KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

dokumen-dokumen yang mirip
PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PREP ARASI LIl\1BAH CAIR EFLUEN HASIL PENGOLAHAN KIMIA PROSES KARBONAT UNTUK UMP AN PROSES EVAPORASI

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

Buku II 301 REDUKSI VOLUME LIMBAH URANIUM CAJR FASE AJR MENGGUNAKAN ROTA VAPOR

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Isolation and Characterization of Rice Bran Protein Using NaOH Solution

3 METODOLOGI PENELITIAN

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB III METODE PENELITIAN

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

3 Metodologi Penelitian

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

Revisi BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

1/14/2014 NERACA MASSA DALAM PENGOLAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan. No. Alat Ukuran Jumlah. Sendok. 1 buah. Ember. 1 buah. Pipet.

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

BAB III METODE PENELITIAN

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes dengan kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

Transkripsi:

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI. Kegiatan ini bertujuan menyiapkan data perancangan model pemanas evaporator untuk mengurangi endapan dan buih pada evaporasi limbah radioaktif uranium cair fase air. Inovasi dilakukan dengan cara menambahkan EDTA ke dalam limbah cair setelah proses preparasi. Percobaan dilakukan dengan memanaskan limbah uranium cair fase air secara bath dengan konsentrasi EDTA 1,0 sampai 10,0 ppm dan ph limbah divariasi dari ph = 5,0 sampai ph 8,5 dalam gelas petridisk sampai kering dan pengujian hasil preparasi dilakukan menentukan kadar zat padat dalam limbah setelah pemanasan secara gravimetri. Dari percobaan diperoleh data bahwa timbulnya buih dapat dikurangi dengan penambahan EDTA sampai dengan 10,0 ppm,, pada ph = 7,0, yaitu memberikan kadar zat padat dalam limbah sebesar 0,008 g/l sampai 0,026 g/l. Kata kunci : Karakterisasi, Evaporator - EDTA ABSTRACT CHARACTERIZATION OF THE RADIOACTIVE LIQUID WASTE FOR THE FEEDING OF EVAPORATION PROCESS. The activity to prepare the data in the design of evaporator heater model for reduced of sediment and foam on the evaporation process of liquid radioactive uranium waste. The innovation was carried out by adding of EDTA on the liquid waste after preparation process. The experiment was done by heating liquid radioactive waste on batch process with concentration of EDTA was 1.0 to 10.0 ppm and ph of waste was varied are ph 5.0 to ph = 8.5 in the petridisc glass up to dry, and the tested of preparation was done by determination of solid contain in the liquid radioactive waste after heated by gravimetry methode. From the experiment can be obtain data are foam floating can be reduced with the adding EDTA and lower total solid contain was achieved on ph of waste are 5.0, concentration of EDTA to 10.0 ppm, and ph= 7.0, that is given solid contain in the waste are 0.08 g/l to 0.026 g/l. Key words : characterization, Evaporator- EDTA PENDAHULUAN P roses penyiapan limbah umpan merupakan tahap penting pada proses evaporasi limbah radioaktif cair fase air. Penyiapan limbah umpan secara fisika melalui pengenapan dan penyaringan ganda sudah memberikan hasil yang cukup baik yaitu menghasilkan beningan limbah dengan kadar antara 1,50 g/l sampai 2,50 g/l. Sedangkan preparasi dengan pengaturan ph limbah dapat mereduksi kadar zat padat dalam limbah sampai 98,0 % dengan kadar zat padat dalam limbah sekitar 0,015 g/l (1). Pada proses evaporasi limbah radioaktif cair fase air, unsur keselamatan proses perlu perhatikan mengingat didalamnya terdapat variabel panas, tekanan dan pendinginan. Masalah utama dampak pemanasan sampai titik didih biasanya adalah terjadinya buih akibat cairan limbah yang dididihkan (2). Dalam proses evaporasi menggunakan perangkat evaporator gelas terjadinya buih dapat terlihat jelas, sehingga kondisi limbah cair yang diuapkan harus sedemikian rupa sehingga dalam operasinya tidak menimbulkan kesulitan teknis misalnya terjadinya Buku II hal 288 ISSN 1410 8178 Endro Kismolo, dkk.

carry over yang diakibatkan timbulnya buih yang terlalu banyak pada proses pemanasan. Biasanya buih diakibatkan adanya senyawa organik yang terkandung dalam limbah atau senyawa-senyawa lain yang mudah membentuk gelembung pada pemanasan. Timbulnya buih dalam proses evaporasi sangat merugikan, karena efisiensi evaporasi menjadi rendah. Hal ini terjadi karena timbulnya buih dapat memacu timbulnya proses carry over, yang akhirnya terjadi perpindahan massa padatan atau bahan radioaktif ke dalam destilat. Selain itu timbulnya buih yang terlalu besar dalam proses evaporasi, akan menurunkan pemisahan fraksi air dalam limbah sebagai destilat sehingga konsentrasi uranium dalam destilat menjadi tidak minimum (3,4,). Untuk meminimasi terjadinya buih dan carry over dalam proses evaporasi, dapat dilakukan inovasi penyiapan limbah umpan (preparasi) yaitu diantaranya dengan menambahkan Ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) ke dalam limbah radioaktif uanium cair fase air setelah proses penyaringan. Dengan mengatur konsentrasi EDTA, ph proses evaporasi diharapkan dapat diperoleh destilat yang memenuhi syarat untuk umpan proses pertukaran ion yaitu kadar radionuklida uranium dan total zat padat di dalamnya cukup rendah. Ethylene diamine tetraacetic acid (EDTA) merupakan senyawa kompleks yang pada pemanasan dapat menekan terjadinya proses sedimentasi dan dapat mendistruksi bahan organik (5,6). Dengan mereduksi terjadinya buih dan proses sedimentasi, pengaturan proses evaporasi menjadi lebih mudah dan fraksi air yang terpisahkan menjadi optimum. Hal ini ditandai dengan menurunnya fraksi padatan dalam destilat. Dengan dilakukannya kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh pengoperasian perangkat evaporator yang aman dan stabil pada berbagai kecepatan kondisi operasi dan tidak terjadi kegagalan proses evaporasi secara keseluruhan. TATA KERJA Peralatan Perangkat penyaring dan kertas saring teknis digunakan untuk memisahkan fraksi padat dalam limbah cair setelah pengolahan kimia menggunakan kalsium hidrofosphat. Petridisk gelas volume 20 ml dan lampu pemanas digunakan untuk memanaskan sampel limbah. Neraca analitis digunakan untuk penentuan kadar zat padat dalam limbah secara gravimetri. Bahan Limbah radioaktif uranium cair fase air hasil pengolahan kimia menggunakan kalsium hidrofosphat yang memiliki ph = 8,50 dan kadar total zat padat terlarut sekitar 6,314 g/l. Asam nitrat encer (0,50 N) digunakan sebagai bahan pengatur ph limbah dan EDTA digunakan sebagai anti foaming agent. Cara kerja 1. Preparasi limbah cair Diambil 5000 ml limbah radioaktif uranium cair fase air (ph = 8,50), beningan hasil pengolahan kimia menggunakan kalsium hidrofosphat, dimasukkan ke dalam ember teflon 10,0 liter melalui penyaringan dengan kertas saring teknis. Sambil diaduk perlahan kedalamnya ditambahkan larutan asam nitrat encer hingga mencapai ph = 5,0 dan setelah proses pengenapan selama 150 menit dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring teknis. Pekerjaan ini juga dilakukan sehingga diperoleh limbah dengan ph = 5,50 sampai 8,50. Dengan cara yang sama, kedalam sampel uji ditambahkan EDTA sebanyak 1,0 sampai 10,0 ppm. 2. Pengujian hasil preparasi. Diambil 20,0 ml limbah radioaktif uranium cair fase air hasil preparasi dimasukkan ke dalam gelas petridisk volume 50 ml yang sudah diketahui beratnya. Selanjutnya dipanaskan di bawah lampu pemanas hingga kering udara. Setelah dingin dilakukan penimbangan menggunakan neraca analitis. Pekerjaan ini dilakukan terhadap semua sampel limbah uji baik yang tidak melalui proses pengenapan maupun yang melalui proses pengenapan selama 150 menit. 3. Aplikasi penambahan EDTA pada proses evaporasi Aplikasi penambahan EDTA untuk proses evaporasi dilakukan dengan menambah EDTA kedalam limbah radioaktif uranium cair fase air umpan proses evaporasi pada kondisi ph = 7,0, dan waktu pendidihan sampai 180menit. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh ph limbah pada proses penyiapan limbah terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah, tanpa proses pengenapan. Pengaruh ph limbah pada proses penyiapan limbah terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah, tanpa proses pengenapan dapat dilihat pada Tabel 1 dan atau Gambar 1. Dari Tabel 1 dan atau Gambar 1 dapat diperoleh data bahwa perubahan ph limbah berpengaruh terhadap karakteristik limbah khususnya terhadap kadar zat padat dalam limbah. Endro Kismolo, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal 289

Tabel 1. Pengaruh ph terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah tanpa proses pengenapan pasca pengaturan ph, pada kondisi limbah awal memiliki ph = 8,50 dan kadar total zat padat terlarut awal = 6,314 g/l. No. ph Kadar total zat padat terlarut dalam limbah (g/l) Tanpa EDTA Dengan EDTA = 1,0 ppm 1. 8,50 6,115 5,865 2. 7,50 2,121 1.446 3. 7,00 1,162 0.626 4. 6,50 0.442 0.229 5. 6,00 0.116 0.087 6. 5.50 0.074 0.024 7. 5,00 0.035 0.014 Kadar zat padat terlarut dalam limbah (g/l) 7.000 6.000 Tanpa EDTA 5.000 Dengan EDTA : 1,0 ppm 4.000 3.000 2.000 1.000 0.000 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 ph Limbah Gambar 1. Grafik hubngan pengaruh ph terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah tanpa proses pengenapan pasca pengaturan ph, pada kondisi limbah awal memiliki ph = 8,50 dan kadar total zat padat terlarut awal = 6,314 g/l. Hal ini diduga karena di dalam limbah hanya mengandung garam-garam yang larut dalam asam nitrat, sehingga pada perubahan ke arah asam semuanya larut. Dari percobaan ini juga dapat dilihat bahwa EDTA mampu mereduksi kadar zat padat dalam limbah. Dari percobaan juga diamati dengan penambahan EDTA juga mampu mereduksi terjadinya buih selama pemanasan. Hal ini diduga kompleks EDTA yang berfungsi sebagai anti buih dapat membentuk kompleks dengan garam-garam yang terdapat dalam limbah, sehingga penambahan EDTA menjadi semakin efektif pada perubahan ph asam. Pada percobaan dengan bahan limbah tanpa perlakuan pengenapan pasca pengaturan ph, diperoleh kadar zat padat dalam limbah terendah pada ph 5.0 yaitu sebesar 0,035 g/l dan 0,014 g/l untuk limbah yang ditambahkan EDTA 1,0 ppm. Untuk melihat fungsi EDTA secara nyata, percobaan selanjutnya digunakan limbah ph = 7,00. 2. Pengaruh konsentrasi EDTA dan proses pengenapan pada preparasi limbah terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah, pada kondisi limbah ph = 7,0. Pengaruh konsentrasi EDTA dan proses pengenapan pada preparasi limbah terhadap Buku II hal 290 ISSN 1410 8178 Endro Kismolo, dkk.

karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah, tanpa proses pengenapan dapat dilihat pada Tabel 2 dan atau Gambar 2. Dari Tabel 2 dan atau Gambar 2, dapat dilihat penambahan EDTA ke dalam limbah berpengaruh terhadap karakteristik nilai total kadar zat padat terlarut yang diperoleh, yaitu semakin banyak EDTA yang ditambahkan maka kadar zat padat dalam limbah cenderung semakin rendah. Hal ini terjadi karena pada ph limbah ke arah netral, terdapat pergeseran sifat kelarutan beberapa garam-garam yang terdapat dalam limbah yang angka kelarutannya tinggi pada ph asam, sehingga dengan penambahan EDTA sifat tersebut dapat diperkecil sehingga pembentukan endapan dapat ditekan. Hal ini secara fisis dapat dibuktikan terjadinya buih pada proses pemanasan semakin kecil. Dari percobaan diperoleh data bahwa penambahan EDTA sebanyak 1,0 ppm sampai 10,0 ppm telah menghasilkan limbah umpan evaporator dengan kadar zat padat terlarut cukup rendah yaitu sebesar 0,026 g/l untuk proses preparasi tanpa pengenapan dan 0,008 g/l atau mengalami reduksi total endapan sampai 99,57 % untuk preparasi dengan pengenapan 150 menit. Tabel 2. Pengaruh konsentrasi EDTA dan proses pengenapan terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah pada kondisi ph limbah = 7,00. No. EDTA (ppm) Kadar total zat padat terlarut dalam limbah (g/l) Tanpa Pengenapan Dengan Pengenapan 150 menit 1. 0,0 2,167 1,425 2. 1,0 1,162 0,823 3. 2,0 0,825 0,411 4. 4,0 0,14 0,094 5. 6,0 0,096 0,046 6. 8,0 0,046 0,014 7. 10,0 0,026 0.008 Kadar zat padat terlarut dalam limbah (g/l) 3.000 2.500 Tanpa proses pengenapan 2.000 Dengan pengenapan 150 menit 1.500 1.000 0.500 0.000 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 Konsentrasi EDTA (ppm) Gambar 2. Grafik hubungan pengaruh konsentrasi EDTA dan proses pengenapan terhadap karakteristik kadar zat padat dalam limbah pada kondisi ph limbah = 7,00. Kondisi ini sudah memenuhi persyaratan sebagai limbah umpan proses evaporasi yaitu harus memiliki kadar zat padat antara 0,05 g/l sampai 0,5 g/l. Dari dua percobaan diatas dapat diperoleh informasi bahwa penambahan EDTA selain mampu mereduksi kadar zat padat di dalam limbah, juga diduga mampu mereduksi timbulnya buih dalam aplikasi proses evaporasi. Endro Kismolo, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal 291

3. Uji aplikasi penambahan EDTA pada proses evaporasi limbah radioaktif cair uranium cair pada kondisi limbah ph = 7,0. Data pengaruh penambahan EDTA pada proses evaporasi limbah radioaktif uranium cair fase air terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah, tanpa proses pengenapan dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat penambahan EDTA ke dalam limbah berpengaruh positif terhadap berjalannya proses eveporasi dan karakteristik nilai total kadar zat padat terlarut dalam destilat yang dihasilkan. Pada aplikasi proses evaporasi pada kondisi pendidihan selama 180 menit, kualitas proses evaporasi dan destilat cukup baik. Selama pendidihan tidak terjadi carry over karena gelembung pendidihan yang terjadi relatif kecil. Tabel 3. Pengaruh waktu operasi evaporasi pada aplikasi penambahan EDTA pada proses evaporasi limbah radioaktif uranium cair fase air (proses semi kontinu) terhadap karakteristik kadar zat padat terlarut dalam limbah pada kondisi ph limbah = 7,00, konsentrasi EDTA : 2,0 ppm, dan suhu operasi 100 o C. No Waktu evaporasi/ pendidihan (menit) Kadar zat padat terlarut rerata dalam destilat evaporasi(g/l) 1. 30 0,024 2. 60 0,027 3. 90 0,027 4. 120 0,032 5. 150 0,032 6. 180 0,034 Dari data aplikasi penambah EDTA tersebut tampak bahwa ada kenaikan nilai kadar zat padat terlarut dalam destilat setelah operasi evaporasi berlangsung selang waktu tertentu. Hal ini terjadi karena pada percobaan ini dilakukan dengan proses semi kontinyu sehingga ada kemungkinan keterlambatan memasukkan umpan pada saat proses pendidihan, sehingga kepekatan larutan limbah yang diproses meningkat sesaat, dan pada aphirnya nilai kadar zat padat terlarut dalam destilat mengalami sedikit kenaikan. Dari uji pelikasi penambahan EDTA sebanyak 2,0 ppm tersebut memberikan gambaran bahwa kondisi evaporasi dapat dikendalikan dengan bahan bantu seperti halnya EDTA. KESIMPULAN Dari percobaan inovasi proses preparasi limbah radioaktif cair untuk umpan proses evaporasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi penyiapan / preparasi limbah radioaktif uranium cair fase air dengan EDTA untuk umpan proses evaporasi berhasil mereduksi kadar zat padat terlarut dalam limbah dan timbulnya buih pada uji pemanasan secara bath, dan penambahan EDTA sebanyak 1,0 ppm sampai 10,0 ppm dan ph limbah antara ph = 6,50 sampai ph = 7,00 cukup baik untuk proses preparasi limbah radioaktif uranium cair fase air, yaitu memberikan nilai kadar zat padat yang telah memenuhi persyaratan limbah untuk umpan proses evaporasi. Pada kondisi ini diperoleh reduksi kadar zat padat sebesar 99,57 % dengan nilai kadar zat padat sebesar 0,026 g/l untuk preparasi tanpa pengenapan dan 0,008 g/l untuk preparasi dengan pengenapan selama 150 menit. DAFTAR PUSTAKA 1. BUCHI, Operating Instruction For Rotavapor, Laboratoriums Tecknik, CH- 9230 Flawil/ Schewiz, Germany, 1992 2. BLACKADDER, DKK, A Hand Book Of Unit Operation, Academic Press, London And New York, 1981. 3. NORMAN N.Li.Si.D, Recent Development In Separation Science, Vol I, New Jersey, CRT Press, 1979. 4. ENDRO K, DKK, Preparasi Limbah Untuk Umpan Rotavapor, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Pranata Nuklir, P3TM - Batan, Yogyakarta, 1999. 5. ENDRO K, DKK, Reduksi Volume Limbah Uranium Cair Fase Organik Menggunakan Rotavapor, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, PPNY - Batan, Yogyakarta, 1999. Buku II hal 292 ISSN 1410 8178 Endro Kismolo, dkk.

6. ENDRO K, DKK, Pengaruh Penambahan EDTA Pada Reduksi Volume Limbah Uranium Cair Fase Air Menggunakan Rotavapor Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, PPNY - Batan, Yogyakarta, 1997. TANYA JAWAB Suwarto Apakah nilai kadar reduksi 99,57% dapat dikaitkan dengan efisiensi pengukuran/preparatory? Endro Kismolo Ya, nilai reduksi sebesar itu (99,57%) merupakan nilai efisiensi proses preparasi meliputi penyaringan dan penyerapan terhadap efisiensi hasil pengolahan kimia limah radioaktof cair Suprihati Bagaimana pengaruh timbulnya buih yang berlebihan pada proses evaporasi? Endro Kismolo Akan membuat efistensi pemisahan rendah karena akan terjadi carry over yaitu terjadinya perpindahan massa padatan/zat radio aktif ke destilat. Endro Kismolo, dkk. ISSN 1410 8178 Buku II hal 293