ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

UMU SALAMAH NIM. E1R012050

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

MIRA BERLIANA NIM E1R

DILLA AFRIANSYAH NIM. E1R

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan ProgramSarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH AGUSSANTA HIDAYAT E1R112002

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika Oleh MARYATI E1R112041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL DAN PENERAPANNYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

JMPM Volume 5 Nomor 2, ISSN Desember 2017

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh:

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : Self Regulated Learning (SRL), hasil belajar, respon siswa

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH MILA KAMALASARI E1R

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dita Tria Putri, Made Sukaryawan, Bety Lesmini Universitas Sriwijaya

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Sumargiyani Pendidikan Matematika FKIP Universitas Ahmad Dahlan JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal ISSN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN DURIAN TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN PEMBELAJARAN TSTS DENGAN AKTIFITAS WINDOW SHOPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI DATAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Economic Education Analysis Journal

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

Key Words: Student Teams Achievement Division, mind mapping, students test result, students activities.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Joyful Learning Journal

ARTIKEL. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

Fandi Ahmad* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

J. Pijar MIPA, Vol. VI No.2, September :78-85 ISSN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

Transkripsi:

i PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XA SMA ISLAM TERPADU PUTRI ABU HURAIRAH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika Oleh: RENI AYUDA PETRIAH E1R 012 043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

ii

iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ARTIKEL SKRIPSI... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v A. PENDAHULUAN... 1 B. METODOLOGI PENELITIAN... 2 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 6 D. KESIMPULAN DAN SARAN... 8 DAFTAR PUSTAKA... 10

iv PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE (TPSq) PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XA SMA ISLAM TERPADU PUTRI ABU HURAIRAH MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh Reni Ayuda Petriah, Syahrul Azmi, Baidowi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email: reniap31@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XA SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram pada materi ruang dimensi tiga dengan menerapkan model kooperatif tipe Think Pair Square (TPSq). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama dan kedua siklus I adalah 16,32 dan 19,68 dengan kategori cukup tinggi dan sangat tinggi. Pada pertemuan pertama dan kedua siklus II, skor aktivitas belajar siswa adalah 18,34 dan 19,99 dengan kategori tinggi dan sangat tinggi. Pada pertemuan pertama dan kedua siklus III skor aktivitas belajar siswa adalah 20,01 dan 22,67 dengan kategori sangat tinggi. Dari analisis hasil evaluasi belajar siswa, rata-rata hasil evaluasi pada siklus I, siklus II dan siklus III berturut-turut adalah 68,03; 68,54; dan 72,82 dengan ketuntasan klasikal masing-masing siklus 51,28%; 58,97%; dan 87,18%. Dari data hasil penelitian terlihat bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Think Pair Square pada materi pembelajaran ruang dimensi tiga secara optimal dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XA SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe think pair square (TPSq).

v IMPLEMENTATION OF THINK PAIR SQUARE COOPERATIVE MODEL ON THREE-DIMENSIONAL SPACE TOPICS TO IMPROVE STUDENTS ACTIVITIES AND LEARNING OUTCOMES AT X TH A GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL ISLAM TERPADU PUTRI ABU HURAIRAH MATARAM ACADEMIC YEAR 2015/2016 By Reni Ayuda Petriah, Syahrul Azmi, Baidowi Study Program of Mathematics Education Mathematics and Basic Science Education Departement, FKIP Mataram University Email: reniap31@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research was to improve students activities and learning outcomes at X th A grade of Senior High School Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram academic year 2015/2016 on three-dimensional space topics by implementing think pair square cooperative model. The type of this research was a classroom action research (CAR) which was conducted in three cycles, each cycle consisted two meetings. The result showed that the scores of students activities in the first and the second meeting of cycle I were 16,32 and 19,68 categorized average and high. In the first and the second meeting of cycle II, the score sof students activities were 18,34 and 19,99 categorized high and very high. In the first and the second meeting of cycle III, the students activities scores were 20,01 and 22,67 categorized very high. Based on the analysis of evaluation result of students learning outcomes, the average value of the evaluation of cycle I, II and III respectively were 68,03; 68,54; and 72,82 with classical completeness of each cycle were 51,28%; 58,97%; and 87,18%. From the results of this research showed that the data of students activities and learning outcomes which was obtained from cycle I to cycle III, there was an improvement. Thus, it can be inferred that the implementation of think pair square cooperative model on three-dimensional space topics optimally can improve the students activities and learning outcomes at X th A grade of Senior High School Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram academic year 2015/2016. Keywords: students learning activities, students learning outcomes, think pair square cooperative model.

1 A. PENDAHULUAN Pembelajaran yang bermakna penting untuk dibangun pada setiap mata pelajaran untuk menambah pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar ini terkait dengan kebermaknaan aktivitas belajar siswa. Aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya [6]. Jika seluruh potensi siswa dapat diaktulisasikan, maka siswa dapat memiliki pemahaman yang baik. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman yang baik adalah matematika. Namun, matematika sering dianggap pelajaran paling rumit oleh sebagian masyarakat termasuk siswa yang sedang mengeyam pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh paradigma yang telah tertanam yaitu dalam matematika terdapat banyak rumus yang harus dihafalkan atau besarnya angka yang digunakan dalam operasi hitung dan lain-lain. Permasalahan pada mata pelajaran matematika juga ditemukan di SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram. Salah satu kelas yang bermasalah dalam pembelajaran matematika adalah kelas XA. Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang terjadi di kelas XA yaitu kebanyakan siswa tidak bekerja sendiri saat diberikan tugas untuk diselesaikan secara individu dan cenderung mencontek pekerjaan temannya. Apabila ada materi yang tidak dipahami, mereka segan bertanya pada guru di kelas dan cenderung bertanya pada teman sebangkunya atau pada teman lainnya yang lebih bisa. Siswa juga jarang mengajukan pendapat jika diminta untuk mengajukan pendapat. Permasalahanpermasalahan tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Rendahnya hasil belajar siswa kelas XA pada mata pelajaran matematika terlihat dari nilai ujian tengah semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yaitu rata-ratanya 58,6 dengan ketuntasan klasikal 26%. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih jauh dari yang diharapkan, yaitu minimal 85% siswa mendapat nilai 70. Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas X SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram bahwa permasalahan yang terdapat pada siswa di dalam kelas saat pembelajaran matematika adalah masih banyak siswa yang kesulitan menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa kesulitan mengenali dan memahami objek ruang dimensi tiga beserta sifatsifatnya. Sehingga menyebabkan sebagian besar siswa merasa tidak percaya diri untuk mengerjakan tugas individu saat pembelajaran berlangsung yang ditunjukkan oleh adanya siswa-siswa yang mengutip/mencontek hasil pekerjaan temannya. Di samping itu, siswa

2 juga jarang berlatih untuk mengerjakan soal-soal matematika secara mandiri. Namun, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru sedang menerangkan, siswa dengan serius memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, saat guru memberikan tugas siswa selalu berusaha untuk menyelesaikannya.berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, perlu dilakukan suatu tindakan agar siswa terbiasa untuk berpikir dan bekerja sendiri. Oleh karena itu, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe think pair square. Pada model ini terdapat tiga tahap, yaitu tahap think, tahap pair, dan tahap square. Pada tahap think, siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan bekerja sendiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan [8]. Hal ini dapat menjadi solusi agar siswa terlatih untuk berpikir dan bekerja sendiri sehingga siswa bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Sedangkan tahap pair dan square sesuai dengan karakter siswa yang sering bertanya kepada temannya saat ada hal-hal yang kurang dipahami. Selain itu, permasalahan yang diberikan diselesaikan secara berulang melalui tahapantahapan think, pair dan square. Melalui tahapan-tahapan yang ada, kegiatan diskusi tidak hanya terjadi sekali, namun dua kali yaitu kegiatan berdiskusi dengan pasangannya pada tahap pair dan kegiatan diskusi dengan anggota kelompoknya yang lain pada tahap square. Dengan adanya tahapan-tahapan tersebut, maka dapat menjadi solusi dari jarangnya siswa berlatih untuk mengerjakan soal-soal matematika secara mandiri. Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa tersebut, maka partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dioptimalisasikan. Karena adanya optimalisasi partisipasi berupa aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran, maka diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga diharapkan aktivitas belajar siswa meningkat yang mengakibatkan hasil belajar siswa juga meningkat. Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas, maka peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe think pair square untuk diterapkan di kelas XA SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram pada materi pokok ruang dimensi tiga tahun pelajaran 2015/2016. B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan studi yang sistematis dilakukan dalam upaya memperbaiki praktikpraktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan-tindakan praktis serta refleksi

3 dari tindakan tersebut [4]. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada garis besar materi pokok ruang dimensi tiga. 2. Tempat penelitian yaitu di SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XA semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 39 anak 3. Faktor yang diselidiki, faktor siswa yaitu aktivitas dan hasil belajar pada materi pokok ruang dimensi tiga dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square (TPSq) yang optimal dan guru yaitu kegiatan guru selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square (TPSq). 4. Prosedur penelitian yakni dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Tahapan-tahapan yang dilalui dari masing-masing siklus adalah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. 5. Tehnik pengumpulan data yaitu data aktivitas siswa dan guru diambil dengan cara menghitung rata-rata skor hasil observasi pada tiap siklus. Sedangkan, data tentang hasil belajar siswa diambil dengan cara memberikan tes pada akhir tiap siklus. 6. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi dan tes hasil belajar. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dan lembar observasi kegiatan guru. Pada lembar observasi terdiri dari 6 indikator, setiap indikator memiliki 3 deskriptor. 7. Tehnik analisis data 1) Data aktivitas siswa a. Data aktivitas belajar siswa Data tentang aktivitas belajar siswa dianalisis secara deskriptif kualitatif. Skor aktivitas belajar siswa ditentukan sebagai berikut: a. Skor 4 diberikan jika A 75% b. Skor 3 diberikan jika 50% A 75% c. Skor 2 diberikan jika 25% A 50% d. Skor 1 diberikan jika A 25% Dengan A adalah banyak siswa yang aktif dalam melakukan kegiatan sesuai dengan deskriptor.

4 b. Menentukan skor rata-rata aktivitas belajar siswa. Dalam menentukan skor rata-rata aktivitas belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut: A = 6 i 1 T n Keterangan: A T i n i i i = mean (skor rata-rata aktivitas belajar siswa) = total skor aktivitas belajar siswa pada indikator ke-i = banyak deskriptor pada indikator ke-i. c. Analisis data aktivitas belajar siswa dengan menggunakan Mi (mean ideal) dan SDi (standar deviasi ideal). Banyaknya indikator = 6 Skor tertinggi setiap indikator = 4 Skor terendah indikator = 6 Skor tertinggi indikator = 24 M i = x ( skor tertinggi + skor terendah ) SD i = x ( skor tertinggi - skor terendah )[2] Maka, nilai M i dan SD i aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: M i = x (skor tertinggi + skor terendah) = (24 + 6) = x 30 = 15 SD i = x( skor tertinggi - skor terendah )= x (24 6) = x 18,0 = 3,0 Berdasarkan M i dan SD i dapat disusun kategori aktivitas belajar siswa sebagai berikut [3]: Tabel 2.1. Pedoman Kategori aktivitas belajar siswa I n t e r v a l Skor Kategori A Mi + 1,5 SDi A 19,5 Sangat Tinggi Mi + 0,5 SDi A < Mi + 1,5 SDi 16,5 A < 19,5 Tinggi Mi - 0,5 SDi A < Mi + 0,5 SDi 13,5 A < 16,5 Cukup Tinggi Mi 1,5 SDi A < Mi 0,5 SDi 10,5 A < 13,5 Rendah 2) Data aktivitas Guru A < Mi 1,5SDi A < 10,5 Sangat Rendah Setelah diperoleh data aktivitas guru dari lembar observasi, kemudian data tersebut dianalisis dengan cara sebagai berikut:

5 a. Menentukan skor yang diperoleh guru dengan ketentuan sebagai berikut: a). Skor 4 diberikan jika 3 deskriptor yang tampak. b). Skor 3 diberikan jika 2 deskriptor yang tampak. c). Skor 2 diberikan jika 1 deskriptor yang tampak. d). Skor 1 diberikan jika tidak ada deskriptor yang tampak. b. Menentukan persentase keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square dengan rumus sebagai berikut: y g G = x 100 % n Keterangan: G = persentase aktivitas guru = jumlah skor yang diperoleh guru = skor maksimal [3] Tabel 2.2. Kriteria untuk Menentukan Aktivitas Guru Interval Kategori 75% < G 100 % Baik Sekali 50 % < G 75 % Baik 25 % < G 50 % Kurang Baik G 25 % Tidak Baik Penentuan persentase keberhasilan guru dan kriteria aktivitas guru dijadikan sebagai alat ukur sejauh mana guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square secara optimal. Selanjutnya akan digunakan sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya. 3) Data hasil belajar siswa Data hasil belajar siswa akan dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan nilai rata-rata hasil tes tiap akhir siklus dengan rumus, yaitu: x n i 1 n x Keterangan: x x i i = Nilai rata-rata skor siswa = Nilai skor masing-masing siswa n = Jumlah siswa yang mengikuti tes [5]

6 Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal dianalisis dengan menggunakan rumus berikut: KK X N Keterangan : KK X N x100% : Ketuntasan klasikal : Banyaknya siswa yang memperoleh nilai 70 : Banyaknya siswa. Ketuntasan belajar dikatakan tercapai jika siswa memperoleh nilai 70 sesuai dengan KKM yang ditetapkan di SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram. 8. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu: 1. Aktivitas belajar siswa minimal berkategori tinggi dan mengalami peningkatan ratarata skor aktivitas belajar pada tiap siklus setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square. 2. Hasil belajar siswa meningkat apabila terjadi peningkatan ketuntasan klasikal atau pencapaian ketuntasan klasikal minimal 85% setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Tabel 3. 1 Ringkasan Hasil Penelitian Siklus I, II dan III Siklus I II III Aktivitas belajar Hasil belajar Pertemuan Jumlah Rata-rata Nilai ratarata kelas klasikal Ketuntasan Kategori skor skor 1 16,32 18,00 Tinggi 68,03 51,28 % 2 19,68 1 18,34 19,17 Tinggi 68,54 58,97% 2 19,99 1 20,01 Sangat 21,51 72,82 87,18% 2 23,00 Tinggi Berdasarkan tabel 3.1, terlihat bahwa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 jumlah skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh masing-masing mencapai 16,32 dan 19,68 dengan rata-rata 18,00 dan berkategori tinggi. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 68,03 dengan ketuntasan klasikal 51,28%. Pada siklus kedua pertemuan 1 dan 2 jumlah skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh masing-masing mencapai 18,34 dan

7 19,99 dengan rata-rata skor meningkat dari siklus I yaitu 19,17 dengan kategori tinggi. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh juga meningkat dari siklus I menjadi 68,54 dengan ketuntasan klasikal 58,97%. Namun demikian, hasil belajar tersebut belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu minimal 85% siswa mendapat nilai 70. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan ke siklus III. Pada siklus III pertemuan 1 dan 2 jumlah skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh masing-masing mencapai 20,01 dan 23,00, rata-rata skor meningkat dari siklus II menjadi 21,51 dengan berkategori sangat tinggi. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh meningkat dari siklus II menjadi 72,87 dengan ketuntasan klasikal juga meningkat menjadi 87,18%. Berdasarkan kriteria indikator yang telah ditetapkan, ketuntasannya berada di atas 85% dan dapat dikatakan penelitian ini telah berhasil. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 18,00 dengan kategori tinggi. Pada siklus II, skor rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 19,17 dengan kategori yang sama dengan siklus I yaitu tinggi. Pada siklus III, skor rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari dua siklus sebelumnya dengan skor rata-rata aktivitas belajar siswa yaitu 21,51 dengan kategori sangat tinggi. Berdasarkan tabel dan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Meskipun demikian, aktivitas belajar siswa tidak mengalami peningkatan secara drastis, akan tetapi peningkatan terjadi secara berangsur-angsur. Pada siklus I pertemuan 1, rata-rata skor aktivitas belajar siswa adalah 16,32 dengan kategori cukup tinggi. Salah satu penyebabnya yaitu siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square. Hal ini terlihat dari kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan beberapa tahapan pembelajaran seperti pada tahap think (berpikir). Dengan melakukan perbaikan-perbaikan atas kekurangan lainnya pada pertemuan selanjutnya, terjadilah peningkatan aktivitas belajar pada pertemuan 2 siklus I dengan skor rata-rata 19,68. Begitu pula dengan siklus berikutnya yaitu siklus II dan III, dengan melakukan perbaikan di setiap kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya maka skor aktivitas belajar siswa meningkat dari 18,34 ke 19,99 pada siklus II serta dari 20,01 ke 23,00 pada siklus III.

8 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I dan II indikator kerja dalam penelitian ini tercapai, namun masih ada kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki lagi. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan ke siklus III kemudian pada siklus III hampir semua kekurangan dapat diatasi. Keaktifan merupakan hal yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Trinandita (1984) bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa [7]. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada pembelajaran materi ruang dimensi tiga akan memberikan kesempatan yang besar kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Model ini memberi siswa kesempatan untuk berkerja sendiri kemudian bekerjasama dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Isjoni (2014:78) bahwa model ini memberi siswa kesempatan untuk berkerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Keunggulan dari model ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.[1] Sejalan dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel 3.1, terlihat bahwa persentase hasil belajar secara klasikal mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata ketuntasan belajar secara klasikal adalah 51,28 %. Pada siklus II, rata-rata ketuntasan belajar secara klasikal meningkat menjadi 58,97 %. Pada siklus III rata-rata nilai ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 87,18 %. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus III. Secara umum dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi pembelajaran ruang dimensi tiga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas X SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram tahun Pelajaran 2015/2016. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.1. Penerapan model kooperatif tipe think pair square secara optimal pada materi pembelajaran ruang dimensi tiga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XA SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram tahun pelajaran 2015/2016 berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada siklus I skor

9 rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai 18,00 dengan kategori tinggi, pada siklus II rata-rata skor aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 19,17 dengan kategori tinggi, dan pada siklus III rata-rata skor aktivitas belajar siswa menjadi 21,51 dengan kategori sangat tinggi. 1.2.Penerapan model kooperatif tipe think pair square secara optimal pada materi pembelajaran ruang dimensi tiga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XA SMA Islam Terpadu Putri Abu Hurairah Mataram tahun pelajaran 2015/2016 berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh yaitu pada siklus I presentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa mencapai 51,28%, pada siklus II presentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa meningkat menjadi 58,97%, dan pada siklus III presentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa meningkat menjadi 87,18%, dengan kriteria ketuntasan minimal 70. 1.3.Langkah-langkah pembelajaran dalam model kooperatif tipe think pair square secara umum adalah sebagai berikut adalah sebagai berikut: Fase 1: Present goals and set (Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar Fase 2: Present information (Menyajikan informasi) Guru mempersiapkan informasi kepada siswa secara verbal Fase 3: Organized students into learning teams (Mengorganisasi peserta didik ke dalam tim-tim) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat atau berlima dan memberikan tugas kepada semua kelompok. Fase 4: Assist team work and study (Membantu kerja tim dan belajar) 1) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas sendiri.(tahap Think) 2) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. Untuk siswa yang jumlah anggota kelompoknya 5 orang maka pengelompokkan pada tahap pair jumlah anggota salah satu kelompok adalah 3 orang. (Tahap Pair) 3) Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat ataui berlima bagi kelompok yang memiliki anggota sebnayak 5 orang. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat atau berlima.(tahap Square)

10 2. Saran Fase 5: Test on the material (Mengevaluasi) Guru menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6: Provide recognition (Memberikan pengakuan atau penghargaan) Guru mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. Saran-saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 2.1. Pastikan seluruh siswa agar melakukan instruksi dengan benar untuk setiap tahapan mulai dari tahap think, tahap pair, hingga tahap square untuk efektifitas kegiatan pembelajaran. 2.2. Pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan lebih maksimal dan lebih dapat mengontrol siswa dalam belajar. 2.3. Rencanakan dengan baik alokasi waktu dan memperhatikan waktu pembelajaran yang ada serta mengacu pada kekurangan dan langkah-langkah perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1]. Isjoni. 2014. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. [2]. Nurkancana, W. dkk. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. [3]. Nurkancana, W., PPN Sunartono. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional. [4]. Sujana, I. M. 2010. Workshop Penelitian Tndakan Kelas. Lombok Barat: Arga Puji Press. [5]. Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. [6]. Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [7]. Trinandita. 1984. Penerapan Model Pembelajaran Aktif sebagai Upaya Membantu Meningkatkan Hasil Belajar. http://www.media.diknas.go.id/media/document/5098.pdf. diakses pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 12.00 WITA. [8]. Turmuzi, M. 2012. Strategi Pembelajaran Matematika. Mataram: Universitas Mataram.