BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Lembaga Minyak dan Gas Bumi didirikan berdasarkan usulan-usulan atau prakarsa dari suatu panitia yang terdiri dari para ahli perminyakan ketika itu yang dikoordinir oleh Biro Minyak dan Gas Bumi Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan pada tahun 1962. Pada masa sebelum dikeluarkannya undang-undang nomor 44/1960, hampir semua pengetahuan, data dan tenaga ahli di bidang perminyakan dikuasai atau menjadi monopoli perusahaan-perusahaan asing, sedangkan lapangan maupun cadangan minyak dan gas bumi merupakan milik negara. Dengan alasan tersebut pemerintah mendirikan sebuah lembaga yang diberi nama LEMIGAS atau Lembaga Minyak dan Gas Bumi pada tanggal 11 Juni 1965 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Nomor 17/M/Migas/65 dan Surat Keputusan Menteri Migas Nomor 208a/M/Migas/65. Selain itu pemerintah juga menyadari bahwa keputusan atas minyak dan gas bumi akan berkembang pesat, dimana dalam hal ini harus disikapi dengan kemajuan kemampuan teknis ilmiah serta teknologi, agar minyak dan gas bumi benar-benar dapat dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Seiring dengan berkembangnya industri minyak dan gas bumi di dunia, para pendiri Lembaga Minyak dan Gas Bumi telah mempelajari dari pihak-pihak luar atas kebutuhan suatu lembaga yang melakukan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi untuk disesuaikan dan diterapkan. 1
LEMIGAS mulanya dalam bentuk proyek pembangunan LEMIGAS yang dibentuk sesuai Surat Keputusan Menteri Perdatam No.478/m/Perdatam/1964. Jumlah karyawan ketika itu berjumlah tidak lebih dari 25 orang pegawai. Setahun kemudian LEMIGAS dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.17/M/Migas/1965, tertanggal 11 Juni 1965, inilah yang dijadikan dasar sebagai hari jadi PPPTMGB LEMIGAS. Pada mulanya LEMIGAS hanya mempunyai 3 (tiga) tugas pokok, yaitu : 1. Penelitian dan Pengembangan (riset) Minyak dan Gas Bumi (dipusatkan di Jakarta) 2. Pendidikan dan Pelatihan Perminyakan (dipusatkan di Cepu) 3. Dokumentasi dan Publikasi dalam bidang perminyakan (dipusatkan di Jakarta). Sebagai hasil penyelidikan selama kurang lebih setahun, panitia mengusulkan agar laboratorium dimaksud didirikan lengkap, serta tugas di atas sebagai kelanjutannya persiapan diteruskan dengan mendirikan gedung-gedung di kompleks Cipulir Kebayoran Lama pada tahun 1963/1964. Pertumbuhan PPPTMGB LEMIGAS bertambah maju dengan diserahkannya daerah administratif Cepu (contoh P.N. PERMIGAN) kepada LEMIGAS sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Urusan Migas No.5/M/Migas/tahun/1966 yang kemudian dijadikan Pusat Pendidikan dan Pelatihan lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi. Dalam perkembangan selanjutnya, dengan Surat Keputusan Menteri Pertambangan No.261/Kpts/M/Pertamb/1968, LEMIGAS dirubah keberadaannya dibawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dit.Jen.Migas). Surat keputusan tersebut sekaligus melebur bagian dari LEMIGAS Jakarta, sehingga LEMIGAS mempunyai dua daerah kerja yakni di Cipulir Jakarta dan Pusdik Migas Cepu. Dan Sistem mutu peralatan laboratorium saat ini LEMIGAS telah terakreditasi dengan SNI 19-17025 atau ISO 17025:1999. Untuk memenuhi 2
perioritas tertinggi dalam pelaksanaan operasional, maka LEMIGAS telah menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja diperoleh dari TUV Internasional Indonesia. III.1.2 Visi dan Misi 1. Visi LEMIGAS Menjadi institusi di Bidang Penelitian dan pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi yang Unggul, Profesional, Mandiri dan Bertaraf Internasional. 2. Misi LEMIGAS a. Meningkatkan peran Lemigas dalam memberikan masukan kepada pemerintah guna meningkatkan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri Migas. b. Meningkatkan kualitas jasa litbang untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan. c. Menciptakan produk unggulan dan mengembangkan produk andalan. d. Meningkatkan iklim kerja yang kondusif melalui sinergi, koordinasi serta penerapan sistem manajemen secara konsisten. III.1.3 Produk-produk Berikut ini adalah beberapa produk yang dikembangkan oleh LEMIGAS yaitu sebagai berikut : 1. Coalbed Methane (CBM) CBM adalah gas alam dengan dominan gas metana dan disertai oleh sediki hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam batubara hasil dari beberapa 3
proses kimia dan fisika. CBM sama seperti gas alam konvensional yang kita kenal saat ini, namun perbedaannya adalah CBM berasosiasi dengan batubara sebagai source rock dan reservoir. 2. Compressed Natural Gas (CNG) Salah satu percobaan yang dilakukan LEMIGAS adalah dengan menggantikan minyak tanah dengan bahan bakar gas (BBG) atau Compressed Natural Gas (CNG). LEMIGAS sebagai pusat litbang teknologi minyak dan gas bumi di bawah Balitbang ESDM mencoba merancang tabung distribusi BBG untuk menyalurkan dan memenuhi kebutuhan energi yaitu gas sesuai dengan keperluan memasak rumah tangga. 3. Pilot Plan Biodiesel Lemigas Pilot plan biodiesel Lemigas adalah suatu unit produksi biodiesel yang berfungsi untuk mereaksikan umpan minyak nabati seperti minyak kelapa sawit (CPO), minyak jarak pagar, minyak kelapa, minyak jelantah serta minyak nabati lainnya ataupun lemak hewani yang mengandung struktur trigliserida dengan suatu alkohol yang menggunakan bantuan katalis basa menjadi biodiesel kualitas standar. 4. EKGDS Tujuan studi ini adalah untuk mempersiapkan kemampuan pasokan gas dari lapangan-lapangan yang di UNOCAL untuk memenuhi permintaan gas yang telah dinyatakan sebagai pembelian gas di LNG Bontang. Metodologi penyelesaian studi ini adalah menggunakan Decline Curve Analysis dan Metode Volumetrik. 4
5. Lembaga Publikasi Lemigas (LPL) LPL adalah media untuk mempromosikan aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi yang telah dilakukan oleh LEMIGAS. 6. Lemigas Scientific Contribution (LSC) LSC adalah media tercetak untuk mempromosikan aktivitas penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan oleh LEMIGAS. III.1.4 (empat) Kegiatan Pelayanan Jasa Penerapan Teknologi Kegiatan LEMIGAS dalam melakukan pemberian jasa yaitu ada 4 kegiatan pelayanan jasa penerapan teknologi yaitu sebagai berikut : 1. Analisis Laboratorium 2. Konsultasi Teknologi 3. Pembantuan Tenaga Ahli 4. Penyewaan Peralatan III.1.5 Struktur Organisasi PPPTMGB LEMIGAS Dalam PPPTMGB LEMIGAS memerlukan struktur organisasi yang baik agar hasil yang dicapai dapat sesuai dengan tujuan perusahaan atau organisasi itu sendiri. Berikut ini merupakan tanggung jawab masing-masing bagian sesuai dengan bidangnya beserta uraian tugasnya masing-masing dari struktur organisasi LEMIGAS yang terlampir dalam lampiran yaitu sebagai berikut : 1. Kepala Pusat atau Direktur Eksekutif 5
Tugas dan tanggung jawab Direktur Eksekutif adalah sebagai berikut : a. Menetapkan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Organisasi; b. Mengesahkan Pedoman Mutu; c. Memastikan tersedianya sumber daya dalam penerapan sistem mutu; d. Menjamin peningkatan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan dan harapan pelanggan; e. Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan fungsi organisasi yang terkait dalam Sistem Manajemen Mutu; dan f. Melakukan tinjauan manajemen. 2. Wakil manajemen i. Menjamin proses atau prosedur yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu ditetapkan dan dipelihara; ii. Memastikan sistem manajemen mutu diterapkan dan dilaksanakan; iii. Melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja pelaksanaan sistem manajemen mutu dan kebutuhan untuk perbaikan; iv. Menjamin promosi kesadaran tentang persyaratan pelanggan di seluruh organisasi; v. Merencanakan, mengorganisasikan, dan mengevaluasi pelaksanaan audit internal; vi. Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kaji ulang sistem manajemen mutu secara berkala. 3. Bagian Tata Usaha Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, rumah tangga, ketatausahaan, dan keuangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi. 6
4. Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Penelitian dan Pengembangan Bidang penyelenggaraan dan sarana penelitan dan pengembangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan dan pengelolaan sarana teknis, dan pelayanan jasa penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei di bidang minyak dan gas bumi. 5. Bidang Program Bidang program mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, anggaran serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei di bidang minyak dan gas bumi. 6. Bidang Afiliasi dan Informasi Bidang afiliasi dan informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, dan pelaporan kerja sama, serta penyebarluasan informasi hasil penelitian, pengembangan perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei, serta pengelolaan hak kekayaan intelektual, pengetahuan dan inovasi di bidang minyak dan gas bumi. 7. Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Teknologi Eksplorasi Kelompok pelaksana ini mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan dan mengevaluasi administrasi di KPPP Teknologi Eksplorasi serta melaporkan hasil kegiatan pengelolaan administrasi kepada Koordinator KPPP Teknologi Eksplorasi. 7
8. Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Teknologi Eksploitasi kelompok pelaksana ini mempunyai tugas mengawasi dan menjamin penerapan sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja (SMLK3) di KPPP Teknologi Eksploitasi yang pelaksanaannya berkoodinasi dengan komite LK3. 9. Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Teknologi Proses Kelompok pelaksana ini mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan tugas KPPP proses yang meliputi penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian, survei dan atau pemetaan serta pelayanan jasa di bidang energi dan sember daya mineral. 10. Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Teknologi Aplikasi Produk Kelompok pelaksana ini mempunyai tugas mengkoodinasikan pelaksanaan tugas KPPP meliputi penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian, survei dan pelayanan jasa di bidang energi dan sumber daya mineral. 11. Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Teknologi Gas Kelompok pelaksana ini mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan tugas KPPP meliputi penelitian, pengembangan,perekayasaan teknologi, pengkajian, survei dan atau pemetaan serta pelayanan jasa di bidang energi dan sumber daya mineral. 8
12. Komite Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3) Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Teknologi Gas (KPPP Teknologi Gas) mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan tugas KPPP meliputi penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian, survei dan atau pemetaan serta pelayanan di bidang energi dan sumber daya mineral. III.2 Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai di LEMIGAS Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai di LEMIGAS yaitu : 1. Pertama-tama ada permintaan dari user, setelah ada permintaan dari user kemudian ada negosiasi antara user dengan LEMIGAS, kemudian dibuatkan kontrak kerjasama oleh Tim Invoice (perjanjian). 2. Setelah itu diterbitkan invoice tersebut setelah hasil dari jasa yang diberikan kepada user telah dikerjakan dan user melakukan pembayaran sejumlah nilai kontrak dan sudah termasuk pajaknya. 3. Pada akhir bulan berikutnya LEMIGAS wajib menyetor dan melaporkan pajak atas penerbitan invoice dan Faktur Pajak, Faktur Pajak tersebut disetorkan pada tanggal 31 atau akhir bulan berikutnya. 4. Setiap bulan Tim Penerapan Peraturan Perpajakan menerima Faktur Pajak yang diterbitkan dalam 1 bulan, kemudian dilakukan rekonsiliasi dengan buku penerimaan pembayaran di Bendahara Pemerintah. 5. Kemudian setelah itu Faktur Pajak dimasukkan ke dalam e-spt masa PPN 1111. 6. Tim Pajak selanjutnya membuat dan membandingkan Faktur Pajak yang diterbitkan dengan Faktur Pajak yang telah dibayar bertujuan untuk melihat Faktur Pajak yang belum dibayar, agar dapat dilakukan penagihan kepada user. 9
7. Apabila pajak tersebut masih belum bisa ditagih sudah dilayangkan Surat Tagihan sebanyak tiga kali oleh LEMIGAS, maka LEMIGAS melaporkannya kepada Kantor Pajak (KPP Pratama Kebayoran Lama) dengan tujuan agar mereka yang melakukan penagihan kepada user tersebut. III.3 Prosedur Pembuatan dan Pelaporan SPT PPN Pungutan Prosedur pembuatan dan pelaporan SPT PPN PPUT yaitu : 1. Kepala Subbag Keuangan memerintahkan Tim Pajak untuk melaporkan Penerimaan/Setoran Pajak Penghasilan Pasal 22/23 dan 4 (2) Final. 2. Melakukan kolekting data pajak : Surat Setoran Pajak (SSP), Faktur Pajak (untuk mengtahui Dasar Pengenaan Pajak). 3. Bendahara Pengeluaran mengirim dokumen sumber (Faktur Pajak dan SSP) ke Tim Pajak untuk data dukung SPT Pajak PPN PUT; 4. Tim Pajak memeriksa data pajak. Dokumen sumber kalau sudah benar di entri ke komputer sebagai bahan SPT, jika tidak sesuai dikembalikan ke Bendahara Pengeluaran untuk diperbaiki. 5. Tim Pajak mencetak Laporan SPT PPN PUT kemudian meminta tanda-tangan Bendahara Pengeluaran sebagai Wajib Pajak Bendahara. 6. Bendahara Pengeluaran memberikan SPT PPN PUT yang sudah ditanda-tangan ke Tim Penguji untuk dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak. 7. KPP memeriksan kebenaran Laporan dan memberikan tanda terima lapor, jika tidak dikembalikan ke Tim Pajak. 8. Tim Pajak mengarsipkan tanda terima Surat Pemberitahuan (SPT). 10
III.4 Prosedur Pembuatan dan Pelaporan SPT PPN Keluaran Prosedur pembuatan dan pelaporan SPT PPN keluaran yaitu : 1. Kepala Subbag Keuangan memerintahkan Tim Pajak untuk melaporkan Penerimaan/Setoran PPN Keluaran, atas Jasa Litbang LEMIGAS. 2. Tim Pajak melakukan kolekting Data Pajak dari Bendahara Pengeluaran meliputi : a) Faktur Pajak diterbitkan/dibayar b) Surat Setoran Pajak (SSP) c) Nomor Tetap Pendapatan Negara (NTPN) 3. Bendahara Pengeluaran mengirim dokumen sumber ke Tim Pajak untuk data dukung SPT PPN Keluaran. 4. Tim Pajak memeriksa data pajak : Dokumen sumber jika sudah benar di entri ke komputer sebagai bahan SPT, jika tidak dikembalikan ke Bendahara Pengeluaran untuk diperbaiki. 5. Tim Pajak mencetak Laporan SPT kemudian meminta tanda-tangan Bendahara Pengeluaran sebagai Wajib Pajak Bendahara. 6. Bendahara Pengeluaran memberikan SPT PPN Keluaran yang sudah ditandatangani, untuk dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak. 7. KPP memeriksa kebenaran Laporan dan memberikan tanda terima lapor, jika belum sesuai dikembalikan ke Tim Pajak. 8. Tim Pajak mengarsipkan tanda terima SPT 11
III.5 Pembuatan, Penyampaian, Rekonsiliasi dan Pengarsipan PPN 1. Bendahara Pengeluaran mengirimkan data pajak : Faktur Pajak beserta Surat Setoran Pajak lembar ke 1 dan 3 kepada Pelaksana Kegiatan. 2. Pelaksana Kegiatan memeriksa kebenaran dokumen pajak (jenis pajak,map, Kode Setor SSP dan Tarif Pajak) jika terdapat kesalahan dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk dilakukan perbaikan. 3. Pelaksana Kegiatan menginput data pajak (Masa Pajak, Nama, NPWP, Alamat, Tanggal Pembayaran, Tanggal Setor SSP, Bruto, Tarif, dan Pajak yang dipotong) ke dalam program e-spt. 4. Pelaksana kegiatan mengirim lembaran Bukti Potong dan SPT ke Bendahara. III.6 Desain Penelitian III.6.1 Jenis dan sumber data berikut : Sumber data yang diperoleh penulis dalam penyusunan skripsi terdiri dari sebagai 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau data yang terjadi dilapangan penelitian yang diperoleh dengan wawancara dan observasi dan kemudian akan diolah oleh peneliti. 2. Data sekunder 12
Data sekunder adalah data yang telah ada diperusahaan, seperti struktur organisasi, sejarah perusahaan, Faktur Pajak, Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, Surat Setoran pajak. III.6.2 Penentuan Jumlah Sampel Jumlah sampel ditentukan dengan Surat Pemberitahuan tahunan (SPT) Masa PPN selama 3 (tiga tahun) sampel lain yang dibutuhkan berdasarkan pada Faktur pajak PPN Pungutan dan Keluaran, dan juga sampel Surat Setoran Pajak yang digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi masalah yang ada dalam penelitian. III.6.3 Metode Pengumpulan Sampel Untuk mendapatkan sampel yang akurat, dalam proses pengumpulan sampel ini penulis menggunakan dua metode yaitu sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Penelitian Studi Kepustakaan ini dilakukan dengan cara memperoleh sampel secara teoritis melalui buku-buku, Literatur-Literatur, Artikel, dan peraturanperaturan perpajakan yang berhubungan dengan dasar pembahasan penelitian, dengan tujuan agar penulis dapat memahami dan membahas permasalahan yang ada. 2. Studi Lapangan 13
Metode Studi Lapangan ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung ke perusahaan untuk memperoleh data yang dijadikan objek penelitian untuk mengetahui secara jelas bagaimana perusahaan menerapkan Pajak Pertambahan Nilai. Metode pengumpulan sampel dilakukan dengan cara : i. Observasi (observation) Observasi dilakukan dengan cara melakukan penelitian pada Lemigas untuk memperoleh data yang lebih aktual dan mengetahui lebih rinci mengenai sistem Pajak Pertambahan Nilai pada perusahaan dan permasalahan yang ada. ii. Wawancara (Interview) Pengumpulan sampel melalui wawancara dengan Pimpinan dan karyawan Lemigas untuk memperoleh data informasi yaang mendukung penyusunan skripsi ini. iii. Dokumentasi (Documentation) Melakukan penelitian pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penerapan Pajak Pertambahan Nilai, seperti Bukti Pemotongan, Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, Faktur Pajak, dan dokumen lain yang diperlukan. iv. Perhitungan Kembali (Reperformance) Penulis melakukan penghitungan ulang atas data-data yang penulis peroleh dan mencocokkan hasilnya dengan data-data yang ada. 14