PENGARUH KEHAMILAN USIA REMAJA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DAN BBLR DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN TEORI

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN POLA SEKSUAL IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

HUBUNGAN KEHAMILAN USIA DINI DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PARADISE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

Kata kunci: Pengetahuan, Peran Orang Tua Dalam Mencegah Terjadinya Resiko Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA SALATIGA

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Telaah Pustaka Usia ibu

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

PENELITIAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) PADA KEJADIAN BBLR DI RSUD PRINGSEWU LAMPUNG. Yusari Asih*

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

Transkripsi:

PENGARUH KEHAMILAN USIA REMAJA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DAN BBLR DI RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014 Ahmad Hidayat 1, Bagus Rahmat Santoso 2, Mega Eria Pratama*, 3 1 Dosen, STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 Dosen, STIKES Sari Mulia Banjarmasin 3 Mahasiswa, Prodi D IV Bidan Pendidik, STIKES Sari Mulia * E-mail: ayat5621@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Angka kejadian hamil di usia remaja, meningkat dengan signifikan pada tahun 2002 9,3, tahun 2007 menjadi 11,6 dampak negatif dari kehamilan usia remaja pada kesehatan reproduksi dapat menyebabkan persalinan premature dan BBLR. Tujuan: menganalisis pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur dan BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Survey analitik dengan pendekatan retrospectiv. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu usia remaja yang melahirkan bayi prematur dan BBLR di ruang VK bersalin RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dari bulan Januari- Desember tahun 2014 dengan jumlah 81 orang. Teknik sampling menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu buku register. Hasil: Analisis bivariat menggunakan kolmogorov smirnov menunjukkan tidak ada pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur p = 1,00 dan α = 0,05, dan tidak ada pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR p = 1,00 dan α = 0,05. Kesimpulan: Kehamilan usia remaja tidak berpengaruh dengan kejadian persalinan prematur dan BBLR. Kata Kunci: Kehamilan usia remaja, Prematur, BBLR 87

Pendahuluan Masa remaja sering disebut peralihan periode, yaitu peralihan antara anak-anak dengan masa dewasa, pada masa remaja mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat penting yaitu meliputi perubahan fisik pada remaja dan perubahan emosi serta perkembangan intelegensinya. Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja memperoleh informasi dan bimbingan yang cukup dan benar tentang reproduksi, yang bisa mempengaruhi masa depan mereka (Iwan, 2012). Menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, menunjukkan angka kejadian hamil di usia yang sangat remaja, dibawah usia 20 tahun meningkat dengan signifikan pada tahun 2002 9,3, tahun 2007 menjadi 11,6. Kesehatan reproduksi perempuan yang melahirkan pada usia remaja (di bawah 20 tahun) akan berakibat buruk pada kesehatan ibu dan anak yang dilahirkan, karena kesehatan bayi sangat dipengaruhi oleh usia ibu waktu melahirkan sehingga Ibu yang melahirkan di bawah usia 20 tahun mendapat resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan pada umur 20-30 tahun. Bayi yang lahir dari ibu usia remaja (usia di bawah 20 tahun) lebih sering mengalami kejadian persalinan premature (lahir belum waktunya) dan berat bayi lahir rendah, karena pada ibu hamil usia remaja banyak masalah-masalah yang akan dihadapi yaitu, fungsi dari alat reproduksinya belum matang untuk mendukung kehamilan, sistem hormonal terkoordinasi lancar, sehingga dapat menganggu perkembangan janin, hal ini makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan psikologis, sosial, ekonomi, pengetahuan gizi pada saat hamil, strees karena banyak tekanan dari berbagai pihak, yang memicu aktivasi aksis kelenjar hipotalamus, sehingga hipofisis menggeluarkan hormon adrenal yang 88

menyebabkan kontraksi pada rahim dan pembukaan pada serviks sehingga terjadi persalinan prematur (Hidayanti, 2009). Dampak negatif dari kehamilan usia remaja pada status kesehatan reproduksinya adalah kehamilan yang dapat terjadi anemi yang berdampak berat badan bayi lahir rendah, IUFD, premature, abortus berulang, perdarahan untuk proses bersalin terkadang belum matangnya alat reproduksi membuat keadaan panggul masih sempit dan sebagainya untuk itu perlu pemeriksaan ekstra dan pemantauan yang lebih lengkap (Manuaba,2008). Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kelahiran pada usia remaja sangat tinggi yaitu mencapai 48/1.000 perempuan usia 15-19 tahun. Studi epidemiologi, menunjukkan risiko kematian ibu hamil menjadi 2 kali lebih tinggi bila hamil pada usia 15-19 tahun dibanding pada usia 20-24 tahun, dan angka kematian menjadi 5 kali lebih tinggi pada usia 10-14 tahun. Angka kejadian BBLR di Indonesia nampak bervariasi, secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI angka BBLR sekitar 7,5. Angka kejadian tersebut masih belum memenuhi target BBLR yang ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yaitu maksimal 7 (Alya, 2014). Indonesia angka kejadian persalinan prematur semakin tahun semakin meningkat, menurut WHO 1 dari 6 kelahiran bayi mengalami prematur, artinya 100 bayi yang lahir sebanyak 15,5 bayi diantaranya mengalami kelahiran prematur. http://possore.com/2014/12/01/kelahiranprematur-penyebab-kematian-bayi/ [Diakses tanggal 29 januari 2015]. Dinas kesehatan provinsi kalimantan selatan, memperoleh data kematian ibu tahun 2014, jumlah kematian bayi di Banjarmasin sebanyak 934 kasus, penyebab kematian bayi disebabkan oleh BBLR 332 kasus (Dinkes Provinsi Kalsel, 2014). Berdasarkan data yang di dapat di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjamasin tahun 2012 angka kejadian BBLR di RSUD Ansari Saleh Banjarmasin ada 174 kasus, pada tahun 2013 terjadi kenaikan kasus BBLR yaitu 184 89

kasus, dan pada tahun 2014 meningkat lagi yaitu 344 kasus. (Medical Record RSUD Ansari Saleh Banjarmasin, 2014). Tujuan Menganalisis pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur dan BBLR. Hasil 1. Analisis Univariat a. Ibu Bersalin Usia Remaja Hasil penelitian pada ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin menurut umur ibu bersalin usia remaja adalah sebagai berikut: Bahan Dan Metode Metode penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Retrospectiv (Notoatmodjo,2010). Dalam rancangan penelitian ini, peneliti mencoba melihat pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur dan BBLR di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjamasin dari bulan Januari- Desember tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu usia remaja yang melahirkan bayi prematur dan BBLR di ruang VK bersalin RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dari bulan Januari-Desember tahun 2014 dengan jumlah 81, dengan tehnik pengambilan sampel yaitu tottal sampling. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden menurut ibu bersalin usia remaja di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Kasus Frekuensi Presentasi () Remaja 0 0 Awal Remaja 1 1.2 Tengah Remaja 80 98,8 Akhir Jumlah 81 100 Sumber: Buku Register Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa frekuensi kasus remaja akhir yang paling banyak yaitu 80 responden (98,8), sedangkan paling sedikit remaja awal 0 responden (0). b. Kejadian Persalinan Prematur Hasil penelitian pada ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin menurut 90

kejadian usia bayi lahir adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden menurut Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Presentasi Kasus Frekuensi () Prematur 63 77,8 Sangat Prematur 11 13,6 Ekstrim Prematur 7 8,6 Jumlah 81 100 Sumber: Buku Register Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa frekuensi kasus prematur yang terbanyak 63 (77,8), sedangkang kasus ekstrim prematur yang paling sedikit 7 (8,6). c. Kejadian BBLR Hasil penelitian pada ibu bersalin usia remaja di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin menurut kejadian BBLR adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden menurut kejadian BBLR di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Kasus Frekuensi Persentasi () BBLR 47 58 BBLSR 22 27,2 BBLASR 12 14,8 Jumlah 81 100 Sumber: Buku Register Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa frekuensi kasus BBLR yang paling banyak yaitu 47 (58), sedangkan yang paling sedikit kasus BBLSAR yaitu 12 (14,8). 2. Analisis Bivariat N o Umur a. Pengaruh Kehamilan Usia Remaja 1 Remaja Tengah 2 Remaja Akhir Dengan Kejadian Persalinan Prematur Pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Analisis pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Persalinan prematur Sangat Prematur Premaur N N N Total Ekstrim Prematur N 1 1,2 0 0 0 0 1 2,7 63 77,8 11 13,6 6 Jumlah 64 79,0 11 13,6 6 Sumber: Buku Register 7,4 7,4 80 98,8 81 100 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa ada 63 (77,8) bayi dengan prematur yang dilahirkan dari ibu dengan usia remaja akhir. 91

Hasil uji kolmogorov smirnov didapatkan nilai p = 1,00 α = 0,05 maka p < α, sehingga Ho di terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada pengaruh antara kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. b. Pengaruh Kehamilan Usia Remaja Dengan Kejadian BBLR dengan BBLR yang dilahirkan dari ibu dengan usia remaja akhir. Hasil uji kolmogorov smirnov didapatkan nilai p = 1,00 α = 0,05 maka p < α, sehingga Ho di terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada pengaruh antara kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Pengaruh kehamilan usia remaja N o 1 2 Umur Remaja Tengah Remaja Akhir dengan kejadian BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Bnajarmasin dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Analisis pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Berat Bayi Lahir Rendah BBLR BBLSR BBLASR N N N 1 1,2 0 0 0 0 1 46 56,8 22 Jumlah 47 59 22 27,2 27,2 Sumber: Buku Register 12 14,8 80 12 14,8 81 Total N Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa ada 46 (56,8) bayi 1, 2 98.8 10 0 Pembahasan 1. Kehamilan Usia Remaja Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa frekuensi responden menurut ibu bersalin usia remaja di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin terbanyak pada remaja akhir yaitu 80 responden (98,8). Gaya hidup dan perilaku seks yang bebas mempercepat peningkatan kejadian kehamilan pada usia remaja, hal ini disebabkan oleh cepatnya pertumbuhan dan perkembangan remaja dan masa menarche yang dirangsang oleh banyaknya media yang mempertontonkan 92

kehidupan seks bebas yang tidak bertanggung jawab. kasus terbanyak 63 responden dengan prematur (77,8). Kita sebagai tenaga kesehatan perlu faktor yang berhubungan dengan untuk mendeteksi dini faktor yang menyebabkan kehamilan usia remaja, karena bila tidak dilakukan deteksi dini terhadap faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan usia remaja, maka angka kejadian kehamilan usia remaja, bisa menetap bahkan bisa semakin meningkat sehingga akan lebih meningkatkan resiko kematian ibu dan pada bayi. Untuk itu perlunya kerjasama instansi terkait seperti Puskesmas, Bidan, Kader, BKKBN, KUA, Tokoh Masyarakat, dengan lebih meningkatkan KIE kepada masyarakat tentang bahaya dari kehamilan pada usia remaja agar masyarakat tahu dan sadar sehingga dapat mengurangi dan mencegah terjadinya kehamilan usia remaja. 2. Persalinan Prematur Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa frekuensi responden menurut kejadian persalinan prematur dengan persalinan prematur yaitu kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih kurang, misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya serta sistem reproduksinya yang belum siap untuk berfungsi sebagaimana mestinya, trauma seperti terjatuh, terpukul trauma psikis yang dapat mempengaruhi kehamilan ibu adalah stress, riwayat persalinan prematur, melakukan hubungan seksual, plasenta previa, dan inkompetesi serviks yaitu ketidakmampuan serviks untuk mempertahankan kehamilan tiba karena efek fungsional serviks. 3. Berat Badan Lahir Rendah Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa frekuensi responden menurut kejadian Bayi Baru Lahir Rendah dengan kasus terbanyak kasus BBLR 47 responden (58). 93

Menurut Manuaba (2010), faktorfaktor yang berhubungan dengan bayi BBLR secara umum yaitu gizi saat hamil yang kurang, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, penyakit menahun ibu seperti gangguan pembuluh darah (perokok), mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat, kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari pengawasan antenatal yang kurang. Adapun faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR menurut Amiruddin adalah faktor ibu meliputi umur ibu, umur kehamilan, paritas, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan minum alkohol, merokok, penyulit waktu hamil, jarak kehamilan, kehamilan ganda, preeklamsi, riwayat abortus. Faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan. Faktor lingkungan meliputi pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, status sosial dan budaya, serta pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan ANC. 4. Pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur Hasil uji Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p = 1,00 α = 0,05 maka p < α, sehingga Ho di terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada pengaruh antara kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan teori bahwa usia kehamilan remaja menyebabkan persalinan prematur karena banyak masalah-masalah yang akan dihadapi yaitu, fungsi dari alat reproduksinya belum matang untuk mendukung kehamilan, sistem hormonal terkoordinasi lancar, sehingga dapat menganggu perkembangan janin, hal ini makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan psikologis, sosial, ekonomi, pengetahuan gizi pada saat hamil, dan strees. Infeksi pada organ genitalia, yang disebabkan oleh berbagai bakteri, jamur dan virus, contohnya Treponema palidum, group ᵝ Streptococcus, 94

Neisseria gonorhoea, Chlamydia trachomatis, dan Bakterial vaginosis, infeksi ini umumnya terjadi divagina, kemudian menjalar secara asendens menuju korion amnion dan dapat menyebabkan ketuban pecah atau menyebabkan inisiasi persalinan. Melihat keadaan tersebut mungkin terjadi pengingat bahwa ada faktor lain yang lebih dominan terhadap kejadian persalinan prematur seperti penyakit yang menyertai kehamilan yaitu preeklamsi berat, eklamsi, korioamnonitis, anemia, infeksi intrauterin, IUGR. Serta beberapa faktor psiko-sosial yang dapat menyebabkan persalinan prematur yaitu, kecemasan, depresi, stres. Faktor perilaku ibu yaitu, merokok, sering mengkonsumsi alkohol, dan riwayat reproduksi yaitu pernah mengalami persalinan prematur, pernah mengalami ketuban pecah dini. Hasil dalam penelitian ini tidak ada pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian persalinan prematur, karena resiko lain yang mempengaruhi kejadian prematur yaitu perilaku ibu yang merokok, diet, pertambahan berat badan selama kehamilan, aktivitas 5. Pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR Hasil uji Kolmogorov smirnov didapatkan nilai p = 1,00 α = 0,05 maka p < α, sehingga Ho di terima dan Ha di tolak, artinya tidak ada pengaruh antara kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori bahwa remaja sering kali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah, hal ini trjadi karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa, faktor usia ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR. Melihat keadaan tersebut mungkin terjadi pengingat bahwa ada faktor lain yang lebih dominan terhadap kejadian BBLR seperti penyakit yang menyertai menurut Krisnadi (2009) ada faktor 95

kehamilan yaitu anemia, bahwa anemia dapat menyebabkan kejadian BBLR. Kurang gizi selama kehamilan bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa ibu tetapi juga mengancam kesehatan janin. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk akan menghadapi risiko melahirkan bayi dengan BBLR 2-3 kali lebih besar dibandingkan mereka yang berstatus gizi baik. Dalam penelitian ini, anemia dan status gizi memang tidak diteliti. Hasil dalam penelitian ini tidak berhubungan, sama dengan hasil penelitian dalam jurnal Trihardiani (2010) tidak ada hubungan antara usia remaja dengan kejadian BBLR. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ibu RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, SKG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin. 2. Bapak dr. H. R. Soedarto WW, SpOG selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin. 3. Ibu Adriana Palimbo, S.SiT., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin. 4. Bapak Bagus Rahmat Santoso Ns., M.Kep selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan dan dukungan. 5. Bapak Ahmad Hidayat, S.Kom., M.Kes selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan penulisan Skripsi ini. 6. Ibu YP Rahayu, M.Pd., M.Keb selaku penguji yang telah banyak membantu selalu memberikan arahan dan masukan 96

perbaikan untuk kesempurnaan penyusunan skripsi ini. 7. Kepala RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin beserta para staf yang telah membantu dan memberikan izin penelitian 8. Kedua orang tua dan segenap keluarga dan teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan doa dan pengertian selama peneliti menjalani perkuliahan dan akhirnya bisa sampai menyelesaikan penelitian ini. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses pembuatan skripsi DAFTAR PUSTAKA Riskesdas. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, 2013. Laporan Tahunan. Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, 2009. Konsep dan Penetapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika STIKES Sari Mulia 2014. Buku Panduan Skripsi. Banjarmasin: STIKES Sari Mulia ini. 97