BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran harga diri (self esteem) remaja yang telah melakukan seks di luar nikah, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri. Pada perbedaan jenis kelamin, setelah melakukan hubungan seks, subjek B merasa harga diri laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Sementara A dan C menganggap peran laki-laki dan perempuan sudah mengalami pergeseran sehingga harga diri laki-laki dan perempuan sudah setara. Mengenai inteligensi, subjek A dan C setelah melakukan hubungan seks, mengalami perubahan cara berpikir yang semakin dewasa dan serius. Sementara subjek B cara berpikirnya semakin pesimis dan tidak mampu. Pada kondisi fisik, setelah melakukan hubungan seks, hanya subjek A yang tidak mengalami perubahan fisik. A merasa percaya diri dengan fisiknya. Sementara B dan C mengalami perubahan fisik. B tidak merasa percaya diri dengan perubahan itu sementara C tetap merasa percaya diri. Dilingkungan keluarga, hanya subjek C yang terbuka mengenai hubungan seksnya. Meskipun begitu, mereka tetap menerima dan mencintai C apa adanya. Sementara subjek A dan B yang tidak memberitahu hal itu, masih diperlakukan baik oleh keluarganya. 1
Dalam lingkungan sosial, subjek A dan C merasa diterima apa adanya oleh teman mereka, bahkan setelah teman mereka tahu mereka telah melakukan seks. Sementara B hanya merasa diterima oleh sahabat terdekatnya, dan merasa kurang diterima oleh teman yang tidak akrab. 2. Berdasarkan komponen harga diri yang dimiliki oleh ketiga subjek. Perasaan diterima atau feeling of belonging setelah melakukan hubungan seks, dirasakan oleh ketiga subjek, yang berbeda hanyalah subjek B hanya merasa diterima dengan sahabat dekatnya saja. Subjek A dan C mengaku merasa nyaman dan bahagia atas penerimaan teman-teman mereka setelah mengetahui A dan C sudah melakukan seks di luar nikah. Perasaan mampu atau feeling of competence, dimiliki subjek A dan C setelah berhubungan seks. Hal ini bukanlah suatu kegagalan bagi mereka. Setelah berhubungan seks, mereka masih merupakan seseorang yang optimis, mereasa mampu, dan tidak mengurangi rasa percaya dirinya. Sebaliknya, subjek B jadi merasa kurang mampu, pesimis, dan ragu-ragu. Perasaan beharga atau feeling of worth setelah melakukan hubungan seks, dirasakan oleh A dan C, mereka merasa sangat dihargai dan merasa berarti oleh pasangannya dan teman-teman mereka. Sedangkan B ketika kehilangan keperawanannya, ia merasa tidak berarti dan berharga lagi. 3. Berdasarkan karakteristik harga diri yang dimiliki oleh ketiga subjek. Karakteristik harga diri tinggi (high self esteem), hanya dimiliki subjek A dan C. Setelah melakukan hubungan seks, mereka tidak mengalami perubahan berarti di hidupnya. Mereka memiliki lingkungan 2
nyaman dan menerima mereka. Mereka mudah beradaptasi dan selalu aktif berorganisasi. Mereka merasa dirinya berharga, berguna, sama baiknya dengan orang lain, dan menghargai dan menerima kritikan. Beberapa karakteristik karakteristik harga diri sedang (medium self esteem), dimiliki subjek A dan B setelah melakukan hubungan seks. Subjek A mengaku dirinya percaya diri dan tidak minder tetapi ia akan meremehkan dirinya ketika menghadapi tugas sulit. Sementara B merasa percaya diri, dan berguna bagi sahabat terdekatnya saja, kepercayaan dirinya hilang ketika berinteraksi dengan lingkungan yang kurang akrab. Pada karakterisatik harga diri yang rendah (low self esteem), hanya dialami subjek B setelah ia berhubungan seks. Ia menjadi lebih pesimis, ragu-ragu dan kaku jika beradaptasi dengan lingkungan yang tidak akrab. 5.2 Diskusi Tidak semua subjek mengalami perubahan harga diri setelah melakukan seks di luar nikah, seperti yang dialami subjek A dan C yang mengaku tak ada yang mempengaruhi hidupnya. Sementara subjek B mengalami penurunan harga diri yang mengurangi kualitas kebahagiaan hidupnya saat ini. Hal ini mungkin terjadi karena A teerlalu menganggap keperawanan sangat berharga. Terdapat perbedaan antara teori dan hasil penelitian. Seperti teori mengenai perbedaan jenis kelamin, dimana wanita merasa harga dirinya lebih rendah dari laki-laki. Hal ini hanya dialami B, mungkin karena latar belakang keluarga B yang memperlakukan laki-laki dan perempuan secara berbeda. Sementara A dan C menganggap harga diri laki-laki dan perempuan sudah setara. 3
Pertentangan teori dan hasil penelitian juga terdapat pada faktor fisik terhadap harga diri. Dijelaskan bahwa individu dengan kondisi fisik menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan yang kurang menarik. Sebaliknya peneliti menemukan subjek C yang memiliki tubuh pendek dan gemuk memiliki harga diri lebih positif daripada subjek B yang bertubuh tinggi semampai. Hal itu terjadi karena subjek C memiliki sifat percaya diri dan berani, mendapatkan respon yang positif setelah terbuka dengan lingkungannya mengenai perilaku seks di luar nikah nya. Sementara subjek B menduga akan mendapatkan respon negatif jika ia terbuka mengenai seks yang ia lakukan. Peneliti menemukan hal yang menarik dalam mencari sumber data yaitu keterbukaan subjek pada saat wawancara. Beberapa subjek merupakan teman peneliti, dan mereka cenderung berterus terang dalam bercerita mengenai aktivitas seksual mereka. Tetapi, ketika pengalaman itu diminta untuk dibagi dipenelitian ini, mereka menolaknya. Hal ini mungkin terjadi terkait kerahasiaan data subjek. Subjek akhirya setuju dengan beberapa permintaan, dari tentang inisial, tanggal lahir, sampai menolak alat rekaman. Akhirnya, mereka setuju untuk direkam, namun beberapa subjek kurang terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti. 5.3 Saran 1. Saran Teoritis Pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti menyadari bahwa peneliti memiliki berbagai keterbatasan dan kekurangan pada penelitian ini. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan melakukan wawancara lebih mendalam terhadap subjek penelitian, dan hendaknya wawancara dilakukan lebih dari satu atau dua kali. 4
2. Saran Praktis Bagi subjek A, yang sempat menyesali hubungan seksnya, lebih baik tetap berpikir positif. A yang dapat merasa depresi dan tidak percaya diri terhadap kegagalan dan tugas sulit, sebaiknya memandang kegagalan menjadi motivasi untuk lebih baik dan bertanya jika ada tugas yang sulit. Kegemarannya dalam membaca dan aktif berorganisasi dapat disalurkan dengan membaca pelajaran dan aktif dikelas agar mendapatkan prestasi akademis. Subjek B yang memiliki perubahan negatif setelah melakukan hubungan seks, sebaiknya mengubah pola pikir yang menganggap harga diri laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dan anggapan sebuah keperawanan adalah sesuatu paling berharga. Sehingga kehilangan keperawanan B, tidak menghambat perkembangannya. Dengan begitu B dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tidak kesulitan berinteraksi dilingkungan yang kurang akrab dengannya. Bagi subjek C, merujuk pada keaktifannya dibidang organisasi, sebaiknya C dapat membagi waktu dengan bijaksana antara kuliah dan organisasi, agar ia mendapatkan prestasi secara akademis juga. 5