EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

kewajiban zakat adalah urusan dengan Allah (vertical ),namun dalam menunaikan

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB II LANDASAN TEORI

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU

STUDI EVALUASI AKUNTANSI ZAKAT PADA LAZIS DENGAN PEDOMAN PSAK 109

PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH BERDASARKAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT KOTA BITUNG

PENERAPAN PSAK NO. 109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SEDEKAH PADA BAZNAS PROVINSI SULAWESI UTARA

Implementasi Akuntansi Zakat Infaq dan Shadaqah Berdasarkan PSAK 109 Implementation of Accounting Zakat, Infaq and Shadaqah Based on PSAK 109

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 Pada Yayasan Rumah Yatim Arrohman: Identifikasi Faktor Pendukung

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

Alchudri Dosen Akuntansi UIN SUSKA Riau. Disampaikan pada Pelatihan Akuntansi Syariah Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN SUSKA Riau 21 April 2010

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 PADA RUMAH ZAKAT CABANG SEMARANG. Layaknya perusahaan-perusahaan nirlaba lainnya, dalam melaksanakan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

IMPLEMENTASI PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT SUMATERA UTARA

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo)

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

Sabrina Shahnaz., Penerapan PSAK No.109 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

Studi Penerapan Akuntansi Zakat pada BAZNAS Provinsi Kalsel dan BAZNAS Kota Banjarmasin

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan berkembang pesat di Indonesia, oleh karena itu dibuat UU No. 38

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

JSIKA Vol. 4, No. 1. Tahun 2015 ISSN X

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (PSAK 109): Upaya Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT INFAK, DAN SHODAQOH MUHAMMADIYAH (LAZISMU) KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA GORONTALO. Imran Danial Akuntansi/S1 Akuntansi

Dewi et al., Laporan Keuangan Masjid Berdasarkan Kombinasi PSAK Nomor

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT (Studi Pada Lembaga Menejemen Infaq Cabang Malang) Isaroh Toyibin

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Undang-Undang No.38 Tahun 1999

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 PADA ORGANISASI NON PROFIT BERBASIS RELIGIUS (STUDI KASUS PADA BAZNAS KABUPATEN BULELENG)

Indra Pratama Wicaksono

Kata kunci : Perancangan, Sistem Informasi Akuntansi, Zakat dan Infaq/Sedekah, ERP-Odoo Accounting, PSAK 109

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT INFAK DAN SEDEKAH PSAK 109 PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT NURUL HAYAT CABANG MALANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

ABSTRACT. Keywords: financial statement analysis, accounting analysis, and financial analysis. Universitas Kristen Maranatha

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. itu bertugas untuk mengelola dana sebagaimana mestinya. Zakat merupakan

ANALISIS AKUNTANSI ZAKAT BERDASARKAN PSAK NO. 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) SUMATERA UTARA

PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZ KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

TRANSPARANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN LEMBAGA ZAKAT

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

Imelda D. Rahmawati Firman Aulia P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Secara umum Badan Lembaga Agama mempunyai tujuan untuk mencapai

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

BAB 2 LANDASAN TEORI. beribadah kepada-nya. Cara beribadah kepada Allah dilakukan dengan. harta benda (maliyah) adalah zakat.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SEDEKAH PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KOTA MANADO

Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq Dan Shadaqoh Pada Lembaga Amil Zakat Infaq Dan Shadaqoh Masjid Jami' AL-Baitul Amin Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No 109, Zakat

PENGARUH PENERAPAN PERNYATAAN STANDART AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 TERHADAP AKUNTABILITAS PEMBUKUA PADA BAZ KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

Transkripsi:

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA Amita Vani Budiarti 1) Endang Masitoh 2) Yuli Chomsatu Samrotun 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta e-mail: 1) amitavany15@gmail.com, 2) yunmasitoh@yahoo.com, 3) chom_satoe@yahoo.co.id ABSTRACT Bond Accountant Indonesia has issued financial accounting standards regarding financial report of religious obligatory, infaq/shadaqah. This research was conducted on BAZNAS Yogyakarta city which is one of the Agency's amil zakat. This research aims to know the application of financial reporting in the BAZNAS city of Yogyakarta PSAK No. 109 accounting of religious obligatory, infaq/shadaqah. The population in this research is the financial reporting accounting zakat and infaq/shadaqah on BAZNAS Yogyakarta city. The sample in this research is data financial reporting accounting zakat and infaq/shadaqah on BAZNAS Yogyakarta city by 2015. Methods of analysis used in this study is the method used is the interactive analysis. In this method, there are three main components, namely data reduction (1) (2) the representation of the data (3) conclusions. The result of the research was the city BAZNAS, writing financial reports are still not fully in accordance with PSAK NO. 109. Keywords: financial reports, PSAK NO. 109 PENDAHULUAN Islam merupakan agama yang bersifat universal dan berlaku sepanjang zaman. Islam adalah agama yang datang dengan serangkaian pemahaman tentang kehidupan yang membentuk pandangan hidup dengan segala problematika kehidupan manusia, baik dari sisi vertikal maupun horisontal. Ajaran Islam sangat luas cakupan dan manfaatnya tehadap keberlangsungan kehidupan penganutnya. Dari sifat ajaran yang begitu luas, Islam juga mengatur hal-hal yang umum maupun yang bersifat detail dan sangat teknis. Untuk mengaplikasikan kepedulian sosial, Islam memberikan media yang dikenal dengan sebutan zakat, melalui media Islam mengharuskan kepada umatnya yang sudah memenuhi syarat berzakat. Selain itu, zakat dapat direalisasikan apabila sudah tersedia empat unsur penting yang berkaitan langsusng dengan ajaran zakat. Keempat unsur tersebut adalah muzzaki (orang yang wajib zakat), mustahik (orang yang berhak menerima zakat), harta dan amil (orang/ lembaga pengelola zakat). Zakat merupakan ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan juga merupakan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikut persatuan umat dan bangsa, sebagai pengikat batin antara golongan kaya dengan miskin dan sebagai penghilang jurang yang menjadi pemisah antara golongan kuat dengan yang lemah. Pelaksanaan zakat secara efektif adalah melalui organisasi pengelola zakat. Dalam Bab III Undang-Undang No. 38 tahun 1999, dikemukakan bahwa organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat (pasal 6) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (pasal 7) yang dibentuk oleh masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu standar dalam Evaluasi Penerapan PSAK No.109 tentang Pelaporan (Amita FB., Endang M., & Yuli CS.) 41

perlakuan akuntansinya untuk dijadikan pedoman dalam pelaporan keuangan sekaligus untuk pelaksanaan dan pengelolaan zakat yang sesuai dengan kaidah syariah. Oleh karena itu, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109: Akuntansi Zakat, infaq/shadaqah akhirnya diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI ) tertanggal 6 April 2010 dan dapat dinikmati publik pada September 2011. Tujuannya adalah untuk memenuhi tuntutan masyarakat dalam menjalankan syariat Islam dan untuk meningkatkan keseragaman pelaporan keuangan pada LAZ dan BAZ di Indonesia. Sekaligus untuk memenuhi tuntutan dan ketentuan GCG (good corporate govermance) yang meliputi transparancy, responsibility, accountaility, fairness, dan indepen (Utomo, 2007). Akan tetapi masih banyak BAZ dan LAZ yang belum menerapkan pelaporan keuangannya sesuai dengan PSAK 109 tentang akuntansi zakat,infaq/shadaqah terutama badan amil zakat yang beroperasi dalam lingkup desa/kelurahan atau masjid, mereka masih menggunakan akuntansi konvensional. Padahal sudah dikeluarkan PSAK no.109 tentang akuntansi zakat,dan infaq/shadaqah. BAZNAS Kota Yogyakarta merupakan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang berperan dalam pengelolaan dana zakat. BAZNAS Kota Yogyakarta merupakan organisasi nirlaba yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa, dengan dana zakat, infak, sedekah serta dana lainnya yang halal dan legal dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga. Melalui program-program kerja yang jelas dan sistem pengelolaan zakat yang terpercaya. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penerapan PSAK 109 tentang akuntansi zakat, infaq/shadaqahpada BAZNAS Kota Yogyakarta tersebut. Karena dengan adanya penerapan akutansi zakat secara baik dan benar akan mewujudkan pengelolaan zakat secara optimal dan profesional pada Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pelaporan keuangan pada BAZNAS Kota Yogyakarta sesuai PSAK No.109 tentang akuntansi zakat, infaq/shadaqah. METODE PENELITIAN Ruang lingkup Penelitian Metode penelitian menggunakan metode studi kasus, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, sumber data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Dalam metode ini, terdapat tiga komponen utama, yaitu (1) reduksi data (2) penyajian data (3) kesimpulan. Dalam pendekatan ini menurut (Miles & Huberman, 1992), kegiatan ini dimula dari pengumpulan data dan penggabungan tiga komponen tersebut harus merupakan proses siklus dan interaktifanalisis regresi linear berganda. 42 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 No. 1 Maret 2017: 41 47

Kerangka Pemikiran Pelaporan keuangan PSAK No.109 tentang akuntansi zakat, infaq/shadaqah Menurut teori PSAK 109: 1. Pengakuan 2. Pengukuran 3. Penyajian 4. Pengungkapan Penerapan Pelaporan Keuangan pada BAZNAS KotaYogyakarta 1. Pengakuan 2. Pengukuran 3. Penyajian Evaluasi Efektif Tidak Efektif Kesimpulan Gambar 1: Kerangka Berfikir Definisi operasional Variabel yang digunakan Variabel yang digunakan meliputi sebagai berikut: Pengakuan a. Pengakuan awal zakat Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima; Jika dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas tersebut. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan. Zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil. Jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat. Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil. b. Pengakuan awal infaq/shadaqah Infaq/shadaqah yang diterima diakui sebagai dana infak/shadaqah terikat atautidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infaq/shadaqah infak/shadaqah sebesar: Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas, Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar untuk aset nonkas tersebut. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai Evaluasi Penerapan PSAK No.109 tentang Pelaporan (Amita FB., Endang M., & Yuli CS.) 43

yang diatur dalam PSAK yang relevan. Infaq/shadaqah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana infaq/shadaqah untuk bagian penerima infaq/shadaqah. Pengukuran a. Pengukuran setelah pengakuan awal zakat Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai: 1) Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil; 2) Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil. b. Pengukuran setelah pengakuan awal infaq/shadaqah Infaq/shadaqah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas. Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar. Aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar infaq/shadaqah. Penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi. Penyajian zakat Amil menyajikan dana zakat, dana infaq, dana shadaqah, dana amil, dan dana non halal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). Pengungkapan a. Pengungkapan zakat Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terikat dengan transaksi zakat, tetapi tidak terbatas. b. Pengungkapan infaq/shadaqah Amil harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi infaq/shadaqah, tetapi tidak terbatas. Teknik Analisis Data Setelah semua data dari lapangan terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisa data sedangkan metode yang digunakan adalah analisa interaktif. Dalam metode ini, terdapat tiga komponen utama, yaitu (1) reduksi data (2) penyajian data (3) kesimpulan. Dalam pendekatan ini menurut (Miles & Huberman, 1992), kegiatan ini dimula dari pengumpulan data dan penggabungan tiga komponen tersebut harus merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian diatas, penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaporan keuangan akuntansi zakat dan infaq/shadaqah pada BAZNAS Kota Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan peneliti tanggal 2 Januari 2017. Penerapan Pelaporan Keuangan BAZNAS Kota Yogyakarta Berdasarkan PSAK 109 1. Neraca a) Dasar Pencatatan Aset Aset disusun berdasarkan urutan likuiditasnya. Dalam penyajiannya di neraca, aset dikelompokkan ke dalam aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Saldo normal dari aset adalah debit. 44 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 No. 1 Maret 2017: 41 47

b) Kewajiban dan Aset Bersih Dalam penyajian kewajiban pada BAZNAS Kota Yogyakarta dibagi menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Sedangkan aset bersih pada BAZNAS Kota Yogyakarta meliputi dana terikat dan tidak terikat. 2. Laporan aktivitas (Perubahan Dana) Laporan aktivitas (perubahan dana) adalah laporan yang menyajikan tentang penerimaan dan pengeluaran/penggunaan dana pada suatu periode tertentu. Laporan ini menyajikan setiap jenis dana yang memiliki karakteristik tertentu sehingga harus disajikan sebagai suatu dana tersendiri. Laporan ini mencakup penerimaan/sumber dana, pengeluaran/penggunaan dana, surplus defisit, saldo dana awal tahun dan saldo dana akhir tahun. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas, harus melaporkan kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. a) Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama sumber dana dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivistas pendanaan. b) Aktivitas investasi merupakan aktivitas perolehan dan pelepasan aktivitas jangka panjang serta investasi lain yang tidak setara kas. c) Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi saldo dana dan pinjaman. 4. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam laporan posisi keuangan, laporan sumber dana dan penggunaan dana, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan. Unsur-unsur catatan atas laporan keuangan, adalah: a) Gambaran umum b) Muzakki, munfiq dan mustahiq c) Pengelolaan zakat dan infaq d) Kebijakan akuntansi e) Penjelasan pos-pos laporan keuangan Hasil Evaluasi Penerapan PSAK 109 pada BAZNAS Kota Yogyakarta Berdasarkan hasil evaluasi dari laporan keuangan yang disajikan dari BAZNAS Kota Yogyakarta maka disimpulkan: Evaluasi Penerapan PSAK No.109 tentang Pelaporan (Amita FB., Endang M., & Yuli CS.) 45

Tabel 1: Evaluasi Penerapan PSAK 109 Pada BAZNAS Kota Yogyakarta No Keterangan Sesuai/ Belum Sesuai 1. Pengakuan Belum Zakat Sepenuhnya Sesuai 2. Pengakuan infaq/shadaqah 3. Pengakuan dana nonhalal 4. Pengukuran Zakat 5. Pengukuran Infaq/shadaqah Sesuai Sesuai Belum sesuai Belum sesuai 6. Penyajian ZIS Belum sepenuhnya sesuai 7. Pengungkapan ZIS Sumber: data diolah penulis Belum sesuai Perlakuan Akuntansi ZIS pada BAZNAS Kota Yogyakarta a. Untuk penerimaan dalam bentuk kas BAZNAS Kota Yogyakarta telah menerapkan PSAK 109, namun belum untuk penerimaan nonkas karena selama ini belum ada realisasi penerimaan nonkas. b. BAZNAS Kota Yogyakarta juga mengakui penerimaan zakat sebagai penambah dana zakat. c. Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat dengan keterangan sesuai dengan kelompok mustahik. a. BAZNAS Kota Yogyakarta juga mengakui infaq/shadaqah terikat atau tidak terikat sesuai dengan pemberi infaq/shadaqah sebesar kas yang diterima. b. Infaq/shadaqah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil (sebesar 3%) dan dana infaq/shadaqah untuk bagian penerima infaq/shadaqah yang mana besaran presentasinya ditentukan amil sesuai dengan prinsip syariah. c. Penyaluran dana infaq/shadaqah diakui oleh BAZNAS Kota Yogyakarta sebagai pengurang dana infaq/shadaqah Dalam penerimaan dana nonhalal, BAZNAS Kota Yogyakarta diakui sebagai dana non halal, yang terpisah dari dana zakat, dana infaq/shadaqah dan dana amil. Hingga saat ini belum ada perlakuan mengenai pengukuran atas penurunan nilai aset zakat nonkas, karena belum ada realitanya. Hingga saat ini belum ada perlakuan akuntansi mengenai pengukuran atas penurunan nilai aset infaq/shadaqah nonkas, karena belum ada realitanya. BAZNAS Kota Yogyakarta membuat laporan posisi keuangan (neraca), laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, hanya saja ada perbedaan dengan laporan yang terdapat pada PSAK 109 terkait dengan laporan perubahan aset kelolaan. Dalam pengungkapan di laporan keuangan, maka perbedaan pengungkapan laporan keuangan BAZNAS Kota Yogyakarta dengan PSAK 109. Hal ini dikarenakan boleh bagi entitas amil mengungkapkan kondisi laporan keuangan karena dalam PSAK 109 juga dikatakan pengungkapan tidak terbatas pada yang disebutkan dalam PSAK 109. 46 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 13 No. 1 Maret 2017: 41 47

Dari hasil evaluasi tersebut BAZNAS Kota Yogyakarta dalam menuliskan laporan keuangan masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109, karena BAZNAS Kota Yogyakarta sebagian masih mengacu pada pelaporan keuangan PSAK 45. KESIMPULAN Hasil tersebut BAZNAS Kota Yogyakarta dalam menuliskan laporan keuangan masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 109, karena BAZNAS Kota Yogyakarta sebagian masih mengacu pada pelaporan keuangan PSAK 45. DAFTAR PUSTAKA Miles & Hurerman. 1992. Analisis Data Kualitatif. UI Pres Moleong, L. J. 2006. Edisi: cet 6 Remaja Rosdakarya. Bandung. Shanaz, S. 2015. Penerapan PSAK 109 Tentang Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat,Infak/Sedekah Pada Badan Amil Zakat Provins Sulawesi Utara. Jurnal EMBA Vol.3 No.4, Hlm.315-324. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999. Tentang Pengelola Zakat. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia. Utomo, S. B. 2007. Akuntansi Zakat Sebuah Keharusan. Majalah Akuntan Indonesia, hlm 14.Edisi No 2 Tahun I, (online). (http//www.scribd.com/doc/52734626/akuntan -indonesiamajalah-edis-02) diakses 12 September 2012 Evaluasi Penerapan PSAK No.109 tentang Pelaporan (Amita FB., Endang M., & Yuli CS.) 47