BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang tergolong ilmu dasar

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang tergolong ilmu dasar dan mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terkadang, siswa menganggap Matematika adalah pelajaran yang sulit. Siswa akan merasa pesimis saat dihadapkan dengan soal Matematika karena mereka menganggap bahwa Matematika adalah suatu hal yang tidak disukai, ditakuti dan tidak menarik. Hal ini akan berdampak buruk terhadap prestasi belajar matematika. Proses pembelajaran matematika tidak selamanya berjalan efektif karena masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan belajar matematika disebabkan matematika sebagai ilmu abstrak (R Soedjadi: 2000:15). Di dalam Bahasa Indonesia abstrak diartikan sebagai sesuatu yang berwujud atau hanya gambar pikiran. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud dalam bentuk konkret atau nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran saja. Seorang guru memiliki tugas untuk mengarahkan siswa untuk belajar matematika sehingga bukan hanya tahu dan mengerti saja tetapi paham terhadap konsep yang diajarkan. Pembelajaran matematika di SD dilakukan melalui tahapan pembelajaran yang sistematis melalui empat tahapan yaitu penanaman konsep, pemahaman konsep, pembinaan keterampilan dan penerapan konsep agar 1

2 siswa mampu memahami materi dengan baik. Namun demikian matematika masih seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa. Anggapan bahwa matematika pelajaran yang sulit, berpengaruh kepada sikap siswa dalam menerima pembelajaran, misalnya rasa ingin tahu. Di samping itu, anggapan ini juga berpengaruh kepada prestasi belajar siswa. Permasalahan rendahnya rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar matematika juga dialami siswa di kelas IV SD Negeri Pasir Wetan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV, diperoleh informasi bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi geometri masih kurang, artinya masih banyak siswa yang kesulitan untuk menyelesaikan soal matematika tentang geometri. Di samping itu jumlah siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru saat materi geometri juga sangat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kemampuan matematika siswa untuk materi geometri menjadi hal penting yang harus di atasi. Di samping permasalahan kemampuan, masalah lain yang dianggap cukup mengganggu kegiatan pembelajaran adalah rasa ingin tahu siswa. Guru menyampaikan bahwa rasa ingin tahu siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran dimana siswa masih belum banyak yang menunjukkan keaktifan bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru terkait dengan materi. Rasa ingin tahu yang rendah juga terlihat dari upaya yang ditunjukkan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, 2

3 dimana hasil belum optimal menyelesaikan soal dan cenderung tidak mengerjakan. Dari permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa rasa ingin tahu dan kemampuan siswa dalam memahami materi harus di atasi atau perbaiki. Peneliti dan guru selanjutnya melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang selama ini telah dilakukan sehingga menjadi faktor yang mungkin dapat menyebabkan rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa belum berkembang baik. Berdasarkan informasi dari guru dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika terutama materi geometri masih belum dibantu dengan media belajar yang sesuai. Di samping itu, tahapan belajar masih mengacu pada tahapan belajar yang lebih banyak kegiatan ceramah oleh guru. Kegiatan diskusi juga masih belum banyak dikembangkan. Guru menyadari bahwa kondisi ini dapat menjadikan pembelajaran matematika kurang menarik bagi siswa. Berdasarkan hasil identifikasi penyebab munculnya masalah, penelitidan guru sepakat untuk berkolaborasi dan melakukan upaya agar rasa ingin tahu dan prestasi belajar siswa dalam materi geometri dapat ditingkatkan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dipilih sebagai bentuk upaya meningkatkannya. Guru dan peneliti sepakat untuk menerapkan model pembelajaran Bruner sebagai upaya meningkatkan rasa ingin tahu dan prestasi 3

4 belajar. Model Bruner dipilih karena terdapat tiga tahapan pembelajaran yang penting yaitu tahap Enaktif, tahap Ikonik, dan tahap Simbolik. Setiap tahap memiliki aktivitas yang berbeda yang saling mendukung satu sama lain untuk membantu siswa memahami materi. F. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Pembelajaran Brunner dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi geometri di kelas IV SD Negeri Pasir Wetan? 2. Bagaimana Pembelajaran Brunner dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran matematika materi geometri di kelas IV SD Negeri Pasir Wetan? G. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Pasir Wetan. 4

5 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan prestasi belajar matematika materi geometri menggunakan Pembelajaran Brunner di kelas IV SD Negeri Pasir Wetan. b. Meningkatkan sikap rasa ingin tahu siswa pada materi geometri di kelas IV SD Negeri Pasir Wetan. H. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan Pembelajaran Brunner. b. Sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Dengan adanya penelitian tindakan kelas, dapat meminimalkan jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat dan siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar matematika. 5

6 b. Bagi Guru Dengan adanya penelitian tindakan kelas, guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang sesuai, termasuk dalam memilih model yang digunakan dalam pembelajaran. Sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. c. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian tindakan kelas, dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. d. Peneliti Dengan adanya penelitian tindakan kelas, dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai cara belajar yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 6