GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS. Contraception

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa terdiri atas jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dikatakan istemewa karena jumlah populasinya yang lebih besar dari pada

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) yang kita kenal seperti. sekarang ini adalah buah perjuangan yang cukup lama yang dilakukan

Anatomi/organ reproduksi wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel

Copper-Bearing Intrauterine Devices (IUDs)

Pend h a uluan Etiologi PUD B l e dik um t e h a i u t pas iti Beberapa pilihan terapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan sumber ide penelitian yang dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

Bab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

MODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon sintetik dan hormon alamiah. (Baziad, 2002)

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

I. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas

SAP KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN INFERTIL

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

The Spotting Risk in Using Depo Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) Injection and Implan Contraception at Leyangan, Ungaran Timur, Semarang Regency

contoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

KONTRASEPSI. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

Ovarian Cysts: A Review

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama hari, 3-6 hari adalah waktu keluarnya darah menstruasi. perdarahan bercak atau spotting (Baziad, 2008).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

JENIS PEMAKAIAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN GANGGUAN MENSTRUASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem hormon seksual wanita terdiri dari tiga hirarki hormon sebagai berikut :

M etode P engendalian K elahiran

Transkripsi:

GYNECOLOGIC AND OBSTETRIC DISORDERS Contraception

DEFINISI Kontrasepsi adalah suatu proses pencegahan kehamilan yang dilakukan dengan 2 cara yaitu : Menghambat sperma mencapai ovum yang telah matang (i.e metode yang bertindak sebagai barrier untuk mencegah ovulasi) Mencegah ovum yang telah dibuahi melekat (implant) pada endometrium (i.e mekanisme yang menciptakan lingkungan kandungan yang tidak memungkinkan bagi perkembangan janin) SIKLUS MENSTRUASI Siklus menstruasi terdiri dari 3 fase yaitu : F. Folikular, F. Ovulasi dan F. Luteal Panjang rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari (kisaran 21-40 ). Hari pertama menstruasi merupakan hari pertama dari fase folikular. Ovulasi biasanya terjadi ada hari ke-14 dari siklus menstruasi. Setelah ovulasi, fase luteal berlangsung sampai awal siklus berikutnya

Epinefrin dan norepinefrin merangsang hipotalamus untuk mensekresikan gonadotropin - releasing hormone, yang merangsang hipofisis anterior untuk mengeluarkan follicle-stimulating hormone ( FSH ) dan luteinizing hormone ( LH ). Pada fase folikular, FSH merangsang sejumlah kecil folikel untuk mengalami pertumbuhan lanjutan. Antara 5-7 hari, salah satu dari folikel ini akan menjadi folikel dominan, yang kemudian pecah untuk melepaskan oosit. Folikel dominan terus tumbuh dan mensintesis estradiol, progesteron, dan androgen. Estradiol menghentikan menstruasi dari siklus sebelumnya, mengentalkan lapisan endometrium, dan menghasilkan lendir serviks. FSH mengatur enzim aromatase yang menginduksi konversi dari androgen menjadi estrogen dalam folikel. Pituitary melepaskan LH di pertengahan siklus yang merangsang tahap akhir pematangan folikel dan ovulasi. Ovulasi terjadi 24 sampai 36 jam setelah puncak estradiol dan 10 sampai 16 jam setelah puncak LH. Peningkatn LH, terjadi 28 sampai 32 jam sebelum folikel pecah, hal ini secara klinis digunakan untuk memprediksi waktun ovulasi. Konsepsi yang paling sukses terjadi ketika hubungan seksual berlangsung pada 2 hari sebelum ovulasi hingga pada hari ovulasi. Setelah ovulasi, folikel luteinized tersisa menjadi korpus luteum, yang mensintesis androgen, estrogen, dan progesteron. Jika terjadi kehamilan, human chorionic gonadotropin mencegah regresi korpus luteum dan merangsang produksi terus estrogen dan progesteron. Jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum berdegenerasi dan progesteron terbentuk.

KONTRASEPSI NON FARMAKOLOGI 1. Metode Abstain (tidak melakukan hubungan) secara berkala Metode ini tidak diterima dengan baik, karena dikaitkan dengan angka kehamilan yang relatif tinggi. 2. Metode barrier (penghalang) meliputi : Diafragma efektivitas dari diafragma tergantung dari fungsinya sebagai barrier. Agar efektif, diafragma harus dikombinasi dengan krim spermisida atau jelli sebelum disisipkan. Kap Serviks (Cervical Cap) ukurannya lebih kecil dibandingkan diafragma. Digunakan sebagai penutup pada mulut rahim. Caps dapat dimasukkan 6 jam sebelum hubungan seksual, dan perempuan tidak harus mengenakan kap ini selama lebih dari 48 jam untuk mengurangi terjadinya resiko toxic shock syndrome

1. Kondom dengan spermisida tidak lagi direkomendasikan, karena tidak memberikan perlindungan tambahan terhadap kehamilan atau hubungan seksual, penyakit menular (PMS) dan dapat meningkatkan kerentanan terhadap penderita immunodeficiency virus (HIV). 2. Kondom wanita digunakan pada bagian labia serta leher rahim, lebih efektif dibandingkan dengan kondom laki-laki terutama dalam mencegah penularan PMS. Namun, tingkat kehamilan dilaporkan sekitar 21% dalam tahun pertama penggunaannya.

Metode kontraindikasi kerugian keuntunga Kondom lakilaki Alergi terhadap karet atau lateks Tingkat kegagalan tinggi dalam penggunaan. Cara penggunaanya, reaksi alergi, bahan pelumas seperti minyak dapat menurunkan khasiat Memberikan perlindungan STD, termasuk H Kondom wanita Alergi terhadap polyurethane Timbul kesulitan karena ujung ringnya harus selalu berada diluar vagina selama hubungan Dapat digunakan melakukan hubungan seksual Memberikan perlindungan termasuk HIV Diafragma Alergi terhadap lateks, karet, atau spermisida, ISK, Anatomi ginekologi Abnormal Menyebabkan iritasi pada vagina. Bahan pelumas seperti minyak dapat menurunkan khasiat, dapat menurunkan khasiat dengan peningkatan frekuensi Biaya murah, men kejadian neoplasia beberapa perlindun terhadap PMS hub

Spermisid alergi terhadap spermisida anatomi ginekologi abnormal, abnormal papanicolaou smear Murah,Dapat menurunkan risiko beberapa penyakit menular seksual. Tidak dapat digunakan selama menstruasi. Spermasid Alergi spermasid murah Harus diterapkan kembali sebelum setiap hubungan seksual Dapat meningkatkan penularan HIV, dapat meningkatkan resiko penyakit menular seksual. Sponge Alergi terhadap spermisida, ISK, Anatomi ginekologi Abnormal murah Tidak dapat digunakan selama menstruasi, meningkatkan resiko penyakit menular seksual.

KONTRASEPSI FARMAKOLOGI Spermisida Spermisida sebagian besar mengandung nonoxynol-9 yang merupakan surfaktan yang dapat menghancurkan dinding sel sperma. Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual, dan ketika digunakan lebih dari dua kali sehari dapat meningkatkan transmisi HIV. Wanita yang berisiko tinggi untuk HIV tidak harus menggunakan spermisida. Spermisida-implan Teknik Barrier Spons kontrasepsi vagina berisi 1 g nonoxynol-9 dan memberikan perlindungan selama 24 jam. Setelah hubungan seksual, spons harus dibiarkan di tempat selama minimal 6 jam sebelum dikeluarkan.

Kontrasepsi hormonal Komposisi kontrasepsi hormonal terdiri dari kombinasi estrogen dan progestin sintetis atau hanya progestin saja. Estrogen berfungsi menekan pembentukkan FSH, agar memblokir lonjakan LH, dan juga menstabilkan lapisan endometrium serta mengontrol siklus menstruasi. Progestin berfungsi mengentalkan lendir serviks, menunda transportasi sperma, dan menginduksi atrofi endometrium, sehingga proses ovulasi tidak terjadi. American College of Obstetricians dan Gynecologists merekomendasikan, sebaiknya kontrasepsi hormonal digunakan setelah diketahui data riwayat medis dan pengukuran tekanan darah. Manfaat lain kontrasepsi hormonal (Oral) yakni untuk mengurangi kram menstruasi dan nyeri ovulasi; mengurangi kehilangan darah menstruasi; meningkatkan keteraturan menstruasi; peningkatan konsentrasi hemoglobin; jerawat; menurunkan resiko kanker ovarium dan endometrium; dan mengurangi resiko kista ovarium, kehamilan ektopik, penyakit radang panggul, dan tumor payudara.

INTERAKSI KONTRASEPSI ORAL DENGAN OBAT LAIN

KONTRASEPSI EMERGENSY Levonorgestrel (0,75 mg) sebanyak 2 tablet Aturan pemakaian :tablet pertama diminum pada waktu 72 jam setelah melakukan hubungan seksual Tablet kedua diminum 12 jam setelah kemudian Adapun obat lain yang dapat digunakan : Oral (2 tab/dosis) Nordette, Levlen, Levora, Lo Ovral, Triphasil, Tri-Levlen, atau Trivora (4 tab/dosis) Alesse atau levlite ( 5 tab/dosis )

KONTRASEPSI TRANSDERMAL Kombinasi kontrasepsi terdapat pula dalam sediaan patch transdermal (Ortho Evra). Sediaan ini umumnya ditujukan untuk wanita dengan berat badan ± 90 kg Cara penggunaan sediaan patch ini : diterapkan pada perut, bokong, tubuh bagian atasnya, atau lengan atas pada awal siklus menstruasi dan diganti setiap minggu selama 3 minggu. Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan patch ini adalah insiden yang lebih tinggi dari peristiwa terjadinya thromboembolic dengan patch dan juga harus diutamakan tingkat kepatuhan pasien pada keteraturan penggunaan patch tersebut

CINCIN KONTRASEPSI Cincin vagina (NuvaRing) Pada penggunaan pertama, cincin harus dimasukkan pada atau sebelum hari kelima dari siklus, tetap dipertahankan selama 3 minggu, kemudian dapat dilepas. Selanjutnya, cincin kedua digunakan selama 7 hari kemudian atau setelah cincin dikeluarkan selama lebih dari 3 jam.

LONG-ACTING INJECTABLE AND IMPLANTABLE CONTRACEPTIVES Wanita yang menggunakan progestin(minipills) adalah ibu yang menyusui, yang tidak toleran terhadap estrogen, dan ibu dengan kondisi medis yang bersamaan di mana estrogen tidak dianjurkan. Juga kontrasepsi suntik dan implan yang bermanfaat bagi wanita dengan masalah kepatuhan.

Subdermal progestin Implan Implan tunggal, dengan panjang 4-cm, mengandung 68 mg dari etonogestrel yang ditempatkan di bawah kulit lengan atas, melepaskan 60 mcg setiap hari untuk bulan pertama, menurun secara bertahap sampai 30 mcg / hari pada akhir 3 tahun penggunaan dianjurkan. Hal ini kontraindikasi pada wanita yang sedang hamil, memiliki penyakit hepatitis, riwayat kejadian tromboemboli, atau riwayat kanker payudara. Namun Implanon tidak mempengaruhi kesehatan tulang, mungkin lebih disukai daripada DMPA. Perangkat intrauterine IUD menyebabkan peradangan intrauterin dan peningkatan pembentukan prostaglandin. Selain itu, penekanan endometrium disebabkan oleh progestin-releasing IUD. Tingkat keberhasilan yang lebih besar dari 99 %.

TERIMA KASIH