BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA NEGERI 1 CIPATAT yang berlokasi di Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 1 CIPATAT tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 36 orang terdiri dari 20 orang siswa lakilaki dan 16 siswi perempuan. Pada penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru Matematika yang juga mengampu mata pelajaran TIK yaitu Bapak Asep Suratman S.Pd dibantu Guru Bahasa Sunda yaitu Bapak Nurdiansyah S.Pd yang akan menjadi observer selama kegiatan penelitian berlangsung. Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini ada dua. (1) Pertama dari siswa, yaitu kegiatan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Mulai dari kegiatan siswa yang menjadi tutor, serta hasil tes siswa lain yang berada dalam kelompok pembelajaran Tutor sebaya. (2) Kedua dari guru, yang diselidiki dari guru adalah kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang disusun. Dari kedua faktor ini dapat diketahui apakah kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik atau belum.
29 B. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi (Donald Dkk : 2007:39). Metode yang digunakan peneliti dalam penetilian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Reasearch (CAR). Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang umum dilakukan guru guna memperbaiki mutu praktek pembelajarannya di dalam kelas. C. Prosedur Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan McTaggart. Kemmis dan McTaggart (Aries dan Haryono, 2012:14) menjelaskan bahwa penelitian tindakan mempunyai prosedur penelitian yang khusus. Prosedur itu membentuk siklus seperti spiral yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Apabila perubahan belum seperti yang diharapkan, siklus itu diulangi lagi menjadi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
30 pelaksanaan/tindakan, (3) pengamatan/observasi, dan (4) refleksi. Adapun bagan model untuk masing-masing tahapan menurut Arikunto (2011, 16) digambarkan sebagai berikut. Perencanaan Refleksi Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan? Gambar 3.1 Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2011) Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang peneliti kembangkan berdasarkan model diatas adalah sebagai berikut: C.1. Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Peneliti merencanakan tindakan atas permasalahan yang peneliti temukan selama mengajar di kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 1 CIPATAT, yakni seperti yang sudah peneliti sampaikan sebelumnya. Dari permasalahan tersebut, peneliti ingin menerapkan metode pembelajaran Tutor Sebaya.
31 Peneliti menyusun perangkat pembelajaran dengan mengedepankan metode pembelajaran Tutor Sebaya sesuai materi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Perencanaan yang dilakukan adalah : 1) Menyusun instrument test yang akan digunakan untuk Pretest mengenai sub pokok materi pembelajaran yang akan dipelajari pada siklus tindakan yaitu materi Fungsi Logika. 2) Melakukan Pretest mengenai sub pokok materi pembelajaran yang akan dipelajari pada masa siklus tindakan. 3) Mengolah nilai pretest untuk dijadikan acuan bagi pengelompokan siswa yang akan menjadi tutor dalam pembelajaran tutor sebaya. 4) Menyusun daftar kelompok pembelajaran dengan memperhatikan hasil pretest. 5) Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan konsep pembelajaran Tutor Sebaya yang akan diterapkan dalam tindakan. 6) Menyusun alat observasi siswa dan guru yang akan digunakan pada tindakan. 7) Menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan dikerjakan secara kelompok. 8) Merencanakan diskusi balikan dengan mitra untuk selanjutnya di refleksikan pada siklus berikutnya. b. Tahap Tindakan
32 Setelah rencana disusun secara matang, tahap selanjutnya adalah tindakan. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dan dalam tahap ini dilakukan pula pengamatan untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran. c. Tahap Pengamatan dan Evaluasi Tahapan pengamatan atau observasi dilakukan pada tahap pelaksanaan, yang dilakukan oleh observer. Observer mengamati kinerja Guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan lembar observasi yang disusun sebelumnya. Evaluasi dalam bentuk tes formatif diberikan kepada siswa setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. d. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan di setiap akhir tindakan. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil pengamatan observer terhadap keterlaksanaan proses pembelajaran. Refleksi ini dimaksudkan untuk selalu mengontrol kualitas pembelajaran dengan melihat kekurangan yang terjadi pada saat proses pelaksanaan tindakan pembelajaran. Kemudian diambil simpulan yang menjadi dasar bagi perbaikan langkah-langkah pembelajaran pada siklus berikutnya. C.2. Pembelajaran Siklus II dan Siklus n Tahapan pembelajaran pada siklus II dan siklus berikutnya tidak berbeda dengan tahapan yang dilakukan pada siklus I. Yang berbeda adalah adanya perbaikan pada langkah-langkah prosedur pembelajaran yang dilakukan sesuai
33 dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Dengan demikian, langkah-langkah pada siklus II berpedoman pada pelaksanaan siklus I dengan beberapa perbaikan dan modifikasi. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap siklus. Masingmasing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. 2. Lembar Kegiatan Siswa praktikum. Lembar kegiatan ini adalah lembar kerja yang digunakan saat 3. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa pada pokok bahasan fungsi logika. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan objektif. Untuk soal - soal tersebut diuji validitas, realibilitas dan tingkat kesukarannya. 4. Jurnal Harian Siswa
34 Jurnal harian siswa digunakan untuk merekam kesan siswa selama kegiatan pembelajaran menggunakan Tutor Sebaya. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA NEGERI 1 CIPATAT tahun ajaran 2012/2013. 2. Jenis Data Ada dua jenis data dalam penelitian ini yaitu : a) Data Kualitatif, yaitu data yang diambil dari hasil observasi selama pelaksanaan proses pembelajaran. b) Data Kuantitatif, berupa pemahaman belajar siswa dari hasil tes formatif maupun hasil tes pada tiap akhir siklus pembelajaran. 3. Cara Pengambilan Data a) Data keterlaksanaan pembelajaran Tutor Sebaya diambil dari lembar observasi guru dan siswa. b) Data pemahaman belajar siswa diambil dengan memberikan tes formatif kepada siswa. c) Data kesan siswa mengenai pembelajaran Tutor Sebaya diambil dari jurnal harian siswa.
35 F. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebelum dianalisis data diolah terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut : 1) Pemahaman belajar (Tes Formatif) Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X Σ X Σ N = Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa Prestasi juga dapat dilihat berdasarkan peningkatan gain sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan penerapan pembelajaran Tutor Sebaya, dianalisis dengan cara membandingkan skor pretest dan postes. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus (Hakse, 1999):
36 Ket: S post = skor posttest S pre = skor pretest S maks = skor maksimum Adapun indeks kriteria tingkat Gain dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 3.1 Indeks Kriteria tingkat Gain (Hake, 1999) Indeks Tingkat Gain (<g>) 0,7 Kriteria Gain Tinggi 0,3 < (<g>) < 0,7 Sedang (<g>) < 0,3 Rendah Sedangkan untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 75% yang telah mencapai KKM. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P Siswa. yang. tuntas. belajar Siswa x100%
37 2) Keterlaksanaan Pembelajaran (Lembar Observasi) Data mengenai aktivitas guru dan siswa pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan mengunakan model pembelajaran Tutor Sebaya akan diolah secara kualitatif dengan menggunakan lembar observasi. Pengolahan keterlaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: % Keterlaksanaan pembelajaran Keterangan: P = Jumlah Check-list (Ya) pada tahap pembelajaran N = Jumlah keseluruhan tahap pembelajaran Tabel 3.2 Kriteria keterlaksanaan pembelajaran (Nuh, 2007) Persentase rata-rata (%) Kriteria 0,00-24,90 Sangat Kurang 25,00-37,50 Kurang 37,60 62,50 Sedang 62,60 87,50 Baik 87,60 100,00 Sangat Baik