BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Gambar Umum Struktur Organisasi KAP. Partner

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, terutama perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun nonbank,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi mempunyai berbagai pemangku kepentingan. (stakeholders). Kepentingan mereka bisa sama, bisa berbeda, bahkan bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan akuntansi di Indonesia sudah cukup lama diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pencapaian risiko audit dalam proses audit laporan keuangan sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. dan kertas, dan komunikasi. Manajemen Enron telah melakukan window

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan salah satu jurusan ekonomi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik di Indonesia sebanyak orang dan 55% berdomisili di

BAB I PENDAHLUAN. bisa unggul dalam persaingan antar perusahaan. Informasi yang disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan dibidang usaha pada saat ini semakin meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya, sedangkan ditinjau dari sudut pandang subjektif karir dipandang. karena seseorang menjadi tua (Wany, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. mencetak tenaga yang terdidik dan siap memasuki dunia kerja. di antara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipimpinnya, karena baik buruknya performa perusahaan akan. minat investor untuk menanam atau menarik investasinya dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. fenomena kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut PSAK no. 1, laporan keuangan. penggunaan atas seluruh sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang terluas di Asia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran akuntan publik dewasa ini menunjukkan perkembangan pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan itu sendiri adalah memiliki wewenang dalam pembuatan laporan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara lain, baik berupa barang, jasa, investasi, modal dan juga sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. dijalani setelah selesai menempuh pndidikan program sarjana (S1) Jurusan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan nilai (value) dan manfaat bagi pihak-pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. menjadi profesional di bidang akuntansi. Selain itu juga mereka termotivasi oleh

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Mulyadi, 2002) (Tuanakotta, 2013) (Sukrisno, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan sebuah karier bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung memberikan peluang yang semakin beragam untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan Peraturan Nomor VIII.G.7 tahun 2000 tentang Penyajian dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB I PENDAHULUAN. swasta yang melaksanakan jasa-jasa pemeriksaan, perpajakan, manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. diminat oleh mahasiswa saat ini. Dari hasil penelitian Tengker dan Morasa (2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. saatnya nanti akan mecapai yang dicita-citakanya. Seorang individu diharapkan bisa

BAB I PENDAHULUAN. untuk menaikan tingkat keandalan laporan perusahaan-perusahaan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendanaan perusahaan adalah equity capital yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang lapangan pekerjaan yang semakin beragam untuk semua angkatan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB I PENDAHULUAN. dan kunci keberhasilan suatu negara. Perkembangan dunia bisnis memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang diinginkannya. Bekerja dan mendapatkan penghasilan adalah impian dari setiap individu. Dengan penghasilan tersebut individu dapat memenuhi kebutuhan, sejalan dengan peningkatan karirnya. Peningkatan karir harus didukung dengan motivasi yang kuat untuk dapat bekerja keras, loyalitas tinggi, dan peningkatan kualitas diri guna mengantisipasi persaingan yang semakin berat di dalam dunia kerja. Peningkatan kualitas diri dalam individu merupakan produk pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan individu. Untuk mencapai peningkatan tersebut maka desain pendidikan khususnya di bidang akuntansi harus up to date dan relevan terhadap dunia kerja bagi sarjana akuntansi. Sebelum mahasiswa mendaftar perguruan tinggi tentu mahasiswa telah memiliki cita-cita untuk ke depannya. Rutinitas mahasiswa dalam menimba ilmu akan membekali mahasiswa mengenai gambaran untuk menggapai cita-citanya. Menjelang akhir masa belajarnya tentu mahasiswa telah memiliki rencana untuk menentukan karir yang akan dijalani. Apabila karir mahasiswa akuntansi dapat diketahui, maka pendidikan akuntansi dapat merencanakan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja sehingga apabila mahasiswa telah menyelesaikan studi, maka mahasiswa diharapkan lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan tuntutan pekerjaan (Suyono, 2014). 1

2 Setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya, pilihan karir bagi lulusan akuntansi tidak tertutup pada profesi akuntansi saja, banyak pilihan profesi yang dapat dijalani oleh mereka tergantung faktor-faktor yang melatarbelakanginya (Suyono, 2014). Umumnya pemilihan karir mahasiswa identik dengan apa yang mereka terima dalam pembelajaran kuliah. Setelah menyelesaikan kuliahnya mahasiswa akuntansi akan disuguhi beberapa karir profesi yang bisa mereka ambil, di antaranya menjadi akuntan pemerintahan, akuntan pendidik, akuntan perusahaan, atau akuntan publik. Mahasiswa bebas memilih profesi yang akan dijalani nantinya. Perencanaan yang matang akan menunjang mahasiswa dalam menggapai profesi yang diinginkannya. Pertama, mereka yang telah lulus sarjana S1 dapat langsung bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta atau pemerintah. Kedua mereka dapat melanjutkan S2 dan ketiga sebagai akuntan publik dengan mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Sebelum berlakunya PPAk, gelar akuntan secara langsung hanya diberikan kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui jalur Ujian Nasional Akuntansi (UNA) Dasar dan Profesi untuk perguruan tinggi swasta (IAI, 2016). Hal tersebut menimbulkan sifat diskriminatif antara perguruan tinggi negeri yang secara otomatis mendapatkan gelar akuntan dan perguruan tinggi swasta yang harus mengikuti UNA Dasar dan Profesi. Pada kenyataannya banyak mahasiswa swasta dengan kualitas intelektual di bidang akuntansi yang memumpuni namun

3 tidak dapat langsung mendapatkan gelar akuntan. Hal ini sesuai dengan UU No. 34 tahun 1954 yang menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan kepada lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan perguruan tinggi swasta yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Proses perolehan gelar yang diskriminatif ini mendorong Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Departemen Pendidikan Nasional melalui Dirjen Dikti merasa perlu meninjau kembali peraturan yang berlaku untuk menghasilkan akuntan yang profesional (Mahmud, 2008). Maka pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Mendiknas No. 179/U/2001 tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan (PPA). Dan Surat Keputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentang pengangkatan panitia ahli persamaan ijazah akuntan. Dengan dikeluarkannya kedua surat keputusan tersebut, maka mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang lulus mulai 1 September 2004 tidak lagi mendapatkan gelar akuntan. Mahasiswa yang lulus mulai tanggal tersebut harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) untuk mendapat gelar akuntan dan mendapat nomor register dari Menteri Keuangan. Selanjutnya gelar akuntan dan nomor register yang telah diperoleh berguna sebagai syarat mengikuti Ujian Sertifikat Akuntan Publik (USAP). Dengan peraturan ini diharapkan gelar akuntan yang diberikan tidak akan bersifat diskriminatif, artinya semua perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dapat memperoleh gelar akuntan dengan cara yang sama yakni mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

4 Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis, perusahaan yang ingin melebarkan sayapnya akan membutuhkan modal. Modal perusahaan bisa berasal dari pihak intern (pihak pemilik) dan bisa berasal dari pihak ekstern (investor, bank atau pihak kreditur). Laporan keuangan perusahaan yang wajar dan sehat akan menjadi pertimbangan bagi pihak ekstern untuk menanamkan modalnya di dalam suatu perusahaan. Akuntan publik disini sebagai pihak ketiga netral yang menjembatani dan menengahi konflik kepentingan antara pihak intern dengan pihak ekstern perusahaan. Bersifat netral dan independen artinya profesi ini tidak terikat pada pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan. Profesi akuntan publik yang dominan terutama dari kegiatan audit yang dilakukan oleh auditor dengan tujuan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Pendapat akuntan publik ini berguna bagi pihak-pihak terkait dengan laporan keuangan, yaitu pihak perusahaan (manajemen) maupun pihak luar perusahaan (investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat) dalam pengambilan keputusan (Apriliyan, 2011). Menurut Boynton et al. (2003:5) definisi auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersiasersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak berkepentingan. Umumnya jasa yang bisa diberikan akuntan publik adalah jasa atestasi dan jasa non atestasi. Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau perimbangan seseorang yang independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal

5 yang signifikan, asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan (Asheep, 2010). Jasa atestasi yang dimaksud berkaitan dengan audit umum, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Sedangkan jasa non-atestasi adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang di dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, tingkat keyakinan, ringkasan temuan, atau bentuk keyakinan lainnya (Ryzmelinda, 2014). Jasa yang dimaksud berkaitan dengan jasa akuntansi, konsultasi manajemen, kompilasi, perpajakan, dan jasa lainnya. Dilihat dari jenis jasa yang diberikan, jasa audit umum merupakan jasa yang paling banyak diberikan oleh KAP di Indonesia yaitu sebanyak 84,04% dari seluruh jasa sementara untuk jasa assurance lainnya sebesar 9,39% dari total 27.464 jasa yang telah diberikan kepada publik (Hadibroto, 2016). Salah satu contoh kasus skandal akuntansi di Indonesia terjadi pada PT Kimia Farma yang merupakan salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 miliar dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 miliar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan.

6 Sehubungan dengan temuan tersebut, maka PT Kimia Farma dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Direksi lama PT Kimia Farma periode 1998 Juni 2002 diwajibkan membayar sejumlah Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember 2001. Begitu juga dengan Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Parsaroan, 2009). Dapat disimpulkan bahwa akuntan publik yang kompeten, independen, dan taat pada ketetapan dan standar yang ada untuk menengahi berbagai kepentingan guna menilai suatu kewajaran laporan keuangan sangat dibutuhkan. Hal ini mendorong pemerintah untuk membuka lebar-lebar kesempatan bagi seluruh mahasiswa untuk menjadi akuntan publik. Dengan dibukanya Pendidikan Profesi Akuntan secara umum, diharapkan bibit akuntan dapat memenuhi kriteria yang sesuai dengan tuntutan dunia bisnis dan hukum, menghilangkan sifat diskriminatif, serta dapat memenuhi kebutuhan jumlah SDM dibidang akuntan publik. Namun saat ini Indonesia masih sangat kekurangan tenaga profesional akuntan publik dibanding dengan beberapa Negara ASEAN. Pada tahun 2013, data P2PK menunjukkan terdapat 999 akuntan publik, 377 kantor akuntan publik, 119 cabang kantor akuntan publik dan 43 KAPA

7 (Hadibroto, 2016). Namun data pada 2 nopember 2016 jumlah ini meningkat menjadi 1.186 akuntan publik, 404 kantor akuntan publik, dan 133 cabang kantor akuntan publik (P2PK, 2016). Data dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) menunjukkan bahwa peningkatan jumlah akuntan publik, kantor akuntan publik, dan cabang kantor akuntan publik dari tahun 2013 ke tahun 2016 masih sedikit. Sebaliknya terdapat sangat banyak jumlah wajib audit yang ada di Indonesia seiring makin meningkatnya ekonomi dan munculnya perusahaan atau lembaga baru serta makin berkembangnya perusahaan atau lembaga yang sudah ada. Hal ini sangat tidak sebanding dengan jumlah akuntan publik yang ada. Padahal akuntan publik sangat berperan penting dan strategis bagi perusahaan swasta dan lembaga publik lainnya. Masih minimnya jumlah akuntan publik di Indonesia merupakan peluang besar bagi mahasiswa akuntansi untuk memilih berkarir menjadi akuntan publik. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pertimbangan pasar kerja, pelatihan profesional, gaji, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan personalitas terhadap pemilihan karir mereka diharapkan setiap mahasiswa akuntansi dapat dengan tepat memilih karir yang akan dijalaninya dan bagi pihak pendidik dapat merencanakan materi yang sesuai dan relevan terhadap tuntutan kerja. Penelitian ini meneliti beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir menjadi akuntan publik. Penelitian Sari (2013), mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan karir menjadi akuntan

8 publik menyatakan bahwa secara parsial variabel pengakuan profesional dan pertimbangan pasar kerja berpengaruh signifikan terhadap minat menjadi akuntan publik. Sedangkan penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik oleh mahasiswa UMSU Medan. Penelitian Yanti (2014), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik menyatakan bahwa penghargaan finansial, lingkungan kerja, pengakuan profesional, pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir akuntan publik. Sedangkan nilai intrinsik, nilai-nilai sosial, dan personalitas tidak berpengaruh terhadap pemilihan karir akuntan publik. Penelitian Suyono (2014), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik, menyatakan bahwa faktor penghargaan finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik. Sedangkan faktor pengakuan profesional dan lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik oleh mahasiswa akuntansi di Universitas Sains Al-Qur an. Penelitian Astuti (2014), mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik, menyatakan bahwa secara parsial dan simultan pengargaan finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, personalitas, lingkungan kerja dan nilai intrinsik pekerjaan mempengaruhi mnat mahasiswa akuntansi menjadi akuntan publik.

9 Berdasarkan perbedaan pada hasil penelitian terdahulu, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir menjadi Akuntan Publik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali hipotesis penelitian sebelumnya berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih karir sebagai akuntan publik. Faktorfaktor yang diperhitungkan sebagai faktor yang mempengaruhi pemilihan karir meliputi pertimbangan pasar kerja, pelatihan profesional, gaji, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan personalitas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik? 2. Apakah pelatihan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik? 3. Apakah gaji berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik? 4. Apakah pengakuan profesional berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik?

10 5. Apakah nilai-nilai sosial berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik? 6. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik? 7. Apakah personalitas berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh pertimbangan pasar kerja, pelatihan profesional, gaji, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, dan personalitas terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik. 1.4 Manfaat Penelitian a. Menambah pengetahuan khususnya untuk lebih memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi untuk menjadi akuntan publik. b. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian ilmiah. c. Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa akuntansi dalam mengambil keputusan menjadi seorang akuntan publik. d. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan akuntansi atau fakultas ekonomi dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran agar menghasilkan lulusan sarjana ekonomi akuntansi yang berkualitas dan siap pakai.

11 e. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi lembaga yang telah mempekerjakan tenaga akuntan, sehingga mereka dapat mengerti apa yang diinginkan calon akuntan dalam memilih profesi dan untuk lebih memotivasi mereka yang sudah bekerja di lembaganya. f. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah yang sama di masa yang akan datang.