PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan senggaringan merupakan ikan liar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Dalam beberapa tahun ini, ikan ini menjadi perhatian para peneliti untuk dijadikan bahan riset, karena dimasa mendatang ikan ini diharapkan dapat dijadikan komoditi budidaya. Hasil tangkapan ikan senggaringan cenderung mengalami penurunan, sebagaimana yang diungkapkan Putro (2003) bahwa antara tahun 1998 hingga 2002 hasil perolehan tangkapan di sungai Klawing untuk ikan senggaringan menurun dari 14,3 ton menjadi 8,9 ton. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh penangkapan yang intensif dan mulai menurunnya kualitas habitat hidupnya. Jika hal ini dibiarkan maka kemungkinan populasi jenis ikan ini di alam akan berkurang dan lama kelamaan dapat punah bila tidak dilakukan upaya konservasi. Untuk menjaga keberadaan ikan senggaringan diperlukan upaya budidaya, yang kelak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan-ikan tersebut, serta mendapatkan stok untuk usaha restoking diperairan umum yang ada untuk menjaga keberadaan di habitat aslinya. Dalam usaha budidaya diperlukan benih, untuk melakukan pembenihan perlu diketahui aspek-aspek reproduksinya. Penelitian terdahulu tentang ikan senggaringan yang dilakukan oleh Sulistyo dan Setijanto (2002), dan Rukayah et al. (2003), baru dapat menyajikan informasi terbatas tentang aspek reproduktif (dua bulan dari satu siklus) yakni indeks morfoanatomi dan fekunditas. Informasi tentang musim pemijahan serta faktor utama lainnya untuk dapat dilakukannya usaha domestifikasi serta budidaya pada ikan ini msih perlu dikaji. Upaya pembudidayaan serta usaha pembenihan ikan ini belum berhasil, karena masih sering mengalami kegagalan. Lebih lanjut Sulistyo (1998) menguraikan bahwa informasi lengkap dan utuh tentang siklus reproduksi ikan bermanfaat untuk penerapan manipulasi pertumbuhan dan reproduksi di lingkungan budidaya.
Domestifikasi (sebagai konservasi ex-situ) ikan-ikan liar memerlukan pengetahuan tentang karakteristik ekologi pakan dan perilaku makan (Cahu et al. 2004), serta ritme biologis karena perubahan ekologis (Anras & Lagardère 2004). Salah satu informasi dasar yang dibutuhkan adalah kandungan deposit energi pada ikan, sumber energi ini berasal dari makanan maupun pemanfaatan energi yang ditimbun di beberapa organ dalam bentuk lemak dan protein. Hal ini didukung oleh pendapat Craig et al. (2000) yang menyatakan bahwa energi baik dari pakan maupun yang telah ditimbun di dalam tubuh digunakan untuk perawatan tubuh, pertumbuhan dan reproduksi. Selanjutnya Craig et al. (2000) menyatakan bahwa selama perkembangan tubuh, lemak, protein dan mineral ditimbun dalam beberapa bentuk, sedangkan protein dan lemak akan digunakan untuk perkembangan gonad. Energi yang diperlukan dalam perkembangan gonad ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan gonad dan jenis kelamin ikan. Effendie (2002) menyatakan bahwa selama proses perkembangan gonad sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Setiap tingkat perkembangan gonad memerlukan energi yang berbeda-beda. Selanjutnya Czesny et al. (2000) menggambarkan ada hubungan positif antara penimbunan asam lemak dan protein di tubuh dengan perkembangan telur pada ikan sturgeon. Li et al. (2009) mengungkapkan untuk menyokong strategi manajemen budidaya, perlu diketahui kondisi variasi dalam indek kondisi, kebutuhan energi dan imunitas ikan. Litaay & Silva (2003) menjelaskan pengetahuan faktor waktu produksi gamet hingga waktu reproduksi serta sumber energi yang digunakan untuk pematangan gamet sangat berguna untuk perbaikan induk dan menajemen hatchery menjadi lebih efektif. Sehingga data berdasarkan pada komposisi tubuh merupakan informasi dasar penting, yang dapat digunakan dalam mengevaluasi kualitas dan kondisi fisiologi ikan yang dibudidayakan. Selain itu pengetahuan tentang kondisi ikan di alam dapat menggambarkan kontrol lingkungan dan fisiologi pertumbuhan dan pemanfaatan pakan sehingga dapat membantu dalam perbaikan pertumbuhan dan kualitas produk akhir pada budidaya (Craig et al. 2000).
Berdasarkan keterangan diatas maka perlu dilakukan penelitian dasar tentang aspek reproduksi pada ikan senggaringan (Mystus nigriceps) serta peranan kebiasaan makanan dan deposit energi dalam menyokong reproduksinya. Kerangka Pemikiran Keberadaan ikan dengan adanya reproduksi sangat tergantung dengan mutu individu induk, perkembangan gonad sangat tergantung dengan asupan energi yang dibutuhkan sedangkan dalam proses reproduksi ikan akan memerlukan asupan energi yang cukup besar. Makanan yang dikonsumsi oleh ikan akan dipengaruhi oleh kebutuhan ikan akan energi, salah satunya adalah energi untuk perkembangan gonad. Saat ikan melakukan proses reproduksi akhir (menjelang pemijahan) sebagian ada yang melakukan puasa, untuk sumber energi perkembangan gonad dan pemijahan itu sendiri berasal dari energi yang dideposit di dalam tubuh berupa material energi (protein, lemak dan karbohidrat). Perkembangan gonad didukung oleh energi yang disimpan pada otot dan disekitar saluran pencernaan (viseral) (Pazos et al. 2003), hati dan viseral (Rukayah et al. 2005). Keberadaan energi yang tersedia sangat tergantung pada asupan pakan serta kondisi lingkungan. Pertumbuhan terjadi karena adanya penambahan berat tubuh ikan, hal ini menunjukkan jika kandungan energi dalam makanan yang dikonsumsi melebihi kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk maintanance tubuh (Suprayudi et al. 1994). Pada proses pencernaan protein akan dihidrolisa menjadi bentuk asam amino, lemak pun akan dihidrolisa menjadi bentuk asam lemak dan karbohidrat dihidrolisa menjadi bentuk glukosa, bagian terkecil dari material akan diserap oleh enterosit (intracellular digestion) di saluran pencernaan (Affandi et al. 2005). Dalam pemenuhan kebutuhannya akan energi, material energi ini akan dikatabolisme sehingga terbentuk ATP sebagai keluaran utama untuk pemenuhan energi tubuh, kelebihan material energi ini akan dianabolisme menjadi molekul yang lebih komplek untuk disimpan pada beberapa bagian tubuh (Koolman & Rohm 2001). Selanjutnya material energi yang dideposit pada beberapa organ akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ikan baik somatik maupun gonad (Gambar 1).
Kebiasaan makanan (komposisi makanan dan indeks kepenuhan isi lambung) per-tingkat kematangan gonad (TKG) Deposit energi pada beberapa organ target (otot, hati, visseral, gonad dan adepose fin) Indikator pertumbuhan somatik dan gonad 1. Indek kepenuhan isi lambung (ISC) dan kebiasaan makanan (IP) 2. Morfoanatomi gonad (GSI), hati (HSI), visceral (VSI) serta faktor kondisi, nilai b dan indeks adepose fin (AFI). 3. Gametogenesis 4. TKG, diameter telur dan fekunditas Gambar 1 Bagan alur kerangka pemikiran penelitian. Diketahuinya gambaran kebiasaan jenis makanan dan keberadaan material energi yang tersimpan pada beberapa organ tubuh, diharapkan dapat menggambarkan kebutuhan material energi ikan senggaringan dalam menyokong perkembangan gonad. Berdasarkan data tersebut, diharapkan nantinya dapat memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya dalam menyokong usaha budidaya terutama pembenihan baik secara manipulasi internal maupun eksternal. Internal berupa kualitas pakan dan induk, serta eksternal berupa manipulasi lingkungan. Data tentang aspek reproduksi ikan ini secara utuh diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangsih besar guna menjaga kebutuhan ikan ini baik di alam maupun dalam wadah budidaya. Dasar untuk manipulasi 1. Nutrisi 2. Hormonal dan 3. Lingkungan
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis makanan yang dikonsumsi dan deposit material energi pada beberapa organ dalam rangka reproduksi ikan senggaringan (Mystus nigriceps). Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk manipulasi nutrisi, hormonal dan lingkungan dalam rangka upaya memacu keberhasilan pengembangbiakkan ikan senggaringan (Mystus nigriceps).