1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 48 Hulonthalangi sebanyak dua siklus. Tiap siklus diselenggarakan sesuai prosedur yang telah dirancang sebelumnya. Pada bab ini penulis hanya akan menguraikan hasil observasi dan analisis serta refleksi dari kegiatan penelitian. Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut. 4.1.1 Observasi Awal a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 5 November 2011 tentang kegiatan pembelajaran pada materi permainan kasti ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi. Salah satu di antaranya yang paling urgen ialah model pembelajaran. Sebelumnya model pembelajaran yang diterapkan guru mencerminkan kepasifan siswa dalam melakukan aktivitas gerak. Kegiatannya lebih banyak dilakukan secara individual yang hanya menggunakan media terbatas. Proses belajar secara kelompok untuk saling bekerjasama dan berkomunikasi serta interaksi sesama siswa sangat terbatas. Kondisi tersebut menyebabkan kejenuhan, sehingga untuk menghindari kejenuhan tersebut, siswa melakukan aktivitas-aktivitas lain yang tidak ada kaitannya dengan materi pelajaran, seperti bercanda sesama teman di dekatnya, duduk, dan sebagainya. 31
2 b. Kemampuan Awal Siswa dalam Menangkap Bola Melambung pada Permainan Kasti Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan pembelajaran yang kurang efektif tersebut, maka setelah dilakukan evaluasi hasil belajar siswa dalam hal ini kemampuan menangkap bola melambung dinyatakan rendah. Pernyataan ini berdasarkan klasifikasi akhir kemampuan siswa dalam menangkap bola melambung, yakni sebagai berikut. Dari 20 orang yang diberikan tes, hanya sebanyak 7 orang atau sebesar 35% dengan rata-rata nilai 75,71 yang termasuk pada klasifikasi baik atau hasil belajarnya dinyatakan tuntas; dan yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 13 orang atau sebesar 65%, yakni tersebar pada klasifikasi cukup sebanyak 7 orang atau sebesar 35% dengan rata-rata nilai 67,75 dan pada klasifikasi kurang sebanyak 6 orang atau sebesar 30% dengan rata-rata nilai 52,46. Sedangkan daya serap klasikal hanya dicapai pada posisi nilai 65,89 termasuk pada klasifikasi cukup. Lebih jelas dapat dilihat pula pada tebel di bawah ini. Tabel 1. Klasifikasi Akhir Kemampuan Menangkap Bola Melambung Klasifikasi Jumlah Siswa Persentase Rata-rata Skor Sangat Baik - - - Baik 7 35% 75,71 Daya Serap Klasikal Cukup 7 35% 67,57 65,89 Kurang 6 30% 52,46 Sangat Kurang - - - Jumlah 20 100% c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi awal tentang situasi kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menangkap bola melambung dengan baik pada
3 permainan kasti, maka peneliti bersama mitra melakukan diskusi mendalam terkait solusi yang akan ditempuh guna menanggulangi permasalahan tersebut. Hal-hal yang didiskusikan pada tahap ini ialah terkait langkah-langah pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menangkap bola melambung dengan baik pada permainan kasti. Hasil diskusi ditetapkan bahwa solusi yang akan ditempuh ialah melaksanakan penelitian tindakan kelas yang diawali dengan pelaksanaan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. 4.1.2 Siklus I a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pada materi menangkap bola melambung dalam permainan kasti melalui model pembelajaran kooperatif diobservasi oleh mitra peneliti yang menghasilkan beberapa informasi penting, baik menyangkut kegiatan guru maupun aktivitas siswa di kelas. Informasi-informasi tersebut diklasifikasi sebagai berikut. Pada kegiatan guru dalam pembelajaran terdapat 20 indikator yang diamati. Hasilnya menunjukkan: terdapat 6 (enam) indikator atau esebesar 30% yang pelaksanaannya tergolong pada klasifikasi sangat baik, 9 (sembilan) indikator atau sebesar 45% pada klasifikasi baik, 4 (empat) indikator atau sebesar 20% pada klasifikasi cukup, dan 1 indikator atau sebesar 5% pada klasifikasi kurang. Selengkapnya dapat dilihat pada tebel di bawah ini.
4 Tabel 2. Klasifikasi Akhir Kegiatan Guru dalam Pembelajaran pada Siklus I Klasifikasi Jumlah Indikator Persentase Sangat Baik 6 30% Baik 9 45% Cukup 4 20% Kurang 1 5% Sangat Kurang - Jumlah 20 100% Untuk aktivitas siswa yang diamati dalam kegiatan pembelajaran ada 10 (sepuluh) indikator. Hasilnya menunjukkan: ada 6 (enam) indikator atau sebesar 60% yang tampak baik, 3 (tiga) indikator atau sebsar 30% yang tampak cukup, dan 1 (satu) indikator atau sebesar 10% yang tampak kurang. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel berikut. Tabel 3. Klasifikasi Akhir Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I Klasifikasi Jumlah Indikator Persentase Sangat Baik - - Baik 6 60% Cukup 3 30% Kurang 1 10% Sangat Kurang - Jumlah 10 100% b. Kemampuan Menangkap Bola Melambung dalam Pemainan Kasti Berdasarkan hasil observasi terkait dengan kemampuan siswa dalam menangkap bola melambung pada permainan kasti dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Ada sebanyak 11 orang atau sebesar 55% dengan rata-rata nilai 79,11 yang termasuk pada klasifikasi baik (tuntas) dan 9 orang atau sebesar 45% dengan rata-rata nilai 70,03 termasuk pada klasifikasi cukup ; sedangkan daya
5 serap secara klasikal berada pada nilai 75,03 tergolong pada klasifikasi baik. Lebih jelas dapat dilihat pada tebel berikut. Tabel 4. Klasifikasi Akhir Kemampuan Menangkap Bola Melambung Siklus I Rata-rata Klasifikasi Jumlah Siswa Persentase Skor Sangat Baik - - - Daya Serap Klasikal Baik 11 55% 79,11 75,03 Cukup 9 45% 70,03 Kurang - - - Sangat Kurang - - - Jumlah 20 100% c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran (berupa kegiatan guru dan aktivitas siswa) dan kemampuan siswa dalam menangkap bola melambung pada permainan kasti, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa ketidaktercapainya hasil belajar siswa pada kriteria keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan sebelumnya disebabkan oleh situasi pembelajaran yang belum optimal terlaksana. Ditemukan beberapa indikator kegiatan guru dalam pembelajaran masih kurang pelaksanaannya. Indikator dimaksud antara lain: (1) melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti; (2) memfariasikan formasi kelompok; (3) pada saat kelompok sedang bertugas, berkeliling untuk memberikan bimbingan dan pengawasan intensif; (4) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan bila terdapat hal-hal yang belum dipahaminya; dan (5) pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung.
6 Di sisi lain, aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung belum tercapai sesuai harapan. Dari sepuluh indikator yang diharapkan tampak baik, namum di siklus I ini masih ada beberapa indikator yang tergolong kurang dan cukup. Indikator-indikator tersebut adalah: (1) melakukan gerakan menangkap bola melambung secara individu; (2) kerjasama dalam kelompok; (3) disiplin dalam menerima pelajaran; dan (4) tingkat keceriaan atau kesenangan terhadap kegiatan belajar. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada kegiatan guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran sebagaiman dikemukakan di atas, menyebabkan hasil belajar siswa dalam hal ini kemampuan menangkap bola melambung pada permainan kasti belum mencapai indikator kinerja. Oleh karena itu, diputuskan untuk melanjutkan tindakan pada siklus II dengan berbagai perbaikan-perbaikan terhadap indikator-indikator pada kegiatan guru dengan harapan dapat merangsang tercapainya aktivitas siswa seperti yang diharapkan. 4.1.3 Siklus II a. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Observasi pelaksanaan pembelajaran menangkap bola melambung dalam permainan kasti melalui model pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh mitra peneliti, menghasilkan beberapa informasi penting. Informasi-informasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut. Pada kegiatan guru secara keseluruhan memperlihatkan keterlaksanaannya yang lebih optimal di mana terdapat 9 (sembilan) indikator atau sebesar 45% yang pelaksanaannya termasuk pada klasifikasi sangat baik dan 11 (sebelas) indikator
7 lainnya atau sebesar 55% termasuk pada klasifikasi baik. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel berikut. Tabel 5. Klasifikasi Akhir Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II Klasifikasi Jumlah Indikator Persentase Sangat Baik 9 45% Baik 11 55% Cukup - - Kurang - - Sangat Kurang - - Jumlah 20 100% Untuk aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung, dari sepuluh indikator yang diamati, lima indikator atau sebesar 50% tampak sangat baik dan lima indikator lainnya atau sebesar 50% tampak baik. Hal ini berarti aktivitas siswa pada siklus II ini benar-benar tercapai sesuai harapan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Klasifikasi Akhir Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Klasifikasi Jumlah Indikator Persentase Sangat Baik 5 50% Baik 5 50% Cukup - - Kurang - - Sangat Kurang - - Jumlah 10 100% b. Kemampuan Menangkap Bola Melambung dalam Pemainan Kasti Hasil observasi terkait dengan kemampuan menangkap bola melambung dalam permainan kasti pada siklus II dapat diklasifikasikan sebagai berikut: telah tercapai sebanyak 4 orang atau sebesar 20% dengan rata-rata nilai 87,25 yang
8 termasuk pada klasifikasi sangat baik (tuntas) dan 13 orang atau sebesar 65% dengan rata-rata skor 79,17 termasuk pada klasifikasi baik (tuntas), yang belum tuntas hanya 3 orang atau sebesar 15% dengan rata-rata nilai 73,17 termasuk pada klasifikasi cukup ; sedangkan daya serap klasikal meningkat menjadi 79,89 termasuk pada klasifikasi baik. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Klasifikasi Akhir Kemampuan Menangkap Bola Melambung Siklus II Jumlah Rata-rata Klasifikasi Persentase Siswa Skor Sangat Baik 4 20% 87,25 Daya Serap Klasikal Baik 13 65% 79,17 79,89 Cukup 3 15% 73,17 Kurang - - - Sangat Kurang - - - Jumlah 16 100% c. Refleksi Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II (baik berupa kegiatan guru maupun aktivitas siswa) dan kemampuan menangkap bola melambung siswa kelas IV SDN 48 Hulonthalangi, maka dilakukan refleksi. Hasil refleksi diperoleh beberapa kesimpulan: (1) kegiatan guru dalam pembelajaran telah optimal dilaksanakan, dan aktivitas siswa pun tampak lebih baik, (2) hasil belajar siswa tentang kemampuan menangkap bola melambung dalam permainan kasti telah mencapai indikator kinerja. Dengan demikian, pelaksanaan penelitian tindakan kelas diakhiri sampai pada siklus II. 4.2 Pembahasan Upaya meningkatkan kemampuan menangkap bola melambung dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 48 Hulonthalangi merupakan tujuan
9 utama dilaksanakannya penelitian ini. Proses pembelajaran ini dilaksanakan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif. Untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran tersebut dilakukan evaluasi; dan untuk mengetahui dampak dari kegiatan pembelajaran dilakukan observasi. Kedua hal ini menjadi fokus pembahasan pada bagian ini. Terkait proses pembelajaran (kegiatan guru dan aktivitas siswa) pada materi menangkap bola melambung dalam permainan kasti sebelum dilaksanakan PTK memperlihatkan kondisi yang kurang optimal. Kegiatannya lebih banyak dilakukan secara individual dan interaksi antarsiswa secara positif kurang. Akbatnya, para siswa merasa jenuh belajar sendiri tanpa teman belajar. Kesulitankesulitan yang dialami saat belajar terpaksa diantisipasi sediri tanpa adanya bantuan dari temannya atau siswa lainya, termasuk keceriaan dalam belajar pun rendah. Dengan demikian, maka untuk menghindari hal-hal tersebut, para siswa melakukan aktivitas-aktivitas lain yang kurang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang ia pelajari, seperti bercanda sesama teman di dekatnya, duduk, dan sebagainya. Akibat dari situasi proses pembelajaran yang kurang optimal di atas, kemampuan menangkap bola melambung dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 48 Hulonthalangi rendah. Sesuai hasil observasi awal menjukkan klasifikasi sebagai berikut: Dari 20 orang yang dites, hanya sebanyak 7 orang atau sebesar 35% dengan rata-rata nilai 75,71 yang termasuk pada klasifikasi baik atau hasil belajarnya dinyatakan tuntas; dan yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 13 orang atau sebesar 65%, yakni tersebar pada klasifikasi cukup
10 sebanyak 7 orang atau sebesar 35% dengan rata-rata nilai 67,75 dan pada klasifikasi kurang sebanyak 6 orang atau sebesar 30% dengan rata-rata nilai 52,46. Sedangkan daya serap klasikal hanya dicapai pada posisi nilai 65,89 termasuk pada klasifikasi cukup. Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut, diputuskan untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas yang diawali dengan tindakan siklus I dengan berpedoman pada prosedur yang sesuai. Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif pada siklus I, kemampuan siswa dalam menangkap bola melambung pada permainan kasti mengalami peningkatan. Pernyataan ini sesuai dengan hasil observasi dengan klasifikasi sebagai berikut: Ada sebanyak 11 orang atau sebesar 55% dengan rata-rata nilai 79,11 yang termasuk pada klasifikasi baik dan dinyatakan tuntas hasil belajarnya; dan 9 orang atau sebesar 45% dengan rata-rata nilai 70,03 termasuk pada klasifikasi cukup dinyatakan tidak tuntas; sedangkan daya serap secara klasikal meningkat menjadi 75,03 tergolong pada klasifikasi baik. Hasil di atas jika dihubungkan dengan hasil yang diperoleh sebelum tindakan dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut. Hasil belajar siswa yang sudah mencapai pada kriteria ketuntasan meningkat dari 7 orang atau sebesar 35% dengan rata-rata nilai 75,71 menjadi 11 orang atau sebesar 55% dengan rata-rata nilai 79,11. Sedangkan daya serap klasikal meningkat dari 65,89 menjadi 75,03. Atau dengan kata lain, terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 4 orang atau sebesar 20% dengan peningkatan rata-rata nilai sebesar 3,40; sedangkan peningkatan daya serap klasikal sebesar 9,14.
11 Peningkatan kemampuan siswa tersebut di atas diperkirakan terjadi karena pelaksanaan pembelajaran yang semakin baik. Pada kegiatan guru dalam pembelajaran terdapat 20 indikator yang diamati. Hasilnya menunjukkan: terdapat 6 (enam) indikator atau esebesar 30% yang pelaksanaannya tergolong pada klasifikasi sangat baik, 9 (sembilan) indikator atau sebesar 45% pada klasifikasi baik, 4 (empat) indikator atau sebesar 20% pada klasifikasi cukup, dan 1 indikator atau sebesar 5% pada klasifikasi kurang. Sedangkan untuk aktivitas siswa yang diamati dalam kegiatan pembelajaran ada 10 (sepuluh) indikator. Hasilnya menunjukkan: ada 6 (enam) indikator atau sebesar 60% yang tampak baik, 3 (tiga) indikator atau sebsar 30% yang tampak cukup, dan 1 (satu) indikator atau sebesar 10% yang tampak kurang. Hal ini berarti bahwa kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang dapat berlangsung secara optimal hanya berkisar 75%, sedangkan aktivitas siswa hanya mencapai 60% yang sesuai harapan. Walaupun terjadi peningkatan hasil belajar siswa dan kegiatan guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran, namun belum menunjukkan ketercapaian indikator kinerja seperti yang telah dirumuskan pada bab II. Oleh karena itu, melalui kegiatan refleksi ditetapkan untuk melanjutkan penelitian ke siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan tetap menerapkan pembelajaran kooperatif. Ketika pembelajaran pada siklus II berlangsung, pelaksanaannya memperlihatkan kondisi yang optimal. hasil observasi menunjukkan bahwa keseluruhan indikator kegiatan dalam pembelajaran baik menyangkut kegiatan
Indikator Pengamatan Indikator Pengamatan 12 guru maupun aktivitas siswa telah terlaksana sesuai harapan. Atau dapat dikatakan 100% termasuk pada klasifikasi baik. Berikut ditampilkan diagram perkembangan pelaksanaan pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Diagram Perkembangan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran 12 10 8 6 4 2 0 Siklus I Siklus II Sangat Baik 6 9 Baik 9 11 Cukup 4 0 Kurang 1 0 Sangat Kurang 0 0 Gambar 1. Diagram Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran Diagram Perkembangan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran 12 10 8 6 4 2 0 Siklus I Siklus II Sangat Baik 0 9 Baik 6 11 Cukup 3 0 Kurang 1 0 Sangat Kurang 0 0 Gambar 2. Diagram Perkembangan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
13 Proses pembelajaran yang optimal ini diikuti dengan peningkatan kemampuan siswa dalam menangkap bola melambung pada permainan kasti. Hasil observasi terkait hasil belajar siswa menunjukkan bahwa telah tercapai 4 orang atau sebesar 20% dengan rata-rata nilai 87,25 yang termasuk pada klasifikasi sangat baik, 13 orang atau sebesar 65% dengan rata-rata skor 79,17 termasuk pada klasifikasi baik, dan 3 orang atau sebesar 15% dengan rata-rata nilai 73,17 termasuk pada klasifikasi cukup ; sedangkan daya serap klasikal meningkat menjadi 79,89 termasuk pada klasifikasi baik. Hal ini berarti ada sebanyak 17 orang atau sebesar 85% yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Hasil tersebut di atas jika dihubungkan dengan hasil yang dicapai sebelum dan setelah dilakukan tindakan siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut: terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari sebelum tindakan siklus I ke siklus II sebanyak 10 orang atau sebesar 50% dengan peningkatan daya serap klasikal sebesar 14. Sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah sebanyak 3 orang atau sebesar 15% dengan peningkatan daya serap klasikal sebesar 4,86. Gambar 3. Diagram Perkembangan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
14 Selanjutnya, selisih capaian hasil belajar siswa terhadap indikator kinerja setiap siklusnya dapat digambarkan seperti tampak pada tabel berikut. Tabel 8. Selisih Capaian Indikator Kinerja dari Data Awal ke Data setiap Siklus Total Siswa Data Awal Siklus I Selisih Siklus II Selisih 20 orang 7 orang (35%) 11 orang (55%) 4 0rang (20%) 17 orang (85%) 10 orang (50%) Ket: Selisih = Persentase Data Siklus Persentase Data Awal Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, jelaslah bahwa dengan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan menangkap bola melambung dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 48 Hulonthalangi. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah seperti yang telah diterapkan dalam pelaksanaan tindakan siklus II, yakni sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal (a) Apersepsi dan Motivasi (b) Siswa dibariskan menjadi beberapa barisan (c) Mengecek kehadiran siswa (d) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap (e) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti (f) Mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari 2. Kegiatan Inti Eksplorasi (a) Membentuk dalam tujuh kelompok siswa secara heterogen, setiap kelompok beranggotakan empat orang;
15 (b) Menjelaskan dan meragakan atau mendemostrasikan gerak dasar menangkap bola melambung; (c) Memberikan tugas gerak (block) yang sama kepada setiap kelompok; (d) Memodifikasi peraturan permainan; (e) Memfariasikan formasi kelompok; (f) Memediasi pergantian anggota kelompok agar tidak terjadi kejenuhan bagi siswa, misalnya model bertukar pasangan; (g) Pada saat kelompok sedang bertugas, berkeliling untuk memberikan bimbingan dan pengawasan intensif; (h) Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; (i) Memfasilitasi siswa melakukan percobaan di lapangan. Konfirmasi (a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa; (b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Kegiatan Akhir (a) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan bila terdapat hal-hal yang belum dipahaminya; (b) Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa merefleksi proses pembelajaran yang telah berlangsung; (c) Evaluasi; dan Cooling down, berdoa, bubar. Dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti di atas, kondisi yang kemungkinan terjadi adalah adanya aktivitas siswa seperti berikut: (1) respon
16 siswa terhadap pelajaran menjadi baik; (2) keaktifan dalam belajar yang tinggi; (3) kerjasama dalam kelompok yang baik; (4) hubungan interaksi antaranggota kelompok yang harmonis; (5) disiplin dalam menerima pelajaran menjadi tinggi; (6) interaksi dengan sumber belajar menjadi baik; (7) tingkat keceriaan atau kesenangan terhadap kegiatan belajar menjadi baik; dan akhirnya (8) hasil belajar siswa dalam hal ini kemampuan menangkap bola melambung dalam permainan kasti meningkat secara signifikan. Dengan berpedoman pada deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka hipotesis yang berbunyi Jika model pembelajaran kooperatif diterapkan, maka dapat kemampuan gerak dasar menangkap bola melambung dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 48 Hulonthalangi meningkat, diterima. Selanjutnya, indikator kinerja yang berbunyi Jika kemampuan gerak dasar menangkap bola melambung dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SDN 48 Hulonthalangi yang mencapai pada nilai 75 ke atas, meningkat dari 35% menjadi 80% ke atas, maka penelitian dinyatakan selesai.
17