RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT INTEGRITAS. INDEPENDENSI. PROFESIONALISME

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Sambutan Kepala BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara

LAMPIRAN XLIX : KEPUTUSAN SEKJEN BPK NOMOR : 399/K/X-XII.2/9/2016 TANGGAL : 2 SEPTEMBER 2016

LAMPIRAN LI : KEPUTUSAN SEKJEN BPK-RI NOMOR : 399/K/X-XIII.2/9/2016 TANGGAL : 2 SEPTEMBER 2016

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI BANTEN RENCANA STRATEGIS Independensi Integritas Profesionalisme

RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI BALI

RENCANA STRATEGIS

Independensi Integritas Profesionalisme

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

Independensi Integritas Profesionalisme

Rencana Strategis (Renstra) BPK Perwakilan Provinsi NTB Tahun

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

RENCANA STRATEGIS

MEMUTUSKAN : Pasal I...

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Januari 2017 Kepala Perwakilan. Harry Purwaka, S.E., MSF.,Ak., CA NIP

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14/K/I-XIII.2/9/2017 TENTANG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 2015 Kepala Perwakilan BPK Provinsi Riau. Drs. Widiyatmantoro NIP

KATA PENGANTAR. Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau, Isman Rudy, S.E, M.M

MENJADIKAN BPK PERWAKILAN SEBAGAI REPRESENTASI BPK YANG BERKUALITAS DAN BERMANFAAT

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Renstra BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

BUPATI BANGKA. Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Fax : (0717) 92534

6. Tanggung jawab terhadap kebenaran alokasi yang tertuang dalam DIPA Induk sepenuhnya berada pada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

2 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN KEWENANGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

Bagian Humas dan Protokol Pasal 87

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 33 Tahun : 2015

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA. KEUANGAN BPK. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

Revisi ke 01 Tanggal : 21 April 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3/K/I-XIII.2/7/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

1 E X C E L L E N C E L E A R N I N G C E N T E R

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I : PENDAHULUAN... 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. : (0717) Fax : (0717) 92534

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

I N S P E K T O R A T

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

SELAYANG PANDANG BPK PERWAKILAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

<Ill SJ.:.,.f:::l LAPO RAN ' AKUNTABILITA KINERJA BPK RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPK Perwakilan Provinsi NTB Tahun 2015

Transkripsi:

LAMPIRAN : KEPUTUSAN SEKJEN BPK RI NOMOR : TANGGAL : BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT RENCANA STRATEGIS 2016-2020 INTEGRITAS. INDEPENDENSI. PROFESIONALISME

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA ESELON I DAN ESELON II DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TAHUN 2016 SAMPAI DENGAN TAHUN 2020 SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka menjabarkan kontribusi dan peranan satuan kerja (satker) Eselon I dan Eselon II dalam pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) BPK Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020, diperlukan suatu dokumen Renstra di tingkat satker Eselon I dan Eselon II; b. bahwa untuk memberikan acuan dalam perencanaan kegiatan dan penganggaran, memberikan panduan dalam pengambilan keputusan strategis dan arah kebijakan, menetapkan sasaran dan target jangka menengah, dan menetapkan indikator kinerja beserta langkah-langkah yang akan diterapkan di tingkat satker Eselon I dan Eselon II, diperlukan sebuah dokumen perencanaan strategis yang definitif dan komprehensif; c. bahwa sehubungan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu menetapkan Rencana Strategis Satuan Kerja Eselon I dan Eselon II di Lingkungan BPK Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020; : 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23E, Pasal 23F, dan Pasal 23G; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 1

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4654); 6. Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/I-VIII.3/8/2006 tanggal 31 Agustus 2006 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan, Keputusan, dan Naskah Dinas pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 7. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 8. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 7/K/I-XIII/12/2015 tentang Rencana Strategis Badan Pemeriksa Keuangan Tahun Anggaran 2016 sampai dengan Tahun Anggaran 2020; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA ESELON I DAN ESELON II DI LINGKUNGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TAHUN 2016 SAMPAI DENGAN TAHUN 2020. PERTAMA : Menetapkan dan memberlakukan Rencana Strategis Satuan Kerja Eselon I dan Eselon II di Lingkungan BPK Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2020, yang selanjutnya disebut Renstra Eselon I dan Eselon II, sebagaimana tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. KEDUA : Renstra Eselon I dan Eselon II sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA terdiri atas 79 (tujuh puluh sembilan) satker, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran XI sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini, yaitu: a. Sekretariat Jenderal; b. Biro Sekretariat Pimpinan; c. Biro Hubungan Masyarakat dan Luar Negeri; d. Biro Sumber Daya Manusia; e. Biro Keuangan; 2

f. Biro Teknologi Informasi; g. Biro Umum; h. Inspektorat Utama; i. Inspektorat I; j. Inspektorat II; k. Inspektorat III; l. Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara; m. Direktorat Perencanaan Strategis dan Manajemen Kinerja; n. Direktorat Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan; o. Direktorat Penelitian dan Pengembangan; p. Pusat Pendidikan dan Pelatihan; q. Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Keuangan Negara; r. Direktorat Konsultasi Hukum dan Kepaniteraan Kerugian Negara/Daerah; s. Direktorat Legislasi, Analisis, dan Bantuan Hukum; t. Auditorat Utama Keuangan Negara I; u. Auditorat I.A; v. Auditorat I.B; w. Auditorat I.C; x. Auditorat Utama Keuangan Negara II; y. Auditorat II.A; z. Auditorat II.B; aa. Auditorat II.C; bb. Auditorat Utama Keuangan Negara III; cc. Auditorat III.A; dd. Auditorat III.B; ee. Auditorat III.C; ff. Auditorat Utama Keuangan Negara IV; gg. Auditorat IV.A; hh. Auditorat IV.B; ii. Auditorat IV.C; jj. Utama Keuangan Negara V; kk. Auditorat V.A; ll. Auditorat V.B; mm. BPK Perwakilan Provinsi Aceh; nn. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Utara; oo. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat; pp. BPK Perwakilan Provinsi Riau; qq. BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau; rr. BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan; ss. BPK Perwakilan Provinsi Jambi; tt. BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; uu. BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu; vv. BPK Perwakilan Provinsi Lampung; ww. BPK Perwakilan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; xx. BPK Perwakilan Provinsi Banten; yy. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat; zz. BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; aaa. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah; bbb. BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur; ccc. Auditorat Utama Keuangan Negara VI; ddd. Auditorat VI.A; eee. Auditorat VI.B; fff. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat; 3

ggg. hhh. iii. jjj. kkk. lll. mmm. nnn. ooo. ppp. qqq. rrr. sss. ttt. uuu. vvv. www. xxx. yyy. zzz. aaaa. BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah; BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan BPK Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur; BPK Perwakilan Provinsi Bali; BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat; BPK Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur; BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan; BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat; BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah; BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara; BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara; BPK Perwakilan Provinsi Gorontalo; BPK Perwakilan Provinsi Maluku; BPK Perwakilan Provinsi Maluku Utara; BPK Perwakilan Provinsi Papua; BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat; Auditorat Utama Keuangan Negara VII; Auditorat VII.A; Auditorat VII.B; Auditorat VII.C; dan Auditorat VII.D. KETIGA KEEMPAT : Renstra Eselon I dan Eselon II sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA memuat informasi sebagai berikut: a. visi; b. misi; c. nilai dasar; d. tujuan strategis; e. sasaran strategis; f. peta strategi; dan g. indikator kinerja utama; sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing satker yang disusun berdasarkan Renstra BPK Tahun 2016 sampai dengan 2020. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung mulai tanggal... Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS JENDERAL HENDAR RISTRIAWAN NIP 19803211978021001 4

PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 1. Kedudukan Dalam Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan BPK RI No.3/K-I-XIII.2/7/2014 tanggal 10 Juli 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan, Pasal 674, Kedudukan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dalam struktur organisasi sebagai berikut: a) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat berada di bawah AKN VI dan bertanggung jawab kepada Anggota VI BPK melalui Tortama KN VI. b) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dipimpin oleh seorang kepala perwakilan. c) Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XXXVII Keputusan BPK RI No.3/K-I- XIII.2/7/2014. 2. Tugas Pokok dan Fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, kota/kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat, BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang ditugaskan oleh AKN. Pasal 677 Keputusan BPK RI No.3/K-I-XIII.2/7/2014, BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas: 1) Sekretariat Perwakilan; dan 2) Subauditorat Sulawesi Barat 3) Kelompok Pejabat Fungsional Pemeriksa Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 675, BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat menyelenggarakan fungsi antara lain perumusan dan pengevaluasian rencana aksi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dengan mengidentifikasi IKU berdasarkan RIR BPK. Gambar 1 Struktur Organisasi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 1

3. Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Provinsi Sulawesi Barat merupakan pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan propinsi ke 33 dan diresmikan sejak 5 Oktober 2004 berdasarkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2004, dengan ibukota provinsi adalah Mamuju. Penduduknya terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan lainnya (19,15%). Agama Islam (83,1%), Kristen (14,36%), Hindu (1,88%), Budha (0,04%), Lain-lain (0,62%). Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak antara 00 12-30 38 00 Lintang Selatan/South Latitude dan 1180 43 15-1190 54 3, meliputi 6 (enam) Kabupaten yaitu : Kabupaten Mamuju Utara, Kabupatan Mamuju, Kabupaten Majene, Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa dan Mamuju Tengah dengan luas wilayah 16.937,18 km 2, jumlah penduduk sekitar 1.070.475 jiwa dengan komposisi penduduk 80% petani dan 7,5% nelayan dengan tingkat kemiskinan mencapai 19,03%. Berada pada jalur segitiga Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur. Adapun batas-batas wilayah sebagai berikut. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sulawesi Tengah Sebelah Timur : Berbatasan dengan Sulawesi Selatan Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Sulawesi Selatan Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Makassar dan Kalimantan Timur a. Pihak Eksternal Pihak eksternal pemangku kepentingan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat adalah lembaga perwakilan (DPRD), pemerintah daerah (instansi pemerintah yang diperiksa), aparat penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK), lembaga pemerintah lainnya, dan masyarakat. Pemangku kepentingan dari pihak eksternal dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu: 1) Pemangku kepentingan terhadap keberadaan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat, yaitu: DPRD; Pemerintah Daerah; dan Aparat Penegak Hukum. 2) Pemangku kepentingan yang terkait langsung dengan fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat, yaitu: Manajemen Entitas yang diperiksa; Kepala Daerah; BUMD; dan BLUD. 3) Pemangku kepentingan lainnya, yaitu: Media massa; lembaga profesi; lembaga pendidikan; lembaga lainnya; kelompok masyarakat; dan masyarakat. Terhadap lembaga perwakilan, hubungan kelembagaan dilakukan terutama pada saat penyerahan hasil pemeriksaan BPK dan konsultasi tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan. Dengan aparat penegak hukum, hubungan kelembagaan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat berkaitan dengan pelaporan indikasi tindak pidana yang ditemukan dalam pemeriksaan BPK dan permintaan keterangan ahli dari pemeriksa BPK. Dari sisi pihak terperiksa, rekomendasi dalam LHP yang diserahkan BPK merupakan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti dalam jangka waktu tertentu. Hubungan dengan media massa terkait dengan layanan informasi dan publikasi kegiatan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat baik kegiatan RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 2

pemeriksaan dan kegiatan lainnya, sebagai wujud transparansi pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Secara khusus, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat meliputi lembaga perwakilan yakni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pemerintah (instansi pemerintah yang diperiksa/auditee dan instansi penegak hukum), lembaga lain yang dibentuk berdasarkan UU, warga negara Indonesia, dan lembaga-lembaga internasional. Stakeholders di lingkungan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari: 1) Unsur Pemerintah Daerah terdiri dari 7 entitas (1 Provinsi dan 6 Kabupaten). 2) Unsur DPRD terdiri dari 1 DPRD Provinsi dan 6 DPRD Kabupaten. 3) Unsur penegak hukum terdiri dari Kepolisian, Pengadilan, dan Kejaksaan (1 Polda, 7 Polres, 6 Pengadilan Negeri, dan 6 Kejaksaan Negeri). 4) Unsur media massa terdiri dari media cetak/surat kabar harian local (Harian Fajar dan Harian Radar Sulbar) serta elektronik atau media televisi lokal (TVRI Sulawesi Barat dan TV Manakarra). b. Pihak Internal B. ISU STRATEGIS 1. Eksternal Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat melakukan koordinasi dan bersinergi dengan pemangku kepentingan internal, yaitu Ketua BPK, Wakil Ketua BPK, dan para Anggota BPK; AKN I-AKN VII; Sekretaris Jenderal; Ditama Revbang; Ditama Binbangkum; Itama; serta Biro-Biro pada Sekretariat Jenderal, Perwakilan BPK lainnya baik Wilayah Timur maupun Barat. Sulawesi Barat memiliki satu provinsi dan enam kabupaten. Dari enam pemerintah kabupaten tersebut terdapat empat kabupaten yang melakukan pemilihan kepala daerah secara serentak pada Tahun 2015, yaitu Kabupaten Mamuju, Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Mamuju Tengah. Pada tahun 2017, akan dilangsungkan pemilihan Gubernur Sulawesi Barat. Selain itu, dikeluarkannya PP 40 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan PP 8 Tahun 2016 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN memberikan dampak pada pengelolaan dana yang cukup besar pada masing-masing desa. Lebih lanjut, terdapat isu strategis lainnya yaitu: a. Masih terjadi ketidaktaatan terhadap peraturan perundangan atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara/daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Barat. b. Rendahnya kepedulian (Awareness) pejabat entitas dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pemeriksaan. c. Keterbatasan kuantitas SDM di lingkungan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 3

2. Internal Dalam implementasi atas pelaksanaan Renstra 2016-2020, isu-isu strategis yang perlu diperhatikan meliputi: a. Kualitas Hasil Pemeriksaan Sebagai tugas pokok Badan Pemeriksa Keuangan, maka kualitas pelaksanaan pemeriksaan menjadi suatu hal penting yang selalu mendapat sorotan baik secara internal maupun eksternal. Kualitas pelaksanaan pemeriksaan tidak hanya dapat diukur pada saat pelaksanaan pemeriksaan di entitas, tetapi kualitas pelaksanaan pemeriksaan mulai menjadi perhatian sejak perencanaan pemeriksaan dilaksanakan, pada saat pelaksanaan pemeriksaan, dan pemanfaatan hasil pemeriksaan pasca pelaksanaan pemeriksaan. Kesesuaian Perencanaan Pemeriksaan merupakan tahap awal untuk mengukur kualitas pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan memiliki kualitas yang baik apabila terdapat konsistensi antara Rencana Pemeriksaan dan Pelaksanaan Pemeriksaan, terpenuhinya jumlah LHP Kinerja terhadap seluruh LHP dan ketepatan waktu penyampaian LHP sesuai perencanaan. b. Kualitas Sumber Daya Manusia Kualitas Sumber Daya Manusia di BPK menjadi salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Karenanya pengembangan pengelolaan SDM diarahkan pada manajemen kompetensi, manajemen kinerja, manajemen karier, serta pelatihan dan pengembagan SDM. Untuk mampu melaksanakan hal tersebut, maka BPK perlu didukung oleh pegawai yang mempunyai kecakapan dan keahlian dalam bidang-bidang yang diperlukan oleh BPK. Peningkatan Kompetensi Pegawai dilakukan baik atas tenaga pemeriksa maupun tenaga non pemeriksa. c. Dukungan Sarana Prasarana serta Teknologi Informasi dalam Pemeriksaan Pemenuhan dukungan sarana prasarana untuk kebutuhan pelaksanaan tugastugas baik pemeriksaan maupun layanan manajemen dalam mendukung pemeriksaan merupakan salah satu faktor kunci dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan. Pada masa perkembangan teknologi yang semakin berkembang, dukungan atas sarana prasarana dan teknologi informasi tersebut akan memudahkan pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya. Integrasi sistem pengelolaan informasi berupa database administrasi pengelolaan keuangan negara, akan mendukung langkah pemeriksaan menjadi lebih mudah dan memperluas cakupan pemeriksaan. Tentunya pengembangan teknologi informasi tersebut dibarengi dengan pembaruan peralatan kerja untuk pemeriksa. d. Kinerja Pengelolaan Anggaran Dukungan manajemen dari sisi anggaran juga menjadi salah satu isu strategis yang layak dipertimbangan dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan prinsip anggaran yang berbasis kinerja (performance budget), menekankan pada kesesuaian perencanaan dan realisasi anggaran, ketepatan penganggaran, selain juga hubungan positif antara output yang dihasilkan dengan penggunaan anggaran. Kinerja pengelolaan anggaran ini secara berkala harus dilakukan evaluasi dan diarahkan dapat mendukung pelaksanaan administrasi pemeriksaan. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 4

LANDASAN BERPIKIR Landasan berpikir penyusunan Renstra BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat 2016-2020 meliputi Renstra BPK 2016-2020, Standar Pengendalian Mutu (SPM) BPK, dan Program Reformasi Birokrasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut. A. Renstra BPK 2016-2020 Renstra BPK 2016-2020 merupakan acuan utama dalam penyusunan renstra BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat 2016-2020. Renstra BPK 2016-2020 ditetapkan melalui Keputusan BPK RI Nomor 7/K/I-XIII.2/12/2016 tanggal 28 Desember 2015. Renstra BPK digunakan sebagai rencana lima tahunan BPK untuk mencapai visi dan melaksanakan misi dengan tujuan dan sasaran strategis, serta arah kebijakan, disertai dengan indikator-indikator pengukurannya. Renstra BPK tersebut selanjutnya diturunkan dalam renstra eselon I BPK sebagai acuan penyusunan renstra eselon II BPK. Renstra BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat 2016-2020 turunan dari renstra Auditorat Keuangan Negara VI sebagai satker eselon I yang membawahi perwakilan di wilayah timur. B. Rencana Implementasi Renstra (RIR) 2016-2020 Rencana Implementasi Renstra (RIR) 2016-2020 memuat uraian tentang cara untuk melaksanakan strategi dalam rangka mencapai tujuan strategis yang dijabarkan ke dalam rencana kegiatan untuk seluruh satker pelaksana BPK. Untuk itu dalam merencanakan kegiatan untuk mendukung pencapaian renstra Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sepenuhnya mempedomani RIR dalam rangka mewujudkan visi misi dan tujuan strategis BPK. Dokumen RIR merupakan dasar bagi satker untuk menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode rentra. Dalam hal ini BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat berperan dalam pencapaian manfaat yang ditetapkan dalam RIR salah satunya manfaat M.1.1 yakni hasil pemeriksaan dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan oleh para pemangku kepentingan untuk mendukung tercapainya SS1 yakni meningkatnya pemanfaatan hasil pemeriksaan oleh para pemangku kepentingan. C. Sistem Pengendalian Mutu (SPM) BPK BPK telah menetapkan SPM untuk memastikan terlaksananya penjaminan mutu pemeriksaan keuangan negara/daerah. SPM merupakan suatu sistem yang dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa BPK dan pelaksana BPK mematuhi ketentuan perundang-undangan, standar pemeriksaan, serta laporan yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan. Dalam pelaksanaannya, BPK telah mengembangkan unsur-unsur yang terkait dengan pengendalian mutu BPK yaitu unsur pemeriksaan dan unsur lain yang mempengaruhi mutu pemeriksaan dan hasil kerja BPK, SPM BPK meliputi independensi dan mandat, kepemimpinan dan tata kelola intern, manajemen sumber daya manusia, standar dan metodologi pemeriksaan, dukungan kelembagaan, hubungan BPK dengan pemangku kepentingan, penyempurnaan berkelanjutan, dan kinerja pemeriksaan. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 5

Kerangka SPM BPK tersebut digambarkan sebagai tiang penegak bangunan yang saling terintegrasi. Sembilan pilar unsur SPM dibangun di atas nilai-nilai dasar BPK, yaitu integritas, independensi, dan profesionalisme. Pemenuhan atas unsur-unsur SPM tersebut diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan misi dan pencapaian visi BPK. SPM BPK dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 2 Pilar Sistem Pengendalian Mutu Penyusunan renstra BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat juga memperhatikan sistem pengendalian mutu yang berlaku di BPK sehingga hasil pemeriksaan akan dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan Keuangan Negara untuk mencapai tujuan bernegara. D. Program Reformasi Birokrasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negara dilakukan melalui Reformasi Birokrasi (RB) untuk mendukung keberhasilan pembangunan bidang lainnya. Reformasi birokrasi bermakna sebagai suatu perubahan dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan Indonesia. Selain itu reformasi birokrasi juga bermakna untuk mempersiapkan tantangan abad ke-21. Sejak Tahun 2010 telah dikembangkan konsep dan kebijakan reformasi birokrasi yang komprehensif, yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025, dan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 6

VISI, MISI, NILAI DASAR, DAN TUJUAN STRATEGIS BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sebagai bagian dari BPK, mendukung visi, misi, dan tujuan strategis serta melaksnakan nilai dasar BPK sebagimana dijabarkan sebagai berikut. Visi Visi untuk Renstra 2016-2020 adalah menjadi pendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara melalui pemeriksaan yang berkualitas dan bermanfaat. Misi Beradasarkan visi tersebut, misi BPK 2016-2020 adalah: a. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri; b. Melaksanakan tata kelola organisasi yang berintegritas, independen, dan profesional. Nilai Dasar Pencapaian cita-cita yang tertuang di dalam visi dan misi akan dilaksanakan oleh seluruh pegawai dengan berlandaskan pada nilai-nilai dasar sebagai berikut: a. Integritas Kami membangun nilai integritas dengan bersikap jujur, objektif, dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan. b. Independensi Kami menjunjung tinggi independensi, baik secara kelembagaan, organisasi, maupun individu. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, kami bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan/atau organisasi yang dapat memengaruhi independensi. c. Profesionalisme Kami membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar yang berlaku. Tujuan Strategis Tujuan Strategis 1 Tujuan Strategis 2 : Meningkatkan Manfaat Hasil Pemeriksaan dalam Rangka Mendorong Pengelolaan Keuangan Negara untuk Mencapai Tujuan Negara. : Meningkatkan Pemeriksaan yang Berkualitas dalam Mendorong Pengelolaan Keuangan Negara untuk Mencapai Tujuan Negara. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 7

SASARAN STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT Dalam mendukung pencapaian visi-misi dan tujuan strategis BPK, Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat menetapkan sasaran strategis (SS) yaitu meningkatnya pemanfaatan hasil pemeriksaan. Hal ini selaras dengan SS 1 Eselon I dhi. AKN VI yaitu meningkatnya pemanfaatan hasil pemeriksaan. Pencapaian SS 1 BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dan AKN VI berkontribusi langsung terhadap pencapaian SS 1 BPK: Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Pemeriksaan oleh Para Pemangku Kepentingan dan SS 2 BPK: Meningkatkan kualitas sistem pengendalian mutu. Untuk merealisasikan sasaran strategis meningkatnya pemanfaatan hasil pemeriksaan oleh para pemangku kepentingan diperlukan penyempurnaan pada fungsi-fungsi strategis. Penyempurnaan yang dimaksud adalah penyempurnaan pada proses peningkatan kualitas perencanaan peemriksaan, peningkatan kualitas hasil pemeriksaan, serta peningkatan kualitas pemantuan TLHRP dan kerugian negara. Guna mencapai penyempurnaan internal proses tersebut, terlebih dahulu diperlukan peningkatan beberapa modal dasar seperti modal sumber daya manusia yang kompeten, modal organisasi untuk meningkatkan kualitas organisasi serta modal anggaran. Keseluruhan strategi tersebut divisualisasikan dalam bentuk peta strategis guna mengkomunikasikan strategi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat kepada seluruh pelaksana di dalamnya. Adapun peta strategi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat periode 2016-2020 disajikan sebagai berikut. PEMENUHAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN PEMILIK KEPENTINGAN SS 1 Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Pemeriksaan PENGELOLAAN FUNGSI STRATEGIS SS-2 Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pemeriksaan SS-3 Meningkatkan Kualitas Hasil Pemeriksaan SS-4 Meningkatkan Kualitas Pemantauan TLRHP dan Kerugian Negara PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN ORGANISASI SS-5 Meningkatkan Kualitas Organisasi di Lingkungan Pwk Sulbar SS-6 Meningkatkan Kompetensi Pegawai di lingkungan Pwk Sulbar Perencanaan Pemeriksaan KEUANGAN SS-7 Meningkatkan Kinerja Anggaran di Lingkungan Pwk Sulbar Gambar 3 Peta Strategi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 8

Bila dikaitkan dengan peta strategi AKN VI dan BPK, peta strategi yang dirumuskan oleh BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat memiliki peran penting dalam mendukung ketercapaian peta strategi AKN VI pada seluruh SS. Demikian pula halnya dalam kaitannya dengan peta strategi BPK, BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat secara langsung mendukung ketercapaian SS 1 dan SS 2. Keterkaitan strategi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat dalam mendukung pencapaian AKN VI dan BPK digambarkan sebagai berikut: BPK AKN VI PWK SULBAR Gambar 4 Cascading BPK, AKN VI, dan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI KELEMBAGAAN, DAN STRATEGI PEMERIKSAAN A. Arah Kebijakan dan Strategi Kelembagaan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat mendukung arah kebijakan BPK dalam mencapai visi, misi, tujuan strategis, dan sasaran strategis BPK sebagaimana diuraikan sebagai berikut. 1. Arah kebijakan 1. Peningkatan Relevansi Pemeriksaan dengan Kebutuhan dan Harapan Pemangku Kepentingan BPK menyadari bahwa pencapaian visi memerlukan kontribusi dan keterlibatan dari para pemangku kepentingan. Setiap pemangku kepentingan memiliki tugas, kewenangan, kebutuhan, dan peran yang berbeda dalam mewujudkan tujuan negara. Selain itu, hasil pemeriksaan BPK tidak akan bermanfaat jika tidak ada para pemangku kepentingan yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, BPK akan memastikan bahwa seluruh produk yang dihasilkan relevan dengan harapan dan kebutuhan para pemangku kepentingan karena keberadaan BPK dan kelancaran pelaksanaan mandat BPK sangat dipengaruhi oleh para pemangku kepentingan tersebut. Arah kebijakan tersebut, dijabarkan dalam 2 strategi yakni: RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 9

Strategi 1.1. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi dengan Para Pemangku Kepentingan Strategi 1.2. Meningkatkan Pengelolaan Strategi Pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat mendukung Arah Kebijakan 1 BPK melalui pelaksanaan: a. Sasaran Strategis Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pemeriksaan Strategi ini diwujudkan melalui tiga kegiatan yakni peningkatan konsistensi antara rencana pemeriksaan dan pelaksanaan pemeriksaan; peningkatan rasio jumlah LHP Kinerja terhadap seluruh LHP; serta menjaga ketepatan waktu penyampaian LHP. Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan rutin yang bersifat strategis dan tugas fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut: 1) Mengarahkan dan mengevaluasi perumusan rencana kegiatan perwakilan berdasarkan rencana aksi serta tugas dan fungsi perwakilan; 2) Mengarahkan dan mengevaluasi kegiatan pemeriksaan sesuai dengan standar pemeriksaan yang berlaku. b. Sasaran Strategis Meningkatkan Kualitas Pemantauan TRLHP dan Kerugian Negara Strategi ini diwujudkan melalui tiga kegiatan menjaga konsistensi pemutahiran data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan, pemenuhan target jumlah Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara sesuai dengan jumlah entitas pemeriksaan, serta menjaga ketepatan waktu penyampaian Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara ke Ditama Revbang. Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan rutin yang bersifat strategis dan tugas fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut: 1) Mengarahkan, mengevaluasi, dan mengkompilasi kegiatan dan hasil pemantauan TLHP; 2) Mengarahkan, mengevaluasi, dan mengkompilasi kegiatan dan hasil pemantauan penyelesaian kerugian negara; 3) Mengarahkan dan mengevaluasi ketepatan waktu penyampaian Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara ke Ditama Revbang. 2. Arah kebijakan 2. Peningkatan Keunggulan dalam Operasional Pemeriksaan dan Kelembagaan Pengendalian mutu organisasi BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara telah ditetapkan dalam quality control system atau sistem pengendalian mutu (SPM) yang dalam penilaian kualitas implementasi atas SPM dinilai melalui Sistem Perolehan Keyakinan Mutu (SPKM). Penerapan SPM ini adalah untuk menjamin bahwa pemeriksaan telah mematuhi ketentuan perundang-undangan serta standar pemeriksaan dan pedoman pemeriksaan yang ditetapkan BPK. Pedoman pemeriksaan tersebut meliputi kode etik, manajemen pemeriksaan, serta petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) pemeriksaan. Arah kebijakan untuk Renstra 2016-2020 adalah untuk peningkatan keunggulan operasional pemeriksaan yang dilaksanakan dalam koridor SPKM BPK. Fokus penguatan operasional pemeriksaan adalah pada peningkatan kualitas pelaksanaan penugasan pemeriksaan dan peningkatan operasional kelembagaan pendukung dan RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 10

penunjang pemeriksaan dengan fokus pada proses reviu dan pengendalian serta penguatan pada peningkatan kepastian hukum dalam mendasari setiap kegiatan operasional organisasi. Strategi 2.1 Meningkatkan Kualitas Penugasan Pemeriksaan Strategi 2.2. Meningkatkan Kualitas Kelembagaan BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat mendukung Arah Kebijakan 2 BPK melalui pelaksanaan Sasaran Strategis Meningkatkan Kualitas Hasil Pemeriksaan. Strategi ini diwujudkan dalam tiga kegiatan, yakni pemenuhan Quality Control (QC) Pemeriksaan, pemenuhan Quality Assurance (QA) Pemeriksaan, serta menjaga tingkat konsistensi dan akurasi penyajian LHP. Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan rutin yang bersifat strategis dan tugas fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut: 1) Mengarahkan dan mengevaluasi penyusunan program dan pengendalian kegiatan pemeriksaan; 2) Mengarahkan dan mengevaluasi hasil pemeriksaan dalam rangka penyusunan IHPS. 3. Arah kebijakan 3. Pengembangan dan Optimalisasi Sumber Daya Renstra BPK 2016-2020 mengagendakan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya organisasi yang terdiri atas sumber daya manusia (human capital), modal informasi (information capital), modal organisasi (organization capital), dan pengelolaan sumber daya keuangan. Strategi 3.1. Meningkatkan Kompetensi Pegawai Melalui Pembentukan Talent Pool Strategi 3.2. Mengoptimalkan Pemanfaatan TI dan Sarpras dalam Tata Kelola Organisasi Strategi 3.3. Menciptakan budaya berintegritas, independen, dan professional Strategi 3.4. Memperluas implementasi praktik-praktik terbaik (best practice sharing) Strategi 3.5. Mengoptimalkan pemanfaatan anggaran BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat mendukung Arah Kebijakan 3 BPK melalui pelaksanaan: a. Strategi Meningkatkan Kualitas Organisasi di Lingkungan Perwakilan Strategi ini diwujudkan melalui delapan kegiatan yakni hasil evaluasi Itama atas Akuntabilitas Kinerja Perwakilan; Tingkat Pemanfaatan Teknologi Informasi; Persentase Penyusunan Best Practice; Persentase Penyebaran Best Practice; Ketepatan Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan; Ketepatan Penyampaian Laporan Bulanan; Jumlah Media Relation yang dilaksanakan; dan Tingkat Pemenuhan Sarana dan Prasarana. Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan rutin yang bersifat strategis dan tugas fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut: 1) Mengarahkan dan mengevaluasi rencana aksi dan kinerja perwakilan; RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 11

2) Mengarahkan, mengevaluasi dan memantau kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan TI seperti SISDM, SMP, dan Portal E-Audit; 3) Mengarahkan dan mengevaluasi rencana aksi dan kinerja perwakilan; 4) Merumuskan, mereviu dan melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat; 5) Merumuskan, mereviu, dan memantau kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana. b. Strategi Meningkatkan Kompetensi Pegawai Strategi ini diwujudkan melalui dua kegiatan yakni Persentase Pemeriksa yang memenuhi Standar Jam Pelatihan Pemeriksa serta Persentase Pegawai yang memenuhi Jam Pelatihan Teknis/ Manajerial (Non Pemeriksa). Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan rutin yang bersifat strategis dan tugas fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut: 1) Mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan pemeriksa yaitu 40 jam pelatihan; 2) Mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan non pemeriksa yaitu 20 jam pelatihan; 3) Mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi pemenuhan jumlah pemeriksa dan non pemeriksa sesuai dengan kebutuhan perwakilan. c. Strategi Meningkatkan Kinerja Anggaran di Lingkungan Perwakilan Strategi ini diwujudkan melalui satu kegiatan yakni Tingkat Kinerja Implementasi Anggaran di Lingkungan Perwakilan. Strategi ini dilaksanakan melalui kegiatan rutin yang bersifat strategis dan tugas fungsi BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat sebagai berikut: 1) Mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan penyerapan anggaran perwakilan; 2) Mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi konsistensi antara perencanaan dan implementasi; 3) Mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi pencapaian keluaran dan efisiensi anggaran perwakilan. B. Arah Kebijakan dan Strategi Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuagan telah menetapkan Kebijakan Pemeriksaan dalam Renstra BPK 2016-2020 untuk memberikan penilaian atas keberhasilan agenda pembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019. Kebijakan Pemeriksaan ini berisi 12 Tema dan 18 Fokus Pemeriksaan yang akan menjadi perhatian BPK selama periode 2016-2020 sebagaimana dapat dilihat dalam gambar berikut. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 12

Gambar 5 Tema dan Fokus Pemeriksaan BPK dalam Renstra 2016-2020 BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya pelaksanaan Kebijakan Pemeriksaan (tema dan fokus pemeriksaan) tersebut demi suksesnya Renstra BPK 2016-2020 tersebut. KERANGKA KELEMBAGAAN DAN KERANGKA REGULASI A. Kerangka Kelembagaan Kerangka kelembagaan menggambarkan perangkat organisasi yang diperlukan BPK dalam melaksanakan Renstra 2016-2020. Kerangka kelembagaan meliputi organisasi, dan integrasi pelaksanaan Renstra dengan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi. 1. Organisasi Struktur organisasi BPK terdiri dari tiga kelompok besar yaitu (1) kelompok satuan kerja teknis yang bertugas untuk melaksanakan tugas dan fungsi utama BPK dalam melakukan pemeriksaan keuangan negara, (2) kelompok satuan kerja penunjang yang bertugas untuk memberikan dukungan secara langsung atas pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, serta (3) kelompok satuan kerja kesetjenan yang bertugas untuk menyediakan dukungan, fasilitas, sarpras sehingga seluruh kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan tugas dan fungsi setiap satuan kerja diatur di dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK dan perencanaan kegiatan serta penganggaran dilakukan berdasarkan struktur organisasi yang tertuang dalam SK BPK No.3/K/I- XIII.2/7/2014. Setiap satker eselon II akan melaksanakan kegiatan yang bersifat strategis/nonrutin yang muncul karena pelaksanaan Renstra dan kegiatan yang bersifat rutin. Kegiatan yang bersifat strategis biasanya berbentuk proyek yang akan berlangsung untuk kurun waktu tertentu dan memiliki tujuan yang jelas. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 13

Struktur organisasi BPK Perwakilan Sulawesi Barat terdiri dari dua kelompok besar yaitu (1) kelompok satuan kerja teknis yang bertugas untuk melaksanakan tugas dan fungsi utama BPK dalam melakukan pemeriksaan keuangan negara, (2) kelompok satuan kerja penunjang yang bertugas untuk memberikan dukungan secara langsung atas pelaksanaan kegiatan pemeriksaan. 2. Integrasi Pelaksanaan Renstra dengan Reformasi Birokrasi (RB) BPK telah mulai melaksanakan program RB sejak tahun 2007, dimana BPK merupakan satu dari lima kementrian/lembaga yang dijadikan piloting dalam pelaksaanan program RB. Program mikro RB terdiri dari delapan area pengubahan yaitu manajemen pengubahan untuk merubah mind set dan culture set aparatur, peraturan perundang-undangan, organisasi, tata laksana, sumber daya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas dan pelayanan publik. B. Kerangka Regulasi Kerangka regulasi disusun dalam rangka mendukung pelaksanaan Renstra 2016-2020 melalui identifikasi dan pengkajian regulasi atau peraturan-peraturan yang dibutuhkan guna mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam Renstra tersebut. Pada saat ini, BPK telah memiliki serangkaian peraturan perundang-undangan yang dapat mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang. Dasar hukum tertinggi atas pelaksanaan tugas dan wewenang BPK adalah UUD 1945. Sementara pada level undang-undang, pelaksanaan tugas dan wewenang BPK diatur dalam paket peraturan perundang-undangan bidang keuangan negara yang terdiri atas UU No. 17 Tahun 2003, UU No. 1 Tahun 2004, UU No. 15 Tahun 2004, dan UU No. 15 Tahun 2006. Di samping peraturan perundang-undangan tersebut, BPK mengemban amanah dari UU No. 15 Tahun 2006 untuk menjadi pusat regulator pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara melalui penerbitan Peraturan BPK yang mengikat pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang baik secara eksternal maupun internal. Pada saat Renstra 2016-2020 disusun, telah terbit 15 peraturan BPK untuk mendukung tugas dan wewenang. Selain produk hukum dalam bentuk peraturan BPK, juga terdapat produk-produk peraturan yang sifatnya mengikat secara internal dalam bentuk Keputusan BPK. Sampai dengan saat ini, telah terbit 47 Keputusan BPK. Secara substansi keputusan-keputusan tersebut banyak mengatur mengenai prosedur, tata cara, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, dan pedoman dalam rangka pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Selain itu, keputusan BPK juga mengatur tentang rencana kerja tahunan, kebijakan pemeriksaan, dan struktur serta tata kerja organisasi. Keseluruhan peraturan perundang-undangan tersebut bertindak sebagai kerangka regulasi dalam mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang BPK serta memberikan kontribusi positif terhadap implementasi Renstra 2016-2020, sekaligus memberikan payung hukum bagi berbagai agenda pengembangan untuk lima tahun ke depan. Lebih lanjut, pengembangan kerangka regulasi juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan dalam pelaksanaan pemeriksaan BPK, khususnya pemeriksaan tematik kinerja. Kajian hukum atas peraturan perundang-undangan yang relevan dengan tema pemeriksaan kinerja tersebut harus dilakukan untuk mengetahui: (1) kesesuaian antara peraturan perundang-undangan yang mengatur entitas atau objek pemeriksaan dengan peraturan-peraturan yang diterbitkan oleh BPK; dan (2) kesesuaian antar peraturan perundang-undangan yang mengatur entitas atau obyek pemeriksaan satu sama lain. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mengharmonisasikan peraturan perundang- RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 14

undangan di bidang pengelolaan dan pemeriksaan keuangan negara serta peraturanperaturan terkait lainnya agar selaras dengan kewenangan BPK dan tidak tumpang tindih. tindih satu sama lain. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Target Kinerja Dalam rangka mewujudkan visi dan misi 2016-2020, BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat telah menetapkan tujuh sasaran strategis beserta dengan indikator kinerja utama yang ditargetkan selama tahun 2016-2020. Target Kinerja BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 adalah sebagai berikut. Tabel 1 Target Kinerja BPK Perwakilan Provins Sulawesi Barat Tahun 2016-2020 Sasaran Strategis SS 1 Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Pemeriksaan SS2 Meningkatkan Kualitas Rencana Pemeriksaan Nama IKU IKU 1.1 Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan IKU 1.2 Indeks Kepuasan Auditee atas Kinerja Pemeriksa BPK IKU 1.3 Persentase Penyampaian LHP yang Mengandung Unsur Tindak Pidana ke IPH IKU 1.4 Tingkat Pemenuhan Permintaan Penghitungan Kerugian Negara IKU 1.5 Tingkat Pemenuhan Permintaan Pemberian Keterangan Ahli IKU 1.6 Jumlah Bahan Pendapat dan Pertimbangan yang Dimanfaatkan Ditama Revbang IKU 2.1 Tingkat konsistensi antara Rencana Pemeriksaan dan Pelaksanaan Pemeriksaan IKU 2.2 Rasio Jumlah LHP Kinerja terhadap seluruh LHP Target Pencapaian Kinerja 2016-2020 2016 2017 2018 2019 2020 60% 65% 75% 80% 85% 3,6 3,7 3,8 3,9 4,0 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1 1 1 2 2 85% 85% 90% 90% 95% 35% 35% 35% 35% 35% RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 15

SS3 Meningkatkan Kualitas Hasil Pemeriksaan IKU 2.3 Ketepatan Waktu Penyampaian LHP IKU 3.1 Pemenuhan Quality Control (QC) Pemeriksaan IKU 3.2 Pemenuhan Quality Assurance (QA) Pemeriksaan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sasaran Strategis SS4 Meningkatkan Kualitas Pemantauan TLRHP dan Keruneg SS5 Meningkatkan Kualitas Organisasi di Lingkungan Perwakilan Nama IKU IKU 3.3 Tingkat Konsistensi dan Akurasi Penyajian LHP IKU 4.1 Tingkat Kemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IKU 4.2 Jumlah Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara IKU 4.3 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara ke Ditama Revbang IKU 5.1 Hasil Evaluasi Itama atas Akuntabilitas Kinerja Perwakilan IKU 5.2 Tingkat Pemanfaatan Teknologi dan Informasi IKU 5.3 Persentase Penyusunan Best-Practice IKU 5.4 Persentase Penyebaran Best-Practice IK 5.5 Presentase Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan IK 5.6 Presentase Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Bulanan IK 5.7 Jumlah Media Relation yang Dilaksanakan Target Pencapaian Kinerja 2016-2020 2016 2017 2018 2019 2020 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 14 14 14 14 14 100% 100% 100% 100% 100% A A A A A 100% 100% 100% 100% 100% 0% 2% 2,5% 5% 10% 0% 1,5% 2% 3% 5% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2 2 2 3 3 RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 16

SS6 Meningkatkan Kompetensi Pegawai di Lingk. Perwakilan SS7 Meningkatkan Kinerja Anggaran di Lingkungan Perwakilan IK 5.8 Tingkat Pemenuhan Sarana dan Prasarana IKU 6.1 Persentase Pemeriksa yang Memenuhi Standar Jam Pelatihan Pemeriksa IK 6.2 Persentase pegawai yang memenuhi jam pelatihan teknis/ manajerial (non pemeriksa) IKU 7.1 Tingkat Kinerja Implementasi Anggaran di Lingkungan Perwakilan 90% 90% 95% 95% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 80% 85% 90% 95% 95% B. Kerangka Pendanaan Pelaksanaan arah kebijakan dan implementasi strategi-strategi dalam Renstra 2016-2020 perlu didukung dengan kepemimpinan, komitmen dari seluruh pihak serta pendanaan yang mencukupi. BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen untuk mendukung implementasi strategi-strategi dalam Renstra 2016-2020 melalui kerangka pendanaan tahun 2016-2020 sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2 Kerangka Pendanaan BPK Perwakilan Provins Sulawesi Barat Tahun 2016-2020 (Rp ribu) No. Kegiatan 2016 2017 2018 2019 2020 1. Pemeriksaan Keuangan Negara dan Pemantauan Kerugian Negara 2. Pelayanan Kesekretariatan, Kehumasan dan Kerjasama Luar Negeri 5.818.974 6.109.922 6.415.418 6.736.189 7.072.999 850.869 893.412 938.083 984.987 1.034.236 3. Manajemen Sumber Daya Manusia 5.163.279 5.421.442 5.692.515 5.977.140 6.275.997 4. Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara 5. Pengelolaan Sarana dan Prasarana serta Layanan Umum 903.032 948.183 995.592 1.045.372 1.097.641 3.069.309 3.222.774 3.383.913 3.553.108 3.730.764 Total 15.805.463 16.595.736 17.425.522 18.296.799 19.211.639 RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 17

PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2016-2020 memuat visi, misi, tujuan strategis, sasaran strategis, dan rencana implementasinya. Rencana implementasi Renstra tersebut akan menjadi dasar penyusunan rencana operasional (tahunan) BPK Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2016-2020. Dokumen Renstra ini merupakan dokumen yang hidup yang akan direviu secara berkala untuk disesuaikan dengan perkembangan peraturan perundang-undangan, perkembangan lingkungan strategis dan arah kebijakan BPK. Dengan demikian, diharapkan BPK akan memiliki dokumen perencanaan pengembangan BPK jangka menengah (periode lima tahunan) yang mutakhir dan relevan dengan perkembangan dan arah kebijakan BPK. RENCANA STRATEGIS BPK PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT 2016-2020 18

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI BARAT Jl. H. Abdul Malik Pattana Endeng Mamuju Tlp. : (0426) 2325276 2325277, Fax. : (0246) 2325279