mengajar adalah membantu siswa belajar. 4) Pembelajaran lebih menekankan pada proses bukan pada hasil akhir. 5) Kurikulum menekankan pada proses aktivitas siswa. 6) Guru adalah fasilitator. Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa Konstruktivisme menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa. b. Teori Piaget Penerapan Piaget dalam pengajaran yaitu menggunakan demonstrasi dan mempesentasikan ide-ide secara fisik. Teori Piaget dalam pembelajaran dalam program yang menekankan pada: 1) Pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan memanipulasi alat bahan atau media belajar itu. 2) Peranan guru sebagai seseorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai

15 pengalaman belajar yang luas. Berdasarkan teori Piaget model reciprocal teaching ini sangat cocok sekali dalam kegiatan pembelajaran. Karena model reciprocal teaching memusatkan perhatian kepada berpikir atau proses mental anak, tidak hanya hasil yang diperoleh. Selain itu, model reciprocal teaching mengutamkan peran siswa dalam berinisiatif dan terlihat aktif dalam kegiatan pembelajaran. c. Teori Ausubel Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannnya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kogitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Yakinlah ini dan ajarlah ia demikian. Pernyataan inilah yang menjadi inti dari teori belajar Ausubel. Untuk itu agar belajar lebih bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa. Bahan pelayanan yang disajikan kepada siswa harus disusun dari yang paling inklusif. Dengan demikian, bahan pelajaran itu tersusun secara hirarki sejalan dengan organisasi struktur kognitif yang dimiliki siswa. Berdasarkan teori Ausubel, maka belajar adalah belajar bermakna, dimana belajar akan bermakna jika konsep baru atau informasi baru dikaitkan dengan konsep- konsep yang sudah ada. Model reciprocal

16 teaching adalah adanya bahan ajar yang dimiliki siswa, sehingga dengan dimilikinya struktur kogntif yang dimiliki siswa, materi yang dipelajari akan lebih bermakna dalam pembelajaran d. Teori Bruner Menurut Bruner belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Jika seseorang mempelajari pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), pengetahuan itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut, tahaptahap itu adalah : 1) Tahap enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda kongkret atau menggunakan situasi yang nyata. 2) Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan dimana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (Visual Imageri), gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret. 3) Tahap simbolik, yaitu tahap pembelajaran dimana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstrak syimbolis), yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang bersangkutan, baik simbol-

17 simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak yang lain. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Teori Bruner dalam model reciprocal teaching adalah dengan adanya keterampilan kognitif diantaranya merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi, dengan demikian diharapkan tujuan belajar dapat dicapai. B. Hasil Belajar Winkel (Purwanto, 2011: 44) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan tingkah laku siswa tersebut setelah mengikuti pembelajaran terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Juliah 2004 ( dalam Jihad dan Haris 2009: 15) hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir yang dicapai oleh siswa berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki

18 setelah menerima proses belajar, megakibatkan adanya perubahan-perubahan dalam tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. C. Materi garis singgung lingkaran 1. Pengertian garis singgung lingkaran Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong suatu lingkaran di satu titik dan berpotongan tegak lurus dengan jari-jari di titik singgungnya. 2. Sifat-sifat garis singgung Garis singgung lingkaran memiliki beberapa sifat yang merupakan akibat dari definisi diatas. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut: a. Garis singgung lingkaran tegak lurus dengan diameter lingkaran yang melalui titik singgungnya. Titik singgung adalah titik perpotongan garis singgung dengan lingkaran. b. Melalui suatu titik pada lingkaran hanya dapat dibuat satu dan hanya satu garis singgung pada lingkaran. Garis p di atas bukan merupakan garis singgung lingkaran O. c. Melalui suatu titik di luar lingkaran dapat dibuat dua garis singgung lingkaran. d. Apabila dua garis singgung berpotongan pada suatu titik di luar lingkaran, maka jarak antara titik potong tersebut dengan titik-titik singgung kedua garis singgung tersebut sama.

19 3. Melukis Dan Menentukan Panjang Garis Singgung persekutuan dua Lingkaran a. Melukis menentukan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan luar dua lingkaran sebagai berikut. 1) Lukis lingkaran L 1 dengan pusat di P berjari-jari R dan lingkaran L 2 pusat di Q berjari-jari r (R > r). Hubungkan titik P dan Q. 2) Lukis busur lingkaran dengan pusat di P dan Q sehingga saling berpotongan di titik R dan S. 3) Hubungkan RS sehingga memotong PQ di titik T. 4) Lukis busur lingkaran dengan pusat di T dan berjari-jari PT. 5) Lukis busur lingkaran dengan pusat di P, berjari-jari R r sehingga memotong lingkaran berpusat T di U dan V. 6) Hubungkan P dan U, perpanjang sehingga memotong lingkaran L 1 di titik A. Hubungkan pula P dan V, perpanjang sehingga memotong lingkaran L 1 di titik C. 7) Lukis busur lingkaran dengan pusat di A, jari-jari UQ sehingga memotong lingkaran L 2 di titik B. Lukis pula busur lingkaran pusat di C, jari-jari VQ sehingga memotong lingkaran L 2 di titik D. 8) Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D. Garis AB dan CD merupakan garis singgung persekutuan luar lingkaran L 1 dan L 2.

20 Untuk menentukan panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran, perhatikan gambar di bawah ini. Pada gambar di atas, Garis AB merupakan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yang berpusat di P dan Q. R = AP adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P atau lingkaran pertama. r = BQ adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di Q atau lingkaran kedua. l adalah panjang garis singgung persekutuan luar AB k adalah jarak antara kedua titik pusat P dan Q SQ merupakan translasi dari AB, sehingga panjang AB = panjang SQ = l. Panjang SP = AP BQ = R r. AB sejajar SQ sehingga BAP = QSP = 90 (sehadap) Sekarang, perhatikan ΔSPQ. Oleh karena QSP = 90 maka kita bisa menggunakan teorema Pythagoras untuk mencari panjang SQ. ΔSPQ siku-siku di S sehingga Q 2 = SQ 2 + SP 2 SQ 2 = PQ 2 SP 2 l 2 = k 2 (R r) ; R > r

21 l = k 2 (R r) 2 Jadi, panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah: Untuk mencari jari-jari: dengan: l= panjang garis singgung persekutuan luar k = jarak kedua titik pusat lingkaran R = jari-jari lingkaran pertama b. Melukis dan menentukan garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran Langkah-langkah melukis garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran sebagai berikut. 1) Lukis lingkaran L 1 berpusat di titik P dengan jari-jari R dan lingkaran L 2 berpusat di titik Q dengan jari-jari r (R > r). Selanjutnya, hubungkan titik P dan Q. 2) Lukis busur lingkaran berpusat di titik P dan Q sehingga saling berpotongan di titik R dan S. 3) Hubungkan titik R dengan titik S sehingga memotong garis PQ di titik T. 4) Lukis busur lingkaran berpusat di titik T dan berjari-jari PT. 5) Lukis busur lingkaran pusat di titik P, jari-jari R + r sehingga memotong lingkaran berpusat titik T di titik U dan V.

22 6) Hubungkan titik P dan U sehingga memotong lingkaran L 1 dititik A. Hubungkan pula titik P dan V sehingga memotong lingkaran L 1 di titik C. 7) Lukis busur lingkaran pusat di titik A, jari-jari UQ sehingga memotong lingkaran L 2 di titik B. Lukis pula busur lingkaran pusat di titik C jari-jari VQ sehingga memotong lingkaran L 2 di titik D. 8) Hubungkan titik A dengan titik B dan titik C dengan titik D. Garis AB dan CD merupakan garis singgung persekutuan dalam lingkaran L 1 dan L 2. Untuk menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran, perhatikan gambar berikut ini. Garis AB merupakan garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran yang berpusat di P dan di Q. R = AP adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P atau lingkaran pertama dan r = BQ adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di Q atau lingkaran kedua. PS = AS + AP = BQ + AP = r + R = R + r. d adalah panjang garis singgung persekutuan dalam AB.

23 k adalah jarak antara kedua titik pusat P dan Q. SQ merupakan translasi dari AB, sehingga SQ sejajar AB dan panjang SQ = panjang AB = d. Oleh karena SQ sejajar AB maka PSQ = PAB = 90. Sekarang perhatikan ΔPSQ. Oleh karena ΔPSQ merupakan segitiga siku-siku dengan PSQ = 90 maka kita bisa menggunakan teorema Pythagoras untuk mencari panjang SQ. Jadi, panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran adalah Untuk mencari jari-jari: dengan: d = panjang garis singgung persekutuan dalam k = jarak kedua titik pusat lingkaran R = jari-jari lingkaran pertama r = jari-jari lingkaran kedua