BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

dokumen-dokumen yang mirip
POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

I. PENDAHULUAN. tanaman obat tradisional. Sellaginella adalah tumbuhan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal dan tak terkontrol. Sel-sel tersebut terbentuk

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L. ) PER ORAL PADA TIKUS GALUR SPRAGUE DAWLEY SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB I PENDAHULUAN. pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 DAN FAKULTAS. Oleh: Astri Ariyani M SKRIPSI Jurusan Biologii. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disembuhkan, bahkan tidak jarang menyebabkan kematian (Saputra, dkk.,

BAB I PENDAHULUAN I.1

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL ISOLAT DARI FRAKSI V EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN METODE DPPH SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat

ADLN_Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Pendahuluan. Mandasari, 5 Eva Nurlaela, 6 Mugia Kurniawan

Febri Tianandari 1 *, Rasidah Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, Banda Aceh.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

PINGKAN MARSEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang km dengan wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kebutuhan hidup yang semakin tinggi, manusia cenderung untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. senyawa bioaktif yang tidak ditemukan dalam produk alami terrestrial (Jimeno,

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

UJI EFEK TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL AKAR AWAR-AWAR (Ficus septica Burm.F) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT)

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing.dari sekian banyaknya tanaman tersebut, tidak sedikit yang dapat

Disampaikan pada Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Pokjanas TOI ke XLIV, di Palembang Maret

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

UJI TOKSISITAS UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DALAM DAUN CINCAU HITAM (Mesona palustris B.) DAN DAUN CINCAU HIJAU (Cyclea barbata L.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian di dunia, khususnya di negara-negara berkembang (Anderson et al., 2001; Indrayani et al., 2006). Penyakit ini ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali serta kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung pada jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis) di dalam tubuh (Meiyanto et al., 2006). Tingginya pertumbuhan penyakit kanker disebabkan karena pola hidup yang tidak seimbang (Ikawati et al., 2000). Berbagai usaha telah dilakukan untuk menanggulangi berbagai penyakit kanker seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi sitostatik. Pengobatan ini dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker, namun tidak sedikit usaha tersebut justru menimbulkan efek samping yaitu terjadinya kerontokan pada rambut dan kulit menghitam (Sukardiman et al., 2004; Jiang et al., 2004; Moeljopawiro et al., 2007). Kenyataan ini menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk pengobatan penyakit kanker dengan menggunakan bahan alami. Obat penyakit kanker yang berasal dari alam umumnya terkandung pada tumbuhan. Salah satu tanaman asli Indonesia yang berkhasiat sebagai obat adalah dewandaru (Eugenia uniflora Linn.). Tanaman ini tersebar di Jawa dan Sumatera. Batang dan daun dewandaru mengandung saponin, flavonoid, dan tanin (Hutapea, 1994). Tanaman dewandaru memiliki khasiat sebagai antihipertensi, diuretik, 1

2 antipiretik antirematik, antibronkitis, antiinfluenza, dan pengobatan gangguan pencernaan (Consolini dan Sarubbio, 2002). Menurut Utami et al. (2007) ekstrak etanol daun dewandaru menunjukkan aktivitas antiradikal dengan IC 50 sebesar 8,87 µg/ml sehingga berpotensi sebagai sumber antiradikal alami. Pada penelitian efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun dewandaru terinduksi parasetamol pada mencit galur Swiss, ekstrak etanol daun dewandaru menunjukkan aktivitas hepatoprotektif pada dosis 350 mg/kg BB (Sutari, 2008). Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dewandaru memiliki aktivitas antibakteri (Khotimah, 2004), antioksidan (Einbond et al., 2004), penangkal radikal bebas, penghambat hidrolisis dan oksidasi enzim, dan antiinflamasi (Pourmorad et al., 2006). Daun dewandaru dapat berfungsi sebagai antiradikal yang disebabkan karena adanya senyawa flavonoid (Reynertson dan Kennelly, 2001; Utami et al., 2005). Penelitian Maryati (2006) membuktikan bahwa flavonoid yang diisolasi dari fraksi etil asetat ekstrak etanol daun sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr) memiliki aktivitas sitotoksik dengan IC 50 sebesar 98 μg/ml terhadap sel kanker payudara T47D. Penelitian terkait yang pernah dilakukan membuktikan bahwa ekstrak kloroform, etil asetat, dan etanol daun dewandaru mampu menghambat aktivitas Gluthation S-transferase (GST) ginjal tikus dengan substrat 1-kloro-2,4- dinitrobenzen (CDNB) dengan nilai IC 50 berturut-turut adalah 376,26; 228,96; dan 180,05 µg/ml (Utami, 2007). Aktivitas sitotoksik ekstrak kloroform dan etil asetat daun dewandaru terhadap sel Hela memberikan IC 50 berturut-turut sebesar 244,92 dan 241,55 µg/ml (Utami, 2007).

3 Uji toksisitas terhadap kandungan bioaktifnya diperlukan untuk mengetahui konsentrasi atau dosis yang aman dari dewandaru jika digunakan sebagai pengobatan. Dalam uji toksisitas ini, parameter yang ditentukan adalah nilai Lethal Concentration-50 (LC 50 ). LC 50 adalah kadar yang menyebabkan kematian 50% hewan uji pada pejanan selama waktu tertentu (Lu, 1995). Berdasarkan LC 50 dapat diketahui tingkat aktivitas suatu senyawa. Apabila nilai LC 50 suatu senyawa hasil isolasi atau ekstrak tanaman kurang dari 1000 µg/ml, maka seyawa tersebut dapat dikatakan memiliki efek sitotoksik (Meyer et al., 1982). Metode yang sering digunakan untuk mengetahui potensi efek sitotoksik suatu senyawa adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Kelebihan metode ini adalah praktis, murah, sederhana, dan cepat, tetapi tidak mengesampingkan kekuatannya untuk skrining awal tanaman yang berpotensi sebagai antikanker dengan menggunakan bioindikataor larva artemia (Artemia salina L.). Prinsip metode ini adalah uji toksisitas akut terhadap artemia dengan penentuan nilai LC 50 setelah perlakuan selama 24 jam (Meyer et al., 1982). Artemia digunakan sebagai bioindikator karena memiliki kemiripan tipe DNA dengan mamalia, misalnya tipe DNA-dependent RNA polimerase artemia serupa dengan yang terdapat pada mamalia dan organisme yang memiliki ouabaine-sensitive Na + dan K + dependent ATPase, sehingga senyawa maupun ekstrak yang memiliki aktivitas pada sistem tersebut dapat terdeteksi (Solis et al., 1993). Metode BSLT tidak spesifik untuk pengujian antikanker dan sebagian aksi fisiologis, namun metode ini dapat memonitor kemungkinan adanya efek sitotoksik dengan waktu dan biaya penelitian yang lebih sedikit dibandingkan

4 dengan pengujian sitotoksisitas menggunakan biakan sel kanker. Senyawa yang bersifat toksik pada uji BSLT belum tentu bersifat sitotoksik, sehingga perlu dilakukan uji tingkat lanjut dengan menggunakan sel kanker. Namun, suatu senyawa yang bersifat sitotoksik akan bersifat toksik bila diuji dengan metode BSLT (Meyer et al., 1982). Walaupun sudah ada beberapa penelitian tentang sifat toksik ekstrak daun Dewandaru, namun toksisitas isolat yang mengandung flavonoid belum ada laporan penelitiannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai toksisitas isolat yang mengandung flavonoid dari ekstrak daun Dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) terhadap larva udang Artemia salina Leach sebagai skrining awal antikanker berdasarkan nilai LC 50 yang diperoleh dari pengujian dengan metode BSLT. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu : 1. Berapakah nilai LC 50 senyawa flavonoid dari ekstrak etanol daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) terhadap Artemia salina Leach? 2. Bagaimanakah karakteristik senyawa flavonoid hasil isolasi dari ekstrak etanol daun Dewandaru (Eugenia uniflora Linn.)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui nilai LC 50 senyawa flavonoid dari ekstrak etanol daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) terhadap Artemia salina Leach sehingga dapat berpotensi sebagai antikanker.

5 2. Untuk mengetahui karakteristik senyawa flavonoid hasil isolasi dari ekstrak etanol daun Dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) yang diidentifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-visible dan IR. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah : 1. Secara umum diharapkan dapat menambah informasi ilmiah, pengetahuan serta gambaran kepada masyarakat luas terutama dalam eksplorasi dan penemuan senyawa aktif dari bahan alam sebagai pengobatan herbal. 2. Secara khusus dapat mengetahui nilai LC 50 dari pengujian toksisitas senyawa flavonoid dari ekstrak etanol daun Dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) terhadap Artemia salina Leach. sebagai skrining awal antikanker serta mengetahui karakteristik senyawa flavonoid hasil isolasinya.