PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1
PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS 2.1.1. PERNYATAAN VISI Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Salatiga adalah: TERWUJUDNYA PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DALAM RANGKA MENDUKUNG RAMAH Visi tersebut mengandung makna yang sangat mendalam, yakni: 1. Pelayanan: adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pelayanan administrasi yang disediakan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal; 2. Perizinan: adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha; 3. Pelayanan Terpadu Satu Pintu: adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat; 4. Iklim Investasi: adalah semua kebijakan, kelembagaan dan lingkungan, baik yang sedang berlangsung maupun yang diharapkan terjadi di masa mendatang, yang bisa memengaruhi tingkat pengembalian dan resiko suatu investasi; 5. Iklim Investasi yang baik adalah iklim investasi yang mampu memberikan manfaat kepada masyarakat secara keseluruhan tidak hanya bagi badan usaha saja. 2
2.1.2. PERNYATAAN MISI Misi yang dirumuskan dalam usaha mencapai Visi yaitu: 1. Meningkatkan Tata Kelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan Prinsip-prinsip Good Governance; 2. Meningkatkan Kegiatan Investasi. Penjelasan makna masing-masing Misi adalah sebagai berikut: a. Misi Pertama Hal ini mengandung maksud melalui Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, Pemerintah Kota Salatiga menegaskan komitmennya untuk melaksanakan prinsip penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), sebagai berikut: 1) Kesederhanaan, prosedur pelayanan harus dilaksanakan secara mudah, cepat, tepat, lancar, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan; 2) Kejelasan dan kepastian dalam hal : a) Prosedur/tata cara pelayanan; b) Persyaratan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan administratif; c) Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab; d) Rincian biaya/tarif pelayanan termasuk tata cara pembayarannya. 3) Kepastian waktu, pemrosesan permohonan perizinan dan non-perizinan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan tanpa memerhatikan skala usaha pemohon; 4) Kepastian hukum, proses, biaya dan waktu wajib mengikuti aturan yang berlaku, sehingga dokumen perizinan yang dihasilkan memiliki kekuatan hukum yang menjadi jaminan hukum dan rasa aman bagi pemiliknya; 5) Kemudahan akses, ditunjukkan dengan: 3
Ketersediaan informasi yang dapat dengan mudah dan langsung diakses oleh masyarakat; Layanan aparat yang responsif; 6) Kenyamanan, PTSP harus memiliki ruang pelayanan dan sarana pelayanan lainnya yang memadai sehingga memberikan rasa nyaman bagi para pemohon. 7) Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan: Setiap petugas pelayanan memberikan pelayanan kepada pemohon dengan memperhatikan etika dan kesopanan dalam berkomunikasi baik dalam hal tutur kata, raut muka maupun bahasa tubuh; Setiap petugas memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan; Petugas penilai teknis memberikan penilaian secara objektif keputusan berdasarkan pandangan keahliannya tersebut, secara jujur dan bertanggung jawab termasuk memberikan rekomendasi apakah izin yang dimohon dapat disetujui atau harus ditolak. b. Misi Kedua Hal ini mengandung maksud bahwa dalam rangka meningkatkan kegiatan investasi sebagai langkah tindak lanjut percepatan penerapan standar pelayanan minimal di bidang penanaman modal yang merupakan salah satu kebijakan prioritas nasional yang perlu mendapat perhatian dan ditindaklanjuti pemerintah daerah melalui kegiatan: a. Kebijakan penanaman modal; b. Kerjasama penanaman modal; c. Promosi penanaman modal; d. Pelayanan penanaman modal; e. Pengelolaan data dan system informasi penanaman modal; 4
f. Penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal. Berdasarkan situasi, kondisi dan permasalahan pelayanan perizinan terpadu satu pintu (PTSP) dan penanaman modal diatas dan sesuai dengan visi, misi dan program Walikota dan Wakil Walikota Salatiga yang diselaraskan dengan prioritas peningkatan pelayanan PTSP dan penanaman modal, maka dirumuskan beberapa isu strategis yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu: 1. Belum tersusunnya dokumen perencanaan di bidang penanaman modal; 2. Belum tersedianya sistem informasi bagi penenam modal dalam mengambil keputusan investasi yang berkaitan dengan arah kebijakan pemerintah; 3. Kurang optimalnya penerapan sistem teknologi informasi pelayanan perizinan terpadu; 4. Kurang optimalnya kualitas SDM dalam bidang manajemen perizinan; 5. Kurang optimalnya tata kelola PTSP; 6. Kurang optimalnya penyediaan sarana dan prasarana pelayanan; 7. Kurang optimalnya kualitas pelayanan kepada masyarakat (pelaku usaha); 8. Kurang optimalnya pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi. 5
2.1.3. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja SKPD selama lima tahun. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Rumusan tujuan merefleksikan konteks pembangunan yang dihadapi SKPD dan memiliki keterkaitan dengan visi SKPD yang ingin dicapai, yaitu: 1. Meningkatkan daya saing daerah melalui peningkatan investasi; 2. Meningkatkan kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam memberikan pelayanan publik; 3. Menyelenggarakan PTSP yang akuntabel. Pernyataan tujuan tersebut diterjemahkan kedalam sasaransasaran yang ingin dicapai. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan, yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Meningkatkan daya saing daerah. 2. Meningkatnya promosi peluang investasi. 3. Terjaminnya keamanan berusaha. 4. Meningkatnya pelayanan penanaman modal. 5. Terwujudnya transparansi dalam penyelenggaraan PTSP. 6. Meningkatnya kinerja PTSP. 7. Meningkatnya profesionalisme PTSP. 8. Terwujudnya akuntabilitas dalam penyelenggaraan PTSP. 6
2.1.4. STRATEGI DAN KEBIJAKAN Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta arah kebijakan program-program yang dituangkan pada Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Salatiga Tahun 2011-2016, maka strategi yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan iklim usaha yang kondusif. 2. Meningkatkan upaya kegiatan promosi dan kerjasama investasi. 3. Meningkatkan kegiatan pengembangan potensi unggulan daerah, pengendalian penanaman modal, dan meningkatkan kualitas SDM. 4. Melakukan penyederhanaan prosedur perizinan bidang penanaman modal. 5. Meningkatkan upaya kemudahan ketersediaan informasi yang dapat dengan mudah dan langsung diakses oleh masyarakat. 6. Meningkatkan tata kelola pelayanan PTSP melalui pembinaan penyelenggaraan PTSP. 7. Meningkatkan kinerja pelayanan PTSP. 8. Optimalisasi akuntabilitas penyelenggara PTSP. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan pula, dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Salatiga 7
merumuskan beberapa kebijakan pada Tahun 2011-2016, antara lain: 1. Penyusunan dokumen perencanaan bidang penanaman modal. 2. Penyusunan cetak biru (master plan) pengembangan penanaman modal. 3. Pengembangan sistem informasi penanaman modal. 4. Melakukan kajian potensi sumber daya yang terkait dengan investasi. 5. Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis antar usaha besar dan usaha kecil menengah. 6. Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan investasi PMDN/PMA. 7. Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang penanaman modal dengan instansi pemerintah dan dunia usaha. 8. Penyelenggaraan pameran investasi. 9. Pengembangan potensi unggulan daerah. 10. Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penanaman modal. 11. Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan pelayanan penanaman modal. 12. Penyederhanaan prosedur perizinan dan peningkatan pelayanan penanaman modal. 13. Meningkatkan kegiatan pengelolaan data dan syatem informasi penanaman modal. 14. Pengembangan aplikasi sistem informasi pelayanan perizinan terpadu. 15. Sosialisasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu. 16. Pembinaan penyelenggaraan pelayanan perizinan. 17. Penerapan ISO. 18. Melaksanakan perencanaan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu. 8
2.1.5. PROGRAM DAN KEGIATAN 1. PROGRAM DAN KEGIATAN URUSAN UMUM 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran terdiri dari 11 kegiatan, yaitu: a. Penyediaan Jasa Surat Menyurat. b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik. c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional. d. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor. e. Penyediaan Alat Tulis Kantor. f. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan. g. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor. h. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga. i. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangundangan. j. Penyediaan Makanan dan Minuman. k. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur terdiri dari 8 kegiatan, yaitu: a. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor. b. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor. c. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor. d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional. e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor. f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor. g. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur. 9
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur terdiri dari 1 kegiatan, yaitu: Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya. 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan terdiri dari 1 kegiatan, yaitu: Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD. 2. PROGRAM DAN KEGIATAN URUSAN WAJIB 1) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi terdiri dari 7 kegiatan, yaitu: a. Peningkatan Fasilitas Terwujudnya Kerjasama Strategis antara Usaha Besar dan Usaha Kecil Menengah. b. Pengembangan Potensi Unggulan Daerah. c. Koordinasi antar Lembaga dalam Pengendalian Pelaksanaan Investasi PMA/PMDN. d. Peningkatan Koordinasi dan Kerjasama di Bidang Penanaman Modal dengan Instansi Pemerintah dan Dunia Usaha. e. Peningkatan Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal. f. Peningkatan Kualitas SDM Guna Peningkatan Pelayanan Investasi. g. Penyelenggaraan Pameran Investasi. 2) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi terdiri dari 3 kegiatan, yaitu: a. Penyusunan Kebijakan Investasi bagi Pembangunan Fasilitas Infrastruktur. b. Pengembangan Sistem Informasi Penanaman Modal. 3) Program Peningkatan Pelayanan Perizinan Terpadu terdiri dari 5 kegiatan, yaitu: 10
a. Pembinaan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan. b. Sosialisasi Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu. c. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelayanan Perizinan Terpadu. d. Penerapan ISO. 2.2. IKHTISAR PENETAPAN KINERJA 2.2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan penetapan Indikator Kinerja Utama sebagai acuan ukuran kinerja yang digunakan untuk: 1. Menetapkan kinerja tahunan. 2. Menyusun rencana kerja dan anggaran. 3. Menyusun dokumen penetapan kinerja. 4. Menyusun laporan kinerja pemerintah daerah. 5. Menyusun laporan keterangan pertanggungjawaban. 6. Menyusun laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 7. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja. 8. Melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen perencanaan strategis. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Salatiga ditetapkan sebanyak 7 (tujuh) indikator kinerja yaitu: 1. Prosentase pelaku usaha yang mengisi LKPM. 11
2. Prosentase pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui PTSP dibidang penanaman modal. 3. Prosentase implementasi Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). 4. Lama proses perizinan. 5. Prosentase penyelesaian pengaduan pelayanan perizinan. 6. Penerapan ISO. 7. Cakupan pelayanan perizinan yang sesuai dengan SOP. Hal tersebut sejalan dengan tugas pokok Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Salatiga, yaitu melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal. 2.2.2. PERJANJIAN KINERJA Penetapan kinerja adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu. Tujuan penetapan kinerja, antara lain: a. meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; b. sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; c. sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; d. menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; e. sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Salatiga telah menyusun penetapan kinerja Tahun 2016 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi. 12