BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.1.1. Gaya Perancangan Gaya arsitektur yang dipakai pada bangunan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini direncanakan bergaya kolonial. gaya kolonial dipilih dalam perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini, karena gaya kolonial ini dianggap mampu mewakili kesan homy dan familiar para penghuni yang pada umumnya tumbuh dan berkembang pada masa kolonial Belanda dahulu. Dengan perancangan gaya Kolonial ini diharapkan para lansia/ manula dapat merasa familiar dan dapat bernostalgia dengan masa- masa kejayaan/ muda mereka terdahulu. Gaya kolonial belanda yang diterapkan adalah arsitektur kolonial setelah tahun 1900,dimana bentuk arsitektur tersebut telah mengalami penyesuaian dengan iklim tropis basah Indonesia. Gaya perancangan kolonial ini umumnya memiliki karakteristik arsitektur dengan denah simetris penuh, memiliki langit- langi yang tinggi. Langitlangit yang tinggi sangat cocok diterapkan pada iklim Indonesia yang tropis, dimana sirkulasi dapat berjalan dengan baik, dan ruangan akan menjadi sejuk, tanpa bantuan AC (Air Conditioner ). Selain itu gaya colonial juga memiliki karakteristik arsitektur, dimana terdapat central room yang berhubungan langsung dengan beranda depan dan belakang, selain itu kamar tidur berada disebelah kanan-kiri central room. Hal ini dinilai sangatlah cocok untuk sebuah perancangan Panti Sosial Tresna Werdha, dimana akan terdapat banyak kamar tidur, akan tetapi dibutuhkan ruang control/ pengawasan yang biasanya terdapat pada central room. Pada perancangan Panti Sosial Tresna Werdha kasih Setia direncanakan memiiliki bukaan jendela dan pintu yang lebar dan terbuka, agar udara Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 154
dapat bersirkulasi dengan baik, dan agar para penghuni dapat menikmati pemandangan taman yang berada di dalam Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia. Gaya colonial pada Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini diterapkan pada arsitektur, dan juga tata interior ruang. Gaya colonial ini diterapkan pada beberapa ruang saja. Untuk memaksimalkan furniture yang terdapat pada ruang- ruang vital, seperti kamar penghuni, ruang kesehatan, dll, gaya colonial tidak terlalu menonjol, dikarenakan pada ruang- ruang ini lebih didahulukan nilai fungsionalnya, agar lebih mempermudah para penghuni (lansia/ manula). Pemilihan furniture gaya colonial yang diterapkan pada Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini juga tidak terlalu banyak memiliki ornament yang rumit, sehingga tidak berbahaya bagi keselamatan peghuni (lansia/ manula ) yang pada umumnya memiliki keterbatasan- keterbatasan fisik. 5.1.2. Tema Perancangan Pada era globalisasi ini manusia cenderung menggunakan cara yang instan dan tidak alami pada berbagai aspek kehidupannya. Segala sesuatu yang tradisional dan bersumber pada alam sudah luput dari perhatian, dan sangat langka pada jaman sekarang ini.untuk itu sebuah tema dalam perancangan suatu bangunan haruslah diperhatikan secara serius karena hal ini menyangkut manusia dan lingkungan sekitarnya. Tema yang dipilih didalam perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini adalah natural/ alam. Perancangan desain interior diorientasikan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, dimulai dari pemilihan bahan materialnya hingga kepada konsep desain ruang. Tema natural/ alam mencoba menghadirkan kesan alam dan natural yang asri pada sebuah tatanan interior, sehingga tercipta kesejukan dan kenyamanan yang sudah sangat langka terdapat pada lingkungan era globalisasi ini yang kebanyakan bertema modern dan minimalis. Natural merupakan bentuk filosofi yang berkiblat pada gaya yang menyatu dengan alam. tema natural banyak dituangkan melalui pengunaan material atau tekstur Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 155
yang berasal dari alam seperti contohnya kayu, rotan dsb. Begitu pula didalam hal pemilihan warna- warnanya. Didalam penerapan warnanya, tema natural/ alami biasa menggunakan warna- warna yang tidak terlalu mencolok dan terang. Warna- warna natural lebih cenderung ke arah warna yang serasi dengan alam, seperti hijau, coklat, krem, biru laut. Warna- warna ini berorientasi ke arah alam, sehingga penerapannya pada ruang interior akan membawa ketenangan dan kedamaian. Sebagi contoh; warna hijau adalah warna yang langsung diasosiasikan dengan warna alam. Warna ini dapat menjadi acuan untuk membangkitkan suasana relaksasi. Sedangkan warna- warna lainya seperti coklat yang merupakan simbolisasi dari kehangatan warna tanah dan kayu, atau biru yang memancarkan kesan dingin dan dalam, yang mewakili warna langit dan laut ini dapat memberikan perpaduan serasi yang menimbulkan kenyamanan dan kententraman yang sangat baik bila diaplikasikan ke dalam sebuah Panti Sosial Tresna Werdha yang memang membutuhkan ketenangan dan ketentraman. Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 156
5.2. Konsep Citra/ Image Ruang IMAGE Panti Sosial Tresna Werdha WARNA Hangat, menenangkan Kayu natural, kuning gading, coklat,krem, hijau, dan biru. Tuntutan Ruang Homy, hangat, dan memberikan rasa aman. Tabel 5.1. Warna Citra/ Image Ruang Dinamis Ergonomis Berkarakter kuat BENTUK Komposisi bentuk garis, lengkung dan lingkaran. Nyaman saat digunakan, tidak kaku, material seuai dengan kebutuhan ergonomic lansia/ manula Bentuk kokoh, solid Tabel 5.2. Bentuk Citra/ Image Ruang Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 157
Gambar 5.1. Bentuk Citra/ Image Ruang Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 158
5.3. Perancangan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia 5.3.1. Zoning Terpilih Gambar 5.2. Zoning Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia Analisa Zoning Positif (+) Negatif (-) Area privat terletak dibelakang Letak antar zoning berjauhan ( terpisah dalam beberapa bangunan ) Letak Area public dan semi public Area service berdekatan dengan area berdekatan,sehingga mempermudah area sirkulasi semi public dan public. bagi public. Letak area semi privat berdekatan dengan area Private Letak area privat yang terletak di belakang menjamin privasi penghuni. Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 159
5.3.2. Grouping Terpilih Gambar 5.3. Grouping Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia Analisa Grouping Positif (+) Negatif (-) kamar lansia terletak di belakang,sehingga privasi terjaga Area R. Baca, R. rekreasi, Audiovisual,Salon yang bersifat entertaining/ menghibur saling berdekatan. Letak Ruang duka berdekatan dengan ruang ibadah. Letak dapur berdekatan dengan ruang makan. Area dan ruang- ruang terpisah dalam beberapa bangunan. Letak gudang sedikit berjauhan dengan kamar para penghuni Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 160
5.3.3. Layout Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia Layout Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia ini terbagi menjadi 5 gedung : gedung A hingga Gedung E, dimana gedung A merupakan pusat kegiatan, sedangkan gedung B dan E merupakan kamar/ asrama peghuni. Gedung C merupakan kamar tidur VIP dan gedung D berfungsi sebagai ruang ibadah dan ruang duka. Gambar 5.4. Layout Gedung A Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 161
Gambar 5.5. Layout Gedung B Gambar 5.6. Layout Gedung C Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 162
Gambar 5.7. Layout Gedung D Gambar 5.8. Layout Gedung E Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 163
5.3.4. Tampak/ Potongan Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia Gambar 5.9. Tampak/ Potongan R. Baca & R. Audiovisual Gambar 5.10. Tampak/ Potongan R. Kesehatan & R. Tidur suster jaga Gambar 5.11. Tampak/ Potongan Kamar VIP & R. Salon Gambar 5.12. Tampak/ Potongan Kamar Tidur Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 164
5.3.5. Perspektif Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Setia Gambar 5.13. Perspektif Ruang Makan Gambar 5.14. Perspektif Ruang Baca Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 165
Gambar 5.15. Perspektif Ruang Baca Gambar 5.16. Perspektif Ruang Tidur VIP Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 166
Gambar 5.17. Perspektif Ruang Tidur VIP Gambar 5.18. Perspektif Lobby Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 167
Gambar 5.19. Perspektif Ruang Tamu & receptionist Perancangan Interior Panti Sosial Tresna Werdha 168