BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan. Pengendalian Kualitas Statistika. Ayundyah Kesumawati. Prodi Statistika FMIPA-UII. September 30, 2015

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. (Herawati,2008). Sedangkan output yang dihasilkan pada kegiatan operasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

Statistical Process Control

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mengingat akan terus berkembangnya kebutuhan hidup dan berkomunikasi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian di dunia telah memasuki era globalisasi. Semua

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dorothea Wahyu Ariani, Pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Andi, 2004, Hlm 4

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

Statistical Process Control

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, maka

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. baik itu perusahaan penghasil barang maupun perusahaan penghasil jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAKSI. i Universitas Kristen Maranatha

barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah :

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kualitas Statistik

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

STATISTICAL PROCESS CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. satu yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, pertumbuhan dan perekonomian serta teknologi

DAFTAR ISI. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Error! Bookmark not defined Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

BAB V. Analisa dan Pembahasan Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri menjadi semakin ketat, terutama sejak

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

Bab I. Pendahuluan. Dalam era globalisasi, pesaingan perusahaan sejenis sangatlah ketat

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam aktivitas ekonomi dunia. Ada tiga cara gambaran perubahan yang banyak didengungkan untuk menghadapi lingkungan tersebut, yaitu kesementaraan, keanekaragaman dan kebaruan. Kesementaraan antara lain ditunjukkan dengan semakin pendeknya umur suatu produk yang bukan disebabkan tidak berfungsinya produk tersebut secara teknis tapi karena sudah ketinggalan jaman dengan adanya perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen dan perubahan corak persaingan. Keanekaragaman terlihat dengan semakin banyaknya jenis produk yang beredar di pasar yang tidak terbatas pada consumer s goods tetapi juga pada jenis teknologi yang ditawarkan. Selain itu produsen maupun pelanggan secara umum, sering dihadapkan pada hal-hal baru yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, teknologi baru, ilmu 6

pengetahuan baru, produk dan jasa baru, gaya hidup baru, harapan-harapan baru dan sebagainya. Demikianlah, perubahan-perubahan yang cepat dalam era globalisasi saat ini akan membawa implikasi pada pengelolaan ekonomi nasional maupun operasi dunia usaha sebagai pelaku kegiatan ekonomi. Perubahan itu sendiri memang mengandung resiko karena ada kemungkinann keadaan yang diharapkan tidak dapat tercapai. Namun tidak jarang adanya kondisi yang tidak berubah atau terlambat berubah juga besar resikonya, bahkan lebih besar dari resiko perubahan. Oleh karena itu, semakin banyak perusahaan telah mengubah strateginya dari perusahaan yang berusaha menguasai sumber daya dalam negri untuk menguasai pasar domestik keperusahaan yang berusaha menemukan kombinasi optimal dari sumber daya lokal dan luar negeri untuk dapat bersaing baik di pasar domestik maupun pasar luar negeri. Dalam kondisi yang seperti ini, produk dan jasa yang berkualitaslah yang akan memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya di pasar. Keberadaan produk dan jasa local dan nasional disuatu. Negara tidak akan luput dari tuntunan persaingan di samping juga mempunyai peluang untuk berkembang menjadi produk global dan membanjiri pasar lokal negara lainnya, sejauh persyaratan dituntut oleh pasar dipenuhinya. Sementara itu, untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian kualitas (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian kualitas yang berdasarkan inspeksi dengan penerimaan 7

produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga dan waktu yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai kualitas agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang lagi. Kualitas merupakan topik yang hanya di dunia bisnis dan akademik. Namun demikian istilah tersebut memerlukan tanggapan secara hati-hati dan perlu mendapatkan penafsiran secara cermat. Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Oleh karena itu organisasi dan perusahaan perlu mengenal konsumen atau pelanggannya dan mengetahui kebutuhan dan keinginannya. Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian lain. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli yang banyak kenal antara lain : Juran (1962) : Kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya Crosby (1979) : Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan. Istilah kualitas memang tidak terlepas dari manajemen kualitas yang mempelajari setiap area dari manajemen operasi dari perencanaan lini produk dan fasilitas, sampai penjadwalan dan memonitor hasil. Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain (pemasaran, sumber daya manusia, keuangan dan lain-lain). Dalam kenyataannya, penyelidikan kualitas adalah 8

suatu penyebab umum (common cause) yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha. Selain itu kualitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus yang dapat diukur, baik secara individual, organisasi, koperasi dan tujuan kinerja nasional, dukungan manajemen, karyawan dan pemerintahan untuk perbaikan kualitas adalah penting untuk kemampuan berkompetisi secara efektif di pasar global, suatu tanggung jawab pribadi, bagian dari warisan kultural dan merupakan sumber penting kebanggaan nasional. Komitmen terhadap kualitas adalah suatu sikap yang diformulasikan dan didemonstrasikan dalam setiap lingkup kegiatan dan kehidupan, serta mempunyai karakteristik hubungan yang paling dekat dengan anggota masyarakat. Demikianlah konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya. Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi, sedangkan kualitas proses meliputi kualitas segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan manufaktur dan proses penyediaan jasa atau pelayanan bagi perusahaan jasa. Kualitas harus dibangun sejak awal, dari penerimaan input hingga perusahaan menghasilkan output bagi pelanggannya. Setiap tahapan dalam proses produksi maupun penyediaan jasa atau pelayanan juga harus berorientasi pada kualitas tersebut. Hal ini disebabkan setiap tahapan proses mempunyai pelanggan. Hal ini berarti pelanggan suatu proses adalah proses selanjutnya, dan pemasok suatu proses adalah proses sebelumnya. 9

2.2 Pengertian Sistem Pengendalian Mutu Dalam pengendalian mutu, istilah system berarti segala sesuatu mulai dari produsen-produsen, pedoman operasi dan buku pedoman yang mencakup seluruh pekerjaan rutin pemeriksaan produk dan pengujian produk. Dalam system pengendalian mutu ini menurut Feigenbaum menjadi empat bagian utama yaitu : 1. Pengendalian rancangan baru Termasuk di sini adalah usaha kendali mutu pada sebuah produk baru sementara karakteristik kemampuannya sedang dipilih, parameterparameter rancangan dan desain sedang dibuat dan dibuktikan melalui uji prototype proses pembuatan sedang direncanakan dan dihitung biayanya, dan sedang ditentukan standard mutunya. Teknik-teknik yang dipakai antara lain analisis fungsi produksi, penelitian mutu, pengujian pemakaian akhir dan lingkungan, klasifikasi karakteristik mutu, pembentukan tingkatan mutu, telaah kemampuan proses, analisis kebiasaan mutu. 2. Pengendalian Bahan Masuk Termasuk di sini adalah prosedur untuk penerimaan barang, suku cadang dan komponen yang dibeli dari perusahaan lain. Spesifikasi dan standar di buat sebagai kriteria untuk penerimaan bahan baku, suku cadang dan komponen, sejumlah teknik kendali mutu diterapkan agar penerimaan terjadi pada tingkatan yang ekonomis. Teknik-teknis ini 10

antara lain evaluasi mutu penjual, teknik penarik sampel penerimaan dan uji laboratorium. 3. Pengendalian Produk Pengendalian produk menyertakan pengendalian atas produkproduk pada sumber produksi sehingga penyimpangan dari spesifikasi mutu dapat dikoreksi sebelum produk yang cacat dan tidak sesuai dibuat. Pengendalian produk menyertakan aktivitas-aktivitas mutu setelah produksi, dilapangan dan pelayanan produk yang menjamin konsumen untuk memperoleh fungsi produk yang dimaksudkan. Teknik-teknik yang dipakai dalam kendali produk mencakup implementasi rencana mutu yang lengkap untuk kendali mutu proses yang sedang berlangsung dan penerimaan produk akhir, telaah kemampuan proses, oenarikan sample proses, pengujian yang tidak merusak, audit mutu, instruksi dan pelatihan untuk operator, analisis keluhan, analisis biaya mutu dan teknik mutu biaya lapangan. 4. Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Berkenaan dengan penyelidikan dan pengujian untuk mencari penyebab produk yang cacat dan yang tidak sesuai dan melakukan tindakan korektif yang permanen. 11

Pengendalian mutu pada proses produk produksi pada perusahaan ini sesuai dengan tahapan proses produksi, yaitu meliputi : a) Pengendalian mutu pada proses cutting. b) Pengendalian mutu pada proses cage forming. c) Pengendalian mutu pada proses setting. d) Pengendalian mutu pada proses concrete placing. e) Pengendalian mutu pada proses mixing. f) Pengendalian mutu pada proses tensioning. g) Pengendalian mutu pada proses air curing. 2.2.1 Tujuan Sistem Pengendalian Mutu Tujuan sistem pengendalian mutu adalah menjamin bahwa kepuasan konsumen akan terpenuhi, dengan adanya alat-alat bantu yang akan mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatankegiatan tenaga kerja, mesin-mesin dan informasi-informasi perusahaan sehingga terencana dengan baik dan dengan cara terbaik. Alat-alat Bantu tersebut berupa struktur organisasi, dokumentasidokumentasi, prosedur-prosedur dan manual. Dengan adanya sistem pengendalian mutu yang terencana dengan baik dan dijalankan dengan semestinya maka tujuan pengendalian mutu akan tercapai, dan pada akhirnya mutu produk/jasa dapat diterima oleh konsumen dan laku di pasar. 12

2.3 Alat Analisis Sistem Pengendalian Kualitas Alat analisis tersebut biasanya disebut juga alat-alat SPC (statistical process control) atau disebut juga the seven quality control yaitu : A. Diagram sebab-akibat (fish bone diagram) Diagram sebab-akibat merupakan perangkat yang sangat baik untuk menemukan sebab-sebab sesungguhnya dari suatu masalah. Jika kita menggunakan teknik ini, kita biasanya mendapatkan definisi masalah yang baik. Diagram sebab-akibat juga disebut tulang ikan (karena bentuknya). Sifat dasar visual metode ini membantu kita melihat berbagai pola dan hubungan antar sebab. Diagram sebab-akibat merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk : 1. Mengategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang rapi. 2. Menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses. 3. Mengajarkan kepada tim dan individu tentang proses serta prosedur saat ini atau yang baru. Langkah-langkah yang diambil dalam penyelesaian masalah dengan diagram sebab-akibat adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan sesi sebab-akibat. 2. Mengidentifikasi akibat. 13

3. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama. 4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran. 5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama. Marketing Karyawan Permintaan menurun Produksi Desain/mode Diagram 2-1 Diagran Sebab-Akibat B. Diagram Pareto (Pareto Diagram) Diagram Pareto adalah suatu jenis khusus dari grafik batang/bar yang membantu menetapkan frekuensi atau pentingnya sejumlah masalah (atau sebab) yang berbeda. Bar tersebut disusun dengan urutan menurun, dengan bar yang relatif penting (panjang) disebelah kiri dan yang kurang penting (lebih pendek) disebelah kanan. 14

Penyusunan suatu Diagram Pareto terdiri dari lima langkah utama : 1. Identifikasi kategori masalah (atau sebab) untuk dibandingkan. 2. Pilih unit pengukuran standar dan periode waktu untuk dipelajari. 3. Kumpulan dan rangkum data. 4. Tarik sumbu mendatar dan tegak. 5. Gambarkan bar pada bagan Pareto. 80 60 40 20 100% 80% 60% 40% 20% 0 Sebab Sebab Sebab Sebab 0% Gambar 2-2 Bagan Pareto 15

C. Peta kendali Proporsi Kesalahan P (p-chart) dan Banyaknya Kesalahan (np-chart) dalam Sampel Pada kendali proporsi kesalahan dan banyak kesalahan digunakan untuk mengetahui apakah catat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang diisyaratkan. Untuk peta kendali proporsi kesalahan dan banyaknya kesalahan digunakan apabila kita memakai ukuran catat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sample yang diambil. Bila sample yang diambil setiap kali melakukan observasi jumlahnya sama maka kita dapat menggunakan peta kendali proporsi kesalahan (p-chart) maupun banyaknya kesalahan (np-chart). Namun bila sample yang diambil bervariasi untuk setiap kali melakukan observasi berubah-ubah jumlahnya atau memang perusahaan tersebut akan melakukan 100% inspeksi maka kita harus menggunakan peta kendali proporsi kesalahan (p-chart). Untuk banyaknya sample yang bervariasi peta kendali yang digunakan pasti hanya peta kendali proporsi kesalahan (p-chart). Namun pada laporan ini sample yang diambil berjumlah sama dan peta yang digunakan hanyalah peta kendali proporsi kesalahan (p-chart). D. Peta Kendali P (p-chart) Peta kendali proporsi kesalahan P (p-chart) dengan pertimbangan perusahaan adalah dengan mengambil sample yang jumlahnya ditetapkan oleh perusahaan, misalnya 50, 100, 150 dan sebagainya. Bila ternyata sample mendekati jumlah yang ditetapkan perusahaan maka digunakan 16

peta kendali yang terdekat. Rumus yang digunakan untuk menentukan garis pusat, batas pengendali atas dan batas pengendali bawahnya sama dengan modal sebelumnya yaitu model pengendali harian/individu dan peta pengendali model rata-rata. Bila ternyata dari hasil observasi yang dilakukan terdapat data yang berbeda di luar batas pengendalian yang disebabkan karena penyebab khusus maka dilakukan perbaikan dengan ketentuan 4P, ketentuan 4P tersebut adalah : 1. Bila BKA < Pi < BKB dan ni < n menggunakan peta pengendali rata-rata. 2. Bila BKA < Pi < BKB dan ni > n menggunakan peta pengendali individu. 3. Bila Pi < BKA atau Pi < BKB dan ni < n menggunakan peta pengendali rata-rata. 4. Bila Pi < BKA atau Pi < BKB dan ni < n menggunakan peta pengendali individu. Langkah-langkah pembuatan peta kendali pertimbangan perusahaan adalah : 1. Kumpulkan data-data yang diperlukan antara jumlah yang diuji dengan jumlah yang cacat. 17

2. Hitung garis pusat peta kendali dengan menggunakan rumus di bawah ini : Garis pusat (GP) p = P g i = i g Pi = g i = i xi sample 3. Menentukan batas pengendali atas dan batas pengendali bawah : BKA p = p + 3 p (1 ni P ) BKB = p + 3 p (1 ni P ) Dimana : Pi Xi ni : proporsi kesalahan setiap sample pada setiap kali observasi. : banyaknya kesalahan setiap sample pada setiap kali observasi. : banyaknya sample yang diambil pada setiap kali observasi yang selalu bervariasi. g : banyaknya observasi 4. Membuat peta kendali Membuat peta kendali terdiri dari garis pusat, BKA dan BKB dimana menggambarkan perbaikan kualitas. 18

X Batas pengendali atas Garis pusat 0 Batas pengendali bawah Waktu Gambar 2-3 Peta Pengendali P (P-Chart) 19