BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi perhatian individu (Moustafa, 2015). Kualitas hidup yang di

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. makin meningkat. Peningkatan jumlah lansia yang meningkat ini akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menopause merupakan suatu tahap kehidupan yang dialami. wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan mengakibatkan kerja otak melambat dan fungsi organ-organ

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka kesakitan (morbidity) Usia Lanjut. Frailty. dalam managemen pasien geriatri. Frailty merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih (WHO, 1965). Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia di

HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 7 milyar,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Demensia merupakan jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai. membahayakan bagi fungsi kognitif lansia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada wanita paruh baya. Kadar FSH dan LH yang sangat tinggi dan kadar

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan angka kejadian penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia terjadi akibat pertambahan usia yang progresif

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. global. Prevalensi FA meningkat seiring dengan pertumbuhan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi penyakit kronik degeneratif yang. berhubungan dengan usia merupakan outcome utama akibat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lansia di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kenaikan jumlah lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah lanjut usia (lansia) sekarang ini semakin meningkat. Hal ini

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB 1 PENDAHULUAN. usia harapan hidup penduduk. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan nyeri dan ketidakmampuan (disability) pada penderita sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. (Maharani, 2009). World Health Organization (WHO) (2014) mengatakan. terjadi di Negara berkembang dari pada Negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. darah diatas normal yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1 Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun (Rostiana, 2009 dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

tahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

LAMPIRAN. : dr.saulina Dumaria Simanjuntak. 1. Penyediaan obat-obatan : Rp Akomodasi dan transportasi : Rp

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan seksual serta kesehatan sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB I PENDAHULUAN. Penuaan secara kognitif ditujukan kepada lanjut usia yang diikuti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Jumlah penduduk saat ini diperkirakan 220 juta jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan meningkat menjadi 262,6 juta jiwa dengan jumlah wanita usia menopause mencapai 30,3 juta jiwa (Depkes RI, 2005). Usia harapan hidup penduduk Indonesia saat ini 69 tahun dan tahun 2025 akan meningkat menjadi 73,3 tahun (Kesrepro, 2008), artinya hampir sekitar 1/3 hidup wanita Indonesia berada pada usia menopause. Berbagai gejala yang mungkin dapat terjadi pada wanita menopause seperti gejolak panas (hot flashes), gejala urogenital, disfungsi seksual, gangguan tidur, gangguan mood dan gangguan kognitif (Wilson, 2003). Prevalensi gangguan kognitif berupa mudah lupa (forgetfulness) dilaporkan sekitar 44% pada masa transisi menopause awal, 44,8% pada masa transisi akhir menopause dan 42% pada masa postmenopause (Woods, 2007). Suatu survei yang dilakukan oleh Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMI) di 5 kota di Indonesia (Jakarta, Semarang, Bandung, Yogyakarta dan Malang) menunjukkan keluhan sering lupa yang tinggi (59,9%) pada wanita menopause (PERMI, 2007). Gangguan kognitif pada wanita menopause diduga disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa estrogen bersifat sebagai neuroprotektor, sehingga dengan menurunnya kadar estrogen 1

2 dapat menyebabkan gangguan kognitif (Chen SH, 2006). Hormon estrogen bersifat sebagai neuroprotektor dengan mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah yang berbahaya (aterosklerosis). Aterosklerosis dapat menyebabkan terjadinya kelainan vaskuler, gangguan pembuluh darah serebral dan lesi parenkim pada otak, yaitu jika pada area ventral hipokampus terjadi gangguan, sehingga menyebabkan gangguan kognitif pada wanita menopause (Cutter WJ, 2003). Gangguan kognitif yang berat pada wanita menopuase dapat menyebabkan disfungsi pada kehidupan sehari-hari, sehingga tingkat ketergantungan wanita menopause terhadap orang disekitarnya menjadi tinggi (Rochmah et al, 2006). Penurunan fungsi kognitif pada wanita menopause dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan Mini mental State Examination (MMSE), yaitu suatu instrumen untuk menilai fungsi kognitif yang mencakup domain orientasi, registrasi, atensi, kalkulasi, recall, dan fungsi bahasa. MMSE dapat menjadi pemeriksaan penapisan, untuk pedoman evaluasi lebih lanjut adanya disfungsi kognitif sehingga dapat menginformasikan pada penderita, keluarga dan pengasuhnya mengenai gambaran penurunan fungsi kognitif yang terjadi, MMSE juga dapat menjadi data dasar untuk melihat efektifitas dari pengobatan dan menentukan progresifitas dari gangguan kognitif (Folstein et al, 1993). Pemeriksaan MMSE mudah dikerjakan membutuhkan waktu yang relatif singkat (5-10 menit) dengan memberi nilai untuk beberapa fungsi kognitif, tes ini dapat dilakukan oleh dokter umum, perawat, atau orang awam. MMSE dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial, dan budaya penderita. Menurut National Institute of Mental Health USA, pemeriksaan MMSE memiliki

3 sensitivitas 87% dan spesifitasnya 82% untuk mendeteksi demensia dan penurunan fungsi kognitif (Tatemichi et al, 1997). Kabupaten Tulungagung sendiri merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang berstruktur tua dengan jumlah penduduk 970.429 jiwa, dengan uraian 278.513 jiwa berusia 45-59 tahun dan 173.811 jiwa lebih dari 60 tahun (BPPD Kabupaten Tulungagung, 2005). Kepadatan penduduk terkonsentrasi di 3 kecamatan yaitu: Kecamatan Tulungagung, Kecamatan Kedungwaru, Kecamatan boyolangu. Berdasarkan hasil survei Kecamatan Kedungwaru merupakan kecamatan dengan program posyandu lansia yang paling aktif. Penyakit yang diderita oleh lansia pada umumnya adalah penyakit kronik yang sudah berlangsung lama dan menahun. Beberapa dari penyakit kronik yang kerap diderita merupakan salah satu faktor resiko terjadinya gangguan kognitif (Kaplan et al, 2010). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengadakan penelitian untuk mengetahui profil hasil pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE) pada wanita postmenopause di posyandu lansia Rejoagung wilayah kerja puskesmas Kedungwaru Tulungagung jawa timur. Diharapkan nantinya dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan fungsi kognitif. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana profil hasil pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE) pada wanita postmenopause.

4 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui profil hasil pemeriksaan MMSE pada wanita postmenopause. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakteristik wanita postmenopause berdasarkan usia. 2. Mengetahui karakteristik wanita postmenopause berdasarkan pendidikan terakhir. 3. Mengetahui karakteristik wanita postmenopause berdasarkan lama masa postmenopause. 4. Mengetahui prevalensi penurunan fungsi kognitif pada wanita postmenopuase melalui uji MMSE. 5. Mengetahui hasil pemeriksaan MMSE pada wanita postmenopause berdasarkan usia. 6. Mengetahui hasil pemeriksaan MMSE pada wanita postmenopause berdasarkan pendidikan terakhir. 7. Mengetahui hasil pemeriksaan MMSE pada wanita postmenopause berdasarkan lama masa postmenopause. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan peneliti lainnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gangguan fungsi kognitif pada wanita postmenopause.

5 1.4.2 Manfaat Klinis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada kalangan medis tentang gambaran hasil uji MMSE terhadap terjadinya penurunan fungsi kognitif pada wanita postmenopause 1.4.3 Manfaat Masyarakat Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat mengenai gangguan kognitif yang terjadi pada wanita postmenopause dengan uji MMSE, sehingga masyarakat dapat melakukan deteksi dini dan pencegahan.