BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Daya dukung beban rencana yang ditetapkan untuk satu buah fondasi tiang pancang pada Studi Kasus Pelabuhan Kalibaru Tanjung Priok adalah 400 ton (dari hasil wawancara pihak kontraktor), maka daya dukung fondasi tiang pancang yang dihitung pada bab sebelumnya harus mendekati beban rencana tersebut yang telah direncana oleh pihak konsultan perencana sehingga diperoleh metode yang digunakan. 1. Rumus kapasitas tiang pancang dinamis dasar disebut juga rumus tiang pancang yang rasional yang berdasarkan penurunan teori impuls dan momentum. 2. Hasil perhitungan untuk final set pada setiap rumus dinamis di peroleh kapasitas ijin tiang ( Qall ) : 1. Pada perbandingan tersebut diperoleh bahwa rumus ENR, rumus Danish, rumus Janbu hanya mempertimbangkan berat tiang dan tidak mempertimbangkan faktor faktor kompresi dari tiang seperti luasan tiang ( As ), panjang tiang ( L ), dan elastisitas tiang. 2. Dari beberapa hasil perhitungan kapasitas tiang dengan menggunakan rumus rumus dinamis, rumus Hilley adalah yang paling dapat dipercaya karena rumus ini memperhitungkan luasan ( As ), panjang tiang ( L ) d an kompresi elastisitas ( blok penutup / capblock dan pile cap, tiang, tanah ) seta tinggi jatuh tiang. 3. Dalam perhitungan kapasitas dengan rumus dinamis, data data tanah tidak dipakai sehingga tidak dapat dihitung dengan rumus statis. V-1
Dengan melihat hasil yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa daya dukung tiang tunggal dan perbandingan antara hasil perencanaan ulang dengan hasil kalendering pada proyek pembangunan Terminal Peti Kemas Kalibaru Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berdasarkan hasil perhitungan dalam Studi Kasus Pemancangan tiang pancang dengan data dari 3 titik boring log ( BH-001, BH-002, BH-03 ) dengan masing-masing memiliki kedalaman yang sama yaitu 25 m, maka dari hasil boring log tersebut diperoleh data tanah yang akan digunakan untuk merencanakan fondasi tiang pancang serta metode yang digunakan metode Wright and Reese dengan berbagai Asumsi yang mendekati hasil dilapangan. Adapun dimensi tiang pancang yang digunakan adalah diameter 1000 cm. Untuk perbandingan antara daya dukung izin tiang pancang tunggal hasil dari penyelidikan tanah dengan pelaksanaan dilapangan, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.1 Selisih Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Hasil Dari Penyelidikan Tanah Dengan Pelaksanaan Dilapangan. No. Kedalaman Metode Statis Titik Bor ( kn ) Wright and Reese BH-001 BH-002 BH-003 1 Asusmsi 1 5260.84 4851.87 4385.86 2 Asusmsi 2 6897.65 6030.41 5876.04 25 m 3 Asusmsi 3 6342.37 5872.60 5150.96 4 Asusmsi 4 6462.33 5702.42 5632.59 1 2 3 4 Di cek Menggunakan Rumus Hilley Kedalaman 25 m 5676.9 6067.2 4874.0 V-2
Maka metode yang dipakai oleh pihak perencana untuk menghitung daya dukung fondasi tiang pancang berdasarkan metode dinamis adalah metode Hilley sebesar : BH-001 = 567,69 ton untuk satu tiang sedangkan daya dukung rencana untuk satu tiang sebesar 400 ton. Ada selisih 167,69 ton. BH-002 = 606,72 ton untuk satu tiang sedangkan daya dukung rencana untuk satu tiang sebesar 400 ton. Ada selisih 206,72 ton. BH-003 = 487,40 ton untuk satu tiang sedangkan daya dukung rencana untuk satu tiang sebesar 400 ton. Ada selisih 87,40 ton Kemudian dari hasil analisa diatas dicocokan dengan data loading test dimana diperoleh daya dukung satu tiang 900 ton, dengan beban rencana 400 ton dan beban bekerja 800 ton, Maka dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data diatas dengan membandingkan data soil investigation dengan data lapangan kalendering bahwa diklasifikasikan aman karena hasil dilapangan sudah di bandingkan dengan data loading test vertical yang hasilnya lebih besar. V-3
5.2 Saran Perlu diperhatikan bahwa rumus dinamis hanya berlaku untuk tiang tunggal, dan tidak memperhitungkan hal hal sebagi berikut : 1. Kelakuan tanah yang terletak di bawah tiang dalam mendukung beban struktur yang direncanakan. 2. Untuk menganalisa daya dukung fondasi sebaiknya menggunakan hasil data kalendering dengan metode Hilley karena hasilnya lebih aman mendekati nilai daya dukung fondasi rencana. 3. Untuk perhitungan daya dukung fondasi tiang pancang dengan metode statis sebaiknya digunakan metode Wright and Reese dengan asumsi pertama karena hasilnya lebih kecil dan lebih mendekati terhadap daya dukung rencana dan memberikan keamanan dalam hasil pelaksanaan dilapangan dan sesuai dengan kondisi tanah yang berada di Indonesia. 4. Perubahan struktur tanah akibat pemancangan. V-4
DAFTAR PUSTAKA Bowless, J.E. (1992), Analisis dan Desain Pondasi jilid I1 edisi keempat, Erlangga, Jakarta Das, Braja. M. (1991), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, Erlangga, Jakarta Hardiyatmo, H.C. (2002), Analisis dan Perancangan Fondasi I, Gadjah Mada Hardiyatmo, H.C. (2007), Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Hardiyatmo, H.C. (2010), Analisis dan Perancangan Fondasi I, Gadjah Mada Hardiyatmo, H.C. (2010), Analisis dan Perancangan Fondasi II, Gadjah Mada Rahardjo, Paulus.P. (1997), Manual Pondasi Tiang Edisi 4, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Sutarman, E. (2013), Konsep & Aplikasi Mekanika Tanah, Penerbit ANDI, Yogyakarta Sosrodarsono. S, Nakazawa. K. (1984), Mekanika Tanah & Teknik Pondasi, PT. Radnya Paramita, Jakarta Tomlinson, M.J. (1977; 1994), Pile Design and Construction Practice, The garden City Press Limited, Lechwort, Hertfordshire SG6 1JS. V-5