BAB IV HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh industri harus memenuhi standar kualitas yang

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

KUISIONER PENELITIAN

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

AUDIT & INSPEKSI K3 PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. Daftar Isi...1 BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur akan Menilai Tipe Penilaian...2

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. KRITERIA AUDIT SMK3

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

MATERI PELATIHAN OPERATOR FORKLIFT BATTERY

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

O L E H : A B I S A R W A N S A T Y A W E N D A ( )

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

Organisasi Tanggap Darurat Terpadu Transportasi B3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal dilakukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

Standard Operating Procedure STANDAR KENDARAAN SARANA (LIGHT VEHICLE)

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

Sistem manajemen mutu Persyaratan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

MEMPELAJARI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI PT MITSUBISHI JAYA ELEVATOR AND ESCALATOR. Nama : Fatchul Mizan NPM : Kelas : 4ID01

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

Kepemimpinan & Komitmen

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung

PEDOMAN PROSEDUR MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2000 Tentang : Perijinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan dalam Pengelolaan Limbah. Oleh : DR. RAHMAT SALAM, M.Si

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR UNIT AIR BAKU

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

Pedoman Tindakan Perbaikan. dan Pencegahan serta Pengelolaan. Gangguan Keamanan Informasi

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2574/AJ.403/DRJD/2017

FORMULIR PROSEDUR OPERASI STANDAR RISIKO TINGGI

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG

KOP SURAT BADAN USAHA

2018, No profesi dan penyusunan okupasi atau jabatan nasional yang ditetapkan oleh Instansi Teknis; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaima

OPERASIONAL JEMBATAN TIMBANG DAN RAMPCHECK KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA ANGKUTAN LEBARAN 2017

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu berkomitmen pada keselamatan dan kesehatan kerja serta pengolahan lingkungan hidup adalah salah satu landasan utama dalam kegiatan operasinya. Dalam rangka mendukung hal tersebut maka PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu melakukan program keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satunya dengan melaksanakan inspeksi K3 pada road tank. Inspeksi ini bertujuan untuk menjaga agar potensi bahaya dan faktor bahaya yang berada di area kerja khususnya yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan (loading) dan unloading dapat diidentifikasikan dan ditindak lanjuti berdasarkan temuan yang ada, sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan dan kerugian. Hasil penelitian yang diperoleh yang berkaitan dengan pelaksanaan inspeksi K3 yang telah diimplementasikan PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu yaitu meliputi: 1. Kebijakan Kebijakan K3 merupakan suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh Top Management PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu yang memuat tentang visi dan misi perusahaan, komitmen dan tekat melaksanakan program K3 dan sebagai pedoman dalam upaya mencegah dan mengurangi commit to terjadinya user kecelakaan kerja. Tujuan 44

45 utamanya adalah mencapai keselamatan dan kesehatan kerja yang setinggi-tingginya. Kebijakan Quality Health, Safety, & Environment (QHSSE) merupakan kebutuhan yang harus diintegrasikan untuk menjamin keberhasilan pengelolaan lapangan Migas. Dalam usaha peningkatan performance perusahaan, PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu berupaya secara terus menerus untuk memenuhi peraturan perundangan yang berlaku dan memenuhi standar QHSSE secara terintegrasi. Komitmen Manajemen tersebut diwujudkan dengan : a. Meningkatkan Kehandalan Operasi (Operation Excellent) PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menuju World Class Company harus meningkatkan kehandalan operasi dengan menerapkan Good Oil Engineering Practices, menjamin kelayakan sarana dan fasilitas operasi secara berkelanjutan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. b. Mewujudkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Melestarikan Lingkungan PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu harus menciptakan kondisi kerja yang aman, selamat, sehat, dan nyaman bagi pekerja & mitra kerja sehingga terhindar dari kecelakaan, dan penyakit akibat kerja serta senantiasa bertindak proaktif dalam melestarikan lingkungan dengan mencegah pencemaran lingkungan melalui

46 peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan dan penghematan energi. c. Meningkatkan Citra Perusahaan dan Keamanan Operasi PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu senantiasa memberikan kepuasan pelanggan, membina hubungan harmonis dengan stakeholder dan masyarakat sekitar untuk menjamin keamanan operasional serta berupaya proaktif mencegah permasalahan yang timbul sebagai akibat dari kegiatan operasi perusahaan. Dilihat dari kebijakan perusahaan poin (b) maka perusahaan berkewajiban untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang diwujudkan dalam bentuk inspeksi K3. Kebijakan QHSSE sudah mencakup secara jelas tentang tujuan dan sasaran K3. Penerapan kebijakan ini menjadi tanggung jawab seluruh elemen perusahaan (manajemen, pekerja dan mitra kerja PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu).

47 2. Struktur Organisasi Field Manager HSSE Ass. Man Environment staff inspector Safety staff Security senior staff Safety officer Security staff a. Tim Inspeksi Gambar 4.6. Struktur organisasi Sumber: Dokumen PT. Pertamina, 2014 PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu telah melakukan inspeksi K3 road tank yang dilaksanakan satu bulan sekali setiap tanggal 20. Pelaksana inspeksi K3 dalam hal ini adalah Departemen HSSE yaitu devisi safety staff yang menangani tentang aspek K3 di perusahaan serta bekerja sama dengan pihak manajemen dan perwakilan pekerja yang tergabung dalam P2K3, tim inspeksi berjumlah 10 orang dari safety staff dan safety officer yang telah diberi wewenang oleh perusahaan untuk melaksanakan inspeksi K3 khususnya pada road tank kerena sebagai pihak yang berkompeten. b. Tugas Pelaksana Inspeksi Tim mempunyai beberapa tugas yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam melaksanakan inspeksi K3 antara lain:

48 1) Melaksanakan inspeksi secara obyektif ke tempat kerja. 2) Mencari temuan-temuan yang berada di lapangan. 3) Melaporkan temuan kepada Departemen Produksi dan pihak yang terkait (penyedia jasa road tank). 4) Memberikan rekomendasi dan saran untuk tindakan perbaikan kepada Departemen Produksi dan pihak yang terkait (penyedia jasa road tank). 3. Inspeksi Agar pelaksanaan inspeksi K3 yang dilaksanakan satu bulan sekali setiap tanggal 20 pada road tank, dengan jumlah armada 53 unit dapat berjalan dengan teratur dan lancar, maka PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menetapkan prosedur atau instruksi kerja inspeksi, yang dimana salah satu arsipnya di tempatkan pada masing-masing tempat kerja bersama dengan checklist. Berikut merupakan prosedur yang ditetapkan perusahaan: a. Inspeksi dilakukan oleh departemen HSSE PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu pada tanggal 20 setiap satu bulan sekali. b. Sebelum inspeksi dilakukan, tim wajib menyiapkan peralatan yang diperlukan. c. Siapkan form inspeksi atau daftar periksa secara meyeluruh tentang road tank. d. Semua kondisi dan tindakan tidak aman dicatat pada form inspeksi.

49 e. Laporan temuan dari hasil inspeksi dituliskan pada form laporan hasil inspeksi. f. Laporan dibuat oleh tim HSSE atau personel yang melakukan inspeksi dengan mengisi form laporan hasil inspeksi dan kemudian di informasikan kepada pihak yang terkait, dalam hal ini adalah Dept. Produksi, manejemen dan penyedia jasa road tank. g. Departemen HSSE memantau perbaikan yang dilakukan dan mengisi verifikasi apabila tindakan perbaikan telah dlakukan. h. Salinan asli dari hasil laporan inspeksi disimpan di Departemen HSSE dan salinan copy disimpan pihak yang bersangkutan yaitu departemen produksi sebagai dokumen. Pada dasarnya kegiatan inspeksi K3 pada road tank yang sudah diterapkan perusahaan terdiri dari beberapa tahapan yaitu: a. Tahap persiapan Sebelum inspeksi dilakukan, pelaksana inspeksi yaitu Departemen HSSE mendata jumlah road tank. PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mempunyai 53 unit road tank yang beroperasi diarea kerja. Untuk daftar armada road tank berada pada lampiran 2. Pada tahap persiapan ini tim inspeksi bekerjasama dan mengkomunikasikan dengan pihak manajemen dan P2K3 sebelum melaksanakan inspeksi bulanan road tank pelaksana inspeksi melakukan persiapan dengan melengkapi dirinya dengan sejumlah peralatan-peralatan diantaranya:

50 1) Peralatan administrasi meliputi: a) Checklist yang digunakan untuk mencatat semua hasil temuan pada saat inspeksi berlangsung. 2) Peralatan pelindung diri: a) Dalam pelaksanaan inspeksi harus memakai pengaman atau alat pelindung diri seperti safety helmet, kacamata pelindung, safety shoes, masker, ear plug, ear muff, sarung tangan dan coverall. 3) Alat tulis, alat ukur dan kamera. b. Tahap pelaksanaan inspeksi Dalam tahap pelaksanaan inspeksi road tank pelaksana inspeksi dalam hal ini adalah Departemen HSSE melakukan pengamatan secara langsung terhadap semua aktifitas ditempat kerja baik tenaga kerja (driver), bahan-bahan yang berhubungan dengan proses produksi dan peralatan (road tank). Bekerja sama dengan pihak manajemen yang ikut serta dalam perencanaan. Apabila terdapat kondisi atau tindakan yang tidak aman serta tidak sesuai prosedur atau yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, maka pelaksana inspeksi harus mencatat di form laporan hasil inspeksi. Obyek inspeksi K3 pada road tank disesuaikan dengan checklist yang sudah tersedia. Inspeksi dikhususkan untuk mengidentifikasi kondisi-kondisi dan tindakan tidak aman atau

51 yang belum sesuai dengan standar ditempat kerja, menjadi sasaran dalam pelaksanaan inspeksi K3 pada road tank yaitu meliputi: 1) Peralatan Inspeksi peralatan bertujuan agar peralatan tersebut selalu dalam kondisi yang baik dan siap dipakai jika sewaktu-waktu akan digunakan. Inspeksi peralatan pada road tank meliputi: kotak P3K, alat pemadam kebakaran, pipa pembuangan gas, dongkrak, segitiga pengaman, bording cable dan crocodile clamp. 2) Kondisi lingkungan Inspeksi ini lebih ditekankan pada kondisi lingkungan kerja, peralatan dan tindakan manusia yang tidak aman yang dapat menimbulkan potensi bahaya dan dapat menimbulkan kecelakaan. Dengan adanya inspeksi K3 pada road tank, memastikan bahwa kondisi lingkungan kerja dan peralatan dalam kondisi yang aman. Misal: kebocoran gas H 2 S yang sewaktu-waktu dapat muncul di lingkungan sehingga mencemari udara disekitarnya. Kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan kecelakaan dalam proses pengengkutan dengan road tank antara lain pada: battery (accu), stir, roda/ban serep yang tidak layak pakai, rem kaki dan tangan, lampu tidak berfungsi secara maksimal, kabel listrik, knalpot, penggunaan safety belt yang tidak benar.

52 3) Manusia Inspeksi ini lebih menekankan pada kepatuhan pemakaian Alat Pelindung Diri dan cara kerja yang aman. Disini pekerja harus memenuhi semua aturan mengenai pamakaian alat pelindung diri yang benar dan cara kerja yang aman tanpa kecuali. Pemakaian alat pelindung diri disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan potensi bahaya yang dapat terdapat diarea tempat kerja. selain itu kelengkapan surat juga harus ditaati oleh semua driver, misal: kelengkapan surat STNK, surat keur DLLAJR, surat metrologi, surat Test Skid Tank Depnaker dan surat izin angkut B3, harus sesuai dengan batas berlakunya serta kelengkapan Alat Pelindung Diri untuk driver yang diwajibkan pemakaiannya. Namun perlu diadakannya pembinaan atau penyuluhan K3 kepada tenaga kerja (driver) yang lebih intensif untuk meningkatkan kesadaran pekerja mengenai pentingnya K3. Dalam melakukan inspeksi K3 pada road tank, PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu menyediakan peralatan administrasi yaitu form atau daftar checklist sebagai acuan. Untuk checklist road tank berada pada lampiran 1. Berikut ini adalah daftar tabel hasil temuan inspeksi road tank pada bulan Februari.

53 Tabel 4.1. Daftar temuan inspeksi road tank bulan Februari. No Tanggal Perusahaan Temuan Urut Tanki Polisi 1. 17 E 8352 AS 21.02.2014 CNG Ban belakang vulkanisir & serep gundul. 2. 5 L 9833 GB 21.02.2014 Lokal TBR Ban belakang kanan luar gundul. 3. 18 E 8362 AS 21.02.2014 CNG Ban belakang vulkanisir dan gundul. 4. 19 E 8371 AS 21.02.2014 CNG Ban belakang vulkanisir dan gundul. 5. 52 S 8603 UA 21.02.2014 RJA Ban serep gundul. 6. 27 E 9546 PA 21.02.2014 BMA Ban belakang kanan & sereb gundul. 7. 20 E 8350 AS 21.02.2014 CNG Ban sereb tidak ada. 8. 53 E 8454 PA 21.02.2014 BMA Ban belakang kanan gundul. 9. 22 E 8351 AS 25.02.2014 CNG Kaca kabin depan pecah, ban sereb diikat di belakang cabin, ban belakang dalam kanankiri vulkanisir. 10. 34 E 9727 AA 21.02.2014 BMA Ban belakang & sereb, semua gundul. 11. 24 E 8367 AS 21.02.2014 CNG Ban belakang kanan dalam & kiri luar & sereb gundul. 12. 23 E 8361 AS 21.02.2014 CNG Ban belakang kiri dalam & kanan luar gundul. 13. 44 E 9597 PH 21.02.2014 BMA Ban belakang bersambung.

54 sambungan kanan gundul. 14. 45 E 8459 PH 24.02.2014 BMA Ban belakang kanan luar vulkanisir, tahun pembuatan truck 2007. 15. 35 E 9551 24.02.2014 BMA Surat metrology belum diperpanjang. Sumber: PT. Pertamina, 2014 Namun masih ada beberapa temuan yang tidak dicantumkan oleh pelaksana inspeksi, misal: ketersediaan kotak P3K, kelengkapan isi kotak P3K, ketersediaan APAR dan kelayakan APD yang digunakan driver. Seharusnya temuan sekecil apapun harus dicantumkan dalam lembar temuan inspeksi, karena apabila dibiarkan akan menjadi lebih besar dan dapat menimbulkan kecelakaan dan kerugian. c. Tahap pengembangan Setelah dilakukan pengamatan terhadap kondisi fisik hal selanjutnya yang dilakukan adalah tindakan rekomendasi atas temuan-temuan yang didapatkan. Dalam proses ini dilakukan dengan mencermati beberapa hal sebagai berikut: 1) Catatan serta laporan inspeksi. 2) Standar mengenai road tank yang ada dari perusahaan yang terdapat pada lampiran 4. 3) Referensi peraturan serta perundang-undangan yang berlaku yang terdapat pada lampiran 5.

55 Dari hasil temuan-temuan yang sudah diperbandingkan dengan yang diatas. Maka akan memberikan dua konsekuensi yaitu hasil temuan yang sesuai dengan standar yang berlaku dan ini tidak menjadikan suatu permasalahan. Serta hasil temuan yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku dan ini merupakan sebuah penyimpangan. Setiap penyimpangan yang ditemui dalam pelaksanaan inspeksi adalah bahaya yang memiliki risiko terjadinya suatu insiden dan temuan-temuan tersebutlah yang harus dikendalikan. d. Tindak lanjut Tahap selanjutnya setelah perbandingan dengan kondisi lain adalah tindak lanjut. Dengan bersifat langsung berupa peneguran langsung terhadap tenaga kerja yang bertindak tidak aman, sedangkan tindak lanjut yang bersifat terprosedur yaitu dengan mendistribusikan rekomendasi hasil temuan inspeksi K3 kepada departemen yang bersangkutan yaitu Departemen Produksi. Dalam pelaksanaan inspeksi yang dilakukan pada road tank di area kerja Pusat Penampungan Produksi (PPP) Menggung, maka didapatkan hasil yang kemudian dari temuan-temuan masing-masing road tank diberi rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan dibuat dalam bentuk laporan oleh Dept. HSSE yang diserahkan kepada departemen yang berwenang yaitu Dept. Produksi.

56 Tabel 4.2. Tabel rekomendasi temuan road tank No. Perusahaan Rekomendasi Urut Tanki Polisi 1. 17 E 8352 AS CNG Ban belakang dan serep harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 2. 5 L 9833 GB Lokal TBR Ban belakang kanan harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 3. 18 E 8362 AS CNG Ban belakang harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 4. 19 E 8371 AS CNG Ban belakang harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 5. 52 S 8603 UA RJA Ban serep harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 6. 27 E 9546 PA BMA Ban belakang kanan dan serep harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. bersambung.

57 sambungan 7. 20 E 8350 AS CNG Seharusnya diberikan ban serep untuk persediaan apabila sewaktu-waktu dalam keadaan darurat dibutuhkan dalam penggantian ban. 8. 53 E 8454 PA BMA Ban belakang kanan dan serep harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 9. 22 E 8351 AS CNG Penggantian kaca kabin yang utuh dan layak pakai serta bias digunakan dengan baik, ban serep harus diletakkan dibawah tanki agar, ban belakang kanan-kiri harus diganti karena bisa membahayakan manusia dan lingkungan sekitar. 10. 34 E 9727 AA BMA Ban belakang dan sereb harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 11. 24 E 8367 AS CNG Ban belakang, kiri dan sereb harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 12. 23 E 8361 AS CNG Ban belakang, kiri dan sereb harus diganti dengan ban yang layak pakai serta aman agar tidak menimbulkan kecelakaan dan kerugian. Bagi driver, perusahaan dan lingkungan sekitar. 13. 44 E 9597 PH BMA Maka harus siap diganti dengan yang baru dan layak pakai. 14. 45 E commit 8459 PH to user BMA Ban belakang kanan diganti bersambung.

58 sambungan dengan yang baru dan layak pakai 15. 35 E 9551 PA BMA Untuk surat metrology harus dilakukan perpanjangan setiap tiga bulan sekali. Sumber: PT. Pertamina, 2014 e. Laporan Setelah memberikan rekomendasi atas temuan-temuan tersebut maka selanjutnya pelaksana inspeksi membuat laporan yang diserahkan kepada Dept. Produksi untuk melakukan tindakan apa yang selanjutnya akan dilakukan untuk memperbaiki temuan-temuan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Pada tahap ini pelaksana memindahkan semua penyimpanganpenyimpangan yang ditemukan ke dalam sebuah daftar penyimpangan, tugas ini hanya bersifat administratif akan tetapi sangat menentukan bobot inspeksi yang telah dilaksanakan. Laporan dibuat oleh Departemen HSSE dimana sebagai pihak yang melakukan inspeksi, laporan berisi hasil temuan/ketidaksesuaian inspeksi serta rekomendasi. Laporan inspeksi yang dibuat oleh pihak HSSE kemudian dicatat dan dibukukan, setiap laporan inspeksi lalu ditandatangani oleh penanggungjawab inspeksi yang sudah ditunjuk, namun dalam laporan tidak dicantumkan klasifikasi tingkat bahaya risikonya atau setiap potensi bahaya risikonya secara jelas. Dalam laporan

59 tersedia baris-baris kosong yang bertujuan untuk membuat catatan, khususnya untuk menulis tindakan korektif yang mendesak. Setelah itu diserahkan kepada Depertemen Produksi sebagai pihak yang berwenang untuk menentukan tindakan lebih lanjut untuk diberikan kepada pihak perusahaan jasa angkutan road tank masing-masing. Selanjutnya pihak parusahaan jasa angkutan road tank yang akan memutuskan sangsi apa yang akan diberikan kepada driver. Dilakukan Pengarsipan dokumen laporan oleh Dept. HSSE secara tepat.

60 Berikut gambaran alur pelaporan inspeksi K3 road tank PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Pelaksanaan inspeksi oleh Dept. HSSE Didapatkan hasil inspeksi Pelaporan dibuat Dept. HSSE Merekomendasikan atas temuan-temuan Direkomendasikan ke Dept. Produksi dan memberikan laporan ke manajemen Saran ke perusahaan jasa angkutan road tank Sanksi untuk driver Gambar 4.7. Alur pelaporan jika terjadi ketidaksesuaian atau temuan Sumber: PT. Pertamina, 2014 f. Review Setelah laporan diberikan kepada pihak terkait yaitu Dept. Produksi dan Manajemen, maka unit kerja yang bersangkutan yaitu penyedia jasa road tank akan melakukan tindak lanjut dan ditinjau ulang terhadap hasil temuan inspeksi K3 tersebut. Pihak HSSE selaku pihak yang memantau untuk menentukan tingkat efektifitasnya.