9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Manajemen dan Manajemen Pemasaran 2.1.1. Pengertian Manajemen Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Malayu S.P Hasibuan (2008 : 2) Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian. Harold Koontz dan Cyril O,Donnel dalam Malayu S.P Hasibuan (2008 : 2) Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. G.R Terry dalam Malayu S.P Hasibuan (2008 : 2) Dari ketiga definisi diatas maka dapat diketahui bahwa manajemen adalah ilmu dan seni untuk membuat perencenaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
10 2.1.2. Pengertian Manajemen Pemasaran Selama ini istilah pemasaran kerap kali dirancukan dengan penjualan dan periklanan. padahal, pengertian pemasaran seungguhnya jauh lebih luas dibandingkan penjualan maupun periklanan. Banyak para ahli yang mencoba untuk menjelaskan tentang istilah pemasaran diantaranya sebagai berikut : Menurut Philip Kotler dan Keller (2009 : 356) pemasaran adalah Sebuah proses sosial dan manajerial dimana setiap individu dan kelompok berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan melalui proses kreasi, penawaran dan kebebasan dalam melakukan pertukaran produk dan jasa dengan kelompok lain. Menurut Hoon et al (2009 : 8) pemasaran adalah sebuah tugas dari menciptakan, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa ke para konsumen dan dunia bisnis. Menurut Lamb, Hair, Me Daniel (2003 : 6) pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Menurut Fandy Tjiptono (2007 : 4)pemasaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi permintaan atas produk atau jasanya dan memastikan bahwa produk dijual dan disampaikankepada para pelanggan. Keempat penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai.hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran
11 untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari perilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat. 2.2. Citra Merek 2.2.1. Pengertian Merek Fajar Laksana (2008 : 77) pengertian merek ( Brand ) adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan, semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang, penjual, atau sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing. Ujang Sumarwan (2002 : 303) mendefinisakn merek adalah Nama penting bagi sebuah produk atau jasa. Merek adalah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-merek produk yang sudah lama dikenal oleh onsumen telah menjadi sebuah citra bahkan symbol status produk tersebut. Sedangkan asosiasi pemasaran amerika dikutip oleh Philip Kotler (2005 : 97) mendefinisikan merek adalah Nama, istilah, tanda, symbol, atau desain, atau kombinasinya, yang ditunjukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau sekelompok penjual dan membedakannya produk dan jasa pesaing. Penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa merek adalah suatu simbol atau logo dari produk atau jasa yang sejenis. Dan merek dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan dan konsumennya.
12 2.2.2. Pengertian Citra Merek Menurut Supranto (2011 : 128) mendefinisikan bahwa pengertian Brand Image yaitu apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek. Menurut De Chernatony (2011) dalam Fandy Tjiptono (2005 : 10) bahwa brand image atau citra merek adalah merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek. Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa citra merek (Brand Image) adalah pemikiran dan keyakinan seorang konsumen terhadap atribut dan asosiasi merek suatu produk atau jasa. 2.2.3. Teori Citra Merek Merek terbagi menjadi beberapa bagian yang memiliki peran penting maka dari itu Menurut fajar Laksana (2008:78) terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek, yaitu : Misal : Suzuki, Chevrolet dan lain-lain. 2. Tanda merek (Brand Mark) adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak dapat diucap, seperti misalnya lambang, desain, huruf, atau warna khusus. 3. Tanda merek dagang (Trade Mark) adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi oleh huku karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewannya untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
13 4. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni. Kemudian menurut Fajar Laksana (2008 : 79) terdapat beberapa kriteria dalam agar menciptakan merk yang tepat, yaitu : 1. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk. 2. Merek harus menggambarkan kualitas, warna, dan sebagainnya. 3. Merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat. 4. Merek harus khas. 5. Merek harus dapat didaftarkan dan mendapatkan perlindungan hukum. Bagaimanapun kecilnya merek yang telah kita pilih mempunyai pengaruh terhadap kelancaran penjualan. Sehingga untuk setiap perusahaan hendaknya dapat menetapkan merek atau cap yang dapat menimbulkan kesan yang positif. Untuk itu maka syarat-syarat merek dibawah ini perlu diperhatikan Buchari Alma (2007 : 23) merek harus: 1. Mudah diingat Memilih merek sebaiknya mudah diingat, baik kata-katanya maupun gambarnya atau kombinasi sebab dengan demikian konsumen atau calon konsumen mudah mengingatnya. 2. Menimbulkan kesan positif. Dalam memberikan merek harus dapat diusahakan yang dapat menimbulkan kesan positif terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, jangan kesan negatif.
14 3. Tepat untuk promosi. Selain kedua syarat diatas, maka untuk merek tersebut sebaiknya dipilih yang bilamana dipakai promosi sangat baik. Merek-merek yang mudah diingat dan dapat menimbulkan kesan positif tentu baik bila dipakai untuk promosi. Akan tetapi untuk promosi tersebut nama yang indah dan menarik serta gambargambar yang bagus juga memegang peranan penting. Jadi di sini untuk promosi selain mudah diingat dan menimbulkan kesan positif usahakan agar merek tersebut enak untuk diucapkan dan baik untuk dipandang. Menurut Kotler dalam Amstrong (2008 : 225) komponen pembentuk citra merek terbagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Citra pembuat (Corporate Image) yaitu : : sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk dan jasa. 2. Citra Pemakai (User Image) yaitu : sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan barang atau jasa, meliputi pemakai itu sendiri, gaya hidup atau kepribadian dan status social. 3. Citra Produk (Product Image) yaitu : sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk, yang meliputi atribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunaannya, serta jaminan.
15 2.2.4. Dimensi Citra Merek Menurut Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) merek yang baik dan terkenal menjamin adanya tingkatan mutu dan kualitas merek yaitu: 1. Atribut, ada sesuatu attribut yang melekat dari suatu merek misalnya : a. Cita Rasa b. Aroma c. Penyajian Cepat 2. Benefit, kata attribut diartikan sebagai fungsional dan emotional benefit istilah tahan lama dapat dikatakan functional benefit, sedangkan barang mahal ini, dapat diartikan sebagai emotional benefit, yang penting barang tersebut, biar mahal tapi sangat menguntungkan, misalnya : a. Harga produk b. Tahan lama c. Kualitas tinggi 3. Value, Barang mahal memiliki nilai inggi bagi pengguna, karena dapat menaikan gengsi, prestige, Kenyamanan, dan keselamatan. Misalnya : a. Rasa Produk b. Memberikan Kenyamanan c. Aman untuk dikonsumsi 4. Culture, ini masalah budaya, yang terkesan, terkenal, efisien, selalu membeli barang berkualitas tinggi. Misalnya : a. Cuaca b. Kepercayaan c. Kebiasaan
16 5. Personality, memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu, misalnya : a. Selera b. Memberikan kesan yang menarik c. Pendapatan 6. User, memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang dari kelas sosial tertentu. Misalnya : a. Usia b. Dorongan dari keluarga a. Dorongan dari teman 2.3. Hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Eddy Ferdiansyah pada tahun 2005 dengan judul Pengaruh Desain Kemasan Terhadap Pembentukan Citra Merek Pada Two Clothes Skateboard Wear Industries Di Bandung mendapatkan hasil desain kemasan memiliki pengaruh terhadap pembentukan citra merk sebesar 0,37 atau 37 %. Kemudian berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Anggi Rama pada tahun 2011 dengan judul Analisis Faktor Pembentuk Daya Tarik Visual Kemasan Dan Pengaruhnya Terhadap Citra Merek (Studi Kasus pada Mahasiswa/i Konsumen Deterjen Merek Rinso) mendapatkan hasil daya tarik visual kemasan suatu produk mampu mempengaruhi citra merk produk itu sendiri, dengan pengaruh sebesar 0,67 atau 67 %. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wan Shelly A. Baros pada tahun 2009 dengan judul Pengaruh Atribut Produk Terhadap Terbentuknya
17 Citra Merek (Brand Image) Di PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan (Studi Kasus Rekan Sebaya Kiss FM Medan) mendapatkan hasil atribut produk memiliki pengaruh terhadap terbentuknya citra merk atau brand image. Untuk lebih mudah penelitian terdahulu disajikan dalam tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Judul Hasil Persamaan Perbedaan 1 Pengaruh Desain desain kemasan memiliki Variabel Penelitian yaitu Obyek Penelitian Kemasan Terhadap pengaruh terhadap Citra Merk Metode Penelitian Pembentukan Citra pembentukan citra merk Teknik Analisis Merek Pada Two Clothes sebesar 0,37 atau 37 %. Skateboard Wear Industries Di Bandung (2005 ; Skripsi) Eddy Ferdiansyah 2 Analisis Faktor Pembentuk Daya Tarik Visual Kemasan Dan Pengaruhnya Terhadap Citra Merek (Studi Kasus pada Mahasiswa/i Konsumen Deterjen Merek Rinso) (2011 : Skripsi) Anggi Rama daya tarik visual kemasan suatu produk mampu mempengaruhi citra merk produk itu sendiri, dengan pengaruh sebesar 0,67 atau 67 %. Variabel Penelitian yaitu Citra Merk Obyek Penelitian Metode Penelitian Teknik Analisis 3 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Terbentuknya Citra Merek (Brand Image) Di PT. Radio Kidung Indah Selaras Suara Medan (Studi Kasus Rekan Sebaya Kiss FM Medan) (2009 : Skripsi) Wan Shelly A. Baros atribut produk memiliki pengaruh terhadap terbentuknya citra merk atau brand image Sumber : DIkaji Dari Berbagai Sumber, 2014 Variabel Penelitian yaitu Citra Merk Obyek Penelitian Metode Penelitian Teknik Analisis
18 2.4. Kerangka Pemikiran Menurut Supranto (2011 : 128) mendefinisikan bahwa pengertian Brand Image yaitu apa yang konsumen pikir atau rasakan ketika mereka mendengar atau melihat nama suatu merek atau pada intinya apa yang konsumen telah pelajari tentang merek. Menurut Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) merek yang baik dan terkenal menjamin adanya tingkatan mutu dan kualitas merek yaitu: 1. Atribut, ada sesuatu attribut yang melekat dari suatu merek misalnya : a. Cita Rasa b. Aroma c. Penyajian Cepat 2. Benefit, kata attribut diartikan sebagai fungsional dan emotional benefit istilah tahan lama dapat dikatakan functional benefit, sedangkan barang mahal ini, dapat diartikan sebagai emotional benefit, yang penting barang tersebut, biar mahal tapi sangat menguntungkan, misalnya : a. Harga produk b. Tahan lama c. Kualitas tinggi 3. Value, Barang mahal memiliki nilai inggi bagi pengguna, karena dapat menaikan gengsi, prestige, Kenyamanan, dan keselamatan. Misalnya : a. Rasa Produk b. Memberikan Kenyamanan c. Aman untuk dikonsumsi 4. Culture, ini masalah budaya, yang terkesan, terkenal, efisien, selalu membeli barang berkualitas tinggi. Misalnya :
19 a. Cuaca b. Kepercayaan c. Kebiasaan 5. Personality, memperlihatkan atau memberi kesan kepribadian tertentu, misalnya : a. Selera b. Memberikan kesan yang menarik c. Pendapatan 6. User, memberi kesan bahwa mayoritas pemakai produk tersebut adalah orang dari kelas sosial tertentu. Misalnya : a. Usia b. Dorongan dari keluarga c. Dorongan dari teman
20 berikut : Berdasarkan teori tersebut maka peneliti membuat kerangka pemikiran sebagai Attribut : a. Cita Rasa b. Aroma c. Penyajian Cepat Sumber : Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) Benefit : a. Harga produk b. Tahan lama c. Kualitas tinggi Sumber : Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) Value : a. Rasa Produk b. Memberikan Kenyamanan c. Aman untuk dikonsumsi Sumber : Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) Citra Merek Culture : a. Cuaca b. Kepercayaan c. Kebiasaan Sumber : Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) Personality : a. Selera b. Memberikan kesan yang menarik c. Pendapatan Sumber : Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) User : a. Usia b. Dorongan dari keluarga c. Dorongan dari teman Sumber : Kotler dalam Buchari Alma (2011 : 156) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Dikaji Dari Berbagai Sumber, 2014