BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB III STUDI LAPANGAN

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Putih Abu Hitam Coklat

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO


BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

Daftar Isi. Judul Kata Pengantar. Daftar Foto

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Studi aktifitas dan kebutuhan ruang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB 4. Analisis dan Bahasan

PERANCANGAN RUANG DALAM

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

SANGGAR DANSA Dl YOGYAKARTA

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

Alamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

KAJIAN PENEMPATAN FURNITURE DAN PEMAKAIAN WARNA (Studi kasus pada kamar tidur hotel Nugraha Wisata Bandungan-Ambarawa)

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB V KONSEP PERANCANGAN

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

TEORI UMUM DAN KONSEP RUANG DALAM. A. Teori Perancangan Ruang Dalam.

Transkripsi:

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan tema tersebut karena dunia perpustakaan di Indonesia saat ini tidak memperhatikan segi kenyamanan bagi pengunjung khususnya perpustakaan milik pemerintah, dan juga sebagai terobosan untuk meningkatkan minat membaca bagi masyarakatnya. Sehingga pemilihan tema Dinamis dan ceria bisa dijadikan pertimbangan untuk suasana ruang perpustakaan yang selama ini tidak dianggap perlu. 4.2 Definisi Tema Dinamis menurut kamus Bahasa Indonesia yaitu sifat atau perilaku yang bertenaga atau berkemampuan. Definisi dinamis adalah suatu yang tidak membosankan, tidak monoton, dan mempunyai karakter tersendiri serta memberikan kesenangan tersendiri. Nuansa Dinamis juga bisa dituangkan dalam bentuk warna yang tidak terlalu mencolok seperti warna warna pastel dan dalam bentuk furniture yang tidak terlalu banyak motif atau ornamen oranamen penghiasnya, akan tetapi penerapan gaya dinamis ini tidak terpaku pada satu desain saja sehingga ruangan tidak monoton. Tampilan dinamis minimalis yang mempunyai karakter 28

Ceria adalah suatu suasana hati yang berbunga-bunga, ceria juga bisa diartikan sebagai rasa gembira. Kesan ceria yang ditampilkan pada area baca anak ini adalah dengan menampilkan gambar-gambar yang disukai anak seperti gambar tokoh tokoh kartun atau bunga-bunga, dan menggunakan warna warna segar seperti biru, hijau, kuning serta warna warna segar lainnya. Untuk menunjang penerapan tema di atas, furniture yang akan digunakan dalam ruangan perpustakaan umum ini adalah furniture dengan gaya modern minimalis. Jadi Dinamis Ceria adalah sebuah perpaduan tema yang tidak monoton untuk sebuah ruangan perpustakaan dimana terdapat unsur ketenangan minimalis yang hangat serta unsur rekreasi dan edukasi. 4.3 Penerapan Unsur Modern Minimalis Penerapan unsur modern minimalis pada furniture yang terdapat pada perpustakaan umum ini dimaksudkan karena furniture bergaya modern minimalis ini telah banyak digunakan oleh sejumlah interior bangunan karena bentuknya yang tidak terlalu rumit, mudah dalam aplikasinya, dan juga mudah dalam perawatannya. Unsur modern minimalis juga dapat menghadirkan suasana yang berkesan hangat, dan dapat terwujud dengan membuat bentuk dan detail simple, kombinasi warna yang harmonis dan variasi material serta finishing natural. Selain dapat menciptakan kesan yang hangat unsur modern minimalis juga dapat menimbulkan kesan dinamis namun tetap memiliki karakter yang kuat, serta tidak mengenyampingkan unsur ceria bagi pengguna anak anak. Salah satu furniture bergaya Minimalis 29

Kesan hangat bisa di dapat dengan penggunaan warna dan material dari furniture yang ada, unsur modern minimalis hanya sebagai penglengkap tema dengan menggunakan bentuk modern minimalis. Pada umum unsur modern minimalis telah dikenal dengan dominasi garis garis lurus ( clean lines ), bentuk geometris yang kaku, serta aplikasi material pabrikasi yang dingin. Namun material yang dipakai untuk perpustakaan ini adalah material dengan bahan kayu yang dapat dikombinasikan dengan bahan atau material lain, sehingga bentuk mebel tidak hanya bentuk geometris yang kaku tetapi juga bisa dengan bentuk asemetris tanpa meninggalkan unsur modern minimalis. Sehingga sebuah perpustakaan umum sangat cocok bila ada unsur modern minimalis di dalamnya tanpa menghilangkan fungsi awal dari perpustakaan tersebut, yaitu sebagai pusat pembelajaran dan mencari informasi. Salah satu tampilan Modern Minimalis yang dipadukan dengan berbagai warna yang menarik 30

Furniture kayu dengan sentuhan modern 4.4 Fasilitas Dinamis dan Ceria Pendukung Penentuan fasilitas pendukung pada perpustakaan umum yang direncanakan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan : 1. Fasilitas dinamis dan ceria pada suatu pusat pembelajaran atau tempat mencari informasi berfungsi sebagai pengikat pengunjung dengan dasar ilmu pengetahuan di dalamnya. Sehingga pusat pembelajaran tersebut mempunyai daya tarik tersendiri. 2. Perpustakaan umum dikunjungi oleh seluruh kelompok umur dalam masyarakat ( anak-anak, remaja, dan orang dewasa ), sehingga fasilitas dinamis dan ceria yang ada harus dapat dinikmati oleh hampir setiap golongan umur. 31

4.4.1 Klasifikasi Kegiatan Dinamis dan Ceria a. Sifat kegiatan. - Entertaimen ( kesukaan ) : taman buatan, area makan, - Amusement ( kesenangan ) : ruang audio visual, ruang baca b. Jenis kegiatan. - Akif : Kegiatan yang membutuhkan gerak fisik seperti bermain. - Pasif : kegiatan yang tidak terlalu banyak memerlukan gerak fisik seperti menonton film domunenter dan film anak, membaca. c. Pola kegiatan. - Massal : pertunjukan film - Kelompok kecil : bermain, makan - Perorangan : membaca 4.5 Karakter Dinamis Ceria Karakter dinamis ceria dapat tercermin pada beberapa hal, antara lain : 1. Keanekaragaman ruang. Untuk menciptakan karakter dinamis ceria pada ruang dalam memerlukan adanya keanekaragaman dari beberapa hal yang digunakan pada suatu rancangan dengan mengkomposisikannya. 2. Warna. Warna adalah unsur yang paling mencolok, yang dapat dibedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga dapat mempengaruhi bobot visual suatu bentuk. Untuk menimbulkan kesan hangat pada ruangan perpustakaan warna yang banyak dipakai adalah warna creem, coklat. 32

3. Material Material adalah karakter permukaan suatu tekstur yang dapat mempengaruhi baik itu perasaan kita waktu menyentuh maupun kualitas pemantulan cahaya yang menimpa permukaan bentuk tersebut. 4. Dekorasi Merupakan suatu olahan pada elemen ruang, dapat berupa dekorasi tempelan ataupun dekorasi langsung. Dekorasi berfungsi untuk memperindah atau menciptakan suasana ruang yang berbeda. Elemen dekoratif ruang 4.6 Ruang Baca Anak Konsep ruang baca anak adalah warna-warna ceria menghiasi dinding, rak buku dan karpet pada satu bagian ruang perpustakaan, ruangan ini terlihat kontras dengan ruangan lain yang ditata lebih serius sesuai isinya, dibandingkan dengan ruangan yang berisi buku-buku untuk orang dewasa ini dikarenakan ruangan tersebut memang dikhususkan untuk anak-anak. Kursi untuk anak yang berfungsi ganda 33

Selain rak buku dan karpet, ruang buku anak-anak ini juga dilengkapi mejameja serta kursi-kursi berukuran mini. Juga pernak-pernik berupa gambar-gambar atau boneka-boneka. Di salah satu sudut ruang terdapat satu kursi ukuran "orang dewasa" yang dikelilingi kursi berukuran kecil yang dikhususkan untuk anak-anak, penempatan kursi berukuran kecil yang mengelilingi kursi berukuran besar ini dimaksudkan agar anak-anak yang mengunjungi ruangan tersebut bisa mendengarkan cerita dari salah satu petugas perpustakaan. Fasilitas yang disedia untuk ruang baca anak adalah : 1. Fasilitas peminjaman buku, majalah, CD. 2. Fasilitas audio visual untuk film pendidikan dan film anak. 3. Fasilitas bermain anak. Pembatas buku pada ruang baca anak Suasana pada R. Baca anak Anak pada usia 5-16 tahun memiliki kecenderungan untuk mengetahui hal-hal baru yang belum pernah mereka dengar dan mereka lihat, oleh karena itu pemilihan bahan untuk furniture pada ruang baca anak ini harus mempunyai tinggkat keamanan yang tinggi, sehingga orang tua yang membiarkan anaknya untuk mengunjungi 34

perpustakaan tersebut tidak merasa khawatir akan permainan yang disediakan oleh perpustakaan. Suasana lain dari ruang baca anak Suasana Perpustakaan Anak Taman Ismail Marzuki 4.7 Ruang Baca Dewasa Ruang baca ini digunakan sebagai area untuk orang dewasa yaitu antara usia 16 tahun ke atas, ruangan ini lebih menyajikan ke konsep yang lebih dewasa dan mempunyai karakter yang kuat. Ruang baca ini akan dilengkapi dengan kursi dan meja baca dan juga akan terdapat beberapa satu set sofa agar pengunjung bisa menrasa nyaman. Selain itu juga terdapat koleksi buku-buku atau bahan pustaka lainnya yang dapat menunjang pencarian informasi pengunjung, selain buku rujukan umum pada ruangan ini juga terdapat fasilitas sebagai berikut : 1. Fasilitas peminjaman bahan pustaka (majalah, buku, dan CD) 2. Fasilitas audio visual 3. Fasilitas internet 35

Suasana pada ruang baca dewasa Untuk menjaga kebersihan dan ketertiban dalam perpustakaan, di setiap ruang atau pada titik tertentu akan disediakan tempat untuk meletakkan buku yang sudah dibaca oleh pengunjung dan akan diambil oleh petugas perpustakaan pada saat jam istirahat dan jam pulang untuk dikembalikan ketempatnya semula, ini dimaksudkan agar proses pencarian informasi dan bahan pustaka dapat berjalan lancer dan tertib. 4.8 Taman Buatan Maksud dari pembuatan taman buatan di dalam ruangan perpustakaan adalah agar pengunjung tidak merasa bosan dengan keadaan yang itu-itu saja, taman buatan disini juga bisa dimanfaatkan oleh pengunjung sebagai area membaca karena di taman ini disediakan bangku taman dan meja sehingga pengunjung bisa merasakan suasana yang berbeda. 36

Fasilitas yang tersedia di taman buatan adalah : 1. Area makan dan kantin, 2. Terdapat beberapa kursi taman dan meja bagi pengunjung yang akan membaca ditaman buatan. Salah satu sudut taman buatan 4.9 Jenis Pemakaian Material Penggunaan bahan material pada perpustakaan umum yang lebih diutamakan adalah jenis bahan yang aman karena selain digunakan oleh orang dewasa bahan ini juga akan digunakan oleh anak-anak yang memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi terhadap kuman atau bahan berbahaya lainnya. Selain itu juga bahan yang digunakan harus mempinyai daya serap suara, bahan ini akan digunakan pada area audio visual, ruang baca anak dan dewasa, karena pada area-area ini tingkat ketenangan harus tinggi dan suara yang masuk harus ditekan sedemikian mungkin agar tidak menimbulkan kebisingan. Bahan yang akan digunakan dalam perpustakaan antara lain : Lantai Bahan yang digunakan untuk lantai sebaiknya adalah bahan yang tidak lincin, dan mudah dalam perawatannya, ini dimaksudkan agar pengunjung dewasa dan anak-anak yang datang merasa aman untuk berjalan di perpustakaan dan untuk karyawan perpustakaan agar perawatan yang dilakukan tidak terlalu sulit. Jenis material yang digunakan antara lain : 37

1. Granit Lantai granit mempunyai struktur yang kuat terhadap daya tekan, selain itu juga lantai granit memiliki ketahanan terhadap suhu yang lembab, daya absorbsi kecil, tidak mudah tergores, mempunyai nilai dekoratif yang tinggi 2. Batu alam Lantai dengan menggunakan batu alam mempunyai karakteristik, yaitu batu alam mempunyai tekstur yang alami dan terkesan natural, kuat terhadap daya tekan yang berada diatasnya, mempunyai daya serap yang tinggi. 3. Keramik Pada dasasrnya lantai keramik memiliki beberapa keunggulan yaitu beraneka macam motif yang dikeluarkan keramik bisa membuat kesan tertentu dalam ruangan, dan bahan campurannya yang digunakan dalam proses pembuatan keramik juga mempunyai daya tahan terhadap zat kimia, cuaca dan kelembaban. Namun keramik juga mempunyai kelemahan yaitu mempunyai daya serap yang rendah, serta ukurannya yang terbatas. 4. Karpet Karpet mempunyai berbagai macam motif dan warna, mempunyai tekstur yang lembut dan kasar, dapat meredam suara, namun karpet juga mempunyai kelemahan yaitu karpet dapat menyimpan debu serta bagian bawah karpet sulit untuk dibersihkan. Jenis karpet yang sesuai untuk area anak dan office adalah jenis karpet Loop Tile. Karpet Loop Pile 38

5. Kayu Lantai dengan lapisan kayu akan menyababkan ruangan berkesan natural, hangat, pori-pori yang dimiliki oleh kayu juga dapat menyerap suara. Lantai jenis ini akan digunakan pada bagian depan perpustakaan, dengan menggunakan lantai papan kayu jati dengan tebal 2 cm dam lebar 20 cm. Penggunaan lantai papan kayu jati ini dimaksudkan karena kayu jati mempunyai daya tahan yang kuat dan mempunyai tekstur atau pola kayu yang bagus. Kayu Jati Dari beberapa alternatif diatas, material yang dianggap sesuai untuk bangunan perpustakaan adalah : Untuk lantai bawah : terdapat perbedaan jenis lantai antara lain, area lobby menggunakan lantai papan kayu jati, lantai ini untuk mengesankan kehangatan sebuah ruang, untuk office dan ruang pengawasan menggunakan lantai yang dilapisi dengan karpet, area baca anak menggunakan lantai kayu dan area baca dewasa menggunakan lantai keramik dengan ukuran 40 x 40 cm, sedangkan untuk area sirkulasi utama dan taman buatan menggunakan lantai dengan bahan batu alam. Penggunaan bahan kayu, dan batu alam ini dimaksudkan agar terciptanya kesan yang natural dan nyaman. Untuk lantai atas : pada ruang audio visual menggunakan lantai yang dilapisi karpet, sedangkan untuk ruangan lainnya di lantai atas menggunakan lantai keramik berukuran 60 x 60 cm. Dinding dan Partisi 39

Untuk dinding menggunakan bahan seperti : 1. Cat Tembok dengan Spesial Efek Bahan ini banyak digunakan karena sifatnya berkesan dingin, mudah dibersihkan, tahan api dan bahan kimia, dapat membantu penyerapan suara. Namun cat dinding biasa juga memiliki kelemahan tidak tahan terhadap kelembaban, tidak tahan lama, dan juga warna lebih cepat memudar sehingga diperlukan pengecatan ulang. Penggunaan cat tembok dengan special efek tertentu dapat menimbulkan kesan yang berbeda dandingkan dengan penggunaan cat tempok tanpa spesial efek. 2. Wallpaper Dinding yang dilapisi dengan wallpaper ini memiliki banyak variasi warna, motif dan desain, selain itu juga wallpaper memiliki penampilan yang berkesan mewah, namun dalam hal perawatan wallpaper mempunyai kesulitan yang sulit, karena bahannya yang tidak tahan terhadap air dan kelembaban. 3. Panel gypsum Bahan gypsum juga mempunyai peminat yang tidak sedikit ini dikarenakan bahannya yang mudah menyerap suara, dan juga mudah dalam perawatan dan pemasangannya. 4. Panel kayu Dinding dengan lapisan kayu akan menyebabkan ruangan berkesan natural, hangat, pori-pori yang dimiliki oleh kayu juga dapat menyerap suara. 5. Kaca Sebuah perpustakaan sangat membutuhkan tingkat pencahayaan tinggi oleh karena itu penggunaan kaca transparan sebagai dinding atau partisi dirasa cukup untuk memenuhi kebuthan akan cahaya. Selain itu juga kaca dapat memantulkan suara dengan baik, memberikan kesan mewah dan luas. 6. Cat Bertekstur Untuk menyeimbangkan pantulan suara dari kaca, penggunaan cat bertekstur sangat cocok karena teksturnya yang kasar dapat 40

memantulkan suara secara merata, sehingga suara yang dihasilkan tidak gaung. Dari beberapa alternatif diatas, material yang dianggap sesuai untuk bangunan perpustakaan adalah : Sebagian besar dari bangunan perpustakaan umum pada lantai 1 dan 2 adalah menggunakan bahan dari kaca dengan kusen dari stainless steel. Penggunaan kaca dimaksudkan agar ruangan mendapatkan cahaya matahari secara maksimal pada siang hari sehingga dapat menghemat pemakaian listrik. Namun pemakaian kaca pada dinding ini tidak menutup kemungkinan untuk mengunakan bahan lainnya yang dapat dikombinasikan, sebagi contoh pada area computer dinding yang digunakan mengkombinasi antara cat tembok dengan panel kayu, dan untuk ruang audio visual seluruh dinding tertutup dan dilapisi dengan gypsum berongga atau bertekstur dan dilapisi dengan karpet. Untuk sekat antar ruang menggunakan partisi berupa panel gypsum atau partisi yang dilapisi dengan wallpaper Plafond 1. Gypsum Pemakaian plafond dari gypsum sangat diminati karena bahannya yang mudah menyerap suara, dan juga mudah dalam perawatan dan pemasangannya. 2. Panel kayu Plafond dengan lapisan kayu akan menyababkan ruangan berkesan natural, hangat, pori-pori yang dimiliki oleh kayu juga dapat menyerap suara. Untuk penggunaan plafond pada perpustakaan umum yang sesuai adalah : Pada lantai dasar : seluruh permukaan plafond pada lantai dasar ini menggunakan lapisan panel kayu, pemakaian ini dimaksudkan karena struktur kayu yang berat akan mampu menahan beban yang berada diatasnya dan tentunya dengan 41

TP PT Kristian PERANCANGAN DESAIN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH struktur beton yang sebelumnya telah dirancang, dan juga plafond kayu ini akan membuat suasana ruangan menjadi hangat. Pemakaian plafond gypsum hanya pada bagian entrance perpustakaan yang merupakan point of view perpustakaan tersebut. Lantai atas : seluruhnya menggunakan plafond gypsum berpori, ini dimaksudkan agar suara yang ditimbulkan oleh pemakai dapat diredam, selain mudah dalam perawatan dan pemasangan gypsum juga dapat dibentuk yang disesuaikan dengan tema ruangan. 4.10 Sistem Utilitas Yaitu system yang digunakan untuk mengatur system pencahayaan, penghawaan, dan tata suara pada setiap ruangan. a. Tata Cahaya Ada empat ketentuan yang harus diperhatikan untuk dijadikan parameter menganalisa suatu perpustakaan umum : Besaran ruang Sifat ruang Kesan ruang Kebutuhan interior Untuk ruangan perpustakaan umum tata pencahayaan lebih dititik beratkan pada jatuhnya bayangan yang dihasilkan oleh pancaran sinar 5 lampu. Adapun ketentuan-ketentuantpf FPT yang harus dimiliki sebelum merancang tata letak lampu adalah sebagai berikut : 1. Jenis ruangan, maksudnya disini adalah perancang harus mengetahui fungsi ruangan. 2. Denah, potongan ruangan skala 1 : 100, untuk detail 1:50 3. Bahan dna warna dari plafond, dinding, dan lantai. 4. Mengetahui tata letak furniture atau barang dalam ruangan tersebut. 5 Darmasetiawan, Lestari Puspita Kusuma, Pengantar Dasar Teknik Pencahayaan & Tata Letak Lampu, 1991. 42

Dari ketentuan-ketentuan yang diperoleh dari data-data di atas maka : 1. Fungsi dari penyinaran dapat ditentukan, misalnya berfungsi sebagai : - General lighting untuk seluruh ruangan, - General lighting untuk seluruh ruangan ditambah untuk meja kerja, - General lighting untuk meja kerja 2. Pemilihan jenis penyinaran: - Langsung (direct) - Tidak langsung (indirect) - Sebagian langsung - Sebagian tidak langsung, dan - Kombinasi langsung dan tidak langsung 3. Jumlah lux yang diperlukan. Untuk ruang baca anak dan dewasa jumlah Lux yang diperlukan yaitu sebesar 400 Lux Ruang control / pemeriksaan 600 Lux Ruang sirkulasi sebesar 400 Lux Ruang catalog 400 Lux Ruang kerja 400 Lux 4. Jenis dan warna lampu : lampu pijar, neon, halogen atau yang lainnya. 5. Model dari armatur atau rumah lampu. Untuk perpustakaan pada area sirkulasi menggunakan down light dengan menggunakan jenis lampu PL, sedangkan untuk area lainnya lebih banyak menggunakan lampu neon dengan armatur atau rumah lampu berupa Bak yang ditanam di plafond. b. Tata Udara / Penghawaan Mengingat Indonesia memiliki kelembaban udara yang tinggi dan pergantian musim yang sudah tidak teratur lagi, yang terkadang suhu udara sangat begitu panas. 43

TP PT Leslie PERANCANGAN DESAIN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH Dari pertimbangan diatas, penulis memberikan solusi untuk penghawaan di dalam ruangan perpustakaan umum adalah dengan menggunakan pendingin ruangan (AC). c. Tata Suara Ruangan perpustakaan umum sangat membutuhkan tingkat keheningan yang sangat tinggi, oleh karena itu pemakaian bahan atau material interiornya harus mempunyai unsur yang bisa menyerap bunyi. Dan bahan penyerap bisa digunakan untuk setiap elemen bangunan seperti dinding, lantai, plafond dan bahkan bisa digunakan dalam bentuk furniture. Bahan yang bisa digunakan untuk menyerap bunyi TPF FPTantara lain ; 1. Bahan berpori 2. Penyerap panel (selaput) 3. Resonator rongga (helmholtz), dll. Untuk perpustakaan umum ini, penulis ingin menggunakan bahan berpori seperti kayu, gypsum berpori dan akan digunakan di ruangan baca anak dan ruang baca dewasa. Ruang audio visual : elemen yang akan digunakan adalah bahan penyerap panel (selaput) berupa karpet yang akan melapisi seluruh dinding berongga, pada umumnya ruang audio visual ini sistem tata suaranya hampir menyerupai dengan tata suara bioskop hanya saja dengan skala yang lebih kecil. 6 6 L. Doelle, Leo Prasetio, Akustik Lingkungan 44