digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat berlangsungnya proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo pada kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis melakukan permohonan pembimbing, pengajuan judul skripsi, pengajuan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan ijin penelitian di SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai selesai 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini penulis melakukan pengambilan data di SMP 3 Mojolaban Sukoharjo. a. Uji validitas tes dan tahap pengambilan data melalui kegiatan observasi untuk mengetahui siswa-siswa berkesulitan belajar yang perlu mengikuti pembelajaran remidial setelah ulangan harian diberikan. b. Observasi, dokumentasi, dan tes analisis kesalahan pada bulan September s.d Oktober 2012 c. Tes wawancara pada bulan Oktober 2012. 3. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan Pada tahap ini penulis melakukan penyusunan laporan dan konsultasi dengan pembimbing. Tahap ini dimulai pada tanggal 10 Desember 2012 sampai selesai. 49
digilib.uns.ac.id 50 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Menurut Banister, et al dalam Haris Herdiansyah (2010: 8), penelitian kualitatif yaitu sebagai suatu metode untuk menangkap dan memberikan gambaran terhadap suatu fenomena, sebagai metode untuk mengeksplorasi fenomena, dan sebagai metode untuk memberikan penjelasan dari suatu fenomena yang diteliti. Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (1999: 3) mendefinisikan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Ruseffendi (1994: 30), penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan observasi, wawancara, atau angket mengenai keadaan objek yang sedang diteliti sekarang. Sedangkan menurut Haris Herdiansyah (2010: 11) mengemukakan bahwa untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang khas kualitatif seperti observasi dan wawancara. Akan tetapi, teknik pengumpulan data sesungguhnya tidak terbatas pada observasi dan wawancara saja. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, tes, wawancara, dokumentasi, dan angket. C. Data dan Sumber Data Menurut Haris Herdiansyah (2010: 116), data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu metode pengumpulan data yang akan diolah dan akan dianalisis dengan suatu metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan analisis kesalahan siswa dalam mengerjakan soal pada pokok bahasan fungsi setelah pembelajaran remidial ditinjau dari tingkat kecemasan siswa antara lain:
digilib.uns.ac.id 51 1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat langsung dari sumbernya dilapangan. Sumber data primer merupakan informasi secara langsung mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Data tersebut berupa data, fakta atau keterangan yang didapatkan langsung dari pihak-pihak terkait yang menjadi obyek penelitian. 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder dapat berupa data-data melalui arsip, makalah, dokumen, dan buku-buku atau laporan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Menurut Lofland dalam Lexy J. Moleong (1999: 112), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah hasil observasi, hasil tes tertulis, hasil angket, dokumentasi dan hasil wawancara siswa terpilih pada kelas VIII di SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. D. Teknik Sampling Penelitian kualitatif ini menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sample). Sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber dan bangunannya (construction). Dengan demikian tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam generalisasi, tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul (Lexy J. Moleong, 1999: 165). Sampel bertujuan dapat ditandai dari ciri-cirinya sebagai berikut: 1. Rancangan sampel yang muncul: sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu
digilib.uns.ac.id 52 2. Pemilihan sampel secara berurutan: tujuan memperoleh variasi sebanyakbanyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis 3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun semakin banyak informasi yang masuk dan semakin mengembangkan hipotesis kerja, akan ternyata bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian 4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: jika tidak ada informasi yang dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat di akhiri. Jadi, kuncinya disini ialah jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan (Lexy J. Moleong, 1999: 166). Pada penelitian ini, menggunakan sampel bertujuan dengan subyek yang diteliti adalah siswa kelas VIII-E SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil ulangan harian/ tes setelah pembelajaran remidial yang telah dikerjakan oleh siswa, akan dipilih beberapa siswa untuk diwawancara yaitu siswa yang banyak melakukan kesalahan dan mengerjakan soal dengan lengkap dan pemilihan siswa tersebut didasarkan oleh klasifikasi tingkat kecemasan siswa. Untuk mengetahui kriteria klasifikasi tingkat kecemasan siswa akan diukur dengan menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) dengan total nilai gejala kecemasan yang muncul sebagai berikut: Tidak ada kecemasan : kurang dari 6 Kecemasan ringan : 6 14 Kecemasan sedang : 14 27 Kecemasan berat : lebih dari 27 Hal pertama yang dilakukan adalah mengklasifikasikan siswa kedalam kriteria tingkat kecemasan siswa. Penulis melakukan analisis jawaban tes setelah pembelajaran remidial tanpa mengabaikan klasifikasi tingkat kecemasan siswa. Kemudian dipilih siswa yang melakukan kesalahan paling banyak dan beraneka ragam serta mengerjakan soal dengan lengkap dari setiap klasifikasi tingkat kecemasan siswa. Penulis berhenti commit melakukan to user wawancara, sampai data yang
digilib.uns.ac.id 53 diperoleh menjadi jenuh. Oleh karena itu, tidak ada kriteria baku mengenai jumlah responden yang harus diwawancarai. Setelah melakukan wawancara, penulis menganalisis kesalahan-kesalahan siswa tersebut ditinjau dari tingkat kecemasan siswa. E. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, metode wawancara, metode dokumentasi, dan angket. 1. Metode Observasi Observasi merupakan suatu pengalaman langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Menurut Budiyono (2003: 52), Observasi (atau pengamatan) adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (atau orang yang ditugasi) melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian demikian hingga si subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1988: 128) mengemukakan bahwa, Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari observasi adalah untuk mendiskripsikan lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut. (Haris Herdiansyah 2010: 132) Metode observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi partisipasi atau pengamatan berperan serta (participant observation), yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti. Kegiatan observasi dilaksanakan di kelas VIII-E SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo untuk commit mengamati to user berlangsungnya kegiatan belajar
digilib.uns.ac.id 54 mengajar dan pembelajaran remidial secara umum. Data hasil observasi nantinya akan disajikan secara naratif atau uraian bebas. 2. Metode Tes Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian (Budiyono, 2003: 54). Bermacam-macam tes yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penilaian dan mendukung metode-metode lain, yaitu tes prestasi belajar, tes kemampuan akademik, tes bakat, tes kepribadian, tes minat, tes sikap. Di bidang hasil belajar, tes dikelompokkan menjadi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Pada penelitian ini, tes yang digunakan sebagai instrumen adalah tes diagnostik. Slameto (1988: 31) mengemukakan bahwa, tes diagnostik adalah tes untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa dalam pelajaran tertentu yang hasilnya digunakan untuk membantu siswa tersebut dalam mengatasi kesulitannya dalam pelajaran tersebut. Tes diagnostik sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah tes uraian (essay). Menurut Slameto (1988: 80), tes lisan adalah tes tertulis yang menuntut siswa untuk mengisikan perkataan, ungkapan atau kalimat pendek atau sebagai jawaban terhadap kalimat yang tidak lengkap, atau jawaban atas suatu pertanyaan atau jawaban atas asosiasi yang harus dilakukan. Tes berbentuk essay biasanya berupa soal-soal yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai jawabannya. Tes ini menekankan kepada pengukuran kemampuan, dan ketrampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber informasi ke dalam suatu pola berpikir tertentu yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah. Suatu tes dapat dikatakan baik bilamana tes tersebut memiliki ciri sebagai alat ukur yang baik. Kriterianya adalah memiliki validitas yang cukup tinggi, memiliki reliabilitas yang tinggi, dan memiliki nilai kepraktisan (Chabib Thoha, 1991: 109). Tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu menunjuk pada keterandalan commit to alat user ukur atau instrumen penelitian.
digilib.uns.ac.id 55 Standar reliabilitas mencakup tiga asapek yaitu kemantapan/ keajegan, ketepatan/ akurasi, dan homogenitas. Sedangkan tes memiliki nilai kepraktisan artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan penggunaan tes, dan memiliki nilai ekonomik, disamping masih harus mempertimbangkan kerahasiaan tes. Karena penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa tes diagnostik berbentuk uraian (essay) untuk mengetahui letak kelemahan yang akan menyebabkan kesalahan yang dialami oleh siswa, dan karena letak kesalahan tidak berhubungan dengan skor maka uji reliabilitas dan kepraktisan tidak perlu dilakukan, yang akan dilakukan adalah uji validitas yaitu validitas isi. Validitas sering diartikan dengan kesahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Sedangkan validitas isi atau content validity, atau validitas tes mempersoalkan apakah isi butir tes yang diujikan itu mencerminkan isi kurikulum yang seharusnya diukur atau tidak (Chabib Thoha, 1991: 111). Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat tes pada penelitian ini adalah: a. Melakukan spesifikasi materi yang pernah diajarkan b. Menyusun kisi-kisi instrumen c. Menyusun soal-soal tes d. Melakukan penelaahan atau pengkajian butir-butir soal (dengan uji validitas isi) e. Melakukan revisi soal-soal tes f. Melaksanakan tes. 3. Metode wawancara Menurut Gorden dalam Haris Hardiansyah (2010: 118) mendefinisikan wawancara, interviewing is conversation beetwen two people in which one person commit tries to to user direct the conversation to obtain
digilib.uns.ac.id 56 information for some spesific purpose. Definisi menurut Gorden tersebut dapat diartikan bahwa wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Senada dengan pendapat Budiyono (2003: 52) bahwa, metode wawancara (disebut pula interview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti (atau seseorang yang ditugasi) dengan subjek penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara mengadakan percakapan sedemikian hingga pihak yang diwawancarai bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya, biasanya yang diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu. Agar wawancara yang dilakukan tidak mengarah kepada interogasi dan terbina hubungan yang baik, maka perlu diperhatikan: pertama, proses komunikasi yang terjadi di dalam proses wawancara haruslah dua arah (hindari dominasi oleh satu pihak terlebih bagi peneliti). Kedua, perhatikan tingkatan interaksi komunikasi yang terjalin antara peneliti dengan subjek, ditentukan oleh kepercayaan (trust) antara peneliti dan subjek (Haris Herdiansyah, 2010: 119). 4. Metode Dokumentasi Guba dan Lincoln dalam Lexy J. Moleong (1991: 161) mendefinisikan, dokumen ialah setiap bahan tertulis yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Budiyono (2003: 54) mendefinisikan metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah ada, dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumen-dokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya. Sedangkan menurut Haris Herdiansyah (2010: 143), Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Pada penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah dokumen nilai hasil ulangan harian untuk mengetahui siswa yang harus mengikuti pembelajaran remidial.
digilib.uns.ac.id 57 5. Metode Angket Menurut Budiyono (2003: 52), metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1988: 77) berpendapat angket adalah pertanyaan tertulis yang dikirimkan kepada responden untuk mengungkap pendapat, keadaan kesan yang ada pada diri responden sendiri maupun diluar dirinya. Jadi, angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan tertulis tentang suatu masalah yang akan diteliti untuk memperoleh informasi dari responden, subjek penelitian atau sumber data mengenai hal-hal yang diketahui dan jawabannya juga disampaikan secara tertulis. Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai klasifikasi tingkat kecemasan siswa. F. Uji Validitas Data Dalam penelitian kualitatif kesahihan data dapat diperoleh melalui triangulasi (triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi teori dan triangulasi metodologi), draft studi direview informan kunci, dan mengembangkan member chek (tim pedoman penulisan skripsi, 2007: 16). Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan melalui triangulasi metode. Menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (1999: 178), pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 127), triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama maka data dapat dikatakan valid. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi metode/ teknik yaitu dengan membandingkan data hasil tes tertulis siswa dengan data hasil wawancara. Apabila dari kedua metode commit pengumpulan to user data yang berbeda tersebut
digilib.uns.ac.id 58 diperoleh data yang sama maka data dapat dikatakan valid. Selain itu, terdapat data observasi yang diperlukan sebagai bahan verifikasi kebenaran data wawancara dengan keadaan di lapangan. G. Analisis Data Analisis data menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (1999: 102), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bodgan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Sedangkan menurut Lexy J. Moleong (1999: 103) mengemukakan bahwa, Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data merupakan hal utama dalam suatu penelitian, karena dari analisis data tersebut dapat diperoleh hasil dari apa yang diteliti. Analisis data bermaksud untuk mengorganisasikan data, karena data yang berkumpul akan sangat banyak. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja. Penemuan teori baru atau verifikasi teori baru akan tampak sewaktu analisis data mulai dilakukan. Proses analisis data pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sesudah meninggalkan lapangan. Uraian ini memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data ini dilihat dari segi tujuan penelitian. Menurut Miles dan Huberman, analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi data (1992: 15). Tiga alur kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut.
digilib.uns.ac.id 59 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. 2. Penyajian Data Penyajian data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi (data) tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat berupa kalimat yang sistematis, matriks, grafik, tabel atau bagan. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan akhir merupakan keadaan dari yang belum jelas kemudian meningkat sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan kuat. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan terhadap hasil tes siswa yang mengikuti pembelajaran remidial. Dari analisis data tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada penyelesaian soal ulangan harian fungsi setelah pembelajaran remidial. Wawancara dilakukan untuk memperdalam informasi yang telah diperoleh dari analisis hasil tes dan mengetahui kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa. Selanjutnya dari data hasil observasi, analisis kesalahan siswa dan data dari hasil wawancara dibandingkan untuk mendapatkan data yang valid. Kemudian dilakukan reduksi data yang bertujuan untuk menghindari penumpukan data atau informasi dari siswa. Kemudian data yang telah valid disajikan untuk tiap-tipe kesalahan dan penyebab mengapa siswa melakukan kesalahan tersebut. H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan serangkaian langkah-langkah yang terstruktur dari awal hingga akhir dalam pelaksanaan penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah commit sebagai to user berikut:
digilib.uns.ac.id 60 1. Pembuatan proposal penelitian. 2. Pembuatan instrumen tes. 3. Mengajukan permohonan ijin ke pihak lembaga yang terkait. Dalam hal ini permohonan ijin dilakukan di SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo. 4. Pelaksanaan Penelitian. Dalam hal ini pelaksanaan penelitian melalui tiga tahap, yaitu: a. Observasi Observasi yang dilakukan adalah observasi guru dan observasi siswa pada kegiatan belajar mengajar. b. Dokumntasi Dokumen yang digunakan adalah dokumen hasil nilai ulangan harian untuk mengetahui siswa yang harus mengikuti pembelajaran remidial. c. Angket Angket yang digunakan adalah angket HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) untuk mengetahui klasifikasi tingkat kecemasan siswa. d. Tes Tertulis Tes tertulis berbentuk uraian (essay) yang dilaksanakan sesudah materi fungsi pada pembelajaran remidial diajarkan. Tes ini dikerjakan oleh siswa untuk mengetahui letak kesalahan. e. Wawancara Subjek wawancara ditentukan berdasarkan siswa yang paling banyak melakukan kesalahan dan memiliki jawaban yang lengkap dibandingkan dengan subjek lainnya. Setelah menentukan subjek wawancara, peneliti mulai melaksanakan wawancara untuk menggali dan mengetahui letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fungsi sampai akhirnya mendapatkan informasi yang cukup. 5. Triangulasi Metode/ Teknik Yaitu dengan cara membandingkan data hasil tes dan data hasil wawancara untuk mendapatkan letak kesalahan siswa.
digilib.uns.ac.id 61 6. Analisis Kesalahan Penggolongan kesalahan yang dilakukan siswa dan menganalisis kesalahan dilakukan berdasarkan tingkat kecemasan siswa. 7. Analisis Data Analisis data meliputi tiga kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 8. Penyusunan Laporan Penelitian Penyusunan laporan yaitu penyusunan laporan awal, mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing, perbaikan/ revisi laporan awal, penyusunan laporan akhir, dan penggandaan laporan.