1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN KALTIM UTAMA I DESA TELUK DALAM KEC. MUARA JAWA KAB. KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh RONI ROSIAN NIM. 060500078 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2009
2 HALAMAN PENGESAHAN Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilaksanakan di PT. Perkebunan Kaltim Utama I, Desa Teluk Dalam Kec. Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang dilaksanakan dari tanggal 2 Maret 2009 sampai dengan 2 Mei 2009. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dosen Penguji, Ir. Syarifuddin, MP. NIP. 132295923.. Rusli Anwar, SP, M,Si NIP. 132308937 Direktur, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Ir. Wartomo, MP. NIP. 131791587 Lulus ujian pada tanggal
3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayahnya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Perkebunan Kaltim Utama I yang berlokasi di Kecamatan Muara Jawa, Sanga-Sanga dan Loa janan Kab. Kutai Kartanegara Kalimantan Timur hingga tersusunnya laporan ini. Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Keluarga yang telah banyak memberikan motifasi dan doa selama penulis melaksanakan kegiatan PKL di PT. Perkebunan Kaltim Utama I 2. Bapak Ir. Wartomo, MP. selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 3. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si. selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan 4. Bapak Ir. Syarifuddin, MP. selaku dosen pembimbing PKL 5. Bapak Rusli Anwar, SP, M.Si. selaku dosen penguji PKL 6. Bapak Hendrik Sinaga selaku Manager dan Bapak Sarwaji selaku Asisten Kepala, Bapak Bram selaku asisten Divisi I dan II, Bapak Sopian Hadi selaku Kepala TU di PT. Perkebunan Katim Utama I ( PT. PKU I) yang telah bersedia menerima penulis untuk PKL di kebun yang beliau pimpin
4 7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Samarinda, Mei 2009 Penulis
5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... ii iii v vi I. PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Hasil yang diharapkan... 2 II. III. IV. TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Umum PT Perkebunan Kaltim Utama I... 3 B. Manajemen Perusahaan... 4 C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)... 5 HASIL PRAKTEK A. Pemancangan... 6 B. Penyusuan Tanaman Kacangan... 7 C. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman... 9 D. Rawat Piringan... 10 E. Rawat Gawangan... 12 F. Semprot Lalang... 13 G. Kastrasi... 14 H. Konsolidasi Pohon... 16 I. Pemupukan... 17 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 20 B. Saran... 21 DAFTAR PUSTAKA... 23 LAMPIRAN... 24
6 DAFTAR LAMPIRAN No Tubuh Utama Halaman 1. Peta PT. Perkebunan Kaltim Utama I... 25 2. Struktur organisasi PT. Perkebunan Kaltim Utama I... 26 3. Pemancangan dan Penyusuan Stek Kacangan... 27 4. Hama Ulat Api dan Tanaman Terserang Penyakit... 28 5. Rawat Piringan dan Rawat Gawangan... 29 6. Pemupukan... 30
7 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas kelapa sawit di Indonesia dalam perekonomian memegang peranan yang cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber devisa negara. Minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di dunia. Komoditas ini mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi apabila dapat mengelola dan memanfaatkannya dengan baik. Untuk itu pemerintah telah menetapkan kebijakan berupa pendirian perusahaan perkebunan besar dan plasma, terutama di Kalimantan. Selain itu dengan diadakannya pengembangan perkebunan kelapa sawit maka akan terbuka peluang besar dalam penerimaan tenaga kerja khususnya tenaga yang terampil dan handal di bidang perkebunan. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLTANESA) khususnya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan memasukkan program kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini untuk membentuk Ahli Madya yang memiliki keterampilan di bidang tanaman perkebunan. Kegiatan PKL dilakukan untuk membandingkan konsep teori yang diperoleh pada kegiatan perkuliahan dengan pelaksanaan langsung di lapangan
8 yang dilakukan di perusahaan sehingga jika terdapat perbedaan merupakan penambahan wawasan dan wacana bagi mahasiswa. B. Tujuan 1. Memahami kegiatan budidaya kelapa sawit khususnya penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan. 2. Membandingkan kegiatan penanaman, pemeliharaan tanaman, pemupukan dan pengendalian gulma, Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (PHPT) di lapangan dengan teori yang didapat di kampus. 3. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana yang tepat dan efisien dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan. 4. Memahami urutan kerja pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dari pemancangan sampai dengan pemupukan. C. Hasil yang Diharapkan Kegiatan praktek kerja lapang budidaya tanaman kelapa sawit ini diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan teori yang didapat, mampu menggunakan alat dan mampu melakukan pemancangan sampai dengan pemupukan, sehingga mampu menambah wawasan mahasiswa sebagai bekal apabila akan bekerja.
9 II. TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Umum PT. Perkebunan Kaltim Utama I PT. Perkebunan Kaltim Utama I merupakan Perusahaan Daerah yang berlokasi di kecamatan Muara Jawa, Sanga-Sanga dan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. PT. Perkebunan Kaltim Utama I berdiri pada tanggal 01 Mei 2004 berdasarkan Akta Notaris Achmad Dahlan, S.H. Nomor 01. Dengan luasan areal keseluruhan 12.900 ha tanam dan 1.500 ha LC (Land Clearing). Dalam operasionalnya PT. Perkebunan Kaltim Utama I, terdiri atas 3 Divisi dan Pembibitan. Jenis Topografi Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, sebagian besar areal menunjukan topografi berbukit dan sebagian lagi dataran dengan kemiringan antara 0 15%, ketinggian tempat berkisar antara 0-100 m dari permukaan laut (Lampiran 1). Data curah hujan tahunan yang didasarkan dari data curah hujan Kalimantan Timur lokasi proyek memiliki curah hujan berkisar 2.000 mm/tahun, jumlah hari hujan rata-rata 8 hari/bulan. Dari data curah hujan tersebut menurut koppen lokasi proyek diklasifikasikan sebagai tipe Afa atau tipe A karena merata sepanjang tahun dengan periode kering sangat pendek. Jenis tanah di PT. Perkebunan Kaltim Utama didominasi jenis tanah podsolik merah kuning. Kemampuan tanah memiliki kedalaman efektif diperkirakaan 70 80 cm atau lebih, bertekstur halus, tergenang periodik, dan kemungkinan terjadi erosi.
10 B. Manajemen Perusahaan 1. Manager Manager merupakan pemegang jabatan tertinggi di PT. Perkebunan Kaltim Utama I, yang saat ini dijabat oleh Bapak Hendrik Sinaga, dengan membawahi seluruh organisasi lainnya yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di lapangan dan di administrasi. 2. Asisten Kepala (Askep) Asisten Kepala merupakan pemegang jabatan tertinggi kedua setelah manager. Askep atau Asisten Kepala yang saat ini dijabat oleh Bapak Sarwaji, yang membawahi seluruh Asisten Divisi dan kegiatan yang ada di kantor. 3. Kasie Administrasi Kasie Administrasi sama dengan Kepala Tata Usaha. Kasie Administrasi bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di Kantor Besar, seperti masalah Pembukuan, Bagian Tanaman, Personalia, Kasir, Pembelian, Pergudangan, dan Office Boy. 4. Asisten Divisi Asisten Divisi merupakan bawahan dari Asisten Kepala, Asisten Divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masingmasing. Asisten Divisi bertanggung jawab atas divisi yang dipegangnya.
11 5. Mandor Mandor adalah pembantu Asisten Divisi yang bertugas di lapangan untuk mengarahkan dan mengawasi karyawan yang bekerja. 6. Workshop Workshop tempat memperbaiki alat-alat pertanian dan mobil angkut yang rusak. 7. Humas Humas berhubungan dengan urusan kemasyarakatan maksudnya ada masalah yang bersifat internal perusahaan, maka bagian inilah yang mengurus atas nama perusahaan. Sturktur organisasi (Lampiran 2). C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL Lokasi Praktek Kerja Lapang di PT. Perkebunan Kaltim Utama I merupakan Perusahaan Daerah yang berlokasi di Kecamatan Muara Jawa, Sanga-Sanga dan Loa Janan Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Selama 2 bulan terhitung dari tanggal 2 Maret 2009 sampai 2 Mei 2009.
12 III. HASIL PRAKTEK A. Pemancangan 1. Tujuan Untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur. 2. Dasar teori Menurut Anwar (2007), untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur terlebih dahulu harus dilakukan pemancangan areal. Jarak antar barisan dan dalam barisan pada areal yang rata sesuai dengan jarak yang sebenarnya. Untuk areal yang berbukit, arah barisan mengikuti kontur yang ada dan jarak antar barisan adalah proyeksi dari jarak antar barisan yang sebenarnya. 3. Alat a. Tali rafia b. Ajir bambu c. Kompas 4. Prosedur kerja a. Disiapkan tali rafia dengan panjang 100 meter b. Ditentukan lokasi pemancangan c. Setiap 8,8 m tali diberi tanda dengan ajir bambu dan jarak antar baris 7,6 m d. Ajir yang dipakai terbuat dari bambu dengan panjang 2 meter atau lebih. (Lampiran 3).
13 5. Hasil yang di capai Hasil normal yang diperoleh para pekerja yaitu 30 pancang dengan jumlah pekerja 3 orang atau 0,06 Ha/HK. Dari hasil kerja yang dilakukan oleh 3 orang mahasiswa diperoleh jumlah pancang 30 pancang. B. Penyusuan Tanaman Kacangan Salah satu teknis perbanyakan tanaman kacangan yang dilakukan di PT. Perkebunan Kaltim Utama I adalah dengan cara stek khususnya untuk jenis Mucuna Coctimchenensis (MC). 1. Tujuan a. Untuk memperbanyak tanaman dalam waktu singkat dan pertumbuhannya cepat. b. Untuk memperoleh sifat yang sama dengan induknya. c. Menghemat biaya dari pembelian benih. d. Persentase tumbuh tinggi. 2. Dasar teori Tanaman kacangan merupakan tanaman penutup tanah yang tumbuhnya menjalar yang berfungsi mengurangi erosi permukaan tanah, menambah bahan organik dan unsur hara tanah dan menekan perkembangan gulma (Risza, 1995). Menurut Anwar (2007) tanaman penutup tanah adalah jenis tanaman berupa legum (kacang-kacangan) yang dibudidayakan pada lahan
14 tanaman perkebunan yang mempunyai fungsi utama adalah menutupi tanah. Jenis tanaman penutup tanah yang umum ditanam di perkebunan adalah jenis legum yang pertumbuhannya bersifat menjalar atau merambat, jenis kacang-kacangan yang paling umum di tanam adalah : a) Mucuna Coctimchenensis (MC) b) Pueraria Javanica (PJ) c) Colopoganium Mucunoides (CM) d) Mucana Bracteata (MB) 3. Alat dan bahan Alat yang digunakan yaitu polybag kecil dan gunting. Bahan yang digunakan yaitu tanah dan stek kacangan. 4. Prosedur kerja a. Tanah diisi ke dalam polybag kecil b. Kacangan yang sudah tumbuh menjalar batangnya ditekuk hingga membentuk huruf V, dan selanjutnya unjungnya ditancap ke dalam polybag kecil yang sudah disediakan c. Kacangan tadi dibiarkan selama 3 4 minggu, selanjutnya dipotong dan dipindahkan ke naungan. (Lampiran 4). 5. Hasil yang dicapai Stek cara ini disebut teknik menyusui/merunduk sebab pemberian unsur hara tidak terputus sehingga persentase tumbuhnya kacangan lebih besar. Satu HK dapat memperoleh stek kacangan sebanyak 150 stek
15 kacangan. Dari hasil kerja yang dilakukan oleh 1 orang mahasiswa dalam 1 HK sebanyak 95 stek. C. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT) Pengendalian yang dilakukan pada saat Praktik Kerja Lapang yaitu dengan cara penyemprotan di areal Main Nursery yang berjumlah 13 petak, luas setiap petaknya 100 m 2. Hama yang menyerang antara lain ulat api (Lampiran 5) dan tanaman yang terserang penyakit (Lampiran 6). 1. Tujuan Untuk menekan populasi hama dan penyakit tanaman di areal pembibitan utama dan mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama dan penyakit tersebut. 2. Dasar teori Pengendalian hama dan penyakit serta tindakan-tindakan lainnya merupakan perencanaan manipulasi ekosistem yang melestarikan sumber daya, dan mempertinggi produksi tanaman. Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat api, tikus, rayap, serta babi hutan. (Pahan, 2008). 3. Alat dan bahan Alat : Knapsack sprayer, takaran dosis, ember dan botol air mineral. Bahan : Dithen M-45 dan air.
16 4. Prosedur kerja a. Persiapan alat dan bahan, tenaga kerja dan petak yang akan disemprot b. Takaran dosis yang di gunakan 10 cc/kep c. Penyemprotan mengikuti jalur tiap petak 5. Hasil yang dicapai PHPT dengan cara penyemprotan, hasil norma yang di peroleh para pekerja yaitu 15 kep/hk dengan jumlah karyawannya berjumlah 3 orang. Dari hasil yang dilakukan oleh 3 orang mahasiswa diperoleh 15 kep. D. Rawat Piringan Perawatan yang dilakukan pada saat Praktek Kerja Lapang, berupa rawat piringan manual pada saat tanaman berumur 24 bulan. (Lampiran 7). 1. Tujuan a. Membebaskan piringan pohon dari gulma yang dapat merugikan tanaman utama. b. Memudahkan pelaksanaan panen seperti pengangkutan ke Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan penguntilan brondolan. c. Penempatan pupuk yang diberikan dapat mencapai sasaran yang optimal. d. Mempercepat fase TM (Tanaman Menghasilkan).
17 2. Dasar teori Rawat adalah suatu usaha untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman, guna mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan (Risza, 1995). 3. Alat dan bahan Alat : Parang, arit dan cangkul. Bahan : semua gulma yang ada di piringan pokok sawit. 4. Prosedur kerja a. Penentuan Blok Blok yang akan dilakukan penyiangan ditentukan terlebih dahulu berdasarkan intensitas serangan gulma dan kondisi blok tanaman. Luas masing-masing blok adalah 20 Ha. b. Menyiapkan alat Peralatan disiapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, dan masing-masing karyawan bertanggung jawab dengan alatnya masing-masing. c. Pelaksanaan Pembersihan piringan sawit dilakukan sampai batas terluar pelepah dengan lebar (diameter) piringan 1,5 m dan di piringan sawit harus benar-benar bersih dari gulma.
18 5. Hasil yang dicapai Pembuatan atau pembersihan piringan sawit bertujuan untuk meminimalisir pengaruh gulma serta memudahkan untuk aplikasi pemupukan. Piringan harus bersih sampai tajuk terluar norma 2,5 HK/Ha. dengan jumlah karyawan 20 orang dalam luasan 20 Ha. E. Rawat Gawangan Dilakukan dengan cara manual dengan penebasan. Jenis gulma yang dikendalikan adalah kayu, keladi dan lalang. (Lampiran 8). 1. Tujuan Tujuannya adalah membasmi gulma yang tumbuh di gawangan dengan pendongkelan sehingga persaingan tanaman utama dan gulma terhadap persaingan unsur hara dapat dihindari. 2. Dasar teori Menurut Risza (1995), semua gulma liar dan anak kayu yang tumbuh di gawangan harus dibasmi dengan rotasi 1 kali sebulan selama dua tahun dan kacangan yang menjalar pada pelepah sawit diturunkan dan tidak dibenarkan memotong pelepah. 3. Alat dan bahan Alat : Parang, arit dan cangkul. Bahan : gulma.
19 4. Prosedur kerja Gulma yang dikendalikan antara lain kayu-kayuan, gelagah, keladi, lalang dan sebagainya. Cara pelaksanaannya adalah mendongkel, menebas. 5. Hasil yang dicapai Pekerjaan ini tidak mematok target melainkan tergantung gulma yang ada di lahan tersebut. Pekerjaan ini dilakukan dengan mencari gulma yang ada di sekitar gawangan, apabila terdapat anak kayu dan gulma liar maka pendongkelan dilakukan. Pekerjaan ini mengurangi biaya karena tidak memerlukan banyak karyawan. F. Semprot Lalang Tujuan dari semprot lalang (spot spraying) yaitu mengendalikan semua lalang dengan menggunakan bahan kimia yang tumbuh di dalam blok tanaman sawit, karena pertumbuhan lalang begitu cepat. 1. Tujuan Tujuannya adalah untuk mengendalikan gulma lalang yang tumbuh pada lahan dan sekitarnya. 2. Dasar teori Pada pemberantasan lalang dengan cara kimia, setelah dilaksanakan penyemprotan lalang, hendaknya pelaksanaan selanjutnya harus tetap dilanjutkan dengan cara kimia, hingga akhirnya telah benar-benar bahwa lalang di areal tersebut telah bebas dari gulma (Anonim, 1995).
20 3. Alat dan bahan Alat : knapsack sprayer, takaran dosis, ember dan botol air mineral. Bahan : Herbisida Supremo (sistemik) dan Supretok (kontak). 4. Prosedur kerja a. Persiapan alat, bahan, tenaga kerja dan blok yang akan disemprot spot. b. Spot lalang mengikuti jalur pada gawangan. c. Dosis yang digunakan adalah 100 cc/kep. 5. Hasil yang dicapai Ukuran konsentrasi yang digunakan untuk spot lalang adalah 100 cc/kep. Dari hasil yang dilakukan oleh 2 orang mahasiswa diperoleh 4 kep. Satu jalurnya dapat 4 kep/orang, norma 0,5 HK/Ha. Dari 7 jam kerja dengan jumlah karyawan 8 orang, atau sekitar 4 Ha. G. Kastrasi 1. Tujuan Tujuannya adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, mendapatkan buah dengan besar seragam dan mendapatkan kondisi tanaman yang bersih, sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama atau penyakit. 2. Dasar teori Kastrasi adalah pembuangan bunga jantan dan betina pada saat tanaman berumur 18-24 bulan dengan rotasi sebulan sekali dan dihentikan ketika tanaman lebih dari 24 bulan sehingga panen dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 30 bulan (Anwar, 2007).
21 3. Alat dan bahan Alat : dodos kecil 5 cm (chisel). Bahan : bunga jantan dan bunga betina. 4. Prosedur kerja a. Penentuan blok yang akan dikerjakan Blok ditentukan untuk memudahkan dalam pengerjaan sesuai dengan umur tanaman yang sudah siap dikastrasi. b. Persiapan alat dan bahan Alat yang digunakan disediakan oleh perusahaan. c. Pelaksanaan kastrasi Masing-masing karyawan menempati jalur yang sudah ditentukan oleh mandor agar memudahkan dalam pelaksanaan agar tidak melakukan kastrasi berulang kali pada jalur yang sama. Tanaman yang dikastrasi berumur 20 bulan. 5. Hasil yang dicapai Pelaksanaan kastrasi dilakukan selama 1 hari kerja dengan jumlah karyawan 5 orang kapasitas kerja yang diperoleh adalah 5 jalur tanaman setiap karyawan.
22 H. Konsolidasi Pohon Untuk menegakkan tanaman kelapa sawit yang miring di PT. Perkebunan Kaltim Utama I melakukan penegakan (konsolidasi). Pada saat umur tanaman 16-18 bulan. 1. Tujuan Tujuan dari konsolidasi pohon adalah untuk menegakkan pohon kelapa sawit yang miring, memperkuat perakaran dengan menambahkan tanah ke piringan sawit. 2. Dasar Teori Pelaksanaan konsolidasi pohon adalah untuk mendapatkan keseragaman tanaman, kegiatan kansolidasi dilaksanakan satu kali setahaun yaitu dari TBM I-TBM III (Yudantara, 1991). 3. Alat dan bahan Alat : cangkul. Bahan : pohon kelapa sawit. 4. Prosedur kegiatan a. Dicari pohon kelapa sawit yang miring. b. Gulma yang ada di sekitar tanaman dibersihkan terlebih dahulu. c. Penambahan tanah dilakukan dengan menimbun pokok sawit dengan tanah yang diambil disekitar pokok sawit tersebut. d. Sambil menambah tanah pokok sawit yang miring harus ditegakkan.
23 5. Hasil yang dicapai Pelaksanaan konsolidasi sawit ini dilaksanakan satu hari kerja mendapat 10 sampai 30 pohon sawit/karyawan. Frekuensi biasanya lebih besar apabila keadaan lingkungan mendukung dalam pengerjaan konsolidasi pohon ini. Dari hasil kerja yang dilakukan 3 orang mahasiswa mendapat 30 pohon sawit. I. Pemupukan 1. Tujuan Tujuan pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pemupukan pada periode tanaman belum menghasilkan (TBM) bertujuan untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa tanaman menghasilkan (TM). Pemupukan yang tepat dan interval yang teratur dan didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan yang lain maka akan mempercepat proses TBM ke TM. 2. Dasar teori Pupuk adalah bahan kimia yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Menurut Setyamidjaja (1994), pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5T yaitu :
24 a. Tepat jenis : sesuai kebutuhan b. Tepat dosis : sesuai rekomendasi c. Tepat waktu : CH (100-200 ml) d. Tepat cara : merata dan terpupuk tuntas e. Tepat tempat : piringan bersih Pemupukan adalah salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk kesuburan tanah. Selain itu pemupukan juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif, serta menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan ( Pahan, 2008). 3. Kegiatan di lapangan Pemupukan yang dilakukan di lapangan adalah memupuk tanaman muda yang berumur 9 bulan dari MN (Main-Nursery) dengan jenis pupuk NPK (Nitrogen Posport Kalium Magnesium). a. Alat dan bahan Alat : Traktor besar (Jonder) langsir pupuk, kain gendong dan mangkuk tabur. Bahan : Pupuk NPK mg 15.15.6.4. (NPK mg).
25 b. Prosedur kerja 1) Disiapkan alat, bahan, tenaga kerja dan blok yang akan dipupuk. 2) Pelaksanaan a) Pupuk dilangsir dengan Jonder dan di letakan di pinggir blok. b) Pupuk ditakar sebanyak 350 g. dosis disesuaikan dengan kebutuhan. c) Pupuk diaplikasikan pada setiap pokok sawit sesuai kebutuhan yang sudah ditetapkan. (Lampiran 9) c. Hasil yang dicapai Pemupukan dilakukan dengan cara menabur secara merata di sekeliling pokok sawit dengan pupuk NPK 15.15.6.4. Untuk 1 HK mampu memupuk 3 Ha tanaman sawit dengan dosis 350 gr/pokok. Dan hasil yang di capai oleh 4 orang mahasiswa untuk pemupukan adalah 1 Ha.
26 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan di perusahaan perkebunan PT. Perkebunan Kaltim Utama I dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengendalian Hama penyakit Tanaman (PHPT) di PT. Perkebunan Kaltim Utama I hasilnya tidak terlaksana secara efektif karena terbatasnya tenaga kerja untuk kegiatan tersebut. Sehingga Pengendalian tidak berjalan dengan baik. 2. Tidak tersedianya air yang layak untuk bahan penyemprotan. Sehingga hasil penyemprotan khususnya herbisida tidak menunjukan hasil yang optimal baik dari segi kulitas maupun kuantitas. 3. Masih terdapat kendala dalam aplikasi pupuk di TBM. Kendala tersebut antara lain : Terbatasnya angkutan, tidak terdapat gudang pupuk di divisi serta terbatasnya tenaga kerja pengecer pupuk.
27 B. Saran 1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLTANESA) Kegiatan praktek kerja lapang ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa, oleh karena itu penulis menyarankan kepada pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, yakni : a. Menambahkan jam mata kuliah khususnya kelapa sawit dalam 1 semester penuh agar mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit serta budidaya kebun. b. Sebaiknya ada ikatan kerja sama antara kampus dengan instansiinstansi khususnya yang berkaitan dengan bidang perkebunan sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan. 2. Untuk PT. Perkebunan Kaltim Utama I (PKU I) Semua kegiatan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan yang dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu adanya beberapa perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja, seperti : a. Perlu penambahan tenaga kerja khususnya untuk kegiatan Pengendalian Hama atau penyakit sehingga upaya pengendalian Hama dan Penyakit di pembibitan dapat berhasil dengan baik. b. Diperlukan upaya pemenuhan kebutuhan air untuk kegiatan penyemprotan, pemenuhan kebutuhan air secara kualitas dan kuantitas dapat dilakukan dengan cara pembutan tangki suplay air atau
28 penempatan drum-drum penampungan air khususnya untuk kegiatan penyemprotan. c. Perlu dilakukan penambahan unit kendaraan untuk pengangkut pupuk, pembuatan gudang kecil di masing-masing divisi, serta penambahan tenaga kerja yang bertugas mengangkut pupuk kelapangan agar kegiatan pemupukan dapat berhasil dengan baik.
29 DAFTAR PUSTAKA Anwar, R. 2007. Diktat Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Anonim. 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Perkebunan Kaltim Utama I Pahan, I. 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Rizsa, S. 1995. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta Setyamidjaja, D, 1995. Pupuk dan Pemupukan. CV Simlek Jakarta. Yudantara, 1991..Pedoman Praktis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Bedngm Corporat Ion Plantation. Compas Jakarta
LAMPIRAN 30
Lampiran 1. Peta PT Perkebunan Kaltim Utama I 31
32 Lampiran 2. Struktur Organisasi Kebun PT. Perkebunan Kaltim Utama I Estate Manager Hendrik Sinaga Asisten Kepala Sarwaji Kepala Tata Usaha Sopian Hadi Bibitan Julhamdi Lubis Asst. Div 1 Julhamdi Lubis Asst. Div 2 Bram Asst. Div 3 Elia Mandor Mandor Mandor Mandor Adm Tanam Siti Ka Gudang Agus Pembukuan Siti Humas Kasir Siti
33 Lampiran 3. Pemancangan Lampiran 4. Penyusuan Tanaman Kacangan
34 Lampiran 5. Hama Ulat Api Lampiran 6. Tanaman yang terserang Penyakit
35 Lampiran 7. Rawat Piringan Lampiran 8. Rawat gawangan
Lampiran 9. Pemupukan 36