BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di


BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB 4 : Input Saldo Awal BAB 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SEBELUM DAN DAN SESUDAH IMPLEMENTASI SAK ETAP ATAS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT.APMS

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur akuntansi yang yang diterapkan pada PT. Dwi Putra Jasa Prima terkait dengan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET TETAP PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KALBIS INSTITUTE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Rajawali Perkasa melakukan usaha dagang bahan-bahan bangunan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

PERTEMUAN KEENAM. Pengertian Aktiva Tetap

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

: Muhamma Rizki Abdurrahman NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing I : Drs. Agus Sumin, MM Pembimbing II : Dr. Imam Subaweh, SE., Ak.

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

EVALUASI PEMILIHAN METODE DEPRESIASI / PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP PENGARUH PENINGKATAN LABA PADA PT. KOMPAS SIRKULASI SEMARANG SKRIPSI

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Ditinjau Dari Sudut Pandang Akuntansi dan Perpajakan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

BAB II BAHAN RUJUKAN

FAKTOR-FAKTOR DALAM PENGHITUNGAN DEPRESIASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba, tujuan perusahaan mencakup: pertumbuhan yang terus-menerus,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang dampak metode

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

LAPORAN KEUANGAN. Diisi sesuai periode aktif (awal periode) Print Date To

BAB II LANDASAN TEORITIS

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

BAB II LANDASAN TEORITIS

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal usaha yaitu aktiva yang menpunyai umur ekonomis lebih da

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAGIAN IX ASET

DEPRESIASI DAN AMORTISASI FISKAL

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

BAB II LANDASAN TEORITIS

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

Aspek Finansial & Pendanaan Proyek

Transkripsi:

32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada awalnya, Yayasan Pendidikan Kalbe, atas dasar semangat dan pengabdian kepada ilmu pengetahuan sebagaimana yang tertuang alam motto PT. Kalbe Farma, yakni the Scientific Pursuit of Health for a Better Life, dan ikyr serta mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada tanggal 1 Juni 1992 sesuai dengan Surat Keputusan No. 221/DIKTI/Kep/1992 tanggal 1 Juni 1992 berdirilah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalbe (STIE KALBE) dengan status Terdaftar pada Jurusan/Program Studi untuk jenjang program Diploma III. Pada tanggal 30 November 1994, STIE KALBE mengambil alih Akademi Manajemen Indonesia (AKMI) yang diperkuat dengan dikeluarkannya Surat Keputusan No. 193/KOP.III/N1.1.01/XI/1994 pada tanggal 30 November 1994 yang juga menyatakan bahwa status Jenjang Program Diploma III telah menjadi Disamakan. Dengan demikian STIE KALBE mempunyai status Terdaftar untuk Jurusan Manajemen Program Studi Manajemen Keuangan, Perbankan, Manajemen Perusahaan, serta Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi Jenjang Pendidikan Diploma III. Tahun 1996 STIE KALBE mengambil alih STIE SARI BAKTI berdasarkan Surat Keputusan No. 83/DIKTI/KEP/96 tanggal 28 Maret 1996 dengan status Terdaftar. Pada tahun 2005, Yayasan Pendidikan Kalbe melakukan 32

33 kerjasama dengan Yayasan IEP Nusa College untuk menyelenggarakan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. Tahun 2009, melalui SK Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 187/D/O/2009 tanggal 2 November 2009, STIE SUPRA dan STMIK SUPRA bergabung dan berubah nama menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe serta menambah program studi baru yaitu Program Studi Ilmu Komunikasi. Tahun 2011 Yayasan Pendidikan Kalbe melakukan kerjasama dengan Yayasan Bina Nusantara dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada tanggal 28 Mei 2011. Tahun 2013 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 406/E/0/2013 nama Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe berubah menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis dan kemudian disebut dengan Kalbis Institute. 4.2 Hasil Penelitian atas Perlakuan Aset Tetap di KI Jakarta Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan penulis sebelumnya, bahwa dalam penelitian yang dilakukan pada KI adalah sehubungan dengan perlakuan akuntansi terhadap aset tetap yang dimiliki perusahaan antara lain adalah menentukan nilai perolehan aset tetap, depresiasi aset tetap, dan pelepasan aset tetap sesuai dengan standar akuntansi keuangan. 4.2.1 Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Aset Tetap di KI Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehannya (at cost), penyusutan atas aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode

34 garis lurus dari harga perolehannya dengan persentasi penyusutan per tahun sebagai berikut: 4.1 TABEL PERSENTASE PENYUSUTAN ASET TETAP PER TAHUN No Jenis Aset Persentase Penyusutan per Tahun 1 Peralatan Kantor 24% 2 Peralatan Pendidikan 24% 3 Kendaraan 24% 4 Elektronik Komputer 24% 5 Elektronik Komputer Non 24% 6 Furniture dan Non Elektronik 24% 7 Buku 24% KI menggolongkan asetnya sebagai aset tetap apabila aset tersebut berwujud, dapat digunakan lebih dari satu tahun serta mempunyai nominal aset lebih dari Rp 500.000,- kecuali untuk telepon. Aset tetap yang dimiliki KI pada tahun 2011-2013 digolongkan dalam:

35 a. Peralatan Kantor b. Peralatan Pendidikan c. Kendaraan d. Elektronik Non Komputer e. Elektronik Komputer f. Furniture dan Non Elektronik Lainnya g. Buku Daftar aset tetap yang dimiliki oleh KI dapat dilihat pada bagian lampiran penulisan skripsi ini. Berdasarkan daftar aset tetap tersebut penulis kemudian melakukan analisis untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut: 4.2.2 Menganalisis Penentuan Nilai Perolehan Aset Tetap Sebelum melakukan penelitian terhadap nilai perolehan aset tetap yang dimiliki oleh KI, berikut data nilai aset yang dimiliki oleh KI tahun 2011 2013 berdasarkan data laporan posisi keuangan perusahaan:

36 4.2 TABEL DAFTAR NILAI ASET TETAP KALBIS INSTITUTE Aset Tetap KI Keterangan Nilai Aset Tetap Awal Tahun Tahun 2011 Penambahan Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap Nilai Aset Tetap Akhir Tahun Peralatan Kantor 55.236.516,00 41.437.900,00 40.197.976,00 56.476.440,00 Peralatan Pendidikan 57.154.574,00 244.957.400,00 90.691.782,00 211.420.192,00 Kendaraan 27.104.000,00 118.000.000,00 30.312.000,00 114.792.000,00 Buku 48.529.250,33-17.034.278,28 31.494.972,05 Total 188.024.340,33 404.395.300,00 178.236.036,28 414.183.604,05 Tahun 2012 Peralatan Kantor 56.476.440,00 2.631.441.883,00 117.105.572,00 2.570.812.751,00 Peralatan Pendidikan 211.420.192,00 1.626.676.420,00 146.677.250,00 1.691.419.362,00

37 Kendaraan 114.792.000,00-32.192.000,00 82.600.000,00 Buku 31.494.972,05-14.383.410,00 17.111.562,05 Total 414.183.604,05 4.258.118.303,00 310.358.232,00 4.361.943.675,05 Tahun 2013 Elektronik Komputer - 1.192.439.880,00 270.596.051,00 921.843.829,00 Elektronik Non Komputer - 1.072.148.279,00 147.330.270,00 924.818.009,00 Furniture dan Non Komp Lainnya - 742.127.100,00 93.028.194,00 649.098.906,00 Peralatan Kantor 2.570.812.751,00-650.284.338,00 1.920.528.413,00 Peralatan Pendidikan 1.691.419.362,00-454.988.117,00 1.236.431.245,00 Kendaraan 82.600.000,00-28.320.000,00 54.280.000,00 Buku 17.111.562,05-11.306.710,05 5.804.852,00 Total 4.361.943.675,05-1.144.899.165,05 5.712.805.254,00 Nilai aset awal tahun adalah nilai bersih (nilai perolehan yang sudah dikurangi dengan akumulasi penyusutan) Sumber: Laporan Posisi Keuangan Kalbis Institute Tahun 2011, 2012, dan 2013

38 Sebagian besar aset tetap yang dimiliki oleh KI diperoleh melalui pembelian kredit atau tempo. Aset tetap yang diperolehnya dicatat sebesar harga perolehannya secara keseluruhan yang mencakup segala pengeluaran yang diperlukan sampai dengan aset tetap tersebut siap dipergunakan. GAMBAR 4.1 FLOWCHART PEMBELIAN BARANG HINGGA MENJADI ASET TETAP

39 Analisis 1 Kendaraan: Pada bulan oktober tahun 2011, KI membeli sebuah mobil dengan merk Daihatsu Xenia LIMC untuk keperluan operasionalnya dengan total biaya sebesar Rp 118.000.000,-. Biaya lain-lain yang ditimbulkan seperti biaya pembuatan STNK, BPKB, dan plat kendaraan sudah termasuk didalamnya. Pembelian ini dilakukan secara kredit. Pembayaran pertama dibayarkan sebesar 20% dari total biaya dan sisa pembayarannya dilakukan 2 minggu setelah barang diterima. GAMBAR 4.2 PO PEMBELIAN MOBIL

40 Jurnal pada saat pembayaran pertama dan pada saat pelunasan (pembayaran kedua) adalah sebagai berikut: Pembayaran pertama pada tanggal 7 Oktober 2011 Dr. Kendaraan Rp 118.000.000,- Cr. Bank Bukopin Rp 23.600.000,- Cr. Hutang Usaha Rp 94.400.000,- GAMBAR 4.3 JURNAL SAAT PEMBAYARAN 1 DAN KWITANSI PEMBAYARAN Pembayaran kedua pada tanggal 4 November 2011 Pada saat KI melakukan pembayaran untuk pelunasan sebesar Rp 94.400.000,-, jurnal adalah sebagai berikut: Dr. Hutang Usaha Rp 94.400.000,- Cr. Bank BCA RP 94.400.000,-

41 GAMBAR 4.4 JURNAL SAAT PEMBAYARAN II DAN KWITANSI PEMBAYARAN GAMBAR 4.5 FAKTUR PENJUALAN DAN FAKTUR PAJAK Berdasarkan jurnal atas transaksi diatas KI mencatat pembelian tersebut dan memasukannya ke dalam aset tetap berupa kendaraan dan juga KI sudah mencatat nilai perolehan aset tetap sejumlah biaya yang ditimbulkan untuk mendapatkan aset tetap

42 tersebut. Pencatatan atas perolehan aset tetap ini sudah sesuai dengan PSAK No. 16. Analisis 2 Peralatan Kantor: Pada bulan September tahun 2012, KI melakukan pembelian notebook Lenovo sebanyak 13 unit untuk keperluan operasional peralatan pendidikan dengan total biaya sebesar Rp 65.650.000,-. GAMBAR 4.6 PO PEMBELIAN PERALATAN KANTOR KI melakukan jurnal pada saat pelunasan pembelian ini adalah sebagai berikut: Pembelian dilakukan pada tanggal 12 September 2012

43 Dr. Peralatan kantor Rp 65.650.000,- Cr. BCA Rp 65.650.000,- GAMBAR 4.7 JURNAL SAAT PEMBAYARAN PERALATAN KANTOR DAN BUKTI PEMBAYARAN GAMBAR 4.8 FAKTUR PENJUALAN DAN SURAT JALAN PERALATAN KANTOR

44 Berdasarkan transaksi diatas, nilai perolehan yang dicatat oleh KI sudah sesuai dengan jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap yang dimasukan ke dalam perlatan kantor tersebut. Analisis 3 Elektronik Non Komputer: Pada bulan Oktober tahun 2013, KI melakukan pembelian LCD proyektor merk Epson dan Panasonic dengan jumlah sebanyak 13 unit sebesar Rp 65.000.000,-. GAMBAR 4.9 PO PEMBELIAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER KI melakukan jurnal pada saat pelunasan pembelian ini adalah sebagai berikut:

45 Pembayaran pelunasan dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2013 Dr. Elektronik Non Komputer Rp 65.000.000,- Cr. BCA Rp 65.000.000,- GAMBAR 4.10 JURNAL SAAT PEMBELIAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER GAMBAR 4.11 KWITANSI PEMBAYARAN PEMBELIAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER

46 GAMBAR 4.12 FAKTUR PENJUALAN ELEKTRONIK NON KOMPUTER Berdasarkan transaksi diatas, pencatatan perolehan sudah dicatat sesuai dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap yang dimasukan ke dalam elektronik non komputer tersebut.

47 4.3 TABEL ANALISA HARGA PEROLEHAN ASET TETAP KOMPONEN NILAI PEROLEHAN JENIS ASET TETAP (PPE) KI PERALATAN ELEKTRONIK KENDARAAN KANTOR NON KOMPUTER HARGA BARANG 95.783.636 65.650.000 65.000.000 BIAYA PAJAK (FAKTUR PAJAK) 9.578.364 - - BIAYA LAIN-LAIN 12.638.000 - - TOTAL HARGA PEROLEHAN 118.000.000 65.650.000 65.000.000 DOKUMEN Jurnal pencatatan, PO Pembelian, Kwitansi Pembayaran, Faktur Penjualan, Faktur Pajak. Jurnal pencatatan, PO Pembelian, Kwitansi Pembayaran, Faktur Penjualan. Jurnal pencatatan, PO Pembelian, Kwitansi Pembayaran, Faktur Penjualan. Berdasarkan dari ketiga analisa diatas bahwa KI sudah melakukan pencatatan aset tetap sejumlah nilai perolehan yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap tersebut. Nilai perolehan tersebut sudah termasuk dengan biaya lain-lain yang sehubungan dengan biaya untuk mendapatkan aset tersebut hingga aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Dengan demikian KI sudah menerapkan pencatatan nilai perolehan aset tetap sesuai dengan PSAK No. 16.

48 4.2.3 Menganalisis Penyusutan Aset Tetap Dalam mengalokasikan beban penyusutan terhadap aset tetap yang dimiliki, KI menerapkan metode garis lurus dengan menentukan masa manfaat dan tarif penyusutan aset tetap sebagai dasar penyusutan. Sesuai dengan PSAK No. 16 yang menyatakan bahwa umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas. Hal ini didasari alasan karena metode garis lurus merupakan metode penyusutan yang besarnya beban penyusutan ditentukan sama setiap tahunnya selama masa manfaat, dan keadaan ini memudahkan perusahaan dalam menghitung besarnya beban penyusutan dalam setiap periode akuntansi baik bulanan maupun tahunan. Atas dasar tersebut penulis terlebih dahulu meneliti umur manfaat yang ditentukan perusahaan terhadap aset tetap yang dimiliki berdasarkan daftar penyusutan aset tetap selama periode tahun 2011 sampai dengan 2013 yang diperoleh dari perusahaan, maka dapat disajikan sebagai berikut: 4.4 TABEL MASA MANFAAT ASET TETAP KI NO JENIS ASET MASA MANFAAT 1 Peralatan Kantor 50 BULAN 2 Peralatan Pendidikan 50 BULAN

49 3 Kendaraan 50 BULAN 4 Elektronik Komputer 50 BULAN 5 Elektronik Komputer Non 50 BULAN 6 Furniture dan Non Elektronik 50 BULAN 7 Buku 50 BULAN Berdasarkan daftar penyusutan selama periode tahun 2011 sampai dengan 2013 yang terlampir dalam penulisan skripsi ini, telah dianalisis bahwa KI memiliki kebijakan bahwa semua aset yang dimiliki dan disebutkan diatas disusutkan selama 50 bulan dan dalam mengalokasikan beban penyusutan aset tetap telah dilakukan dengan sesuai. KI tidak pernah melakukan revaluasi aset tetapnya sehingga akumulasi rugi penurunan nilai asetnya adalah nol. Berkaitan dengan nilai residu aset tetap, KI tidak membuat kebijakannya sehingga dapat dikatakan bahwa nilai residu aset tetap adalah nihil. Hal ini dibuktikan sebagai berikut: Analisis 1 Kendaraan: Pada bulan oktober tahun 2011, KI membeli sebuah mobil dengan merk Daihatsu Xenia LIMC untuk keperluan operasionalnya dengan total biaya sebesar Rp 118.000.000,-.

50 Kendaraan ini diperkirakan memiliki masa manfaat 50 bulan dan ditaksir tidak memiliki nilai residu. Perhitungan penyusutannya adalah sebagai berikut: Penyusutan = Rp 118.000.000,- - 0 50 Bulan = Rp 2.360.000,- Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa beban penyusutan kendaraan KI untuk Daihatsu Xenia LIMC adalah Rp 2.360.000,-. Jurnal pada saat pencatatan beban penyusutan kendaraan: Dr. Beban penyusutan Rp 2.360.000,- Cr. Akumulasi penyusutan kendaraan Rp 2.360.000,- Analisis 2 Peralatan Kantor: Pada bulan September tahun 2012, KI melakukan pembelian notebook Lenovo sebanyak 13 unit untuk keperluan operasional dengan total biaya sebesar Rp 65.650.000,-. Perhitungan penyusutannya adalah sebagai berikut: Penyusutan = Rp 65.650.000,- - 0 50 Bulan = Rp 1.313.000,-

51 Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa beban penyusutan peralatan kantor KI untuk notebook Lenovo adalah Rp 1.313.000,-. Jurnal pada saat pencatatan beban penyusutan kendaraan: Dr. Beban penyusutan Rp 1.313.000,- Cr. Akumulasi penyusutan P. Kantor Rp 1.313.000,- Analisis 3 Elektronik Non Komputer: Pada bulan Oktober tahun 2013, KI melakukan pembelian LCD proyektor merk Epson dan Panasonic dengan jumlah sebanyak 13 unit sebesar Rp 65.000.000,-sebagai aset tetap elektronik non komputer. Perhitungan penyusutannya adalah sebagai berikut: Penyusutan = Rp 65.000.000,- - 0 50 Bulan = Rp 1.300.000,- Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa beban penyusutan elektronik non komputer KI untuk untuk merk Epson dan Panasonic adalah Rp 1.300.000,-.

52 Jurnal pada saat pencatatan beban penyusutan kendaraan: Dr. Beban penyusutan Rp 1.300.000,- Cr. Akm peny. Elektronik Non Komp. Rp 1.300.000,- Perhitungan penyusutan aset tetap secara keseluruhan pada tahun 2011-2013 dapat dilihat pada lembar lampiran. Berdasarkan evaluasi dari penulis, diketahui bahwa selama tahun 2011 2013 tidak terjadi perubahan metode pengukuran maupun penyusutan aset tetap di KI. Pencatatan dan penghitungan penyusutan aset tetap juga telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan PSAK No. 16 yang mengijinkan suatu entitas melakukan penyusutan berdasarkan metode garis lurus sehingga menghasilkan pembebanan tetap selama umur manfaat aset. 4.5 TABEL ANALISA PERHITUNGAN PENYUSUTAN ASET TETAP (PPE) KI Analisis 1 Analisis 2 Analisis 3 Nilai Aset Kendaraan 118.000.000 Peralatan Kantor 65.650.000 Elektronik Non 65.000.000 Komputer Masa Beban Penyusutan per Manfaat Bulan 50 Bulan 2.360.000 50 Bulan 1.313.000 50 Bulan 1.300.000

53 4.2.4 Menganalisis Pelepasan Aset Tetap Sehubungan dengan pelepasan aset tetap, pada tahun 2011-2013 tidak terdapat penghentian pengakuan aset tetap pada KI akibat adanya pelapasan atau karena adanya aset yang tidak memberikan manfaat ekonomis. Namun terdapat beberapa aset tetap yang umur manfaatnya telah habis dan masih tetap digunakan oleh KI seperti printer, laptop, server, hardisk, meja komputer, penghancur kertas, mesin absen, lcd monitor, lcd proyektor, dan kendaraan. Aset tetap yang digunakan dan telah disusutkan setelah habis masa manfaatnya dan sudah tidak memiliki nilai buku, oleh perusahaan tetap dimasukkan kedalam daftar aset tetap tetapi sudah tidak disusutkan lagi. 4.3 Pembahasan Perlakuan Aset Tetap pada KI Berdasarkan PSAK No. 16 4.3.1 Pengakuan dan Perolehan Aset Tetap. KI sudah melakukan pencatatan aset tetap sejumlah nilai perolehan yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap tersebut berdasarkan dari ketiga analisa yang sudah dibahas diatas. Nilai perolehan tersebut sudah termasuk dengan biaya lain-lain yang sehubungan dengan biaya untuk mendapatkan aset tersebut hingga aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Dengan demikian KI

54 sudah menerapkan pencatatan nilai perolehan aset tetap sesuai dengan PSAK No. 16. 4.6 TABEL PERBANDINGAN PENETAPAN HARGA PEROLEHAN ASET TETAP ANTARA KI DENGAN PSAK No. 16 PSAK No. 16 KI Sesuai/Belum a. Harga perolehan dicatat sebesar biaya yang tertera pada faktur penjualan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang Perusahan mencatat harga perolehan sebesar nilai yang tertera pada faktur penjualan. Sesuai tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain. b. Setiap biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap Perusahaan menambahkan biaya Sesuai sampai aset tersebut siap pengurusan surat untuk digunakan dan biaya lainnya akan ditambahkan yang sudah tertera kedalam harga perolehan aset tetap. pada penjualan. faktur

55 4.3.2 Penyusutan Aset Tetap Berdasarkan evaluasi dari penulis, diketahui bahwa selama tahun 2011 2013 tidak terjadi perubahan metode pengukuran maupun penyusutan aset tetap di KI. Pencatatan dan penghitungan penyusutan aset tetap juga telah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan PSAK No. 16 yang mengijinkan suatu entitas melakukan penyusutan berdasarkan metode garis lurus sehingga menghasilkan pembebanan tetap selama umur manfaat aset. 4.7 TABEL PERBANDINGAN PENYUSUTAN ASET TETAP OLEH KI BERDASARKAN PSAK No. 16 PSAK No. 16 KI Sesuai/Belum a. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya Perusahan melakuan pemisahan terhadap Sesuai perolehan cukup beban penyusutan signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh dari setiap kelompok aset tetap. aset harus disusutkan secara terpisah. b. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui di dalam laba rugi. Perusahaan mencatat beban penyusutan ke dalam laporan laba rugi. Sesuai

56 c. Jumlah tersusutkan dari Perusahaan mencatat Sesuai suatu aset dialokasikan biaya penyusutan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya. aset tetap sampai manfaat aset tersebut habis dan nilai buku d. Metode penyusutan meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi. aset tersebut nol. Metode penyusutan yang digunakan perusahaan adalah metode garis lurus. Sesuai 4.3.3 Pelepasan Aset Tetap Pada tahun 2011-2013 tidak terdapat penghentian pengakuan aset tetap pada KI akibat adanya pelapasan atau karena adanya aset yang tidak memberikan manfaat ekonomis. Namun terdapat beberapa aset tetap yang masa manfaatnya telah habis dan masih tetap digunakan oleh KI. Dalam hal ini, perlakuan aset tetap KI yang telah habis masa manfaatnya berdasarkan kebijakan perusahaan pada saat itu dan sesuai dengan PSAK No. 16.

57 4.8 TABEL PERBANDINGAN PENGHENTIAN PENGAKUAN ASET TETAP OLEH KI BERDASARKAN PSAK No. 16 PSAK No. 16 KI Sesuai/Belum a. Jumlah tercatat aset Perusahaan masih Sesuai tetap dihentikan pengakuannya pada mencatat aset tetap di dalam daftar aktiva saat pelepasan atau ketika tidak terdapat tetap yang dimiliki perusahaan. lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.