BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. per bulan. Dengan demikian diharapkan dapat mengetahui gambaran yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Pekalongan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RESTORAN RICHEESE FACTORY CABANG DEPOK KELAPA DUA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel: 3.1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia s/d s/d ,7.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini adalah kuisioner. Maka langkah - langkah yang dapat dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nama awalnya Perum Pelabuhan Jakarta Cengkareng berdiri sejak tahun 1984.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. sembako. Adapun pertanyaan yang termuat dalam kuesioner terdiri dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling. menggunakan kartu Indosat Ooredoo.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh GCG dan Manajemen Risiko

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Kudus. Visi Pemerintah Kabupaten Kudus yaitu "Terwujudnya Kudus Yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KELOMPOK ACUAN, KESADARAN MEREK, PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL SUZUKI ERTIGA (Studi Kasus Konsumen Sunmotor Jakarta)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

: Berkat Kristian Zega NPM : Pembimbing : Anne Dahliawati, SE., MM

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

Donny Prammono Dosen Pembimbing : Hendri Rahmayani Asri SE, MM

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus pada McDonald s Kelapa Dua Depok)

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur dan jenis kelamin. Deskripsi karakteristik responden adalah sebagai berikut: a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No. Umur Frekuensi Persentase (%) 1. 18 tahun 17 7,3 2. 19 tahun 57 24,5 3. 20 tahun 30 12,9 4. 21 tahun 44 18,9 5. 22 tahun 37 15,9 6. 23 tahun 20 8,6 7. 24 tahun 19 8,2 8. 25 tahun 9 3,9 Total 233 100,0 Tabel 5.1. memperlihatkan bahwa sebagian besar responden berumur 19 tahun yaitu 57 orang (24,5%) dan paling sedikit berumur 25 tahun yaitu 9 orang (3,9%). Pengguna trans jogja yang sebagian besar berumur 19 tahun menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna transjogja adalah remaja. Bagi mahasiswa, umur 19 tahun merupakan umur awal-awal masuknya perguruan tinggi UIN Sunan Kalijaga. Artinya sebagian besar penggunaan trans jogja adalah mahasiswa baru (semester 1-2) UIN Sunan Kalijaga. Sedangkan pengguna trans jogja 78

79 yang paling sedikit berumur 25 tahun. Bagi mahasiswa, umur 25 tahun merupakan umur tua untuk menjadi mahasiswa sehingga dikategorikan sebagai mahasiswa tingkat akhir. Artinya, yang paling sedikit menggunakan trans jogja adalah mahasiswa tingkat akhir. b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1. Laki-laki 14 6 2. Perempuan 219 94 Total 233 100,0 Tabel 5.2. memperlihatkan bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu 219 orang (94%) dan paling sedikit laki-laki yaitu 14 orang (6%). Tabel 5.2. menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak yang menggunakan trans jogja dibandingkan laki-laki. Hal itu dapat disebabkan karena sebagai laki-laki lebih menyukai menggunakan sepeda motor dibandingkan menggunakan trans jogja. 2. Uji Univariat Uji univariat dilakukan terhadap variabel-variabel yang diteliti meliputi pendapatan per bulan, biaya trans jogja, aksesiblitas dan intensitas menggunakan trans jogja. Deskriptif analisis univariat adalah sebagai berikut:

80 a. Pendapatan per bulan Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pendapatan per bulan No. Pendapatan per bulan Frekuensi Persentase (%) 1. Cukup 146 62,7 2. Berlebih 87 37,3 Total 233 100,0 Tabel 5.3. memperlihatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pendapatan per bulan cukup yaitu 146 orang (62,7%) dan paling sedikit mempunyai pendapatan berlebih yaitu 87 orang (37,3%). Pendapatan responden yang sebagian besar tergolong cukup menunjukkan bahwa responden memiliki keterbatasan anggaran sehingga harus pandai-pandai mengelola angaran yang dimilikinya. Responden dengan pendapatan cukup harus membatasi penggunaan trans jogja supaya dapat mencukupi kebutuhan hidupnya untuk satu bulan. Sedangkan responden yang memiliki penghasilan berlebih dapat menggunakan anggaran yang dimilikinya untuk menggunakan jasa trans jogja dengan intensitas lebih tinggi. b. Biaya trans jogja Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Biaya Trans jogja No. Biaya trans jogja Frekuensi Persentase (%) 1. Murah 107 45,9 2. Mahal 126 54,1 Total 233 100,0 Tabel 5.4. memperlihatkan bahwa sebagian besar responden menganggap biaya trans jogja mahal yaitu 126 orang (54,1%) dan

81 paling sedikit menganggap biaya trans jogja murah yaitu 107 orang (45,9%). Responden yang menganggap biaya mahal karena merasa bahwa pendapatan yang dimilikinya terbatas sehingga tidak dapat digunakan untuk menggunakan jasa trans jogja terlalu sering. Semakin sering menggunakan jasa trans jogja maka anggaran yang dikeluarga semakin besar sehingga mengurangi pemenuhan kebutuhan yang lain. Sebaliknya, responden yang menganggap biaya trans jogja termasuk murah memungkinkan menggunakan jasa trans jogja lebih sering. Hal itu disebabkan karena biaya jasa trans jogja yang dianggap murah, tidak mengganggu pengelolaan anggaran dari responden. c. Aksesibilitas Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Aksesibilitas No. Aksesibilitas Frekuensi Persentase (%) 1. Mudah 134 57,5 2. Sulit 99 42,5 Total 233 100,0 Tabel 5.5. memperlihatkan bahwa sebagian besar responden menganggap akses trans jogja mudah yaitu 134 orang (57,5%) dan paling sedikit menganggap akses trans jogja sulit yaitu 99 orang (42,5%). Aksesibilitas yang tergolong mudah memungkinkan responden untuk memanfaatkan jasa transportasi tanpa ada kekhawatiran terhadap keterlambatan transportasi. Kemudahan akses trans jogja memberikan kesempatan yang besar kepada masyarakat untuk memanfaatkan transportasi trans jogja untuk menunjang

82 aktifitasnya setiap hari. Sebaliknya aksesibilitas trans jogja yang dianggap sulit memungkinkan menurunnya pengguna jasa trans jogja karena transportasi trans jogja dianggap tidak efektif untuk mendukung kegiatan masyarakat. d. Intensitas menggunakan trans jogja Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Intensitas menggunakan trans jogja No. Intensitas menggunakan Frekuensi Persentase (%) trans jogja 1. Sering 107 45,9 2. Jarang 126 54,1 Total 233 100,0 Tabel 5.6. memperlihatkan bahwa sebagian besar responden jarang menggunakan trans jogja yaitu 126 orang (54,1%) dan paling sedikit sering menggunakan trans jogja yaitu 107 orang (45,9%). Tabel 5.6. juga memberikan gambaran bahwa responden yang sering dan jarang menggunakan jasa trans jogja hampir sama banyak. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas mahasiswa dalam manggunakan jasa trans jogja masih tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa jasa trans jogja masih dibutuhkan oleh masyarakat terutama mahasiswa. 3. Uji Bivariat Uji bivariat dilakukan menggunakan uji product moment. Hasil uji product moment adalah sebagai berikut:

83 a. Pengaruh Pendapatan Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Tabel 5.7. Tabulasi Silang Pengaruh Pendapatan Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Intensitas menggunakan Product No. Pendapatan trans jogja moment Sering Jarang r p F % F % 1. Cukup 60 25,8 86 36,9 0,131 0,046 2. Berlebih 47 20,2 40 17,2 Total 107 45,9 126 54,1 Sumber : Data Primer 2017 Tabel 5.7. memperlihatkan sebagian besar responden mempunyai pendapatan perbulan cukup dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 86 orang (36,9%) dan responden yang paling sedikit mempunyai penghasilan per bulan berlebih dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 40 orang (17,2%). Hasil uji product moment didapatkan nilai r0,131 dengan signifikansi 0,046 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara pendapatan dengan intensitas menggunakan trans jogja. Tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendapatan cukup maupun berlebih memanfaatkan jasa trans jogja dengan intensitas jarang. Kondisi ini dapat disebabkan karena memang responden jarang membutuhkan jasa trans jogja untuk mendukung aktifitasnya. Sebaliknya, responden yang sering menggunakan jasa trans jogja dapat disebabkan karena memang membutuhkan jasa trans jogja untuk mendukung aktifitasnya.

84 b. Pengaruh Biaya Trans jogja Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Tabel 5.8. Tabulasi Silang Pengaruh Biaya Trans jogja Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Intensitas menggunakan Product moment No. Biaya trans jogja trans jogja Sering Jarang r p F % f % 1. Murah 107 45,9 0 0 0,759 0,000 2. Mahal 0 0 126 54,1 Total 107 45,9 126 54,1 Sumber : Data Primer 2017 Tabel 5.8. memperlihatkan sebagian besar responden menganggap biaya trans jogja mahal dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 126 orang (54,1%) dan responden yang paling sedikit menganggap biaya trans jogja murah dan sering menggunakan trans jogja yaitu 107 orang (45,9%). Hasil uji product moment didapatkan nilai r 0,759 dengan signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara biaya trans jogja dengan intensitas menggunakan trans jogja. Tabel 5.8.juga memperlihatkan bahwa responden yang sering memanfaatkan jasa trans jogja semua menganggap biaya trans jogja murah sedangkan yang jarang menggunakan jasa trans jogja karena menganggap biaya jasa trans jogja termasuk mahal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya jasa trans jogja mempengaruhi intensitas penggunaan jasa trans jogja.

85 c. Pengaruh Aksesibilitas Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Tabel 5.9. Tabulasi Silang Pengaruh Aksesibilitas Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Intensitas menggunakan Product No. Aksesibilitas trans jogja moment Sering Jarang r P f % f % 1. Mudah 60 25,8 74 31,8 0,162 0,013 2. Sulit 47 20,2 52 22,3 Total 107 45,9 126 54,1 Sumber : Data Primer 2017 Tabel 5.9. memperlihatkan sebagian besar responden menganggap aksesibilitas trans jogja mudah dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 74 orang (31,8%) dan responden yang paling sedikit menganggap aksesibilitas sulit dan sering menggunakan trans jogja yaitu 47 orang (20,2%). Hasil uji product moment didapatkan nilai r 0,162 dengan signifikansi 0,013 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara aksesibilitas dengan intensitas menggunakan trans jogja. Tabel 5.9. juga menunjukkan bahwa aksesibilitas jasa trans jogja mudah atau sulit, sebagain besar responden tetap jarang menggunakan menggunakan jasa trans jogja. Kondisi ini dimungkinkan karena aktifitas sebagian besar responden tidak tergantung pada penggunaan jasa trans jogja. Sebaliknya responden yang sering menggunakan jasa trans jogja baik aksesibilitasnya mudah atau sulit dimungkinkan karena adanya ketergantungan penggunaan jasa trans jogja untuk mendukung

86 aktifitasnya sehari-hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa aksesibilitas tidak mempengaruhi penggunaan jasa trans jogja. 4. Uji Multivariat Analisis multivariat dilakukan terhadap semua faktor yang diteliti untuk mengetahui faktor mana yang paling mempengaruhi intensitas menggunakan Trans jogja. a. Uji Prasyarat Statistik (Uji Asumsi Klasik) 1) Uji normalitas data Hasil uji normalitas data dapat diperlihatkan pada tabel berikut: Unstandardized Residual Tabel 5.10. Hasil Uji Normalitas Skewness Kurtosis Statistic Std. Error Statistic Std. Error 0,154 0,159 0,154 0,159 Normalitas data diketahui berdasarkan perbandingan skewness dan kurtosis. Nilai perbandingan skewness adalah 0,154/0,159 = 0,968 sedangkan nilai perbandingan kurtosis adalah -0,520/0,318 = - 1,635. Jika hasil perbandingan didapatkani nilai antara -2 sampai dengan +2 maka data dinyatakan telah terdistribusi normal. Hasil perbandingan skewness dan kurtosis didapatkan nilai 0,968 dan - 1,635 sehingga terletak diantara -2 dan +2. Dengan demikian data dinyatakan terdistribusi normal.

87 2) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas yaitu suatu keadaan yang variabel bebasnya (independen) berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009). Adanya Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Deteksi adanya multikolinearitas jika nilai t-stat tidak signifikan tetapi nilai R2 tinggi. Nilai R untuk hubungan 2 variabel independen lebih besar dari 0,8 (rule of thumb) (Ghozali, 2009). Penelitian ini menunjukkan nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Tabel 5.11. Nilai VIF Faktor-faktor yang Memperngaruhi Intensitas Menggunakan Trans jogja Collinearity Statistic Faktor-faktor yang memperngaruhi intensitas menggunakan trans jogja Tolerance VIF Pendapatan tiap bulan 0,984 1,016 Biaya transport 0,960 1,042 Akses perjalanan 0,975 1,025 Sumber : Data Olahan 2017 Tabel diatas memperlihatkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel faktor-faktor yang memperngaruhi intensitas menggunakan Trans jogja karena nilai VIF kurang dari 10.

88 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat diperlihatkan pada tabel berikut : Tabel 5.12. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model t sig. 1 Pendapatan tiap bulan 1.564.119 Biaya transport 1.471.143 Aksesibilitas -.596.552 Sumber : Data Olahan 2017 Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian statistik terlihat bahwa hanya sehingga dari seluruh variabel penjelas tidak ada yang signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas. 2) Uji Hipotesis dan Analisis Data 1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) Besarnya koefisien diterminasi (R 2 ) dalam penelitian ini diperlihatkan pada tabel berikut:

89 Tabel 5.13. Rangkuman Koefisien Diterminasi (R2) Faktor-faktor yang memperngaruhi intensitas menggunakan Trans jogja Korelasi (R) Koefisien Diterminasi (R 2 ) Pendapatan tiap bulan, biaya transport, aksesibilitas Sumber : Data Olahan 2017 0,761 0,579 Koefisien diterminasi (R 2 ) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen (pendapatan tiap bulan, biaya transport, aksesibilitas) terhadap perubahan variabel dependen (intensitas menggunakan Trans jogja). Hasil olahan menunjukkan bahwa besarnya nilai koefisien diterminasi (R 2 ) adalah 0,761, artinya besarnya pengaruh variabel independent (pendapatan tiap bulan, biaya transport, aksesibilitas) terhadap perubahan variabel dependent (intensitas menggunakan Trans jogja) sebesar 76,1%, sedangkan sisanya sebesar (23,9%) dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji statistik menunjukkan korelasi yang tinggi (0,761 lebih dari 0,50) antara pendapatan tiap bulan, biaya transport, aksesibilitas. 2) Uji Signifikansi Nilai F Nilai F regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan

90 nilai signifikan. Jika nilai sig < α (alpha) maka terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 5.14. Hasil Uji Anova Model F sig. Regression 105,132 0,000 Residual Hasil uji anova didapatkan nilai F 105,132 dengan signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel dependen. 3) Uji Signifikan Nilai t Tabel 5.13. Rangkuman Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Intensitas Menggunakan Trans jogja Model Coefficients B t sig. 1 (Constant) 7,178 6,307,000 Pendapatan tiap 0,414 0,828 0,408 bulan Biaya transport 7,839 17,093 0,000 Aksesibilitas -0,012-1,017 0,310 Sumber : Data Olahan 2017 Dalam penelitian ini didapatkan nilai t test untuk pendapatan tiap bulan sebesar 0,828 dengan taraf signifikansi (p) 0,408. Nilai t test untuk biaya transport sebesar 17,093dengan taraf signifikansi (p)

91 0,000. Nilai t test untuk aksesibilitas sebesar -1,017 dengan taraf signifikansi (p) 0,310. Nilai t test digunakan untuk mengetahui variabel independent (X atau pendapatan, biaya dan aksesibilitas) berpengaruh secara parsial terhadap perubahan nilai variabel dependent (Y atau pendapatan). Untuk menentukan hipotesis diterima atau ditolak maka besarnya taraf signifikansi (p) dibandingkan dengan taraf kesalahan 5%. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka ha ditolak dan jika p lebih kecil dari 0,05 maka ha diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk variabel biaya transport mempunyai nilai p lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada berpengaruh positif secara parsial terhadap perubahan pendapatan. Model yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y = 7,178 + 0,414 pendapatan + 7,839 biaya transport B. Pembahasan 1. Pengaruh Pendapatan Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Tabel 5.7. memperlihatkan sebagian besar responden mempunyai pendapatan perbulan cukup dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 86 orang (36,9%) dan responden yang paling sedikit mempunyai penghasilan per bulan berlebih dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 40 orang (17,2%). Hasil uji product moment didapatkan nilai r 0,131

92 dengan signifikansi 0,046 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh antara pendapatan dengan intensitas menggunakan trans jogja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pendapatan terhadap intensitas penggunaan trans jogja. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Praktikno (2006) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendapatan terhadap penggunaan transportasi umum. Tidak adanya pengaruh tersebut dibuktikan dengan fakta bahwa responden yang mempunyai pendapatan cukup dan responden dengan penghasilan berlebih sama-sama jarang menggunakan bus trans jogja untuk bepergian. Bus Trans Jogja merupakan salah satu alat transportasi umum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama para mahasiswa yang memilih berpergian menggunakan bus. Responden yang jarang menggunakan bus trans jogja menunjukkan bahwa keberadaan bus trans jogja masih membutuhkan perbaikan manajemen untuk dapat menarik penggunaan transportasi umum. Angkutan umum merupakan salah satu solusi alternatif untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas. Tantangan yang kemudian muncul adalah bagaimana membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan angkutan umum dan mudah mengakses informasi angkutan umum. Penelitian Yulianto (2012) memberikan salah satu solusinya yaitu membuat suatu aplikasi dan web resmi untuk angkutan umum di Jakarta yang memilki fitur kode angkutan, trayek, tarif dan rute. Sistem

93 informasi ini berbasis web service dan menggunakan database server di Pusat Penelitian Fisika LIPI. 2. Pengaruh Biaya Trans jogja Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Tabel 5.8. memperlihatkan sebagian besar responden menganggap biaya trans jogja mahal dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 126 orang (54,1%) dan responden yang paling sedikit menganggap biaya transjogja murah dan sering menggunakan trans jogja yaitu 107 orang (45,9%). Hasil uji product moment didapatkan nilai r 0,759 dengan signifikansi 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara biaya trans jogja dengan intensitas menggunakan trans jogja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya trans jogja mempengaruhi intensitas penggunaan bus trans jogja. Semakin mahal biaya transportasi maka semakin jarang digunakan oleh responden. penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang menganggap biaya trans jogja mahal jarang menggunakan trans jogja dan responden yang menganggap biaya trans jogja murah sering menggunakan bus trans jogja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratikno (2006) yang menyebutkan bahwa biaya berpengaruh terhadap penggunaan angkutan umum. Penelitian Ronaldo (2016) menyebutkan bahwa harga atau biaya transportasi mempengaruhi kepuasan pengguna transportasi. Menurut Fitrin (2010) transportasi memiliki peran yang penting baik di perkotaan maupun di pedesaan untuk memajukan

94 perekonomian nasional, regional dan lokal jika dilihat dari sisi ekonomi makro. Masyarakat perkotaan yang maju membutuhkan kemudahan akses transportasi untuk melakukan kegiatan bisnis, pendidikan, dan kebutuhan untuk rekreasi. Penggunaan angkutan umum seperti trans jogja sangat penting bagi mobilitas untuk menghindari kemacetan. Karena itu kualitas pelayanan transportasi umum seperti trans jogja harus diperhatikan dan mendapatkan prioritas. Kualitas pelayanan transportasi dapat memberikan kepuasan kepada pengguna angkutan umum sehingga lebih sering menggunakan angkutan umum terutama trans jogja. Penelitian yang dilakukan Ronaldo (2016) membuktikan bahwa fasilitas trans jogja mempengaruhi kepuasan pengguna trans jogja. Hasil penelitian Nugroho (2013) menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan Trans Jogja dengan keputusan pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas pelayanan Trans Jogja semakin tinggi pula keputusan pengguna. Menurut Rosmalindha dan Wijayanto (2010) dengan melihat suatu perkembangan jumlah penduduk saat ini yang semakin padat serta pada perkembangan masyarakatnya juga akan semakin maju, maka pemindahan dan pergerakan terhadap barang maupun jasa juga akan meningkat yang mana harus diimbangi dengan adanya saranana dan prasarana terhadap transportasi dengan melakukan penambahan untuk jaringan jalan dan membuat suatu pengaturan untuk lalu lintas. Penelitian

95 Rithoma (2013) menyebutkan prasarana seperti halte masih sangat minim dan fungsi terminal yang ada berjalan kurang maksimal sehingga kurang mendukung kelancaran trasportasi umum. 3. Pengaruh Aksesibilitas Dengan Intensitas Menggunakan Trans jogja Tabel 5.9. memperlihatkan sebagian besar responden menganggap aksesibilitas trans jogja mudah dan jarang menggunakan trans jogja yaitu 74 orang (31,8%) dan responden yang paling sedikit menganggap aksesibilitas sulit dan sering menggunakan trans jogja yaitu 47 orang (20,2%). Hasil uji product moment didapatkan nilai r 0,162 dengan signifikansi 0,013 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara aksesibilitas dengan intensitas menggunakan trans jogja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh aksesibilitas terhadap intensitas menggunakan trans jogja. Responden yang menganggap aksesibilitas trans jogja mudah, jarang menggunakan trans jogja dan responden yang menganggap aksesibilitas sulit, sering menggunakan trans jogja. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2013) yang menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara aksesibilitas halte dan keputusan pengguna. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi aksesibilitas halte maka tingkat keputusan pengguna akan semakin tinggi. Aksesibilitas penggunaan trans jogja meliputi waktu tempuh penggunaan trans jogja. Mudah atau sulit, lama atau sebentar perjalanan trans jogja tidak mempengaruhi penggunakan trans jogja oleh responden.

96 Penelitian Sari (2014) menyebutkan perbandingan waktu tempuh Trans jogja dengan waktu tempuh ideal yang diinginkan mahasiswa apakah telah memadai, yang terbagi dari 2 waktu penelitian yaitu pukul 06.00-09.00 WIB dan pukul 10.00-13.00 yang merupakan jam berangkat mahasiswa menuju ke kampus. Temuan dari penelitian ini waktu tempuh Bus Trans Jogja belum memenuhi waktu ideal yang diinginkan mahasiswa menuju kampus. Koresponden yang merupakan mahasiswa, 42 % responden menyatakan bahwa waktu tempuh bus trans jogja sangat lama dan hanya 10 % responden yang menyatakan waktu tempuhnya sesuai dengan yang diharapkan.