BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia saat ini sudah mengarah pada human capital, dimana sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000). Sedangkan pengertian kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kahn (dalam May dkk, 2004) work engagement dalam. pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan

KEPUASAN KERJA. Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi. DISUSUN OLEH : 1. Ulfa Qorrirotun Nafis ( ) 2. Dede Hidayat ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Salah satu kuci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rosita Dewi (2008) jurnal dengan judul PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PUBLIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

Universitas Diponegoro,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. seseorang. Menurut Wexley dan Yukl (2005: 129) kepuasan kerja adalah cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. mengoreksi apakah sebelumnya ada peneliti yang pernah menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dengan karyawan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Two Factor Theory yang dikemukakan oleh Frederick Herzberg mengusulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK. Utin Wigiatri Endang Hendrayanti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari penelitian Ulfa suci pratiwi (2011) dengan judul Pengaruh Faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

b. Aspek-Aspek Loyalitas Aspek-Aspek loyalitas menurut Saydam ( 2000 ) adalah sebagai berikut : 1) ketaatan atau kepatuhan ;

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. (Robbins, 2006 :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. motif perilaku seseorang (Gibson et al., 1994). Teori atribusi mengacu pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Motivasi. proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Iklim organisasi (atau disebut juga suasana organisasi) adalah. serangkaian lingkungan kerja di sekitar tempat kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Tbk. Sumatera Utara. Tema ini penting dibahas karena karyawan merupakan aset

BAB I PENDAHULUAN. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kompensasi Tidak Langsung. untuk mencapai tujuan bidang pendidikan. Kompensasi lebih dari sekedar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. diterima.berkaitan dengan masalah kepuasan kerja. Hasibuan (2000)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia kerja semakin ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

Journal of Social and Industrial Psychology

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam Menyusun penelitian ini, tentu dibutuhkan bab tinjauan pustaka yang diharapkan dapat membantu mengarahkan Penulis dalam menyusun skripsi ini. Tinjauan pustaka diperlukan dalam sebuah penelitian dengan tujuan untuk ; mengetahui apakah penelitian yang akan dilaksanakan pernah dilakukan orang lain sehingga tidak terjadi duplikasi, mengetahui hasil penelitian orang lain dalam bidan yang sama, sehingga dapat memperluas wacara pembahasan penelitian nantinya, dan mempertajam penguasaan teori yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, memperoleh informasi rancangan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Dengan melakukan tinjauan pustaka maka diperoleh keuntungan beberapa hal penting berikut ini: a. Mengarahkan pemahaman masalah penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian dapat disusun dengan baik. b. Membantu menentukan rancangan penelitian yang tepat, sehingga penelitian valid dan bermakna. c. Menghindari pengutipan pendapat orang lain yang tidak tepat d. Membantu menyusun kerangka kerja penelitian e. Teknik penulisan harus diperhatikan misl: kalimat yang terlalu panjang tanpa subyek, atau ejaan yang tdk taat asas, harus dihindarkan. f. Alur pikiran yang logis harus tetap terjaga g. Penulisan paragaraf harus tepat untk mengurangi kejelasan informasi yang disampaikan h. Penulisan rujukan harus sangat diperhatikan,oleh karena hal itu tersebut merupakan salah satu kriteria tinjauan pustaka yang baik. 2.1 Kepuasan Kerja Penelitian ini memiliki satu Variabel independent yaitu kepuasan kerja. Terdapat beberapa literatur yang menjelaskan mengenai variabel ini. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja telah menjadi isu yang penting dalam sumber daya manusia. Dalam bagian ini akan disaikan beberapa pustaka yang menjelaskan informasi mengenai kepuasan kerja

2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian dalam sebuah perusahaan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan dari sebuah perusahaan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan tersebut. Dengan mengetahui kepuasan kerja karyawan, melalui bagaimana karyawan tersebut merespon terhadap berbagai program atau rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan, hal ini dapat menjadi umpan balik yang sangat berharga bagi perusahaan tersebut. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. (Hasibuan 2001). Robbins (1996) mengatakan : Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakini apa yang seharusnya mereka terima. Handoko (2008) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan rasa menyenangkan dan tidak menyenangkan yang dirasakan oleh karyawan, secara langsung berpengaruh pada emosional dan tingkah laku dalam bekerja berupa kinerja, disiplin dan moral kerja. 2.1.2 Faktor Kepuasan Kerja Ada sejumlah pendapat yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja karyawan terbentuk karena adanya faktor-faktor yang melatar belakanginya. Pada penelitian ini akan dipaparkan pandapat tiga orang pakar, diantaranya adalah : 1. Harold E. Burt dalam Moh As ad (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut: a. Faktor hubungan antar karyawan Hubungan antara pimpinan dengan karyawan

Faktor fisik dan kondisi kerja Hubungan sosial diantara karyawan Sugesti dari teman sekerja Emosi dari situasi kerja b. Faktor Individu Sikap orang terhadap pekerjaannya Umur orang sewaktu bekerja Jenis kelamin c. Faktor-faktor Luar Keadaan keluarga karyawan Rekreasi Pendidikan dan training 2. Robbins (1996) menyatakan bahwa terdapat beberapa variabel yang menentukan kepuasan kerja. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Kerja yang secara mental menantang Karyawan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam batas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. b. Ganjaran yang pantas Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar komunikasi, kemungkinan besar akan menghasilkan kepuasan. c. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan perduli akan lingkungan kerja yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan menjalankan tugas yang baik. d. Rekan kerja yang mendukung Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Rekan kerja yang ramah dan mendukung

menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. e. Kesesuaian kepribadian dan pekerjaan Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seseorang akan menghasilkan seorang individu yang lebih terpuaskan. 3. Menurut Job Discritive Indexs (JDI) terdapat lima faktor kepuasan kerja. Job Description Index adalah pengukuran terhadapkepuasan kerja yang dipergunakan secara luas. Faktor-faktor kepuasan kerja yang diambilberdasarkan pada Job Descriptive Index,diantaranya adalah: bekerja pada tempat yang tepat, pembayaran yang sesuai, organisasi dan manajemen, supervisi pada pekerjaan yang tepat, orang yang ada dalam pekerjaan yang tepat. Riset menunjukkan bahwa Job Description Index dapat menyediakan skala kepuasan kerja yang valid dalam skala yang dapat dipercaya (Dipboye, Robert, Smith, Howell, 1994). 2.1.3 Indikator Kepuasan Kerja Kepuasan kerja diukur melalui parameter yang dikemukakan Wood, Wallace andzeffani (2001), bahwa kepuasan kerjadapat diukur melalui model Summedationscore method (SCM) yang mengambil indikator dari Robbins (1996), yang meliputi indikatorsebagai berikut : a. Hubungan baik di lingkungan kerja,yaitu adanya hubungan supervisi,hubungan sosial di antara karyawan, dan kemampuan beradaptasi dengan sarana pekerjaan. Hal ini ditunjukkan melalui sikap atau perilaku karyawan yang menunjukkan kesanggupan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan meskipun tanpa pengawasan, kemauan membina komunikasi dengan relasi kerja, dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tertentu dalam suatu tim kerja atau individual, serta kemauan untuk merawat sarana atau peralatan kerja dengan baik. b. Kemampuan utilitas, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan sikap karyawan terhadap kebijakan kepemimpinan, kebijakan peraturan jam kerja, kesempatan untuk berkreasi dan peluang promosi karier. Sikap karyawan ini akan ditunjukkan melalui penerimaan kebijakan pimpinan, sikap mematuhi peraturan jam kerja yang sudah ditetapkan, kesempatan mengembangkan

kreativitas kerja dan hasrat untuk memanfaatkan kesempatan meningkatkan jenjang karier. c. Kebijakan kesejahteraan, yaitu kebijakan yang menimbulkan efek kepuasan karyawan pada sistem pengupahan, pemberian tunjangan/kompensasi, dan insentif. Kebijakan kesejahteraan tersebut diukur dari persepsi karyawan terhadap sistem pengupahan, besarnya upah (take home pay) yang diterima dibandingkan dengan beban kerja, sistem pemberian tunjangan, serta sistem insentif dan gaji lembur. d. Perhatian perusahaan pada masalah keamanan kerja berkaitan dengan tingkat risiko pekerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan sarana yang menunjang K3. Hal ini dapat diukur dari kemampuan atau kemauan karyawan untuk mengatasi segala risiko yang ditimbulkan dari pekerjaan, karyawan memperoleh jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja dalam bentuk tunjangan atau asuransi kesehatan dan keselamatan kerja, serta dalam proses kerja karyawan memperoleh hak keamanan berupa kelengkapan sarana alat perlindungan diri yang memadai. 2.1.4 Konsekuensi Kepuasan Kerja Seorang manajer sumber daya manusia sangat berkepentingan untuk memahami dan memenuhi berbagai dimensi kepuasan kerja serta mengantisipasi berbagai kemungkinan konsekuensi tertutama yang bernuansa negatif. Ada beberapa pendapat berkaitan tentang konsekuensi kepuasan kerja terhadap karyawan, yaitu : 1. Robbins (1996) mengungkapkan dampak kepuasan kerja jika dipenuhi dapat meningkatkan produktifitas, menurunkan abesensi, menekan perputaran kerja. Opsi tindakan pelampiasan ketidakpuasan kerja berupa: a. Keluar (Exit), ketidakpuasan yang diungkapkan lewat perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi. Mencakup pencarian posisi baru maupun minta berhenti. b. Suara (Voice), ketidakpuasan yang diungkapkan lewat usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi. Mencakup saran perbaikan, membahas masalah-masalah dengan atasan dan beberapa bentuk

kegiatan serikat buruh. c. Kesetiaan (loyalitas), ketidakpuasan yang diungkapkan dengan secara pasif menunggu membaiknya kondisi. Mencakup berbicara membela organisasi, menghadapi kritik dari luar dan mempercayai organisasi dan manajamen untuk melakukan hal yang tepat. d. Pengabdian (neglect), ketidakpuasan yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk. Termasuk kemangkiran atau datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi dan tingkat kekeliruan yang meningkat. 2. Luthans (2006) mengemukakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap: a. Kinerja Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi, kinerja akan meningkat, walaupun hasilnya tidak langsung. Ada beberapa variabel moderating yang menghubungkan antara kinerja dengan kepuasan kerja, terutama penghargaan. Jika karyawan menerima penghargaan yang meraka anggap pantas mendapatkannya dan puas, mungkin ia menghasilkan kinerja yang lebih besar. b. Pergantian karyawan Kepuasan kerja yang tinggi tidak akan membuat pergantian karyawan menjadi rendah, sebaliknya bila terdapat ketidakpuasan kerja, maka pergantian karyawan mungkin akan tinggi. Ketidakpuasan karyawan dapat diungkapkan dalam sejumlah cara, misalnya daripada mengundurkan diri, karyawan dapat mengeluh, menjadi tidak patuh, mencuri properti organisasi, atau menghindari sebagian tanggung jawab kerja mereka (Robbins, 2007). Untuk membuat karyawan merasa puas dalam bekerja, pihak pimpinan perusahaan harus memastikan bahwa gaji, keamanan dan kondisi kerja aman sertahubungan rekan kerja dan atasan baik. Pihak pimpinan juga harus mampu menyediakan faktor penggerak motivator (intrinsik) kepada karyawan seperti prestasi, pengakuan,tanggung jawab dan pengembangan kesempatan untukmaju. Bila hal ini mendapat perhatian dari perusahaanakan memberikan tingkat

kepuasan yang tinggi (Griffin,2006). 2.2 Employee Engangement 2.2.1 Pengertian Employee Engangement Schaufeli dan Bakker, Rothbard (dalam Saks, 2006:601) mendefinisikan engagement sebagai keterlibatan psikologis yang lebih lanjut melibatkan dua komponen penting, yaitu attention dan absorption. Attention mengacu pada ketersediaan kognitif dan total waktu yang digunakan seorang karyawan dalam memikirkan dan menjalankan perannya, sedangkan Absorption adalah memaknai peran dan mengacu pada intensitas seorang karyawan fokus terhadap peran dalam organisasi. Thomas (2009:38) menggambarkan employee engagement dengan istilah worker engagement, yang diartikan sebagai suatu tingkat bagi seseorang yang secara aktif memiliki managemen diri dalam menjalankan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2008:103) employee engagement yaitu keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme individual dengan kerja yang mereka lakukan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu hubungan atau keterlibatan yang erat secara fisik, emosional dan kognitif antara seseorang dengan organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja, yang mengantarkan seseorang kepada sikap dan perilaku positif terhadap organisasi atau perusahaan demi tercapainya tujuan dan kesuksesan bersama. 2.2.2 Karakteristik Employee Engagement Karakteristik dari pada employee engagement adalah karakter yang dianggap dapat mempengaruhi engagement individu di dalam sebuah perusahaan. Banyak pakar yang memaparkan mengenai karakteristik-karakteristik dari employee engagement. Menurut Schaufeli dan Bakker (2004:295) menyebutkan ada tiga karakteristik dalam employee engagement, yaitu:

1) Vigor dikarakteristikan dengan level energi yang tinggi dan ketangguhan mental ketika bekerja, serta keinginan untuk memberikan usaha terhadap pekerjaan, dan juga ketahanan dalam menghadapi kesulitan. 2) Dedication dikarakteristikan dengan rasa antusias, insipirasi, kebanggaan dan tantangan. 3) Absorption dikarakteristikan dengan berkonsentrasi penuh dan senang ketika terlibat dalam pekerjaan, sehingga waktu akan terasa berjalan dengan cepat sekalipun seorang karyawan sedang menghadapi masalah. 2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Employee Engagement Menurut Federman (2009:37-47) menyatakan bahwa employee engagement juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: 1) Kebudayaan (Cultuure) 2) Indikator Sukses (Success Indikators) 3) Pengertian Prioritas (Priority Setting) 4) Komunikasi (Communication) 5) Inovasi (Innovation) 6) Penguasaan Bakat (Talent Acquisition) 7) Peningkatan Bakat (Talent Enhancement) 8) Insentif dan Pengakuan (Incentives and Acknowledgement) 9) Pelanggaran (Cusomer-Centered) 2.3 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas pengaruh kepuasan kerja terhadap employee engangement, salah satunya adalah tesis yang dilakukan oleh Andi Kari pada tahun 2013 dalam tesisnya yang berjudul pengaruh kepuasan dan motivasi kerja terhadap engangement pegawai tenaga kependidikan di Politeknik negeri Bandung hasi dari penelitian tersebut adalah bahwa tingakat kepuasan kerja pegawai tenaga kependidikan Polban dikategorikan tinggi, tingkat motivasi kerja dikategorikan sangat tinggi dan engangement pegawai dikategorikan sangat tinggi.

Hasil uji anova memperlihatkan adanya perbedaan strata pada asepekaspek kepuasan kerja, motivasi kerja, dan engangement pegawai, tetapi perbedaan ini tidak signifikan. Hasil uji regresi linier berganda dan uji T, secara parsial menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut saling berpengaruh positif. Hasil uji F dan koefisien determinasi menunjukkan bawah secara simultan kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadapa engangement pegawai. Korelasi produk momen kepuasan ekrja, dan motivasi kerja terhadap engangement pegawai menunjukkan hubungan positif. Pengaruh kepuasan kerja terhadapa engangement pegawai dikategorikan sedang, sedangkan pengaruh motivasi kerja terhadap engangement pegawai dikategorikan kuat. 2.4 Kerangka Pemikiran Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari kepuasan kerja terhadap keterikatan pegawai frontliner (teller) di PT Bank BNI 46 (persero) Tbk cabang Bandung. Penelitian ini membentuk sebuah kerangka yang diharapkan dapat menjadi gambaran dasar untuk melakukan penelitian. Kerangka pemikiran bertujuan untuk mengarahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan data, mengolah data, hingga membuat sebuah kesimpulan dengan teratur dan sesuai dengan tujuan awal penyusunan penelitian ini. Inti dari kerangka pemikiran penelitian ini adalah pengaruh dari variabel independen (X1) yaitu kepuasan kerja terhadap variabel dependen (Y1) yaitu employee engagement. Kepuasan kerja dibangun oleh lima buah dimensi, yaitu : dimensi pengawasan, dimensi gaji, dimensi hubungan antar pegawai, dimensi pekerjaan itu sendiri, serta dimensi promosi. Sedangkan employee engagement terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi vigor (semangat kerja), dedication (pengabdian kerja), serta absorption (penghayatan kerja). Dalam penelitian ini, selain mengukur bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap employee engagement, akan dilihat juga bagaimana kelima dimensi dari kepuasan kerja berperan dalam membentuk kepuasan kerja teller PT Bank BNI 46 Cabang Bandung melalui penghitungan mean hasil survey hingga

melakukan diskusi dengan beberapa pihak terkait kepuasan kerja sumber daya manusia. Selain memperoleh gambaran mengenai bagaimana dimensi dimensi membentuk kepuasan kerja para teller BNI, dalam penelitian ini juga akan digambarkan seberapa besar dimensi kontribusi dari dimensi employee engagement (vigor, dedicatin, dan absorption) memberikan kontribusi dalam membentuk employee engagement melalui penghitungan mean hasil survey hingga melakukan diskusi dengan beberapa pihak terkait kepuasan kerja sumber daya manusia. Berdasarkan dasar dari penelitian tersebut berikut ini bentuk kerangka pemikiran penelitian yang dapat dilihat pada gambar 2.1. PENGAWASAN GAJI HUBUNGAN ANTAR PEGAWAI KEPUASAN KERJA (X1) EMPLOYEE ENGAGEMENT(Y1) PEKERJAAN PROMOSI Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Employee Engagement 2.5 Hipotesis Penelitian Melalui kerangka yang terdapat pada Gambar 2.1, terlihat bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap employee engagement dari responden. Berdasarkan literatur yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, serta penelitian terdahulu yang meneliti dua variabel tersebut, dikemukakan bahwa terdapat pengaruh dari kepuasan kerja

terhadap employee engagement. Namun guna memperkuat hasil dari penelitian ini, peneliti tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa tidak ada pengaruh yang diberikan oleh kepuasan kerja terhadap employee engagement. Setiap penelitian membutuhkan dugaan awal mengenai hubungan kedua variabel yang akan diteliti untuk memicu keinginan dilakukannya penelitian serta pembuktian realita dibandingkan dengan dugaan awal, karena itu penulis menyusun hipotesa sebagai tersebut : H0 : Kepuasan kerja berpengaruh terhadap employee engagement pegawai frontliner PT Bank BNI 46 Cabang Bandung Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa kepuasan kerja dibangun oleh lima buah faktor, yaitu peengawasan dari atasan, gaji, hubungan antar pegawai, pekerjaan itu sendiri, dan promosi. Salah satu faktor yang dapat membangun kepuasan kerja dari pegawai adalah pegawasan dari atasan. Untuk memperkuat analisis dari hipotesis utaman maka hipotesisi utama didukung oleh beberapa hipotesisi pendukung. Salah satunya adalah dalam penelitian ini akan berusaha disajikan informasi mengenai pengaruh dari faktor pengawasan dari atasan terhadap employee engagement, dengan hipotesis sebagai berikut : H P1 : Pengawasan dari atasan berpengaruh terhadap employee engagement pegawai frontliner PT Bank BNI 46 Cabang Bandung Salah satu faktor pendukung kepuasan kerja adalah gaji. Gaji merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan tingkat kepuasan pegawai dalam sebuah perusahaan. Dalam penelitian ini, selain melihat seberapa besar faktor gaji dalam membangun kepuasan kerja pegawai, dapat dilihat juga bagaimana secara parsial gaji dapat mempengaruhi employee engagement dengan hipotesis berikut ini : H P2 : Gaji berpengaruh terhadap employee engagement pegawai frontliner PT Bank BNI 46 Cabang Bandung Faktor pembangun kepuasan kerja selanjutnya adalah hubungan antar pegawai dalam perusahaan. Dengan adanya berbagai jenis karakteristik manusia, cara berkomunikasi dengan orang lain, serta respon yang diberikan oleh seorang pegawai terhadap pegawai lainnya maka hal tersebut diindikasi memiliki peran

dalam membentuk keterikatan pegawai pada perusahaan. Jika faktor ini tidak dikaitkan dengan faktor lainnya, dapat dimungkinkan bahwa hubungan antar pegawai memiliki pengaruh bagi employee engagement ataupun tidak. Berikut ini merupakan hipotesis pendukung ketiga dalam penelitian ini : H P3 : Hubungan antar pegawai kerja berpengaruh terhadap employee engagement pegawai frontliner PT Bank BNI 46 Cabang Bandung Dalam mencapai kepuasan kerja, seorang pegawai tentu harus merasa nyaman dengan pekerjaan yang ia jalani. Baik dalam kondisi yang sulit, target yang tinggi, atau tantangan lain yang dihadapinya saat menjalankan segala tugas dalam pekerjaannya. Pegawai yang merasa nyaman dengan pekerjaannya akan mendukung pegawai tersebut untuk memperoleh kepuasaan kerja sehingga diharapkan dapat menaikkan employee engagement. Dalam penelitian ini, akan disajikan bagaimana faktor pengaruh pekerjaan itu sendiri secara parsial terhadap employee engagement. H P4 : Pekerjaan itu sendiri berpengaruh terhadap employee engagement pegawai frontliner PT Bank BNI 46 Cabang Bandung Dalam menjalani sebuah pekerjaan, pegawai tentu sangat mengharapkan jalur karir yang jelas yang dapat membantunya dalam mengembangkan potensi individual hingga memperbesar penghasilan dari pegawai untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya jalur karir yang jelas dan promosi yang terbuka bagi pegawai (dengan kualifikasi yang memadai) tentu akan mendorong pegawai untuk merasa puas akan pekerjaan yang ia jalani sekarang. Mwngingat bahwa hipotesis utama dari penelitian ini ingin melihat pegaruh dari kepuasan kerja terhadap employee engagement, maka hipotesisi tersebut didukung oleh hipotesis pendukung yang melihat pengaruh yang diberikan oleh faktor promosi terhadap employee engagement. H P5 : Promosi berpengaruh terhadap employee engagement pegawai frontliner PT Bank BNI 46 Cabang Bandung