LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
dan mengabaikan kepentingan organisasi (Drory & Romm, 1988).

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 ayat (2) menegaskan bahwa Pemerintah daerah mengatur dan mengurus

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

Tujuan pembelajaran:

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

UKDW BAB I. PENDAHULUAN

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 MARET 2011 TINGKAT KECAMATAN SE-KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 17 Maret 2011

DI BALIK POLITIK PENCITRAAN. Oleh. Yoseph Andreas Gual

BAB V PENUTUP. Sebagai intisari dari uraian yang telah disampaikan sebelumnya dan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 MARET 2011 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 17 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang didasarkan kepada Undang-Undang. Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah, menekankan adanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEBIDANAN D4 STIKES RESKI

1 James MacGregor Burns, Leadership, (New York: Harper Torchbooks, 1978), hlm.2.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

LAPORAN HASIL PENELITIAN

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

prinsip demokrasi dan prinsip negara hukum sebagai mana disebutkan dalam Undang- Undang Dasar Secara teoritis, netralitas PNS dengan cara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat diera globalisasi ini. Organisasi yang terbiasa dengan perubahan

1 Wawancara dengan bpk sumarsono dan remaja di panti asuhan Yakobus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kemampuan Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Penerapan Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kusumahadi Santosa Alfinia Palupi Hidayah D

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

Kepemimpinan Wirausaha

Fakultas Teologi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat tersebut terdapat ikatan ikatan berupa tujuan, kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak banyak kewenangan pemerintah yang dilaksanakan oleh

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA : STUKTUR, KEPEMIMPINAN, DAN MOTIVASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal

Pemerintah Baru, Masalah Lama Kamis, 04 September :12 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 04 September :49

TANTANGAN DAN PROSPEK PELEMBAGAAN PARTAI POLITIK

PERAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin

MANAJEMEN UMUM. BAB 5 Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi

BAB V PENUTUP. Dari hasil kajian pustaka dan lanpangan dari uraian yang telah penulis

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,

BAB I PENDAHULUAN. pesaing usaha lainnya, baik secara global dan menjadi yang terunggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. lawan dan berusaha memasukan bola ke dalam jaring atau gawang lawan.

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

BAB IV ANALISIS. Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tulus berarti tindakan yang dilandasi dengan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

SKRIPSI. Oleh : Lailatul Umroh

Materi Minggu 5. Desain dan Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan-pertimbangan subjektif masing-masing masyarakat berupa filosofi, nilai-nilai,

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

pada masa sekarang ini. Masyarakat masih memandang kinerja dari birokrasi publik pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah suatu wadah untuk orang-orang dalam mencapai suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB 19 SUSUNAN STAF. Orang yang tepat untuk tugas yang tepat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

Perilaku Keorganisasian

KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang. Istilah yang mengkonotasikan citra individual yang kuat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB V PENUTUP. seperti Nasionalisme Radikal, Tradisi Jawa, Komunisme, Sosial Demokrat dan Islam,

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah

STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

Transkripsi:

LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA PENELITIAN Persepsi Politik 1. Apa yang anda ketahui Tentang Politik? 2. Apakah menurut anda Politik berkaitan Erat dengan Kekuasaan? 3. Bagaimana pemahaman anda tentang gereja dan perilaku politik? 4. Apa yang anda ketahui tentang Politik dan Organisasi? 5. Apakah sebagai sebuah organisasi yang didirikan oleh gereja politik secara internal diperlukan? 6. Bagaimana seharusnya kekuasaan itu digunakan dalam organisasi? Pengambilan Keputusan 1. Apa yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pada Organisasi ini? 2. Apa langkah-langkah yang dibuat dalam organisasi ini untuk memutuskan suatu masalah atau persoalan dalam organisasi? 3. Bagaimana menurut anda tentang cara yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam organisasi ini? 1

4. Apa persoalan yang paling Rumit menurut anda dalam memutuskan suatu masalah pada organisasi ini berdasarkan pengalaman? 5. Apakah keputusan yang selama ini dibuat berjalan sesuai dengan yang diputuskan? 6. Bagaimanakah dengan tantangan-tantangan luar yang dihadapi oleh organisasi saat ini? 7. Bagaimana memutuskan dengan menggunakan kewenangan yang ada dalam struktur organisasi? PERTANYAAN WAWANCARA LANJUTAN 1. Apakah menurut bapak sentralisasi pekerjaan membentuk persepsi politik organisasi seseorang? jelaskan 2. Apakah menurut /ibu formalisasi dalam organisasi dapat membentuk persepsi politik organisasi? Jelaskan 3. Apakah menurut bapak/ Ibu tingkat hirarki ( jabatan) dapat membentuk persepsi politik organisasi yang berbeda- beda? Jelaskan 4. Apakah lingkungan kerja juga membentuk persepsi politik organisasi? 5. Apakah otonomi (Keahlian ) pekerjaan dapat membentuk persepsi politik organisasi? 2

6. Apakah interaksi dengan rekan kerja atasan dan bawahan juga membentuk persepsi politik organisasi? jelaskan 7. Apakah jika terdapat kesempatan untuk memperoleh karier lebih baik dalam organisasi maka hal tersebut juga akan membentuk persepsi politik organisasi? Jelaskan. 8. Apakah usia juga dapat menentukan seseorang dalam mempersepsikan politik organisasi? Jelaskan! 9. Apakah keterlibatan dalam pengambilan keputusan juga sangat menentukan persepsi politik organisasi? Jelaskan 10. Apakah menurut anda keragaman kerja seseorang dapat membentuk persepsi politik organisasi? Jelaskan. 3

Lampiran 2 Contoh Hasil Wawancara dan pelabelan Hasil wawancara dengan Informan (A) Persespsi Politik organisasi dan kekuasaan adalah dua hal yang berbeda. Dimana politik merupakan usaha (1) yang bukan untuk mencapai kekuasaan tetapi untuk menjadikan kondisi organisasi secara lebih baik lebih baik. Sebaliknya kekuasaan adalah taktik-taktik yang digunakan untuk mempertahankan status quonya. Karena ibaratnya seperti bermain bola terdapat taktik yang digunakan untuk memasukan bola kedalam gawang. Pada dasarnya Pemimpin harus melihat dan memahami kekuasaan atau kuasa sebagai amanat atau mandat Allah yang mana dipakai sebagai suatu Kepercayaan yang tidak harus dipegang erat-erat karena segala sesuatu ada masanya. Karena diperlukan kepekaan bahwa kekuasaan tidak untuk selamanya atau seumur hidup. Contoh yang kurang baik Pak Harto dan organisasi baik negara dan organisasi gereja perlu memahaminya dengan baik. Untuk itu, sebagai seorang pemimpin seharusnya menyiapkan suksesi atau pengkaderan dengan baik sebab banyak gereja biasanya mati ditinggal pemimpin kharismatis dan gagal dalam pengkaderannya. Tema dan Pelabelan 4 1. Politik sebagai usaha 2. Positif. 3. fungsional 4. Figure pemimpin 5. Peran pemimpin 6. Kedekatan personal 7. Kebijakan personal 8. prosedural teologis 9. Kedekatan personal 10. Tidak rasional 11. Interaksi etis 12. Kepemimpinan 13. Pro kontra 14. Kepercayaan 15. Kekeluargaan 16. Politik Negara 17. Sistem politik partai 18. teologi dan politik

Hal ini juga terjadi dalam organisasi gereja saya khawatir dengan masalah organisasi ini khususnya mengenai Suksesi tersebut oleh Founding Father Sekolah ini yang saat ini menjabat sebagai ketua STT Sangkakala maupun Ketua Sinode GJKI. Disisi yang lain persoalan yang masih banyak terjadi adalah orang-orang masih melihat kepemimpinan yang lebih kepada figure (5) dan suatu saat jika kehilangan figur maka organisasi akan kacau. Coba bandingkan seperti Partai PKS dan demokrat. PKS memiliki system organisasi yang lebih baik sehingga meskipun terjadi masalah di internal partai masalah itu tidak terlalu sulit diatasi dan partai seperti tidak ada masalah dengan kasus-kasus yang melibatkan kader partainya hal sebaliknya dengan partai demokrat yang saat ini kehilangan figur karena system organisasi yang kurang baik dan menitik beratkan pada figur. Hal yang sama terjadi pada gereja karena problem utama gereja adalah gereja tidak memiliki system organisasi yang jelas dalam artian gereja yang didewasakan ketika menginventarisasi apa yang menjadi milik gereja tidak jelas contohnya gereja GPDI dan GJKI dimana gereja seakan akan yang terlihat dalam beberapa kasus gereja seperti dijual oleh pendeta, gereja keluaraga atau 5

diwariskan turun-temurun kepada anaknya untuk mengelola atau melanjutkan usaha atau bisnis gereja meskipun tidak dipungkiri bahwa secara struktural gereja mempunyai system sendiri yang berbeda namun system pengorganisasianya belum jelas dan kelihatannya didalam Alkitab tidak menjelaskan system organisasi gereja secara mendetail atau jelas. Politik secara internal diperlukan didalam organisasi namun pengertiannya yang perlu dipahami secara netral dan Politik perlu dilakukan atau diperankan secara adil. Proses Pengambilan Keputusan dalam organisasi berdasarkan pengalaman selama ini bersifat kasuistik atau keputusan dibuat lebih melihat pada kondisi dan konteks masalah atau kasusperkasus. Contohnya Mahasiswa/mahasiswi yang sama-sama melanggar aturan keluar asrama tanpa izin secara logis hukuman yang diberikan haruslah sama sehingga dapat dikatakan adil namun, dalam hal ini dilihat dulu apa yang menjadi masalah utama mahasiswa atau mahasiswi sehingga mereka bisa berbuat demikian kemudian dibuat pertimbangan khusus berdasarkan kondisi atau alasan yang dikemukakan oleh mahasiswa/mahasiswi 6

tersebut. Pengambilan keputusanpun tidak secara tendensius karena hal ini berdampak negatif sebab lebih kepada masalah kedekatan. Oleh sebab itu yang terutama dalam pengambilan keputusan adalah menggunakan fakta dan hati nurani. Sebab dalam kasus kasus yang terjadi baik digereja maupun di Sekolah hukuman bukanlah solusi hal ini berdasarkan pengalaman yang ditemui contoh yang paling nyata adalah terdapat aturan gereja-gereja tertentu yang melarang beberapa orang tertentu untuk berpelayanan di gereja tersebut karena kesalahan yang dilakukan ataupun hal lainnya sehingga sebenarnya orang-orang seperti ini seperti dipermalukan. Oleh sebab itu pengambilan keputusan dan pendekatan yang dilakukan dalam organisasi ini tidak secara hokum yang logis namun mensasarkan pada kasih dan dibedakan perkasus. Pengambilan keputusan dalam organisasi STT sangkakala bersifat demokratis dimana jika terdapat masalah-masalah keputusan diambil berdasarkan tujuan organisasi dan yang mengambil keputusan memang adalah ketua (6) namun dengan mempertimbangankan pendapat-pendapat yang berasal dari staf-staf yang 7

berada disini. contoh kasus dalam rapat pengambilan keputusan misalnya seperti masalah disiplin bagi mahasiswa disini terdapat perbedaan persepsi mengenai hakekat dari bagaimana mahasiswa itu harus didik keras seperti militer dan seharusnya menurut saya mahasiswa tidak perlu dididik seperti itu karena pembentukan kharakter mahasiswa merupakan proses belajar yang panjang. Sebab penerapan disiplin yang mengandalkan disiplin militer lebih banyak berfokus pada pengawasan yang harus ketat yang menyebabkan adanya kepahitan-kepahitan yang dirasakan oleh beberapa mahasiswa khusus mengenai disiplin seperti ini. Suasana dalam rapat staf STT sangkakala sangat kondusif dimana pemimpin atau ketua STT memainkan peran yang sangat penting dalam kelangsungan rapat maupun pengambilan keputusan (6). Dan jika terdapat masalah yang rumit untuk diputuskan maka sepenuhnya dipercayakan kepada Puncak pimpinan. Perbedaan persepsi secara langsung maupun tidak langsung merupakan dinamika dalam sebuah organisasi yang tentunya tedapat sikap saling kritik dan memberi masukan antara satu sama lain dimana hal ini memerlukan kedewasaan sikap. Sebab jika 8

ada yang tersinggung dengan perkataan maupun pendapat diantara para staf itu wajar namun jika dibawa dalam persoalan pribadi maka itu bukanlah sebuah kedewasaan. Jadi, persepsi politik organisasi pada STT sangkakala dalam kaitan dengan pengambilan keputusan dipahami sebagai sesuatu dinamika yang berguna untuk mencapai tujuan bersama atau organisasi sehingga politik secara fungsional berdampak positif bagi STT Sangkakala Salatiga (Politik dalam organisasi Di STT sangkakala dipandang bukan untuk mau berkompetisi atau bersaing antara satu individu dengan individu lainnya Sebab disini politik dipahami sebagai sesuatu yang baik untuk kemajuan organisasi dan lebih kepada melayani kepentingan bersama. Pendekatan yang dilakukan juga menggunakan asas kebersamaan (9). Gereja sebenarnya berpolitik, tetapi dia menggunakan istilah lain seperti managemen dan sebagainya untuk menghindari istilah politik sebab konotasi politik selalu negatif. 9

Lampiran 3 Tema Besar dan Kecil Hasil kategorisasi Spirit Organisasi 1. Alkitab (Ca, E3b, D5b) 2. Kharismatik menonite (B7a, G3b 3. kekeluargaan (A 13a,C9d,D5 4. Kesatuan (I1c, ) 5. Kasih (C9c) 6. Pelayanan(D5c,H11 a) Persepsi Politik Organisasi 1. Politik sebagai cara atau tindakan (A1, B3, C1, E1, F1, G1) 2. Politik sebagai tatanan (D1) 3. Politik sebagai ide (H1) 4. Relatif baik dan buruk (F3) 5. Netral (A3, B2, C2, E10) 6. Realitas politik sebagai hal yang wajar (E6) 7. Tindakan informal (E1, H2). 8. Kepemimpina n (A10) 9. figur pemimpin (A 4) 10. Peran individu (B4, D2, 11. Kepercayaan (A 12, I6, D6) 12. Inkonsistensi kebijakan (B8) 13. Pro kontra (A12) 14. Ketidakpuasa n (G4, H8) 15. Ketidakadilan (G5, H9) 10 Tindakan Politik 1. Sikap a Politik (C8, D3) 2. Paham teologi (B7a) 3. Ketidaktahuan realitas politik (D7, B6) 4. prosedural teologis (A7) 5. teologis control (C9e, F5) 6. Menghindari politik (B9) 7. Keraguan terhadap realitas politik (B1) 8. Target oriented (D8) 9. Kedekatan Personal (A5,G9, H4 10. Main aman sendiri-sendiri (I3) 11. Interaksi etis (A 10, C11)

16. Kontrol Hasil (F8, D8, I10): 17. Bekerja sendirisendiri (I2) 18. Pilihan sikap politis (G11) 19. Dilemma memilih (E4) 20. Persaingan kepentingan (C4) 21. Konflik kepentingan (B5 22. Aturan rasional versus irasional (C10) 23. Perbandingan kinerja (I11) 24. Adaptasi teknis (F6) 25. Perpecahan (I7) 26. Hambatan demografi (F7) 11

Lampiran 4 Gambar lokasi Penelitian 12

Gambar visi dan misi Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala Salatiga 13