Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 1 : , Maret 2015

dokumen-dokumen yang mirip
Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KINERJA BIOFLUX OIL PADA CAMPURAN ASPAL BUTON. Ratna Yuniarti 1

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran Perhitungan Pengujian Aspal

DAFTAR PUSTAKA. 1. Bina Marga Petunjuk Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Beton. Saringan Agregat Halus Dan Kasar, SNI ;SK SNI M-08-

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

THE INVESTIGATION ON MIX PROPORTION S CHARACTERISTIC OF RECYCLE MATERIAL MADE OF RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) ARTIFISIAL

STUDI DEFORMASI PERMANEN BETON ASPAL DENGAN PENAMBAHAN PARUTAN KARET SEPATU BEKAS. Ari Haidriansyah

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:

Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARETMESH #80 PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

INVESTIGASI KARAKTERISTIK RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) ARTIFISIAL NASKAH PUBLIKASI

BAB III LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA CAMPURAN LASTON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL (105M)

PEMBUATAN GREEN PAVEMENT DENGAN PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK PET, HDPE, DAN LDPE SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM CAMPURAN AC-WC

B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

PENGARUH ASBUTON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PERKERASAN DAUR ULANG DENGAN PEREMAJA OLI BEKAS DAN SOLAR

Pengaruh Plastik Polyethylene Perephtalate Pada HRS-WC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

PENGARUH PENGGUNAAN POLIMER ELVALOY TERHADAP NILAI INDEX KEKUATAN SISA PADA CAMPURAN MATERIAL PERKERASAN DAUR ULANG

UJI MARSHALL TERHADAP CAMPURAN AC-WC DENGAN SUBSTITUSI KOLABORASI LIMBAH PET DAN SBB KE DALAM ASPAL PENETRASI 60/70

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai penggunaan Low Density Poly Ethylene

2.4 Daur Ulang Lapis Keras Aspal (Asphalt Pavement Recycling) 6

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

BAB III LANDASAN TEORI

Karakteristik Campuran AC-WC dengan Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene (LDPE)

PERENCANAAN DAN PENGUJIAN ASPAL PENETRASI 60/70 YANG DIMODIFIKASI DENGAN ETYHLENE VINYL ACETATE (EVA)

TINJAUAN VOID CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) DAN STAMPER

Studi Penggunaan Limbah Las Karbit Sebagai Substitusi Sebagian Aspal Shell Pen 60

STUDY PERSYARATAN FISIK ASPAL MODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM SIKLIK (CYCLIC NATURAL RUBBER) Oleh: ABSTRAK

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

ANALISA KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL EMULSI DINGIN DAN PERBANDINGAN STABILITAS ASPAL EMULSI DINGIN DENGAN LASTON

NASKAH SEMINAR. PENGARUH LIMBAH PADAT STYROFOAM DENGAN VARIASI 0%, 2%, 4% dan 6% PADA CAMPURAN AC-WC DI TINJAUH DARI KARAKTERISTIK MARSHALL 1 ABSTRACT

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

Lampiran 1. Hasil Uji Agregat Kasar Dengan Mesin Impact Test

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK

STUDI PENAMBAHAN GILSONITE TERHADAP KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam penunjang aktivitas di segala bidang. Berbagai aktivitas seperti

PERBANDINGAN FILLER PASIR LAUT DENGAN ABU BATU PADA CAMPURAN PANAS ASPHALT TRADE BINDER UNTUK PERKERASAN LENTUR DENGAN LALU LINTAS TINGGI

PENGARUH VISKOSITAS ASPAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkat dan menurun terlihat jelas.

PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KARAKTERISTIK KEPADATAN DAN CBR MATERIAL RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT) DENGAN PROSES PENCAMPURAN HANGAT ( WARMMIX ) Tugas Akhir

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG BROMO SEBAGAI FILLER UNTUK CAMPURAN LASTON DITINJAU DARI KARAKTERISTIK MARSHALL

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

KAJIAN SUHU OPTIMUM PADA PROSES PEMADATAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BITUMEN LIMBAH PLASTIK

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

NASKAH SEMINAR INTISARI

PENGARUH TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE TERHADAP CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

S. Harahab 1 *, R. A. A. Soemitro 2, H. Budianto 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 93 Vol. 2, No. 1 : 93-104, Maret 2015 PENERAPAN TEKNOLOGI DAUR ULANG DENGAN BAHAN PEREMAJA LOKAL UNTUK PENINGKATAN UMUR LAYANAN PERKERASAN On Aplication of Recycling Technology with Local Rejuvenating Material for Improving Lifetime Pavement Serviceability Mudji Wahyudi*, Ismail Hoesein* Abstrak Daur ulang perkerasan adalah suatu alternatif perbaikan jalan jengan cara menghancurkan perkerasan jalan yang rusak dan memanfaatkan kembali bahan perkerasan lama tersebut didalam pembuatan perkerasan baru.penelitian ini bertujuan untuk melakukan modifikasi bahan daur ulang dengan memberikan penambahan polimer yang dapat meningkatkan sifat fisik aspal dan kinerja campuran daur ulang. Campuran beraspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Aspal-Lapis Aus (AC-WC) di jalan Adi Sucipto, Rembiga tepatnya didepan SMAN 7 Mataram. Penelitian ini akan membandingkan peningkatan sifat fisik aspal yang terjadi antara aspal bitumen dengan bahan tambahan berupa limbah plastik yang terdiri dari plastik PET, PP dan HDPE serta ban bekas dan styriofam. Persentase penambahan cairan limbah plastik (PET, PP dan HDPE) terhadap aspal daur ulang adalah 2%, 4% dan 6%. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan sifat fisik aspal yang memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 pada masingmasing penambahan 4% untuk cairan limbah plastik PP dan HDPE dan penambahan 6% untuk cairan limbah plastik PET. Kata kunci : Daur ulang, Polimer, Cairan limbah plastik PET, PP dan HDPE PENDAHULUAN Daur ulang perkerasan jalan (pavement recycling) adalah salah satu metode perbaikan perkerasan jalan yang belum banyak digunakan di saat ini. Perkerasan jalan merupakan suatu prosedur yang secara realistis dapat dipertimbangkan, terutama yang menyangkut penghematan bahan perkerasan jalan, penghematan yang juga berarti penghematan dalam bentuk uang/biaya. Jika ditinjau dari segi kekuatan struktur, maka kekuatan struktur perkerasan jalan yang menggunakan bahan perkerasan daur ulang tidak berbeda dengan yang menggunakan bahan perkerasan baru. Aspal merupakan komponen penting dalam campuran beraspal yaitu sebagai bahan pengikat serta pengisi antar agregat dimana kemampuan aspal terhadap titik lembek, kelenturan serta kelekatannya harus bisa dipertahankan. Bahan peremaja dan bahan aditif yang ditambahkan pada hasil ekstraksi aspal lama (limbah perkerasan) merupakan alternative untuk menunjang kualitas dari aspal. Bahan peremaja yang biasa digunakan untuk tambahan pada hasil ekstraksi aspal lama (limbah perkerasan) merupakan bahan yang mengandung polimer. Bahan polimer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah limbah plastik yang terdiri dari : Polyethylene Terephtalate yang sering disebut PET, Polypropylene (PP) dan High-Density Polyethylene (HDPE). Metode yang digunakan untuk proses pengolahan limbah plastik adalah metode pirolisis. Metode pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Dari uraian diatas diharapkan penelitian ini bisa menjadi salah satu alternative yang digunakan dalam peremajaan aspal bekas, dimana dapat menghasilkan mutu yang baik. * Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit 62 Mataram

94 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 TINJAUAN PUSTAKA Aspal Aspal merupakan senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun oleh hidrokarbon dan atom-atom N, S, dan O dalam jumlah yang kecil. Dimana unsur-unsur yang terkandung dalam bitumen, antara lain : Karbon (82-88%), Hidrogen (8-11%), Sulfur (0-6%), Oksigen (0-1,5%), dan Nitrogen (0-1%). Daur Ulang Perkerasan Daur ulang perkerasan adalah suatu alternatif perbaikan jalan jengan cara menghancurkan perkerasan jalan yang rusak dan memanfaatkan kembali bahan perkerasan lama tersebut didalam pembuatan perkerasan baru. Bahan Peremaja Ban Karet / Styrofoam Bahan dasar karet/styrofoam adalah polysiterine. Polisytirene adalah hasil polimerisasi dari monomer-monomer stirena, dapat terlihat pada gambar 2.1. Plastik PET Gambar 1. Atom Polystirene Pada penelitian ini PET yang digunakan berupa limbah plastik botol mineral. Plastik PP Gambar 2. Struktur PET (Polyethylene Terephthalate) Pada penelitian ini PP yang digunakan berupa limbah plastik gelas mineral. Gambar 3. Struktur PP (Polypropylene) Plastik HDPE Pada penelitian ini HDPE yang digunakan berupa limbah plastik botol sabun dan sampo.

Wahyudi Mudji., dkk : Penerapan Teknologi Daur Ulang 95 Gambar 4. Struktur HDPE (High Density Polyethylene) Pengujian Aspal Proses Pengerjaan Aspal Daur Ulang Proses pengerjaan aspal daur ulang, antara lain : Proses Ekstraksi, Proses Penyulingan METODE PENELITIAN Mulai Masalah Studi Pustaka Penyediaan Alat dan Bahan Ekstraksi Pirolisis Agregat Aspal + Bensin Limbah Plastik PP Limbah Plastik PET Limbah Plastik HDPE Penyulingan aspal hasil ekstraksi Bensin Aspal Pengujian sifat fisik aspal lama tanpa bahan peremaja Pengujian sifat fisik Aspal lama dengan bahan peremaja limbah plastik (PET, PP dan HDPE) Pemeriksaan elemen kimia Pemeriksaan : Daktalitas Titik Lembek Jenis Kehilangan berat Titik Nyala dan Titik Bakar Analisa, pembahasan dan kesimpulan Selesai Gambar 5. Bagan Alir Penelitian

96 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Aspal Bekas Aspal yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil bongkaran/ kerukan dari proyek perbaikan di jalan Adi Sucipto tepatnya didepan SMAN 7 Mataram, Rembiga. Pemeriksaan dan pengujian sampel mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil proses ekstraksi campuran perkerasan aspal akan didapatkan nilai kadar optimum sebesar % dari berat campuran. Aspal hasil ekstraksi dan suling (aspal bekas) tersebut memiliki sifat fisik sebagai berikut seperti terlihat pada tabel 1 : Tabel 1. Hasil pemeriksaan aspal bekas Jenis Pemeriksaan Aspal Daur Ulang Hasil Ekstraksi *) Syarat Aspal 60/70 **) Syarat Aspal 60/70 ***) (0,1 mm), 25 o C Daktalitas (cm) Titik Lembek ( o C) Titik Nyala ( o C) Jenis (gr/cm 3 ) Penurunan (%) (cts) Keterangan : 30,7 63,15 26,6 230 1,05 1,001 247,10 *) Hasil Penelitian **) Aspal Polimer Plastomer (SNI 03-6749-2002) ***) Aspal Polimer Elastomer (SNI 03-6749-2002) 50 70 >100 Min 56 232 Min. 1,0 Maks 1,0 150 1500 50 75 >100 Min 54 232 - Maks 1,0 Maks 2000 Terlihat pada tabel 1 diatas, hasil pemeriksaan fisik aspal lama hasil ekstraksi menunjukkan angka yang tidak memenuhi Pra-syarat kelayakan aspal, baik dari Kriteria Teknis, daktilitas, titik lembek, titik nyala, berat jenis, penurunan berat maupun viskositas. Untuk menghidupkan kembali sifat-sifat fisik aspal lama yang telah menua tersebut perlu penambahan bahan peremaja aspal. Pengujian Bahan Peremaja Bahan peremaja yang digunakan untuk campuran aspal lama harus memenuhi syarat standar penetrasi bahan peremaja, karena itu bahan peremaja yang digunakan perlu dilakukan pemeriksaan/pengujian meliputi pemeriksaan viskositas, berat jenis dan titik nyala minimum. Ban Karet Bekas Pengujian ban karet bekas diawali dengan proses pirolisis ban karet yang kemudian dilakukan pengujian viskositas, berat jenis dan titik nyala minimum. Hasil dari pengujian ban karet tertera dalam tabel 2 berikut: Tabel 2. Hasil pemeriksaan ban karet bekas Jenis Pemeriksaan Bahan Peremaja Cairan Ban Bekas *) Syarat Aspal 60/70 **) Jenis (gr/cm 3 ) Titik Nyala Minimum 45,6 1,20 231 Sumber : *) Hasil penelitian dalam Hadisaputra (2011) **) Bina Marga, 1983 Maks. 150 cst Min. 0,9 Min.100 o

Wahyudi Mudji., dkk : Penerapan Teknologi Daur Ulang 97 Styrofoam Hasil pengujian viskositas, berat jenis, dan titik nyala minimum untuk cairan hasil pirolisis styrofoam dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Hasil pemeriksaan styrofoam Jenis Pemeriksaan Jenis (gr/cm 3 ) Titik Nyala Minimum Sumber : *) Hasil penelitian **) Bina Marga, 1983 Polypropylene (PP) Bahan Peremaja Cairan styrofoam *) 4,5 1,05 190 Syarat Aspal 60/70 **) Maks. 150 cst Min. 0,9 Min.100 o Pengujian viskositas, berat jenis dan titik nyala minimum untuk hasil pirolisis bahan peremaja Polypropylene (PP) adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil pemeriksaan Polypropylene (PP) Jenis Pemeriksaan Jenis (gr/cm 3 ) Titik Nyala Minimum Sumber : *) Hasil penelitian **) Bina Marga, 1983 Bahan Peremaja Cairan Polypropylene (PP)*) < 1,5 1,44 50,75 Syarat Aspal 60/70 **) Maks. 150 cst Min. 0,9 Min.100 o Terlihat pada Tabel 4 diatas, untuk pengujian titik nyala minimum bahan Polypropylene (PP) tidak memenuhi persyaratan Bina Marga sebagai bahan peremaja aspal, dengan demikian dilakukan pengujian kandungan kimia dari cairan Polypropylene (PP) tersebut. Hasil pengujian kandungan kimia dari cairan Polypropylene (PP) dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Hasil pemeriksaan laboratorium kimia cairan Polypropylene (PP) No. Parameter Satuan Metode Uji Aspal Hasil Uji Plastik PP 1 Nitrogen (N) % Kjeldhal 0.39 0.07 2 Carbon (C) % Spectrometri 97.65 83.25 3 Sulfur (S) % Spectrometri 0.32 0.68 Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA Universitas Mataram Hasil pengujian kandungan kimia yang terdapat dalam cairan Polypropylene (PP) seperti yang terlihat pada tabel 5, menunjukkan bahwa cairan Polypropylene (PP) memiliki beberapa kandungan yang sama dengan aspal sehingga dapat digunakan sebagai bahan peremaja aspal bekas. Persentase proporsi pencampuran bahan peremaja Polypropylene (PP) untuk aspal daur ulang digunakan 4 varian yakni 0%, 2%, 4% dan 6%.

98 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 Polyethylene Terephtalate (PET) Pengujian viskositas, berat jenis dan titik nyala minimum untuk hasil pirolisis bahan peremaja Polyethylene Terephtalate (PET) tertera pada tabel 6 berikut: Tabel 6. Hasil pemeriksaan Polyethylene Terephtalate (PET) Jenis Pemeriksaan (Cst) Jenis (gr/cm 3 ) Titik Nyala Minimum ( o C) Sumber : *) Hasil penelitian **) Bina Marga, 1983 tabel 7 berikut: Bahan Peremaja Cairan Polyethylene Terephtalate (PET) *) 51,027 1,03 73,5 Syarat Aspal 60/70 **) 200-500 0,98 1,02 Min. 204 Hasil pemeriksaan kandungan kimia dari cairan Polyethylene Terephtalate (PET) tertera pada Tabel 7. Hasil pemeriksaan laboratorium kimia cairan Polyethylene Terephtalate (PET) No. Parameter Satuan Metode Uji Aspal 1 Nitrogen (N) % Kjeldhal 0.39 0.02 2 Carbon (C) % Spectrometri 97.65 1.03 Hasil Uji Plastik PET 3 Sulfur (S) % Spectrometri 0.32 0.07 Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA Universitas Mataram Hasil pengujian kandungan kimia yang terdapat dalam cairan Polyethylene Terephtalate (PET) seperti yang terlihat pada tabel 7, menunjukkan bahwa cairan Polyethylene Terephtalate (PET) memiliki beberapa kandungan yang sama dengan aspal sehingga dapat digunakan sebagai bahan peremaja aspal bekas. Persentase proporsi pencampuran bahan peremaja Polyethylene Terephtalate (PET) untuk aspal daur ulang juga digunakan 4 varian yakni 0%, 2%, 4% dan 6%. High-Density Polyethylene (HDPE) Pengujian viskositas, berat jenis dan titik nyala minimum untuk hasil pirolisis bahan peremaja High-Density Polyethylene (HDPE) tertera pada tabel 8 berikut: Tabel 8. Hasil pemeriksaan High-Density Polyethylene (HDPE) Jenis Pemeriksaan Jenis (gr/cm 3 ) Titik Nyala Minimum Sumber : *) Hasil penelitian **) Bina Marga, 1983 Bahan Peremaja Cairan High- Density Polyethylene (HDPE)*) <1,5 1,5 56 Syarat Aspal 60/70 **) Maks. 150 cst Min. 0,9 Min.100 o Hasil pemeriksaan kandungan kimia pada cairan High-Density Polyethylene (HDPE) tertera pada tabel 9 berikut:

Wahyudi Mudji., dkk : Penerapan Teknologi Daur Ulang 99 Tabel 9 Hasil pemeriksaan laboratorium kimia cairan High-Density Polyethylene (HDPE) No. Parameter Satuan Metode Uji Aspal Hasil Uji Plastik HDPE 1 Nitrogen (N) % Kjeldhal 0.39 0.02 2 Carbon (C) % Spectrometri 97.65 64.65 3 Sulfur (S) % Spectrometri 0.32 0.13 Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA Universitas Mataram Tabel 10. Hasil pengujian penetrasi aspal bekas dengan bahan peremaja Bahan Peremaja (%) Ban Bekas styrofoam Bahan Peremaja (%) Polypropylene (PP) Polyethylene Terephtalate (PET) High-Density Polyethylene (HDPE) 0 30,7 30,7 0 30,7 30,7 30,7 - - - 2 46,1 36,8 45,3 4 41,8 35,8 4 62,1 42,2 57,5 6 67,4 74,1 6 71,6 74,6 70,6 8 102,7 90,7 - - - - Tabel 11. Hasil pengujian daktilitas aspal bekas setelah ditambahkan bahan peremaja Peremaja (%) Daktalitas Hasil Bahan Peremaja Ban Karet Styrofoam Peremaja (%) Plastik PET Plastik PP Plastik HDPE 0 63,15 63,15 0 63,15 63,15 63,15 - - - 2 154 165 136 4 115 140,75 4 165 165 165 6 165 158,2 6 165 165 150,5 8 80,5 165 - - - - Tabel 12. Hasil pengujian titik lembek aspal bekas yang ditambahkan dengan bahan peremaja Peremaja (%) Titik Lembek Titik lembek Ban Karet Styrofoam Peremaja (%) Plastik PET Plastik PP Plastik HDPE 0 26,56 26,56 0 26,56 26,56 26,56 - - - 2 34,25 34,25 35 4 30 37,25 4 30 31,75 38,5 6 30 36,5 6 29 27,25 33,25 8 28,25 35,35 - - - - Tabel 13. Hasil pengujian titik nyala aspal setelah dicampur bahan peremaja Peremaja (%) titk nyala ( C) titk nyala ( C) Ban Karet Styrofoam Peremaja (%) Plastik PET Plastik PP Plastik HDPE 0 230 230 0 230 230 230 - - - 2 190,5 252 227 4 221 237,5 4 210,5 214 208 6 209,5 249 6 197 190 186,5 8 195 254,5 - - - -

100 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 Tabel 14. Hasil pengujian Jenis aspal bekas yang ditambahkan dengan bahan peremaja Peremaja (%) Jenis Aspal (gr) Hasil Jenis Ban Karet Styrofoam Peremaja (%) Plastik PET Plastik PP Plastik HDPE 0 1,05 1,05 0 1,091 1,091 1,091 4 1,05 1,10 2 1,05 1,036 1,054 6 1,06 1,11 4 1,045 1,038 1,032 8 1,08 1,12 6 1,038 1,039 1,04 Tabel 15. Hasil pengujian aspal bekas yang ditambahkan dengan bahan peremaja Peremaja (%) (Cst) (Cst) Ban Karet Styrofoam Peremaja (%) Plastik PET Plastik PP Plastik HDPE 0 247,10 247,10 0 274,171 274,171 274,171 4 261,13 1148,76 2 286,516 150,248 403,971 6 259,88 1183,67 4 286,898 193,331 500,267 8 238,28 973,64 6 186,167 223,666 176,834 Tabel 16. Hasil pengujian kehilangan berat campuran aspal dengan bahan peremaja Kehilangan (gr) Persen Bahan Hasil Bahan Peremaja Peremaja (%) Ban Karet Styrofoam Peremaja Hasil PET Hasil PP Hasil HDPE 0 2,80 2,80 0 1,001 1,001 1,001 4 1,85 3,00 2 0,281 0,311 0,698 6 1,35 3,70 4 0,426 0,501 0,886 8 1,00 7,25 6 0,807 0,854 0,446 ANALISA DATA PENGUJIAN ASPAL DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PEREMAJA Aspal dengan Bahan Peremaja Cairan Ban Karet Tabel 17. Hasil pengujian fisik aspal dengan pencampuran bahan peremaja ban karet No 0% 30,70 26,60 63,15 230 1,05 2,80 247,10 4% 41,80 30,00 115,00 221 1,05 1,85 261,13 6% 67,40 30,00 165,00 209,5 1,06 1,35 259,88 8% 102,70 28,30 80,50 195 1,08 1,00 238,28 Keterangan: Ban Karet Pengujian Titik Lembek dan Ter Cairan Limbah Ban Karet Daktalitas Titik Nyala Jenis Cetak Tebal Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Cetak Tipis Tidak Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Kehilangan Nilai pengujian benda uji aspal dengan penambahan bahan peremaja cairan ban karet yang memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu pada pengujian penetrasi dengan penambahan 6% cairan ban karet dengan nilai 67,4, pengujian daktalitas pada persentase 4% dan 6% cairan ban karet yang didapat > 100, pengujian titik nyala tanpa penambahan cairan ban karet yang diperoleh pada suhu 230 C, dan pengujian berat jenis aspal pada persentase 0%, 4%, 6% dan 8% yang diperoleh dengan nilai berturut-turut 1.05 gr/cm 3, 1.05 gr/cm 3, 1.06 gr/cm 3, dan 1.08 gr/cm 3. Sedangkan pengujian titik lembek dan kehilangan berat tidak memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu titik lembek berada

Wahyudi Mudji., dkk : Penerapan Teknologi Daur Ulang 101 pada suhu < 58 C dan kehilangan berat > 0,8 gram. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspal bekas dengan campuran bahan peremaja cairan ban karet tidak dapat digunakan sebagai perkerasan daur ulang aspal karena tidak memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 pada pengujian benda uji. Aspal dengan Bahan Peremaja Cairan Styrofoam Tabel 18. Hasil pengujian fisik aspal dengan bahan peremaja styrofoam No 0% 30,7 26,0 63,15 230,0 1,05 2,80 247,10 4% 35,8 37,3 140,70 237,5 1,10 3,00 1148,76 6% 74,1 36,5 158,20 249,0 1,11 3,70 1183,67 8% 90,7 35,4 165,00 254,5 1,12 7,25 973,64 Keterangan: styrofoam Cetak Tebal Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Cetak Tipis Tidak Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Nilai pengujian yang memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu pada pengujian penetrasi dengan penambahan 6% cairan styrofoam dengan nilai penetrasi rata-rata 74,1, pengujian daktilitas pada penambahan 4%, 6% dan 8% dengan nilai > 100, pengujian titik nyala dengan suhu > 230 C, dan pengujian berat jenis yang meningkat berturut-turut pada persentase 0%, 4%, 6% dan 8% dengan nilai 1,05 gr/cm 3, 1,10 gr/cm 3, 1,11 gr/cm 3 dan 1,12 gr/cm 3. Sedangkan titik lembek dan kehilangan berat tidak memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu titik lembek berada pada suhu < 58 C dan kehilangan berat pada aspal yang terus meningkat sehingga > 0,8 gram. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspal bekas dengan campuran bahan peremaja cairan styrofoam tidak dapat digunakan sebagai perkerasan daur ulang aspal karena tidak memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 pada pengujian benda uji. Aspal dengan Bahan Peremaja Cairan Plastik Polyrthylene Terephtalate (PET) Tabel 19. Hasil pengujian fisik aspal dengan bahan peremaja Polyrthylene Terephtalate (PET) No Plastik PET Pengujian Pengujian Titik Lembek dan Ter Titik Lembek Cairan Limbah styrofoam Daktalitas Titik Nyala Titik Nyala Cairan Limbah Plastik PET Daktilitas Jenis Jenis Kehilangan 0% 30,7 26,56 o C 230 o C 63,15 1,05 274,171 1,001% 2% 36,8 34,25 o C 190,5 o C 154 1,24 286,516 0,281% 4% 42,2 30 o C 210.5 o C 165 1,3 286,898 0,426% 6% 74,6 29 o C 197 o C 165 1,26 186,167 0,807% Keterangan: Cetak Tebal Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Cetak Tipis Tidak Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Kehilangan Nilai pengujian benda uji aspal dengan penambahan bahan peremaja cairan plastik PET yang memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu pada pengujian penetrasi dengan penambahan 6%

102 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 cairan plastik PET dengan nilai 74,6, pengujian daktalitas pada persentase 2%, 4% dan 6% cairan ban karet yang didapat > 100, pengujian kehilangan berat pada persentase 2%, 4% dan 6% cairan plastik PET yang didapat <1,0 dan pengujian berat jenis aspal pada persentase 0%, 2%, 4% dan 6% yang diperoleh dengan nilai berturut-turut 1.05 gr/cm 3, 1,24 gr/cm 3, 1,3 gr/cm 3 dan 1,26 gr/cm 3. Sedangkan pengujian titik lembek dan titik nyala tidak memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu titik lembek berada pada suhu < 56 C dan titik nyala 232 o C. Proses penyulingan untuk menghasilkan aspal daur ulang kemungkinan masih menyisakan bensin, sehingga hasil pada pengujian titik lembek tidak memenuhi aspal spesifikasi pen 60/70, hasil titik nyala dari pemeriksaan bahan peremaja cairan plastik PET yang tidak memenuhi syarat mengakibatkan nilai titik nyala campuran aspal hasil ekstraksi dengan bahan peremaja cairan plastik PET juga tidak dapat memenuhi spesifikasi pen 60/70. Namun, dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspal bekas dengan campuran bahan peremaja cairan plastik PET dapat meningkatkan sifat fisik aspal secara garis besar, sehingga dapat digunakan sebagai perkerasan daur ulang aspal. Aspal dengan Bahan Peremaja Cairan Plastik Polypropylene (PP) Tabel 20. Hasil pengujian fisik aspal dengan bahan peremaja Polypropylene (PP) No Plastik PP Pengujian Titik Lembek Cairan Limbah Plastik PP Titik Nyala Daktilitas Jenis Kehilangan 0% 30,7 26,56 o C 230 o C 63,15 1,05 274,171 1,001% 2% 46,1 34,25 o C 252 o C 165 1,29 150,248 0,311% 4% 62,1 31,75 o C 214 o C 165 1,22 193,31 0,501% 6% 71,6 27,25 o C 190 o C 165 1,25 223,666 0,854% Keterangan: Cetak Tebal Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Cetak Tipis Tidak Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Nilai pengujian benda uji aspal dengan penambahan bahan peremaja cairan plastik PP yang memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu pada pengujian penetrasi dengan penambahan 4% dan 6% cairan plastik PP dengan nilai 62,1 dan 71,6, pengujian daktalitas pada persentase 2%, 4% dan 6% cairan ban karet yang didapat > 100, pengujian kehilangan berat pada persentase 2%, 4% dan 6% cairan plastik PET yang didapat <1,0 dan pengujian berat jenis aspal pada persentase 0%, 2%, 4% dan 6% yang diperoleh dengan nilai berturut-turut 1.05 gr/cm 3, 1,29 gr/cm 3, 1,22 gr/cm 3 dan 1,25 gr/cm 3. Sedangkan pengujian titik lembek dan titik nyala dengan penambahan cairan plastik PP 4% dan 6% tidak memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu titik lembek berada pada suhu < 56 C dan titik nyala 232 o C. Proses penyulingan untuk menghasilkan aspal daur ulang kemungkinan masih menyisakan bensin, sehingga hasil pada pengujian titik lembek tidak memenuhi aspal spesifikasi pen 60/70, hasil titik nyala dari pemeriksaan bahan peremaja cairan plastik PP yang tidak memenuhi syarat mengakibatkan nilai titik nyala campuran aspal hasil ekstraksi dengan bahan peremaja cairan plastik PP juga tidak dapat memenuhi spesifikasi pen 60/70. Namun, dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspal bekas dengan campuran bahan peremaja cairan plastik PP dapat

Wahyudi Mudji., dkk : Penerapan Teknologi Daur Ulang 103 meningkatkan sifat fisik aspal secara garis besar, sehingga dapat digunakan sebagai perkerasan daur ulang aspal. Aspal dengan Bahan Peremaja Cairan Plastik High-Density Polyethylene (HDPE) Tabel 21. Hasil pengujian fisik aspal dengan bahan peremaja High-Density Polyethylene (HDPE) No Plastik HDPE Pengujian Keterangan: Titik Lembek Cairan Limbah Plastik HDPE Titik Nyala Daktilitas Jenis Kehilangan 0% 30,7 26,56 o C 230 o C 63,15 1,05 274,171 1,001% 2% 45,3 35 o C 227 o C 136 1,21 403,971 0,698% 4% 57,5 38,5 o C 208 o C 165 1,26 500,267 0,886% 6% 70,6 33,25 o C 186,5 o C 150.5 1,27 176,834 0,446% Cetak Tebal Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Cetak Tipis Tidak Memenuhi Spesifikasi Aspal Pen 60/70 Nilai pengujian benda uji aspal dengan penambahan bahan peremaja cairan plastik HDPE yang memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu pada pengujian penetrasi dengan penambahan 4% dan 6% cairan plastik PHDE dengan nilai 57,5 dan 70,6, pengujian daktalitas pada persentase 2%, 4% dan 6% cairan ban karet yang didapat > 100, pengujian kehilangan berat pada persentase 2%, 4% dan 6% cairan plastik PET yang didapat <1,0 dan pengujian berat jenis aspal pada persentase 0%, 2%, 4% dan 6% yang diperoleh dengan nilai berturut-turut 1.05 gr/cm 3, 1,21 gr/cm 3, 1,26 gr/cm 3 dan 1,27 gr/cm 3. Sedangkan pengujian titik lembek dan titik nyala dengan penambahan cairan plastik HDPE tidak memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 yaitu titik lembek berada pada suhu < 56 C dan titik nyala 232 o C. Proses penyulingan untuk menghasilkan aspal daur ulang kemungkinan masih menyisakan bensin, sehingga hasil pada pengujian titik lembek tidak memenuhi aspal spesifikasi pen 60/70, hasil titik nyala dari pemeriksaan bahan peremaja cairan plastik PP yang tidak memenuhi syarat mengakibatkan nilai titik nyala campuran aspal hasil ekstraksi dengan bahan peremaja cairan plastik HDPE juga tidak dapat memenuhi spesifikasi pen 60/70. Namun, dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa aspal bekas dengan campuran bahan peremaja cairan plastik HDPE dapat meningkatkan sifat fisik aspal secara garis besar, sehingga dapat digunakan sebagai perkerasan daur ulang aspal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Aspal bekas yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai penetrasi sebesar 30,7, nilai daktalitas sebesar 63,15 cm, nilai titik lembek sebesar 26 C, nilai titik nyala sebesar 230 C, nilai berat jenis 1,05 gr/cm 3, nilai kehilangan berat sebesar 2,8 gr dan viskositas 247,10 Cts. Nilai-nilai sifat fisik tersebut sudah tidak memenuhi persyaratan spesifikasi Bina Marga, sehingga perlu penambahan bahan peremaja untuk meningkatkan kualitas aspal bekas tersebut. Penambahan bahan peremaja cairan ban karet pada aspal dapat meningkatkan nilai penetrasi, daktalitas, titik lembek, kehilangan berat dan berat jenis pada aspal bekas. Sedangkan penambahan cairan styrofoam terbukti dapat

104 Spektrum Sipil, 2(1), Maret 2015 meningkatkan nilai penetrasi, titik lembek, daktalitas, titik nyala dan berat jenis dari aspal bekas. Akan tetapi aspal tidak dapat digunakan sebagai perkerasan daur ulang, karena beberapa nilai pengujian tidak memenuhi persyaratan spesifikasi aspal pen 60/70. Penambahan 6% cairan ban karet terhadap berat aspal dapat meningkatkan kualitas mutu aspal bekas sehingga memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 pada pengujian penetrasi, daktalitas dan berat jenis. Sedangkan penambahan 6% styrofoam meningkatkan kualitas mutu aspal sehingga memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70 pada pengujian penetrasi, daktalitas, titik nyala dan berat jenis. Hasil analisa statistik ANOVA menunjukkan bahwa variasi bahan peremaja cairan styrofoam memiliki pengaruh yang dominan terhadap perubahan nilai sifat fisik aspal bekas sehingga dapat memenuhi spesifikasi aspal pen 60/70. Saran Penelitian ini hanya mengkaji tentang bahan peremaja polimer berupa cairan ban karet dan styrofoam, diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan bahan-bahan polimer lain yang mudah diperoleh sehingga dapat meningkatkan kembali kualitas aspal daur ulang. Ucapan Terimakasih Terimakasih disampaikan kepada Dit Litabmas Kementrian Pendidikan dan Kebuadayaan atas bantuan pendanaan penelitian BOPTN 2014 ini. DAFTAR PUSTAKA Aryanto, 2012, Recycling-teknologi-daur-ulang-perkerasan-jalan, http://balitbang.pu.go.id/ balitang.pu.go.id., 6 oktober 2012. Departemen Pekerjaan Umum,Direktorat Jendral Bina Marga, 1983. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag), Nomor 09/PT/B/1983, Jakarta. Dardak, Hermanto 2010.Beton DaurUlanguntukPrevervasiJalan (InovasiKonstruksi Ramah Lingkungan), http://pustaka.pu.go.id/new /artikel-detail.asp?id=307 Neubert, T.C., 1991. Asphalt Containing Gilsonite, Reaktive Oil and Elastomer, Patent Number 5023282, United States Patent & Trademark Office. Nigen-Chaidron, S. and Porot, L., 2008.Rejuvenating Agent and Process for Recycling of Asphalt, World Intellectual Property Organization. SoedarmantodanDardak, H., 1991.Penelitian DaurUlangPerkerasanAspal di PusatLitbangJalan, Seminar on Asphalt Pavement Insitu Recycling, Jakarta. Sugiyanto, Dwi 2013. JALAN PROVINSI: kemantapanjalan di NTB Capai 66,02%, http://www.bisnis-kti.com/index.php/2013/01/kemantapan -jalan-di-ntb/ Sukirman, S., 1992. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.